• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISIKO USAHA

Dalam dokumen ERAA laporan keuangan tahunan (Halaman 84-106)

PT ERAJAYA SWASEMBADA Tbk

VI. RISIKO USAHA

Calon investor harus mempertimbangkan dengan seksama faktor-faktor risiko berikut serta informasi lain di Prospektus ini sebelum melakukan investasi dalam saham Perseroan. Risiko-Risiko yang dijelaskan di bawah ini bukan satu-satunya yang dapat berdampak pada Grup Erajaya atau harga sahamnya.

Risiko tambahan yang pada saat ini tidak diketahui oleh Grup Erajaya atau tidak dianggap material juga dapat menganggu bisnis, hasil usaha, kondisi keuangan dan prospek Grup Erajaya.

A. Risiko terkait bisnis Grup Erajaya dan industri terkait.

1. Ketergantungan pada prinsipal merek untuk sebagian besar produk yang didistribusikan atau diritelkan oleh Perseroan. Setiap keputusan yang dibuat oleh prinsipal merek, untuk menghentikan atau mengubah secara material klausul dalam kontrak kerja sama distribusi, atau mengubah strategi penjualan dapat memiliki dampak negatif yang material terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Grup Erajaya.

Pendapatan dan laba kotor utama Grup Erajaya terutama berasal dari penjualan produk komunikasi selular dan produk operator jaringan. Penjualan tersebut dilakukan melalui kegiatan usaha distribusi Grup Erajaya kepada reseller pihak ketiga dan melalui toko-toko ritel Grup Erajaya. Secara pro forma, penjualan tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebesar 88,6% dan 85,4%

yang berasal dari penjualan produk komunikasi selular dalam segmen telepon selular Grup Erajaya.

Sebagian besar dari penjualan Grup Erajaya sebelum akuisisi Grup TAM adalah produk Nokia.

Walaupun saat ini Grup Erajaya terus memperluas portofolio merek, melalui kesepakatan baru, dengan prinsipal merek baru, dan dengan mengakuisisi Grup TAM. Tidak ada kepastian bahwa ketergantungan terhadap satu prinsipal merek tidak akan timbul dimasa yang akan datang.

Grup Erajaya telah mengadakan perjanjian dengan pemasok utamanya, dimana sebagian besar perjanjian kerjasama tersebut tidak eksklusif. Perjanjian distribusi dengan prinsipal merek yang paling biasanya hanya mencakup periode tertentu dan dengan opsi pembaharuan oleh kedua belah pihak. Tidak ada jaminan bahwa setiap prinsipal merek akan memperbaharui perjanjian dengan Grup Erajaya atau pembaharuan dari perjanjian distribusi tersebut akan memiliki ketentuan yang sama dengan perjanjian sebelumnya. Kegagalan untuk memperbaharui atau modifikasi pada ketentuan perjanjian dapat berdampak negatif terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek Grup Erajaya. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa pemasok utama tidak akan menunjuk distributor tambahan lain untuk mendistribusikan produk yang sama di pasar yang sama dengan Grup Erajaya di masa depan, hal ini berpotensi mengurangi penjualan dan pangsa pasar Grup Erajaya.

Grup Erajaya juga memiliki perjanjian eksklusif dengan Nokia untuk wilayah geografis yang telah ditentukan. Wilayah yang mencakup daerah yang mempunyai jangkauan jaringan operator yang telah berkembang baik atau jangkauan jaringan operator masih berkembang. Secara pro forma, pendapatan dari perjanjian eksklusif adalah sebesar 59,1% dan 39,0% dari total penjualan bersih Grup Erajaya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011. Jika Nokia memutuskan untuk mengakhiri, tidak memperbaharui, atau secara material mengubah perjanjian eksklusif tersebut, Grup Erajaya dapat mengalami kerugian, yang berdampak negatif terhadap kondisi keuangan dan hasil usahanya.

Setiap perubahan yang telah disebut sebelumnya mengenai hubungan antara Grup Erajaya dengan prinsipalnya, serta perubahan dalam strategi oleh prinsipal, atau reputasi dari merek mereka, dapat berdampak negatif terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek dari Grup Erajaya. Ketergantungan Grup Erajaya pada produk dan sistem pendukung yang dikembangkan oleh prinsipal merek produk komunikasi selularnya memberikan risiko kepada Grup Erajaya jika salah satu dari prinsipal merek tersebut berhenti mengembangkan produk yang menarik bagi pasar produk komunikasi selular atau gagal untuk menyediakan layanan pendukung yang handal atas

produknya. Kegagalan prinsipal merek untuk menyesuaikan dengan perubahan permintaan pasar dan menyediakan produk yang kompetitif dapat berdampak negatif terhadap posisi keuangan dan hasil usaha Grup Erajaya dimana permintaan produk yang didistribusikan dan diritelkan Grup Erajaya dapat menurun.

