• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketentuan Mengenai Nama Domain

MEREK VS NAMA DOMAIN

2. Ketentuan Mengenai Nama Domain

Nama Domain adalah nama unik yang mewakili suatu organisasi dimana nama tersebut akan digunakan oleh pemakai internet untuk menghubungkan ke organisasi tersebut. Nama Domain mirip dengan sebuah nama jalan di dunia nyata, yang

merupakan nama varietas tanaman yang dilindungi untuk barang dan/atau jasa yang sejenis;

4. Memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manfaat, atau khasiat dari barang dan/ atau jasa yang diproduksi;

5. Tidak memiliki daya pembeda; dan / atau

6. Merupakan nama umum dan/ atau lambang milik umum.

Selanjutnya pada Pasal 21 angka 1 menentukan bahwa permohonan di tolak jika merek tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan:

a. Merek terdaftar milik pihak lain atau dimohonkan lebih dahulu oleh pihak lain untuk barang dan atau jasa sejenis;

b. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan atau jasa sejenis;

c. Indikasi Geografis yang terdaftar

Selanjutnya pada Pasal 21 angka 2 menentukan bahwa permohonan merek ditolak jika:

a. Merupakan atau menyerupai nama atau singkatan nama orang terkenal, foto, atau nama badan hokum yang dimiliki orang lain kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak;

b. Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau symbol atau emblem suatu Negara, atau lembaga nasional maupun internasional kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang; atau

c. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan oleh Negara atau lembaga pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang. Permohonan juga ditolak jika diajukan oleh pemohon yang beritikad tidak baik.

2. Ketentuan Mengenai Nama Domain

Nama Domain adalah nama unik yang mewakili suatu organisasi dimana nama tersebut akan digunakan oleh pemakai internet untuk menghubungkan ke organisasi tersebut. Nama Domain mirip dengan sebuah nama jalan di dunia nyata, yang

berfungsi untuk menghubungkan ke suatu tujuan dan lokasi dari pemilik Nama Domain tersebut. Sistem Nama Domain di rancang untuk memenuhi kebutuhan praktik. Sistem dirancang agar suatu host atau server lebih mudah diingat sehingga dibuat dalam bentuk deretan huruf bukan berupa deretan angka-angka yang lebih mudah diingat. Karena sifatnya yang unik dan penting sebagai alamat dan jati diri dari seseorang, perkumpulan, organisasi, atau badan usaha, berkeinginan menggunakan Nama Domain tersebut. Nama domain memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan merek, tetapi perlu ditegaskan bahwa Nama Domain tidak identik dengan merek karena meskipun keduanya sama-sama merupakan jati diri suatu produk barang dan jasa, atau suatu nama perusahaan atau badan hukum lainnya, tetapi memiliki sistem dan syarat-syarat pendaftaran serta pengakuan eksistensinya secara berbeda. Ketika suatu perusahaan memutuskan bahwa pihaknya ingin menciptakan website, maka hal pertama yang harus dilakukan oleh perusahaan itu adalah menentukan pilihan nama domain yang akan digunakannya.

Nama domain ini dapat dikatakan merupakan sumber daya yang langka, sehingga sengketa sering terjadi jika ada lebih dari satu perusahaan saling berebut untuk menggunakan nama domain yang sama. Setiap nama domain yang akan digunakan haruslah bersifat unik. Persoalan Nama domain telah menjadi konflik dalam Merek.

Alasan utama dari persoalan tersebut adalah kurangnya hubungan antara sistem dalam pendaftaran merek dengan sistem dalam pendaftaran nama domain. Sistem hukum merek dagang adalah sistem yang berlaku secara territorial untuk wilayah tempat pendaftarannya/wilayah yang di tunjuk, sedangkan sistem Nama Domain adalah sistem hukum yang dapat ditegakkan secara global.

