VIII. Kegiatan dan Prospek Usaha Perseroan
15. Program Revitalisasi dan Ekspansi
Untuk tahun yang berakhir Untuk periode enam bulan yang pada tanggal 31 Desember berakhir pada tanggal 30 Juni
2007 2008 2009 2009 2010
(%)
PT Pertamina 65,0 52,0 63,0 63,0 60,0
PT PGN 35,0 48,0 37,0 37,0 40,0
Jumlah 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Pada tahun 2009, kegiatan operasional Perseroan mengkonsumsi sekitar 1.692,7 juta kWh daya listrik, dimana 697,6 juta kWh daya listrik tersebut berasal dari pembangkit listrik yang dioperasikan oleh anak perusahaan Perseroan, KDL. Sedangkan sebagian besar daya listrik yang digunakan oleh Perseroan berasal dari perusahaan penyedia listrik milik Pemerintah, PT Perusahaan Listrik Negara.
Tabel di bawah ini menyajikan persentase listrik yang digunakan Perseroan dalam kegiatan produksi yang disuplai oleh PT PLN dan KDL untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2007, 2008 dan 2009 dan periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2009 dan 2010.
Untuk tahun yang berakhir Untuk periode enam bulan yang pada tanggal 31 Desember berakhir pada tanggal 30 Juni
2007 2008 2009 2009 2010
(%)
PT PLN 54,0 50,0 41,2 54,3 22,4
PT KDL 46,0 50,0 58,8 45,7 77,6
Jumlah 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Perseroan juga membutuhkan pasokan air dalam jumlah yang besar untuk proses produksi baja, yang digunakan sebagai sarana pelarut, katalis dan pembersih. Air juga digunakan untuk mendinginkan baja, membersihkan kotoran, membantu proses pemanasan, distribusi listrik dan pencampuran zat cair lainnya.
Perseroan memperoleh pasokan air dari anak perusahaan Perseroan, KTI.
Pada tanggal 2 Oktober 2010, Perseroan untuk sementara waktu menghentikan operasi pabrik baja lembaran canai panas dalam rangka persiapan revitalisasi pabrik baja lembaran canai panas Perseroan.
Pada awalnya, Perseroan mengharapkan bahwa pabrik baja lembaran canai panas akan beroperasi kembali pada minggu pertama bulan November 2010. Namun demikian, dikarenakan adanya penundaan datangnya peralatan yang dibutuhkan untuk proyek revitalisasi pabrik baja lembaran canai panas, saat ini Perseroan melakukan memperkirakan bahwa pabrik baja lembaran canai panas akan beriperasi kembali pada minggu kedua November 2010. Perseroan meyakini bahwa penundaan ini akan menurunkan produksi dan volume penjualan HRC dan CRC kurang lebih sejumlah 30.000 metrik ton selama bulan November 2010. Dalam melaksanakan proram revitalisasi dan ekspansi Perseroan, penghentian semacam ini mungkin dapat terjadi pada fasilitas operasi Perseroan lainnya yang dapat berpengaruh terhadap fasilitas produksi tersebut dan volumen penjualan Perseroan.
Revitalisasi Fasilitas Produksi Yang Sudah Ada
Saat ini, Perseroan tengah melakukan revitalisasi pada fasilitas produksi terutama pada pabrik reduksi langsung (direct reduction), pabrik slab baja (slab steel) dan pabrik baja lembaran canai panas (hot stripmill) dengan tujuan untuk menaikkan tingkat reliabilitas dan efisiensi, menurunkan biaya produksi dan meningkatkan kapasitas produksi. Perseroan juga sedang melakukan modernisasi fasilitas produksi dengan melakukan pembaruan pada peralatan yang sudah usang, instalasi sistem kontrol dan pengawasan baru pada pabrik reduksi langsung, pabrik slab baja dan pabrik baja lembaran canai panas serta memperbaharui sistem-sistem terkait kegiatan produksi seperti sistem pendinginan. Dengan penerapan teknologi dan peralatan modern pada fasilitas produksi, Perseroan merencanakan untuk meningkatkan penggunaan oksigen pada proses pembuatan besi yang pada akhirnya dapat mengurangi penggunaan gas alam yang berharga lebih mahal daripada oksigen. Perseroan merencanakan untuk menggunakan daya listrik yang lebih rendah dalam proses peleburan EAF karena kandungan karbon yang lebih tinggi pada besi dalam proses produksi di fasilitas pabrik besi spons.