2. Setiap keputusan dari prinsipal merek produk komunikasi selular dan operator jaringan di Indonesia untuk menghentikan atau mengurangi tingkat pengalihdayaan (outsourcing) bisnis mereka dapat berdampak negatif secara material terhadap bisnis, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Grup Erajaya.

Prinsipal produk komunikasi selular bermerek dan operator jaringan di Indonesia secara historis telah mengalihdayakan sebagian aspek dari bisnis mereka, seperti distribusi, layanan perbaikan, dan layanan aktivasi kepada pihak ketiga, seperti Grup Erajaya dan kompetitornya. Keputusan oleh prinsipal dari alat komunikasi selular dan operator jaringan untuk melakukan layanan ini sendiri, atau perubahan dalam konsentrasi industri, persaingan, regulasi, teknologi, atau tingkat layanan untuk pelanggan Grup Erajaya dapat mengurangi ketergantungan pengguna industri selular terhadap layanan (outsourcing) yang disediakan oleh Grup Erajaya dan dapat berdampak negatif terhadap bisnis, keuangan, hasil usaha dan prospek Grup Erajaya.

3. Kemungkinan adanya ketidakmampuan bagi Grup Erajaya untuk mendapatkan produk- produk yang kompetitif dengan tepat waktu

Grup Erajaya umumnya membeli produk sesuai dengan pemesanan pembelian yang biasanya dilakukan secara mingguan. Ada kalanya penjatahan yang diminta Grup Erajaya hanya dipenuhi sebagian oleh prinsipal merek terutama, namun tidak terbatas pada, periode dimana, pasokan internasional terbatas atau pada saat permintaan meningkat. Secara historis, periode peningkatan permintaan terjadi ketika masa Ramadhan dan musim liburan Natal. Selain itu, ketika suatu produk baru diperkenalkan ke pasar, terutama untuk smartphone dan tablets tertentu, Grup Erajaya tidak selalu mampu mendapatkan jumlah pengiriman sesuai dengan permintaan yang diajukan.

Ketidakmampuan Grup Erajaya untuk mendapatkan alokasi produk yang cukup atas produk dengan tingkat permintaan yang tinggi dapat berdampak negatif terhadap laba kotor Grup Erajaya, terutama untuk kasus smartphone dan tablets dimana produk tersebut umumnya menghasilkan marjin laba yang lebih tinggi.

Bisnis Grup Erajaya tergantung pada pengembangan terus menerus atas produk yang kompetitif dari prinsipal merek produk selular dan penerimaan pasokan yang cukup atas produk yang mereka jual dari prinsipal merek tersebut.

4. Pelemahan kondisi ekonomi atau permintaan dari konsumen dapat berdampak negatif terhadap hasil keuangan Grup Erajaya

Melemahnya kondisi ekonomi dapat berdampak negatif yang signifikan pada kemampuan belanja konsumen, terutama keleluasaan belanja untuk produk-produk komunikasi selular, yang kemudian secara langsung akan mempengaruhi penjualan Grup Erajaya. Kepercayaan konsumen, tren resesi dan tren inflasi, ketersediaan kredit konsumen (termasuk pendanaan dan paket pembayaran untuk pembelian produk komunikasi selular), suku bunga, kemampuan daya beli, dan tingkat pengangguran juga dapat mempengaruhi permintaan konsumen dan tingkat penjualan. Pelemahan dari kondisi ekonomi yang disebut sebelumnya dapat berdampak negatif terhadap hasil keuangan Grup Erajaya, termasuk penjualan neto dan profitabilitas Grup Erajaya.