Karena merek dagang itu bersifat territorial maka merek tersebut hanya dapat dilindungi dimana tempat tersebut memberlakukan daya pembeda atas barang dan jasa. Sehingga, Hukum Merek dapat mentolerir merek yang identik ataupun mirip di wilayah yang berbeda, bahkan jika merek tersebut memiliki kelas barang dan jasa yang sama. Nama Domain, dengan sebaliknya memiliki sifat dasar yang unik dan global. Menurut pendaftaran Nama Domain, hanya satu entitas di dunia yang dapat memiliki suatu hak untuk

menggunakan Nama Domain tertentu yang dapat diakses secara global. Nama Domain internet yang di akhiri dengan “com”

dikeluarkan oleh pihak swasta dengan prinsip first come first served.

Tidak ada jaminan bahwa nama domain dan merek dagang terkenal dapat di daftarkan secara bersamaan oleh pemegang merek dagang terkenal. Kurangnya pengaturan dan pengawasan mengenai Nama Domain menyebabkan berkembangnya pendaftaran Nama Domain dengan itikad buruk.9

Tidak dapat dipungkiri, kemunculan teknologi internet telah memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, seperti bagaimana mereka berkomunikasi, mengakses informasi, termasuk bagaimana mereka menjalankan bisnis atau usaha. Perkembangan teknologi yang semakin pesat juga telah memicu adanya transformasi bisnis, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi internet untuk mempromosikan dan memperjualbelikan barang atau jasa yang ditawarkan oleh orang atau perusahaan. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan membuat situs web, sehingga memudahkan para konsumen untuk mencari tahu informasi mengenai produk yang ditawarkan, bahkan untuk membeli produk tersebut.

Mengingat banyaknya informasi yang ada di internet, sebuah

“tanda pengenal” tentunya dibutuhkan untuk mengidentifikasi informasi tertentu yang berada di internet sehingga setiap orang dapat mengakses informasi tersebut di internet. Dengan demikian, nama domain memiliki peranan yang penting sebagai “tanda pengenal” di internet. Tidak mengejutkan apabila nama domain kemudian menjadi pengidentifikasi bisnis dan aset yang berharga dalam konteks dunia maya, karena nama domain dianggap memiliki

“fungsi yang sama” dengan merek yaitu sebagai “pembeda”. Hal tersebut membuka peluang bagi pihak lain untuk mengambil keuntungan dari reputasi bisnis perusahaan atau pengusaha tersebut di dunia nyata, ditambah lagi, aksesibilitas masyarakat 9

Jordan Sebastian Meliala, "Perlindungan Nama Domain dari Tindakan Pendaftaran Nama Domain dengan Itikad Buruk Berdasarkan Hukum Positif Indonesia dan Uniform Domain Name Dispute Resolution Policy," Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Feb. 2015.

menggunakan Nama Domain tertentu yang dapat diakses secara global. Nama Domain internet yang di akhiri dengan “com”

dikeluarkan oleh pihak swasta dengan prinsip first come first served.

Tidak ada jaminan bahwa nama domain dan merek dagang terkenal dapat di daftarkan secara bersamaan oleh pemegang merek dagang terkenal. Kurangnya pengaturan dan pengawasan mengenai Nama Domain menyebabkan berkembangnya pendaftaran Nama Domain dengan itikad buruk.9

Tidak dapat dipungkiri, kemunculan teknologi internet telah memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, seperti bagaimana mereka berkomunikasi, mengakses informasi, termasuk bagaimana mereka menjalankan bisnis atau usaha. Perkembangan teknologi yang semakin pesat juga telah memicu adanya transformasi bisnis, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi internet untuk mempromosikan dan memperjualbelikan barang atau jasa yang ditawarkan oleh orang atau perusahaan. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan membuat situs web, sehingga memudahkan para konsumen untuk mencari tahu informasi mengenai produk yang ditawarkan, bahkan untuk membeli produk tersebut.

