Bagan 2. Alur Penelitian Tindakan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi melalui Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan
A. Temuan Penelitian
2) Tingkat Keterampilan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi Indikator 2 (memberikan pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca)
2) Tingkat Keterampilan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi Indikator 2
Kamarku berukuran cukup besar dibandingkan dengan kamar kakakku yang nomor dua. Kamarku berbentuk pesergi panjang. Warna cat kamarku adalah abu-abu yang dikombinasikan dengan cat warna putih. Lantai kamarku terbuat dari keramik yang berbentuk kotak-kotak (persegi empat) bewarna putih.
Pintu masuk kamarku bewarna coklat muda. Jika dari arah pintu msuk, tempat tidurku menghadap ke timur. Alas kasurku bewarna hitam dan dikombinasikan dengan warna putih. Tempat tidurku cukup besar. Di sebelah barat terlihat meja belajarku yang bewarna coklat muda. Di atas meja belajarku tersusun beberapa buku, seperti buku pelajaran, buku cerita (komik), dan koran bola karena aku menyukai bola.
Kamarku termasuk kamar yang tidak rapi jika dibandingkan dengan kamar kakakku, apalagi saat aku berangkat ke sekolah. Setelah bangun tidur aku jarang membersihkan atau merapikan tempat tidurku, sehingga alas kasur serta selimut terlihat berantakan. Di samping itu, sepulang sekolah kebiasaanku paling buruk adalah tidak meletakkan sepatuku pada tempatnya, sehingga terlihat berantakan.
Di belakang pintu masuk kamarku, terlihat beberapa pakaian kotor yang aku gantungkan di sana. Tidak hanya itu, di kamarku tepatnya di sebelah barat terdapat jendela kamarku. Jendela kamarku memiliki pentilasi, dimana pentilasi ini biasanya aku gunakan untuk menggantungkan pakaian yang telah aku pakai. Setelah itu, di kamarku terutama di atas kasurku terlihat tas yang tidak aku letakkan pada tempatnya, sehingga membuat suasana di kamarku tidak rapi. Aku juga sering meletakkan gitar yang tidak aku gantungkan dengan baik, sehingga terlihat berantakan.
Sepulang sekolah, aku juga sering tidak menggantungkan seragam sekolahku.
Kadang aku letakkan saja di atas kasur, sehingga terlihat sangat berantakan.
Dengan keadaan kamar seperti itu, jika pada malam hari nyamuk sering bertebangan di kamarku. Kadang-kadang juga tercium bau yang kurang mengenakkan hidungku.
Kalau keadaan kamarku seperti ini, biasanya aku hdupkan kipas angin untuk menghilangkan baunya serta memberantas nyamuk.
Berdasarkan karangan deskripsi tersebut, dapat dilihat bahwa keterampilan siswa memberikan pengaruh sensitivitas (indikator 2) pada siklus I sudah cukup baik.
Sampel sudah mampu memberikan pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi dari karangan yang objek kamar tersebut, mulai dari bentuk kamar berupa warna dan lantai kamarnya dan keadaan kamar yang berantakan. Misalnya, kalimat ”Aku jarang membersihkan atau merapikan tempat tidurku, sehingga alas kasur serta selimut
terlihat berantakan. Di samping itu, sepulang sekolah kebiasaanku paling buruk adalah tidak meletakkan sepatuku pada tempatnya, sehingga terlihat berantakan”.
Pada kalimat tersebut terlihat bahwa siswa sudah mampu membentuk imajinasi pembaca serta mempengaruhi pembaca dengan tulisan tersebut, sehingga pembaca berimajinasi melalui karangan yang ditulis itu. Kemudian, pada paragraf berikutnya, juga terlihat pengaruh sensitivitas yang dipaparkan siswa, yakni ”Sepulang sekolah, aku juga sering tidak menggantungkan seragam sekolahku. Kadang aku letakkan saja di atas kasur, sehingga terlihat sangat berantakan. Dengan keadaan kamar seperti itu, jika pada malam hari nyamuk sering bertebangan di kamarku. Kadang- kadang juga tercium bau yang kurang mengenakkan hidungku”. Berdasarkan kalimat tersebut terlihat bahwa siswa sudah mampu memberikan pengaruh sensitivitas, sehingga pembaca dapat berimajinasi mengenai kebiasaan siswa tersebut yang tidak rapi, sehingga keadaan kamarnya berantakkan. Berdasarkan hal tersebut, terlihat siswa sudah mampu memberikan pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca dengan baik.
Sehubungan dengan penjelasan tersebut, pada siklus I untuk indikator 2 ini, siswa tidak ada yang memperoleh nilai yang mendekati rata-rata 70,9. Adapun nilai yang diperoleh siswa pada indikator 2 yaitu 40, 60, dan 80. Atas dasar itulah, peneliti menyajikan contoh karangan deskripsi yang ditulis siswa pada sampel 08 yang memperoleh skor 20 (nilai 80).
Setelah tingkat penguasaan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui pendekatan kontekstual komponen pemodelan siswa kelas X-1 SMA N 1 Enam Lingkung diketahui, langkah selanjutnya adalah menafsirkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa berdasarkan rata-rata hitung (M). Untuk keperluan data lampiran 10 dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi berikut.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Keterampilan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi Indikator 2 (memberikan pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca)
X F FX
100 - -
80 19 1520
60 13 780
40 1 40
20 - -
Jumlah 33 ∑ FX = 2340
M =2340 = 70,9 33
Dari data dalam tabel 6 dapat diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 70,9.
Berdasarkan rata-rata hitung (M) yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis karangan deskripsi melalui pendekatan kontekstual komponen pemodelan siswa kelas X-1 SMA N 1 Enam Lingkung untuk indikator 2 (tulisan yang memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca) berada pada kualifikasi lebih dari cukup berada pada rentang 66-75% pada skala 10.
Setelah diketahui rata-rata hitung (M) dalam menulis karangan deskripsi seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan tingkat keterampilan menulis karangan deskripsi melalui
pendekatan kontekstual komponen pemodelan siswa kelas X-1 SMA N 1 Enam Lingkung untuk indikator 2 (tulisan yang memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca) berdasarkan skala 10 dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu: (1) kualifikasi sempurna (SP) tidak ada, (2) kualifikasi baik (B) berjumlah 19 orang (57,6%), (3) kualifikasi cukup (C) berjumlah 13 orang (39,4%), (4) kualifikasi kurang (K) berjumlah 1 orang (3,0%), dan (5) kualifikasi buruk (Br) tidak ada. Untuk lebih jelasnya pengelompokan tingkat keterampilan menulis karangan deskripsi melalui pendekatan kontekstual komponen pemodelan siswa kelas X-1 SMA N 1 Enam Lingkung untuk indikator 2 (tulisan yang memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Klasifikasi Tingkat Ketrampilan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi Indikator 2 (memberikan pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca)
Kualifikasi Tingkat Penguasaan Nilai Frekuensi Persentase
Sempurna (SP) 96-100% 100 - -
Baik (B) 76-85% 80 19 57,6%
Cukup (C) 56-65% 60 13 39,4%
Kurang (K) 36-45% 40 1 3,0%
Buruk (Br) 16-25% 20 - -
Jumlah 33 100%
3) Tingkat Keterampilan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi Indikator