5. Fluktuasi nilai Rupiah dapat berdampak material dan negatif terhadap kondisi keuangan dan hasil usaha Grup Erajaya.

Mata uang yang dipergunakan umumnya adalah Rupiah. Beberapa akun dari beban operasi dan penjualan neto Grup Erajaya secara substansial adalah dalam Rupiah, namun pembelian

yang digunakan oleh Grup Erajaya mengacu pada nilai tukar Dolar Amerika Serikat tertentu, Grup Erajaya mungkin tidak dapat dengan segera dan sepenuhnya meneruskan efek apresiasi Dolar Amerika Serikat kepada pelanggan, yang dapat berdampak negatif dan material terhadap bisnis, usaha dan prospek Grup Erajaya. Perubahan nilai tukar telah mempengaruhi dan dapat terus mempengaruhi hasil usaha dan arus kas Grup Erajaya. Secara khusus, apresiasi berkelanjutan dan signifikan dari Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah dapat berefek negatif pada Grup Erajaya.

Secara pro forma, untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2011, sebagian besar dari pembelian Grup Erajaya adalah dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Pada periode yang sama, seluruh penjualan Grup Erajaya adalah dalam mata uang Rupiah. Walaupun nilai tukar Rupiah telah sangat meningkat dalam waktu 3 tahun belakangan ini, dari terendah sekitar Rp12.400 untuk setiap satu Dolar Amerika Serikat pada tahun 2008 menjadi Rp8.597 per dolar Amerika Serikat pada tanggal 30 Juni 2011, Rupiah tetap mengalami volatilitas yang signifikan. Tidak ada jaminan bahwa Rupiah tidak akan terdepresiasi atau terus mengalami volatilitas, bahwa kebijakan nilai tukar saat ini tidak berubah, atau Pemerintah Indonesia dapat/mampu bertindak apabila diperlukan untuk menstabillisasi, mempertahankan atau menaikkan nilai tukar Rupiah dan juga tidak ada jaminan Pemerintah tidak akan mendevaluasi Rupiah atau apabila tindakan tersebut dilakukan akan berhasil.

6. Penurunan atau perubahan tingkat pertumbuhan industri komunikasi selular, atau perubahan dalam dinamika industri komunikasi selular, terutama dalam pola pergantian telepon selular para pelanggan dapat berdampak negatif yang material terhadap hasil keuangan Grup Erajaya.

Perubahan dalam industri komunikasi seluar dapat memiliki dampak negatif yang material terhadap hasil usaha dan kondisi keuangan Grup Erajaya. Sebagai contoh, pertumbuhan dalam industri komunikasi nirkabel didukung oleh peningkatan jaringan, ekspansi jangkauan jaringan dan pengenalan teknologi telepon selular baru secara historis mempunyai efek yang sesuai pada penjualan Grup Erajaya. Hal ini terutama dengan kasus smartphone dan modem USB, dimana permintaan untuk produk tersebut tumbuh sesuai dengan peningkatan kemampuan kapasitas data.

Setiap adanya pelambatan atas peningkatan jaringan, pertumbuhan jangkauan jaringan, tidak adanya teknologi baru, atau kurangnya minat konsumen dalam mengadopsi teknologi baru, dapat menyebabkan pertumbuhan yang lebih lambat atau penurunan profitabilitas industri komunikasi selular, serta keseluruhan profitabilitas Grup Erajaya.

Porsi yang signifikan dari bisnis Grup Erajaya berasal dari pemilik telepon selular yang secara berkala mengganti telepon selular yang mereka miliki. Telepon selular biasanya diganti oleh pemiliknya rata-rata dalam waktu 8 bulan di Indonesia. Setiap perubahan pada pola-pola tersebut yang menghasilkan pengurangan frekuensi tren penggantian ponsel di Indonesia akan berdampak negatif terhadap jumlah penjualan Grup Erajaya dan dapat menyebabkan efek negatif yang material terhadap hasil usaha atau posisi keuangan Grup Erajaya.

7. Grup Erajaya menghadapi risiko dan ketidakpastian terkait dengan akuisisi Grup TAM yang baru dilakukan dan setiap akuisisi di masa depan yang merupakan bagian dari strategi pertumbuhan.