Mengingat banyaknya informasi yang ada di internet, sebuah

“tanda pengenal” tentunya dibutuhkan untuk mengidentifikasi informasi tertentu yang berada di internet sehingga setiap orang dapat mengakses informasi tersebut di internet. Dengan demikian, nama domain memiliki peranan yang penting sebagai “tanda pengenal” di internet. Tidak mengejutkan apabila nama domain kemudian menjadi pengidentifikasi bisnis dan aset yang berharga dalam konteks dunia maya, karena nama domain dianggap memiliki

“fungsi yang sama” dengan merek yaitu sebagai “pembeda”. Hal tersebut membuka peluang bagi pihak lain untuk mengambil keuntungan dari reputasi bisnis perusahaan atau pengusaha tersebut di dunia nyata, ditambah lagi, aksesibilitas masyarakat 9

Jordan Sebastian Meliala, "Perlindungan Nama Domain dari Tindakan Pendaftaran Nama Domain dengan Itikad Buruk Berdasarkan Hukum Positif Indonesia dan Uniform Domain Name Dispute Resolution Policy," Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Feb. 2015.

terhadap internet yang terus meningkat, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengusaha untuk menggunakan media daring dalam proses bisnisnya.

Melihat peranan penting dari nama domain sebagai

“pengenal” atau “pembeda” di dunia maya, tidak heran apabila banyak konflik hukum yang muncul dari penggunaan nama domain, terutama untuk penggunaan secara komersial. Keunikan yang dimiliki setiap nama domain berpotensi menimbulkan konflik dengan pengusaha maupun individu yang memiliki nama yang serupa. Hal ini dikarenakan penggunaan secara komersial terhadap nama domain mengekspose disjungsi yang fundamental antara nama domain dengan pengenal di dunia nyata, yang mana orang atau badan memiliki hak atasnya.10 Nama domain adalah suatu alamat dalam jaringan internet, pada jaringan internet tersebut digunakan untuk mempermudah pengguna dan mengingat nama server yang ingin dikunjungi. Nama domain ini tidak berfungsi layaknya seperti pemerintahan dimana tidak adanya suatu kewenangan yang tersentral. Pengertian Nama domain juga telah tercantum dalam penjelasan Pasal 1 angka 20 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE yang menyebutkan bahwa: “Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet”.

Menurut pendapat Budi Raharjo, bahwa dalam penggunaan nama domain menjadi lebih intensif dan nama domain menjadi bagian dari identitas seseorang atau entitas bisnis. Hal ini secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa dalam pemakaian nama domain telah menjadi bagian dari perlengkapan komunikasi yang digunakan oleh kalangan bisnis untuk mengidentifikasikan dirinya, produknya dan segala aktivitasnya serta berfungsi sebagai media dalam transaksi bisnis perdagangan, dimana Nama domain memiliki keterikatan erat dengan merek, keterikatan ini dapat dilihat dalam

10 Ibid.

dunia bisnis atau perekonomian tepatnya perdagangan, banyak pelaku bisnis tertentu pemilik hak atas merek yang dengan sengaja memakai nama domain yang serupa dengan mereknya. Tujuan digunakannya nama domain yang serupa dengan mereknya ialah agar mempermudahkan pelanggan guna mengidentifikasi suatu website yang mereka gunakan berhubungan dangan barang yang diingikan oleh konsumen. Walaupun keduanya memiliki keterkaitan erat, namun tidak dapat dikatakan bahwa keduanya identik, keduanya memiliki sistem dan syarat-syarat pendaftaran serta pengakuan eksistensinya secara berbeda.

Nama domain dan merek di Indonesia diatur dalam peraturan yang tidak sama. Penggunaan Nama domain diatur dalam Undang-Undang ITE serta Peraturan Kominfo. Perbedaan nama domain dengan merek terdapat dalam pengertiannya yakni berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU Merek. Pada intinya merek ialah suatu indentitas yang digunakan sebagai pembeda dari suatu produk dengan produk lainnya yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan. Sedangkan, definisi dari nama domain tercantum dalam Pasal 1 angka 20 Undang-Undang ITE yang telah dipaparkan pada penjelasan sebelumnya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa nama domain sebagai alamat dalam suatu internet yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi lewat internet sedangkan merek digunakan untuk membedakan barang dan saja berupa tanda yang memiliki kemampuan untuk membedakan barang dan jasa dari jenis produk lainnya. Selain perbedaan di atas, terdapat pula perbedaan antara nama domain dengan merek yakni menggunakan asas yang berbeda. Di Indonesia merek menganut asas sistem first to file system yang dikenal dengan proses pendaftaran. Pada first to file system ini didasarkan pada pendaftaran pertama. Asas first to file tercantum dalam Pasal 3 Undang-Undang Merek yang menyebutkan: “Hak atas Merek diperoleh setelah Merek tersebut terdaftar”. Yang dimaksud adalah melakukan permohonan melalui proses pemeriksaan yang telah ditentukan, melakukan proses pemeriksaan substantif, melakukan proses pengumuman dan mendapatkan persetujuan dari Direktur Jendral agar dapat diterbitkannya seterfikat merek tersebut. Hal ini

