• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Perempuan Saat Hamil

Dalam dokumen KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR′AN (Halaman 103-109)

DAN PROSES KELAHIRAN

D. Kondisi Perempuan Saat Hamil

Gambar 2

Gambar sperma pada saat memancar

Di bawah ini terdapat gambar yang menunjukkan momen terpenting babak awal sejarah anak manusia.

Gambar 3

Upaya penetrasi sel sperma menembus dinding ovum

Kehamilan dan Proses Kelahiran 69

dokter atau bidan, baik menyangkut kesehatan dirinya maupun janinnya, terutama jika dirasakan ada sesuatu yang aneh.

Yang jelas, setiap ibu hamil pasti mengalami kondisi yang sangat berat yang hanya bisa dirasakan oleh yang bersangkutan saja. Dalam hal ini, Al-Qur’an menyatakan:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.

(Luqman/31: 14)

Ayat ini pada mulanya mengandung perintah atau wasiat agar senantiasa berbuat baik, dalam maknanya yang luas, kepada kedua orang tua, khususnya ibu. Demikian ini, karena ibulah yang mengandung dan melahirkannya. Ibulah yang secara langsung mengalami kondisi sulit selama mengandung dan melahirkan. Penggunaan kata al-birr menunjukkan bahwa perbuatan baik kepada kedua orang tua bisa dalam bentuk apa saja, dan inilah bentuk syukur yang dikehendaki oleh ayat di atas.

Kondisi fisik yang dialami oleh ibu hamil sebagaimana ditunjukkan oleh term wahn, dengan semua derivatnya disebutkan sebanyak sembilan kali, mengandung makna berat, capek, lemah, atau kondisi lemah karena tenaganya tidak

mampu menanggung beban yang sangat berat. Artinya, setiap perempuan yang hamil akan menanggung beban berat karena janin yang ada di dalam perutnya dan kondisi fisiknya cepat lemah karena makanannya harus dibagi antara dirinya dan janinnya, bahkan, kondisi ini akan semakin berat ketika kandungannya semakin besar. Dalam ayat yang lain juga dinyatakan:

Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdo’a, "Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai;

dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada

Kehamilan dan Proses Kelahiran 71

anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim." (al-Ahqaf /46: 15)

Kata kurh adalah bentuk masdar dari kariha yakrahu, begitu juga lafal karh, yang makna asalnya adalah da‘f (lemah). Ada juga yang memahami kata kurh atau karh dengan masyaqqah (berat).

Sementara ulama juga ada yang membedakan kedua term tersebut, karh dan kurh. Jika berbentuk karh berarti

(kesulitan yang menimpa seseorang karena sesuatu yang berada di luar dirinya yang dibebankan kepadanya).

Sementara kurh berarti (kesulitan yang menimpa seseorang karena sesuatu dari dalam dirinya sendiri).

Kata kurh atau karh juga berarti sesuatu yang tidak disukai.

Artinya, seorang perempuan ketika hamil, ia akan membawa terus menerus janin yang ada di dalam kandungannya, sehingga kondisinya sangat kecapaian. Kondisi inilah yang sebenarnya tidak disukai oleh setiap ibu hamil dan bukan kehamilannya itu sendiri yang tidak ia sukai.

Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka seorang ibu hamil, suka atau tidak suka, akan mengalami kondisi lemah secara fisik karena janin yang dikandung, baik pada bulan- bulan pertama, yang biasanya ditandai dengan mual-mual sehingga kondisi fisiknya lemah; maupun pada bulan-bulan akhir, yaitu ketika janin dalam kandungannya sudah semakin besar, sehingga ia mudah lelah dan capek. Di antara kondisi yang seringkali terjadi pada ibu hamil, antara lain:

1. Muntah dan mual

Untuk ibu hamil kondisi ini biasanya dikenal dengan

‘mual di pagi hari’, namun rasa mual bisa muncul kapan saja. Bahkan, ada yang mual terus menerus sepanjang hari sampai-sampai tidak ada yang tersisa sedikit pun di dalam perutnya. Kondisi ini biasanya dialami ibu hamil sampai memasuki bulan ke-3 atau ke-4. Di antara cara untuk mengatasinya adalah:

a. Minum seduhan jahe

b. Makan dengan porsi yang sedikit tetapi sering c. Hindari makanan berlemak atau susah dicerna 2. Panas dalam atau gangguan pencernaan

Kondisi ini biasanya dialami ibu-ibu hamil pada akhir masa kehamilan atau mendekati kelahiran, ketika habis makan atau sedang berbaring. Di antara cara mengatasinya:

a. Jangan makan banyak sekaligus

b. Hindari makanan yang bebumbu atau berminyak c. Banyak minum air putih

d. Tidurlah dengan posisi kepala lebih tinggi 3. Cairan keluar dari vagina

Cairan ini biasanya disebut keputihan, dan bagi perempuan hamil kondisi semacam ini dianggap normal, meski melebihi biasanya. Kecuali jika dirasakan gatal, panas, atau cairan itu berbau busuk, maka harus diperiksakan sebab bisa jadi ada infeksi di genital.

Kehamilan dan Proses Kelahiran 73

4. Varises

Varises adalah pembengkakan pembuluh darah di betis dan sekitar vagina. Pembuluh yang bengkak ini kelihatan berwarna kebiruan. Ini disebabkan oleh berat beban bayi yang ada di dalam kandungan. Di antara cara mengatasinya:

a. Usahakan jangan berdiri terlalu lama. Bila sedang duduk usahakan menaruh kaki di bangku atau meja sesering mungkin

b. Berjalan-jalan setiap hari 5. Kram di kaki

Betis atau kaki perempuan hamil seringkali mengalami kram, khususnya di malam hari. Kram di kaki bisa disebabkan oleh kekurangan kalsium.

Di samping hal-hal yang bersifat fisik, seorang ibu hamil secara psikis biasanya juga mudah tersinggung dan sensitif, apalagi pada kehamilan yang pertama atau kehamilan yang tidak dikehendaki. Di sinilah, diperlukan peran aktif dari orang-orang yang ada di sekitarnya, khususnya suami, misalnya dengan memberikan perhatian, berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh si istri, dan lain-lain, terutama pada bulan-bulan terakhir menjelang kelahiran.

Sebab, sekuat apa pun seorang perempuan dalam menghadapi proses persalinan, ia pasti merasa tegang dan diliputi rasa ketakutan, baik menyangkut dirinya maupun kesehatan janinnya.

Dalam dokumen KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR′AN (Halaman 103-109)