Pekerjaan fabrikasi juga sedang dilakukan di dalam fasilitas pabrik reduksi langsung, dimana pekerjaan tersebut direncanakan dapat diselesaikan pada tahun 2012. Setelah penyelesaian pekerjaan tersebut, Perseroan memperkirakan dapat meningkatkan produksi spons besi dari 1.500.000 metrik ton menjadi 1.740.000 metrik ton per tahun pada tahun 2012. Perseroan menandatangani kontrak EPC untuk modernisasi pabrik slab baja pada April 2010. Setelah penyelesaian proyek modernisasi tersebut, diperkirakan produksi slab baja Perseroan meningkat dari 1.800.000 metrik ton menjadi 2.100.000 metriik ton per tahun pada tahun 2012. Perseroan telah menandatangani kontrak EPC untuk modernisasi fasilitas produksi yang direncanakan untuk dapat diselesaikan pada bulan November 2010. Perseroan berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi hot strip mill dari 2.000.000 metrik ton per tahun menjadi 2.400.000 metrik ton per tahun pada tahun 2011.
Perseroan memperkirakan proyeksi biaya untuk program revitalisasi adalah sebesar Rp2.087 miliar, dimana pada tanggal 30 Juni 2010, nilai tercatat aset dalam penyelesaian sehubungan dengan program revitalisasi adalah sebesar Rp636,0 miliar. Perseroan merencanakan untuk menggunakan pendanaan penuh melalui skema pinjaman export credit agency dalam program revitalisasi tersebut.
Proyek Ekspansi Pembuatan Besi (Ironmaking)
Sejak tahun 2005, Perseroan telah melakukan riset tentang kemungkinan penggunaan bijih besi lokal dan batubara sebagai bahan baku dalam produksi baja lokal yang ditujukan untuk membantu pengembangan industri baja domestik. Kegiatan riset Perseroan tersebut difokuskan di Kalimantan Selatan yang memiliki cadangan bijih besi dan batubara dalam jumlah besar. Sehubungan dengan hal ini, pada tanggal 9 Juni 2008, Perseroan telah membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Perusahaan patungan tersebut adalah PT Meratus Jaya Iron & Steel (PT MJIS), untuk tujuan pengembangan dan pembangunan fasilitas produksi besi di Kalimantan Selatan. Pada tanggal 30 Juni 2010, Perseroan memegang 66,0% kepemilikan saham.
Fasilitas baru pembuatan besi Perseroan direncanakan untuk menggunakan bijih besi dan batubara lokal sebagai bahan baku dalam proses produksi. Perseroan tengah membangun fasilitas pembuatan besi di Kalimantan Selatan yang diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2011. Dengan beroperasinya fasilitas tersebut, Perseroan memperkirakan akan terjadi penurunan ketergantungan penggunaan pelet bijih besi sebesar 15%. Fasilitas tersebut direncakan untuk memiliki kapasitas produksi sebesar 315.000 metrik ton produk. Proyeksi biaya untuk fasilitas tersebut adalah sebesar Rp1.376 miliar, dimana Perseroan telah menginvestasikan sebesar Rp551,0 miliar sampai dengan tanggal 30 Juni 2010. Perseroan telah mendanai proyek tersebut melalui kredit perbankan dalam negeri.