dunia bisnis atau perekonomian tepatnya perdagangan, banyak pelaku bisnis tertentu pemilik hak atas merek yang dengan sengaja memakai nama domain yang serupa dengan mereknya. Tujuan digunakannya nama domain yang serupa dengan mereknya ialah agar mempermudahkan pelanggan guna mengidentifikasi suatu website yang mereka gunakan berhubungan dangan barang yang diingikan oleh konsumen. Walaupun keduanya memiliki keterkaitan erat, namun tidak dapat dikatakan bahwa keduanya identik, keduanya memiliki sistem dan syarat-syarat pendaftaran serta pengakuan eksistensinya secara berbeda.

Nama domain dan merek di Indonesia diatur dalam peraturan yang tidak sama. Penggunaan Nama domain diatur dalam Undang-Undang ITE serta Peraturan Kominfo. Perbedaan nama domain dengan merek terdapat dalam pengertiannya yakni berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU Merek. Pada intinya merek ialah suatu indentitas yang digunakan sebagai pembeda dari suatu produk dengan produk lainnya yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan. Sedangkan, definisi dari nama domain tercantum dalam Pasal 1 angka 20 Undang-Undang ITE yang telah dipaparkan pada penjelasan sebelumnya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa nama domain sebagai alamat dalam suatu internet yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi lewat internet sedangkan merek digunakan untuk membedakan barang dan saja berupa tanda yang memiliki kemampuan untuk membedakan barang dan jasa dari jenis produk lainnya. Selain perbedaan di atas, terdapat pula perbedaan antara nama domain dengan merek yakni menggunakan asas yang berbeda. Di Indonesia merek menganut asas sistem first to file system yang dikenal dengan proses pendaftaran. Pada first to file system ini didasarkan pada pendaftaran pertama. Asas first to file tercantum dalam Pasal 3 Undang-Undang Merek yang menyebutkan: “Hak atas Merek diperoleh setelah Merek tersebut terdaftar”. Yang dimaksud adalah melakukan permohonan melalui proses pemeriksaan yang telah ditentukan, melakukan proses pemeriksaan substantif, melakukan proses pengumuman dan mendapatkan persetujuan dari Direktur Jendral agar dapat diterbitkannya seterfikat merek tersebut. Hal ini

menunjukan bahwa hak atas merek merupakan hak eksklusif, yang perlindungan terhadap hak atas merek yang dilindungi hanyalah merek yang sudah terdaftar dan merupakan pengakuan atas pembenaran akan hak atas merek seseorang, dengan dibuktikan melalui sertifikat pendaftaran merek sehingga dapat memperoleh perlindungan hukum sesuai tercantum dalam Pasal 1 angka 5 UU Merek. Sedangkan pada nama domain memaki asas first come first serve. Mengenai asas tersebut tercantum pada penjelasan Pasal 23 ayat (1) UUITE, yang menyatakan “Nama Domain berupa alamat atau jati diri yang perolehannya didasarkan pada prinsip pendaftaran pertama (first come first serve). Perlu diketahui dalam pendaftaran pertama tersebut dalam ketentuan nama domain dengan merek atau dalam bidang Kekayaan Intelektual berbeda. Hal ini dikarenakan dalam ketentuan pendaftaran pertama, nama domain tidak diperlukan pemeriksan substantif, sebagaimana dalam ketentuan pendaftaran pertama merek dan paten yang salah satu ketentuannya harus melakukan pemeriksaan substantif. Nama domain dengan merek merupakan salah satu tujuan bisnis yang dimana akan saling bersinggungan karena akan timbulnya beraneka macam kepentingan. Akibat meluasnya penggunaan jaringan internet di bidang perekonomian, dapat menimbulkan pengaruh terhadap perlindungan merek. Salah satunya apabila nama domain digunakan sebagai merek dagang, nama suatu perusahaan, barang dan jasa tanpa adanya izin dari pemilik hak aslinya.11