Pada bulan Agustus 2011, Grup Erajaya telah menyelesaikan akuisisi atas Grup TAM, yang mana berdampak memperluas portofolio merek dan basis pendapatan Grup Erajaya. Berdasarkan struktur transaksi yang ada, apabila ada masalah yang timbul mengenai kinerja Grup TAM setelah akuisisi, maka Grup Erajaya memiliki keterbatasan untuk meminta perlindungan atau klaim balik kepada pemilik lama Grup TAM. Selain itu, Grup Erajaya tidak menutup kemungkinan untuk berkembang dengan melakukan akuisisi di masa depan. Grup Erajaya menghadapi risiko yang signifikan berkaitan dengan Grup TAM dan akuisisi lainnya, termasuk risiko bahwa Grup Erajaya mungkin tidak dapat berhasil mengintegrasikan bisnis ini ke dalam bisnis yang sudah ada. Integrasi tersebut akan memerlukan dedikasi manajemen dan sumber daya keuangan yang seharusnya tersedia untuk perkembangan usaha Grup Erajaya yang sudah ada. Selain itu, manfaat yang diharapkan dari setiap akuisisi mungkin tidak dapat dicapai sesuai dengan waktu yang diharapkan atau bahkan

tidak tercapai sama sekali. Setiap faktor tersebut dapat memiliki dampak negatif yang material terhadap bisnis, kondisi keuangan atau hasil usaha Grup Erajaya

8. Pengembangan teknologi yang cepat dan perubahan preferensi konsumen terhadap industri komunikasi selular global dapat berdampak negatif yang material terhadap bisnis Grup Erajaya, apabila Grup Erajaya tidak dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan tersebut.

Teknologi yang berkaitan dengan produk komunikasi selular berkembang dengan cepat dan menyebabkan produk menjadi cepat ketinggalan jaman dan mempunyai siklus hidup yang singkat.

Grup Erajaya perlu mengantisipasi pengembangan teknologi masa depan dan mengindentifikasi, memperoleh dan memasarkan produk baru secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan industri dan keinginan konsumen yang terus menerus berubah. Kompetitor atau produsen dari perangkat selular juga mungkin memasarkan produk dan layanan yang dipandang atau telah mempunyai keunggulan nyata atas produk yang ditawarkan Grup Erajaya. Hal tersebut dapat membuat produk atau servis dari Grup Erajaya menjadi ketinggalan jaman dan kurang dapat dipasarkan.

9. Ketidakmampuan Grup Erajaya untuk secara efektif mengelola tingkat persediaan, terutama kelebihan ataupun kurangnya jumlah persediaan, dapat berdampak negatif yang material terhadap hasil usaha dan kondisi keuangan.

Grup Erajaya mendapatkan sebagian besar produk komunikasi selularnya dari luar negeri, dimana tingkat persediaan produknya bergantung pada beberapa faktor yang sebagian berada diluar kontrol Grup Erajaya. Faktor-faktor ini, yang termasuk diantaranya kemajuan teknologi, turunnya tingkat belanja konsumen, dan ketidak tertarikan konsumen akan produk yang Grup Erajaya tawarkan, dapat menyebabkan kelebihan tingkat persediaan terhadap beberapa produk tertentu.

Selain itu, Grup Erajaya mungkin tidak secara tepat menilai siklus hidup produk yang menyebabkan kelebihan persediaan. Untuk mengurangi kelebihan persediaan tersebut, Grup Erajaya mungkin harus menurunkan harga jual, dan hal ini dapat berdampak negatif yang material terhadap hasil usaha dan kondisi keuangan Grup Erajaya.

Grup Erajaya telah terus menerus melakukan investasi modal kerja yang signifikan sebanding dengan perkembangan industri dan keinginan konsumen, termasuk diantaranya mempertahankan tingkat persediaan produk yang populer yang dipercayai dibutuhkan berdasarkan kondisi pasar saat ini. Investasi pada produk tertentu menempati sebagian dari ruang gudang Grup Erajaya yang terbatas, sehingga membatasi kemampuan Grup Erajaya untuk mempertahankan persediaan yang memadai dari produk lainnya yang diritelkan ataupun didistribusikan. Tidak ada jaminan bahwa tingkat persediaan seperti ini akan sesuai dengan permintaan pasar, dimana dapat memberikan dampak negatif terhadap hasil usaha dan posisi keuangan Grup Erajaya.

Selain itu, Grup Erajaya mungkin tidak mempunyai tingkat persediaan yang mencukupi untuk sejumlah barang tertentu dikarenakan faktor-faktor seperti permintaan tinggi yang tak terduga untuk produk tersebut, ketidak tersediaannya produk dari penjual, keterlambatan impor, kerusuhan tenaga kerja, pengiriman yang tidak tepat waktu, atau terganggunya sistem transportasi internasional, nasional ataupun regional. Efek dari terjadinya salah satu dari faktor-faktor tersebut di atas pada pasokan persediaan Grup Erajaya dapat memberikan dampak negatif yang material terhadap hasil usaha dan kondisi keuangan Grup Erajaya.