Pabrik Tanur Tinggi Baru dan Modernisasi Pembuatan Baja
Perseroan melakukan proses tender untuk pengembangan dan pembangunan pabrik tanur tinggi dan modernisasi SSP sejak bulan Agustus 2009, guna meningkatkan efisiensi biaya pada fasilitas pembuatan baja. Perseroan berencana untuk meningkatkan produksi pada fasilitas pembuatan besi menjadi 1,2 juta metrik ton per tahun sejalan dengan pembangunan unit tanur tinggi baru yang direncanakan akan selesai pada tahun 2013.
Pabrik Tanur tinggi baru tersebut akan melengkapi pabrik reduksi langsung berbasis gas yang sudah dimiliki Perseroan. Hal ini mendukung Perseroan dalam mendiversifikasi bahan bakar yang digunakan dalam fasilitas pembuatan besi. Saat ini fasilitas pembuatan besi Perseroan sangat bergantung kepada penggunaan gas alam, dimana hal tersebut juga mengurangi penggunaan scrap impor secara signifikan pada operasional pembuatan baja Perseroan.
Total proyeksi biaya untuk proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp3.397 miliar, yang akan didanai melalui pinjaman credit export agency.
Eskpansi Pabrik Baja lembaran Canai Panas
Setelah program revitalisasi selesai dilaksanakan, Perseroan berencana untuk melakukan program ekspansi lebih lanjut guna meningkatkan kapasitas produksi pabrik baja lembaran canai panas dari 2.400.000 metrik ton per tahun menjadi 3.500.000 metrik ton per tahun. Perseroan saat ini dalam tahap penyelesaian studi kelayakan untuk proyek ini dan telah menerima penawaran awal dari para pemasok perlengkapan untuk proyek ini. Direncanakan proyek ekspansi pabrik baja lembaran canai panas dimulai pada tahun 2011 dan diselesaikan pada tahun 2013. Proyeksi biaya untuk proyek tersebut saat ini adalah sekitar Rp1.299 miliar yang akan dibiayai oleh dana hasil Penawaran Umum. Perseroan berencana untuk terus mengembangkan pabrik baja lembaran canai panas dengan 1.000.000 metrik ton baja per tahun yang dihasilkan dari PT KRAKATAU POSCO.
Pengembangan Pelabuhan, Pembangkit Tenaga Listrik dan Suplai Air
Untuk mendukung kompleks tanur tinggi, Perseroan berencana untuk mengembangkan fasilitas pelabuhan, pembangkit tenaga listrik, dan pasokan air. Perseroan berencana untuk menambah 2 (dua) unit crane, memodernisasi conveyor system, yang diperkirakan selesai pada tahun 2012. Perseroan berencana untuk meningkatkan kapasitas bongkar muat di pelabuhan Perseroan dari 10.000.000 metrik ton menjadi 14.400.000 metrik ton. Proyeksi total biaya untuk pengembangan pelabuhan Perseroan akan mencapai Rp1.276 miliar dimana Perseroan telah menginvestasikan dana sebesar Rp9,9 miliar sedangkan sisanya diperoleh dari pinjaman perbankan dalam negeri dan dana yang berasal dari Penawaran Umum.
Perseroan berencana untuk mengembangkan dan membangun fasilitas pembangkit tenaga listrik berteknologi Combined Cycle Coal dengan kapasitas sebesar 120 MW, dimana proses tender untuk proyek tersebut sudah dimulai. Diperkirakan pembangkit tenaga listrik tersebut dapat beroperasi penuh pada 2013. Perseroan memperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk proyek tersebut mencapai Rp1.733 miliar yang akan dibiayai melalui pinjaman export credit agency dan dana hasil Penawaran Umum.
Dengan diselesaikannya pembangkit listrik, Perseroan akan dapat meningkatkan listrik yang dihasilkan dari 400 MW per tahun menjadi 580 MW per tahun.
Perseroan juga telah menyelesaikan studi pra-kelayakan terkait pengembangan dan ekspansi fasilitas penjernihan air. Perseroan berencana untuk memulai proses tender pada tahun 2010 dan menyelesaikan proyek pengembangan fasilitas suplai air tersebut pada tahun 2014. Estimasi total biaya untuk proyek tersebut adalah sebesar Rp239 miliar, yang akan dibiayai melalui pinjaman perbankan dalam negeri.dan dana sendiri. Dengan diselesaikannya fasilitas air tersebut, Perseroan akan dapat meningkatkan suplai air yang dihasilkan dari 1.350 liter per detik menjadi 1.850 liter per detik.