Nama domain memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan merek, tetapi perlu ditegaskan bahwa Nama Domain tidak identik dengan merek karena meskipun keduanya sama-sama merupakan jati diri suatu produk barang dan jasa, atau suatu nama perusahaan atau badan hukum lainnya tetapi memiliki sistem dan syarat-syarat pendaftaran serta pengakuan eksistensinya secara berbeda.

Perbedaan tersebut kurang lebih dapat digambarkan sebagai

11 Ni Komang Lugra Mega Triayuni Dewi dan Nyoman A. Martana, Perlindungan Hukum Terhadap Pendaftaran Merek Nama Domain Dalam Tindakan Cybersquatting di Indonesia,” Kertha Wicara: Jurnal Ilmu Hukum 8, no. 12 (2019): 1-15. URL:

https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/view/50657

berikut:12

Merek Nama Domain

Eksistensinya adalah berfungsi sebagaidaya pembeda dalam lingkup perindustrian dan perdagangan.

Eksistensinya adalah sebagai alamat dan nama dalam system jaringan komputerisasi dan telekomunikasi.

Asasnya ada yang menganut firstto filed dan ada yang menganut first to used.

Asasnya adalah berlaku universal yakni first come first served.

Harus ada pemeriksaan substantif.

Tidak ada pemeriksaan substantif.

Sepanjang tidak diberikan lisensi oleh yang berhak, maka penggunaan merek adalah pelanggaran.

Sepanjang tidak dapat dibuktikan beritikad tidak baik, maka perolehan nama domain bukanlah suatu tindakan yang melawan hukum.

Berdasarkan uraian tentang Merek dan Nama Domain di atas dapat dikatakan bahwa terdapat berbagai perbedaan mendasar antara merek dan nama domain seperti diuraikan pada tabel di atas, sehingga dapat disimpulkan perbedaan antara merek dengan domain name antara lain: Pertama, dilihat dari fungsinya Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 menyebutkan bahwa fungsi merek adalah untuk mengidentifikasi suatu produk barang dan/atau jasa dalam lingkup kegiatan perdagangan. Sedangkan nama domain itu sendiri berfungsi untuk mengidentifikasi komputer dan/atau server yang saling terhubung dalam internet; tidak terbatas penggunaanya hanya dalam suatu lingkup kegiatan tertentu. Kedua, dalam pendatarannya merek dan nama domain mempunyai syarat dan sistem pendaftaran yang berbeda. Dalam Merek sistem pendaftarannya menggunakan sistem konstitutif dan mengenai uji substantif (pasal 18-20 UU Merek) digunakan untuk 12

Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2003), hlm. 291.

berikut:12

Merek Nama Domain

Eksistensinya adalah berfungsi sebagaidaya pembeda dalam lingkup perindustrian dan perdagangan.

Eksistensinya adalah sebagai alamat dan nama dalam system jaringan komputerisasi dan telekomunikasi.

Asasnya ada yang menganut firstto filed dan ada yang menganut first to used.

Asasnya adalah berlaku universal yakni first come first served.

Harus ada pemeriksaan substantif.

Tidak ada pemeriksaan substantif.

Sepanjang tidak diberikan lisensi oleh yang berhak, maka penggunaan merek adalah pelanggaran.

Sepanjang tidak dapat dibuktikan beritikad tidak baik, maka perolehan nama domain bukanlah suatu tindakan yang melawan hukum.