10. Grup Erajaya menghadapi persaingan dari peritel pasar gelap dan peritel barang-barang palsu.

Peritel pasar gelap mendapatkan barang secara tidak sah melalui cara yang berbeda yang memungkinkan mereka untuk menawarkan produk yang sama dengan yang didistribusikan oleh Grup Erajaya, sering dengan harga yang lebih rendah dari harga yang Grup Erajaya bayar ke

mereka tidak didapat langsung dari prinsipal merek. Dalam keadaan tertentu, peritel tersebut mungkin menjual produk curian atau produk palsu. Ini semua tidak hanya menyebabkan peritel tidak resmi mempunyai keunggulan kompetitif atas Grup Erajaya, tetapi juga berpotensi merugikan nilai merek yang didistribusikan dan dijual secara ritel oleh Grup Erajaya sehingga memiliki dampak negatif yang material terhadap penjualan dan reputasi Grup Erajaya.

11. Hasil usaha Grup Erajaya bervariasi secara signifikan dari periode ke periode dan mengikuti fluktuasi musiman dalam pola pembelian.

Hasil usaha Grup Erajaya dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor musiman. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan pendapatan Grup Erajaya dan hasil usaha berfluktuasi secara triwulanan. Fluktuasi ini akibat dari beberapa faktor, termasuk, namun tidak terbatas pada:

• waktu musim liburan, terutama ketika Ramadhan dan musim liburan Natal;

• waktu pengenalan produk baru oleh prinsipal merek dan pesaing Grup Erajaya;

• pola pembelian pelanggan;

• kondisi ekonomi secara umum dan;

• ketersediaan produk dan harga.

Grup Erajaya memperkirakan volume penjualan akan menurun terjadi pada semester pertama setiap tahunnya dan meningkat pada semester kedua sehubungan dengan Ramadhan dan Natal yang terjadi pada semester kedua tiap tahunnya. Ramadhan jatuh lebih cepat setiap tahunnya, dan oleh karena itu kuartal dimana terjadi peningkatan volume penjualan Grup Erajaya yang berkaitan dengan Ramadhan berubah seiring waktu. Grup Erajaya juga mengalami peningkatan permintaan untuk beberapa produk tertentu pada saat pengenalan produk ke pasar oleh prinsipal merek terutama produk smartphone. Hasil usaha Grup Erajaya dapat terus berfluktuasi secara signifikan di masa depan. Selain itu, konsentrasi permintaan selama periode tersebut membatasi kapasitas rantai pasokan (supply chain) dan mempertinggi akibat dari kegagalan di setiap fase di dalam rantai pasokan (supply chain) atau gangguan lain pada bisnis, yang dapat berdampak negatif terhadap kondisi keuangan dan hasil usaha Grup Erajaya.

12. Rantai distribusi Grup Erajaya sangat bergantung pada infrastruktur yang terbatas pada titik-titik pasokan tertentu, yang dapat menyebabkan gangguan.

Grup Erajaya menyalurkan semua persediaan melalui gudang pusat di Jakarta dan titik distribusi sebagaimana diperlukan ke seluruh jaringan distribusi mereka. Produk yang diimpor oleh Grup Erajaya, yang mencakup sebagian besar dari produk seluruh produk komunikasi selular yang dijual Grup Erajaya, didatangkan tertutama melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta atau melalui Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Gangguan apapun terhadap kemampuan penanganan kargo atau fasilitas pada titik impor atau gangguan di gudang pusat di Jakarta, seperti tapi tidak hanya terbatas pada kebakaran, banjir, perselisihan perburuhan, kerusuhan sipil dan masalah akses infrastruktur, dapat menyebabkan gangguan dalam rantai pasokan, dimana Grup Erajaya sangat bergantung untuk tetap dapat memenuhi permintaan pelanggan sehingga dapat berdampak negatif dan material terhadap bisnis, kondisi keuangan atau hasil usaha Grup Erajaya.

13. Ketergantungan Grup Erajaya pada impor menimbulkan risiko berkaitan dengan kepabeanan dan yang terkait dengan bea impor dan pajak.