Pembentukan Perusahaan Patungan dengan POSCO
Pada tanggal 4 Agustus 2010, Perseroan mengadakan perjanjian kerjasama dengan POSCO, sebuah perseroan terbatas yang berdiri dibawah hukum Korea Selatan, yang mencakup diantaranya pengembangan, konstruksi, operasi dan pengelolaan pabrik baja terpadu yang akan dibangun di Kawasan Industri Cilegon, Indonesia, serta penjualan dan ekspor produk baja yang dihasilkan dari pabrik paja terpadu dari perusahaan patungan tersebut. Pabrik baja terpadu direncanakan akan menghasilkan kapasitas produksi tahunan sekitar 6.000.000 metrik ton secara keseluruhan yang rencananya akan diselesaikan dalam dua tahap. Dengan selesainya Tahap 1 pada tahun 2013, Perseroan memperkirakan bahwa pabrik baja terpadu akan dapat menghasilkan kapasitas produksi sebesar 3.000.000 metrik ton slab baja per tahun dimana sebagian dari jumlah itu rencananya akan digunakan sebagai bahan baku dalam pabrik baja lembaran canai panas Perseroan dan sebagian lagi untuk diekspor dari Indonesia. Biaya perkiraan untuk pengembangan dan konstruksi fasilitas produksi Tahap 1 adalah sebesar USD2.660 juta.
Perusahaan patungan ini rencananya akan didanai dari modal yang berasal dari POSCO dan Perseroan kurang lebih sekitar USD931 juta serta pendanaan eketernal sebesar sekitar USD1.729 juta. Kontribusi modal awal Perseroan untuk fasilitas Tahap 1 diperkirakan mencapai USD287,1 juta dalam bentuk 388 hektar tanah untuk pabrik baja terpadu termasuk biaya penyiapan lahan. Selama pelaksanaan Tahap 2, Perseroan merencanakan perusahaan patungan untuk membangun fasilitas tambahan dalam rangka meningkatkan kapsitas produksi dari pabrik baja terpadu sekitar 3.000.000 metrik ton per tahun yang bergantung pada penyelesaian studi kelayakan dan pelaksanaan rencana investasi akhir. Sebagai hasil joint venture agreement, pada tanggal 27 September 2010 telah didirikan perusahaan patungan yang bernama PT KRAKATAU POSCO.
Pada awalnya POSCO akan memperoleh kepemilikan saham PT KRAKATAU POSCO sebesar 70%
dimana Perseroan akan memiliki kepemilikan awal sebesar 30% sisanya. Berdasarkan perjanjian usaha patungan dengan POSCO, Perseroan kemudian akan meningkatkan kepemilikannya di perusahaan patungan tersebut dengan membeli 15% saham POSCO dalam perusahaan patungan satu tahun setelah penerbitan final acceptance certificate oleh perusahaan patungan untuk fasilitas Tahap 1. Perseroan merencanakan produksi di fasilitasTahap 1 akan dimulai pada tahun 2014. Sesuai dengan perjanjian usaha patungan, Perseroan dapat menggunakan hingga 1.000.000 metrik ton slab baja per tahun yang akan digunakan sebagai bahan baku selama 10 tahun sejak operasi komersial fasilitas Tahap 1 dimulai sesuai dengan pengaturan sebagai berikut: (i) 50% dari jumlah tersebut pada tahun pertama produksi komersial, (ii) 70% dari jumlah tersebut pada tahun kedua produksi komersial dan (iii) 100% dari jumlah tersebut pada tahun ketiga produksi komersial hingga sepuluh tahun kedepan. Perseroan berencana untuk menggunakan bahan baku yang diperoleh tersebut dalam pabrik baja lembaran canai panas.