Berdasarkan uraian tentang Merek dan Nama Domain di atas dapat dikatakan bahwa terdapat berbagai perbedaan mendasar antara merek dan nama domain seperti diuraikan pada tabel di atas, sehingga dapat disimpulkan perbedaan antara merek dengan domain name antara lain: Pertama, dilihat dari fungsinya Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 menyebutkan bahwa fungsi merek adalah untuk mengidentifikasi suatu produk barang dan/atau jasa dalam lingkup kegiatan perdagangan. Sedangkan nama domain itu sendiri berfungsi untuk mengidentifikasi komputer dan/atau server yang saling terhubung dalam internet; tidak terbatas penggunaanya hanya dalam suatu lingkup kegiatan tertentu. Kedua, dalam pendatarannya merek dan nama domain mempunyai syarat dan sistem pendaftaran yang berbeda. Dalam Merek sistem pendaftarannya menggunakan sistem konstitutif dan mengenai uji substantif (pasal 18-20 UU Merek) digunakan untuk 12

Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2003), hlm. 291.

melihat adanya persamaan pada pokoknya sebagai syarat validitas pendaftaran (pasal 6 ayat (1) huruf a UU Merek). Sedangkan dalam syarat dan sistem pendaftaran dalam nama domain harus berdasarkan prinsip first come first served system dan dalam pendaftarannnya ada yang mengenal uji substantif sebagai syarat validitas pendaftaran, akan tetapi ada juga yang tidak menggunakan uji substantif. Ketiga, dalam eksistensinya merek dan nama domain juga memiliki perbedaan. Merek memiliki eksistensi sebagai tanda yang diletakkan pada suatu produk barang dan/atau jasa. Tanda yang dimaksud dapat berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut. Berbeda dengan eksistensi yang dimiliki oleh nama domain, yaitu sebagai alamat dari suatu komputer yang berupa susunan angka yang unik misalnya 152.118.79.118.13

Jurnal

Dewi, Ni Komang Lugra Mega Triayuni; Martana, Nyoman A.

Perlindungan Hukum Terhadap Pendaftaran Merek Nama Domain Dalam Tindakan Cybersquatting di Indonesia.” Kertha Wicara: Jurnal Ilmu Hukum 8, no. 12 (2019): 1-15. URL:

https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthawicara/article/view /50657

Khairandy, Ridwan. “Perlindungan Hukum Merek Terkenal di Indonesia.” Jurnal Hukum Ius Quia Iustum 6, no. 12 (1999):68- 79.

Marwiyah, Siti. “Perlindungan Hukum Atas Merek Terkenal.” De Jure Jurnal Syariah dan Hukum 2, no. 1 (Juni 2010).

Meliala, Jordan Sebastian. "Perlindungan Nama Domain dari Tindakan Pendaftaran Nama Domain dengan Itikad Buruk Berdasarkan Hukum Positif Indonesia dan Uniform Domain Name Dispute Resolution Policy." Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Feb. 2015.

13 Ahmad M. Ramli, Tasya Safiranita Ramli, Ferry Gunawan, Hukum Telematika (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka), hlm. 41.

Yanto, Oksidelfa. “Tinjauan Yuridis UU No 15 Tahun 2001 tentang Merek: Sisi Lain Kelemahan Sistem First to File dalam Perlindungan Hukum atas Merek Sebagai Bagian Dari Hak Kekayaan Intelektual,” Jurnal Hukum Adil 3, no. 1 (2012). DOI:

https://doi.org/10.33476/ajl.v3i1.833

Buku

Djumhana, Muhammad dan Djubaedillah, R. Hak Kekayaan Intelektual Teori dan Prakteknya di Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997.

Lindsey, Tim.; Damian, Eddy; But, Simon,; Utomo, Tomi Suryo. Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar. Bandung: Asian Law Group Pty Ltd dan PT Alumni, 2002.

Makarim, Edmon. Kompilasi Hukum Telematika. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2003.

Ramli, Ahmad M.; Ramli, Tasya Safiranita; Gunawan, Ferry. Hukum Telematika. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Artikel Web

Faiz Rahman, “Korelasi Merek dengan Nama Domain dalam Perspektif Hukum Indonesia,” Pandi. https://ppnd.pandi.id diakses 24 Juni 2022.