Perusahaan patungan tersebut akan memproduksi dan menjual pelat baja di dalam dan di luar Indonesia sesuai dengan rencana pemasaran yang disetujui antara POSCO dan Perseroan yang diperkirakan akan berfokus pada pemenuhan kebutuhan pasar domestik untuk pelat baja yang lebih luas dan dalam.
Kedepannya, Perseroan berharap dapat mengadakan berbagai perjanjian lainnya untuk perusahaan patungan, termasuk perjanjian pengambilalihan slab baja, perjanjian pembagian fasilitas pelabuhan, perjanjian suplai listrik, perjanjian mengenai suplai air dan perjanjian jasa pendukung umum. Dengan demikian, berdasarkan perjanjian yang ada, paling lambat tanggal 4 Januari 2011, Perseroan harus mengirimkan sertifikat dan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai bukti kepemilikan Perseroan atas tanah seluas 388 hektar untuk pabrik baja terpadu di Cilegon, termasuk 66,5 Ha tanah di Kubangsari, yang saat ini sedang dalam perkara.
Ringkasan mengenai PT KRAKATAU POSCO adalah sebagai berikut:
a. Nama perusahaan : PT KRAKATAU POSCO b. Pihak pendiri : Perseroan dan POSCO c. Kegiatan usaha perusahaan
1. Pengembangan, rekayasa, pembiayaan, konstruksi, kepemilikan, pengoperasian dan pemeliharaan pabrik baja terpadu dan struktur dan fasilitas yang terkait yang akan berlokasi di Cilegon dengan kapasitas tahunan mencapai 6 juta ton yang akan dibangun dalam 2 tahap.
2. Penjualan dan ekspor produk baja yang diproses dan diproduksi di pabrik.
3. Pengadaan bahan baku mentah dan sub bahan baku baja yang diproduksi di pabrik.
4. Penjualan dan ekspor produk turunan dan pengolahan limbah yang dihasilkan pabrik.
5. Penandatanganan dan pelaksanaan perjanjian proyek dan perjanjian pembiayaan.
6. Kegiatan lainnya yang diperlukan atau layak dalam melakukan kegiatan kegiatan diatas.
d. Persentase kepemilikan yang akan dilakukan Perseroan.
e. Persentase kepemilikan awal Perseroan adalah 30% dan POSCO 70%. Satu tahun setelah final acceptance certificate, persentase kepemilikan Perseroan akan dinaikkan menjadi 45% dan POSCO akan menjadi 55%.
f. Para pemegang saham PT KRAKATAU POSCO, yakni Perseroan dan POSCO adalah pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan Afiliasi.
g. Alasan Perseroan mendirikan perusahaan patungan, adalah sebagai berikut :
1. Menangkap peluang usaha pasar pelat baja yang pada saat ini masih belum dapat dipenuhi dan akan terus tumbuh di masa yang akan dating.
2. Mempertahankan posisi perusahaan sebagai produsen utama untuk baja lembaran.
3. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui investasi yang kompetitif.
4. Meningkatkan pertumbuhan usaha Krakatau Steel Group mengingat peran anak perusahaan yang sangat besar di dalam pembangunan fasilitas produksi perusahaan patungan.
5. Mendapatkan transfer of knowledge dari partner yang merupakan salah satu perusahaan baja terbaik di dunia.
Jaminan Kualitas Produk dan Keselamatan Kerja (Quality Assurance and Safety)
Perseroan berfokus untuk menjaga kualitas produk dan memastikan keselamatan serta keamanan fasilitas produksi. Perseroan secara rutin melakukan test pada tahapan produksi besi, baja dan proses rolling mill dan pabrik baja section, pabrik baja tulangan dan pabrik pipa baja untuk memastikan kualitas produk. Perseroan telah mengembangkan teknologi dan proses untuk menjamin konsistensi kualitas produk Perseroan.
Jumlah produk yang diterima oleh pelanggan adalah sebagai berikut:
(dalam persen) Untuk Tahun yang berakhir Untuk tahun yang
tanggal 31 Desember berakhir pada tanggal 30 Juni
2005 2006 2007 2008 2009 2009 2010
HRC/P 99,2 99,6 99,1 99,8 99,7 99,5 99,3
CRC/S 97,5 98,1 98,4 99,7 99,7 99,2 99,1
Wire Rod 99,8 99,9 99,7 99,9 99,9 99,7 99,9
Section 99,8 99,8 99,8 99,5 99,6 99,4 99,5
REBAR 99,99 99,99 100,0 99,99 99,98 99,96 99,9
Pipes 99,99 99,99 99,97 99,98 99,90 100 99,97
Perseroan telah menerima sertifikasi nasional dan internasional yang mengakui produk Perseroan maupun kemampuan Perseroan dalam menghasilkan produk baja berkualitas tinggi. Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa akreditasi yang telah diterima Perseroan untuk berbagai produk dan sistem manajemen Perseroan.
akreditasi Produk aplikasi
JIS G 3101/G 3106/G3136 Rolled steels for general structure/ welded structure / building structure JIS G 3131 Hot rolled mill steel plate, sheet and strip / General Structure / Welded
Structure
JIS G 3141 Cold rolled carbon steel sheet and strips
JIS G 3503/G 3505 Wire rods for core wire of covered electrode/low carbon steel wire rods; keduanya berlaku hingga 9 November 2011
Lloyd Register Hot rolled products of structural steels, thickness up to 25mm, valid until January 8, 2013
Germanischer Lloyd Hot rolled hull structural steel plates and coils, Grade GL-A, GL-B, thickness up to 25mm,valid until April 30, 2011
CE marking Hot rolled product of structural steel
Det Norske Veritas Steel making and rolled steel products, grade NV-A, thickness up to 25mm, berlaku hinggaDecember 31, 2010
Nippon Kaiji Kyokai Rolled Steel for hull
ABS Ordinary and high strength hull structural steel plate
akreditasi Sistem manajemen aplikasi
ISO 14001 : 2004 Environmental management system, berlaku hingga 8 Juli 2013
ISO 17025 : 2005 Calibration and testing laboratory
ISO 9001: 2008 Quality management system, berlaku hingga 8 Juli 2013
Military Worthiness Requirement Design development, production, trading and customer technical services armor steel plates
OHSAS 18001 2007 and SMK3 berlaku hingga 4 Mei 2013 Occupational health and safety management system
Indonesian Quality Award Quality management system, penilaian tahun 2009 berdasarkan Malcolm Baldridge Criteria for Performance Excellence
Perseroan telah mengimplementasikan berbagai inisiatif keselamatan kerja sebagai bagian dari komitmen Perseroan terhadap keselamatan dan keamanan para karyawan.
Inisiatif Keselamatan Kerja Implementasi
Kursus keselamatan kerja internal Diwajibkan untuk karyawan baru Program latihan keselamatan kerja tahunan Dilakukan secara internal tiap tahun Serifikasi rutin untuk operator pabrik dan keselamatan
kerja internal Diwajibkan untuk karyawan terkait dan dilaksanakan secara reguler
Inspeksi rutin Dilaksanakan di tingkat internal secara reguler
Program “Bulan K3” Dilakukan setiap tahun dalam bentuk kompetisi antar unit usaha guna meningkatkan kesadaran karyawan akan keselamatan kerja
Inspeksi random Dilakukan secara random
Analisa keselamatan kerja Identifikasi dan verifikasi implementasi keselamatan kerja Pembentukan sub-organisasi P2K3 2 (dua) level organisasi yang dibentuk di tingkat perusahaan dan
unit usaha
Tim tanggap darurat Tim tanggap darurat dibentuk di tingkat perusahaan dan unit usaha
Pada tanggal 4 Mei 2010, Perseroan menerima penghargaan “Zero-accident Award” dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai pengakuan atas prestasi Perseroan yang telah mencapai 9.186.546 jam kerja tanpa kecelakaan.