Barang yang dijual Grup Erajaya selama enam bulan yang berakhir 30 Juni 2011 hampir seluruhnya merupakan barang impor. Pada umumnya, Grup Erajaya bertanggung jawab untuk memastikan bahwa produk-produk yang telah dipesan dari prinsipal merek utama di luar negeri akan bisa melewati kepabeanan. Grup Erajaya mengalihdayakan (outsource) proses tersebut kepada pihak ketiga (clearance agent). Ketergantungan Grup Erajaya pada pasokan produk yang dapat diandalkan untuk memenuhi permintaan pelanggan dan mempertahankan persediaan yang cukup, mengakibatkan keterlambatan apapun dalam urusan cukai dapat mengganggu rantai pasokan dan akhirnya dapat berpengaruh pada penjualan Grup Erajaya. Selain itu, walaupun untuk sementara waktu produk yang diimpor Grup Erajaya tidak dibebani bea masuk atau pajak yang tinggi, hal

ini tidak menjamin bahwa di masa yang akan datang produk impor tersebut tidak akan dikenakan bea atau pajak yang tinggi yang bisa mengakibatkan kenaikan biaya barang persediaan Grup Erajaya. Peningkatan bea masuk atau pajak tersebut dapat mempengaruhi marjin penjualan Grup Erajaya menjadi lebih rendah, atau Grup Erajaya terpaksa menjual dengan harga lebih tinggi yang berpotensi mengurangi permintaan pasar akan produk Grup Erajaya. Hal ini dapat secara negatif mempengaruhi bisnis, kondisi keuangan atau hasil usaha Grup Erajaya.

14. Usaha dari grup Erajaya bersifat padat karya dan Grup Erajaya bergantung pada pekerja alihdaya (outsource) dalam beberapa bagian operasi penjualan ritelnya.

Operasi Grup Erajaya bersifat padat karya dan kemampuan Grup Erajaya untuk mempertahankan personil yang berkualitas dan berpengetahuan adalah kunci keberhasilan bagi ritel Grup Erajaya.

Pada 30 Juni 2011, Grup Erajaya memiliki sekitar 2.783 karyawan (tidak termasuk manajemen Perseroan), yang terdiri dari 1.563 karyawan tetap, 356 karyawan kontrak dan 864 tenaga outsourcing yang disediakan oleh satu perusahaan penyedia tenaga kerja. Tenaga outsourcing tersebut terutama dipekerjakan sebagai tenaga penjualan di toko ritel Grup Erajaya. Grup Erajaya mendapat kesulitan terutama dalam menemukan, merekrut dan mempertahankan karyawan berkualitas di luar pusat perkotaan besar dan di daerah yang kurang padat penduduknya di Indonesia di mana Grup Erajaya beroperasi. Kegagalan untuk menarik minat, melatih dan mempertahankan personil untuk toko ritel Grup Erajaya dapat berdampak negatif terhadap bisnis Grup Erajaya, karena bagian dari model operasional bisnis Grup Erajaya untuk toko retail mereka adalah dengan menyediakan staf penjualan dengan pengetahuan tentang produk yang ditawarkan dan mampu membantu konfigurasi awal setiap perangkat yang dijual kepada pelanggan. Selain itu, pekerja alihdaya (outsource) Grup Erajaya mungkin tidak memiliki tingkat komitmen yang sama atau motivasi yang sama dengan karyawan tetap Grup Erajaya dalam melakukan pengembangan merek dan keberhasilan Grup Erajaya secara keseluruhan. Pekerja alihdaya (outsource) Grup Erajaya melakukan fungsi penjualan dan karena itu memiliki akses front line ke pelanggan. Akses tersebut membuka risiko rusaknya merek dan reputasi Grup Erajaya, apabila tenaga kerja alihdaya tersebut gagal memenuhi harapan pelanggan, dan hal ini dapat berdampak negatif terhadap bisnis, kondisi keuangan dan prospek Grup Erajaya.

Perselisihan tenaga kerja yang dapat menyebabkan aksi mogok, penghentian kerja atau gangguan tenaga kerja dan keterlambatan operasional yang terjadi oleh karenanya dapat berdampak negatif terhadap bisnis, kondisi keuangan dan hasil usaha Grup Erajaya. Walaupun Grup Erajaya belum mengalami perselisihan tenaga kerja yang signifikan beberapa tahun belakangan ini, perselisihan tenaga kerja adalah hal yang lumrah atau umum di Indonesia, dan Grup Erajaya tidak dapat menjamin bahwa perselisihan tersebut tidak akan timbul di masa depan.

15. Kehilangan personil inti tertentu atau ketidakmampuan menarik minat, melatih, mempertahankan dan memotivasi karyawan yang berkualitas, juga dapat mengganggu operasi usaha dan bisnis Grup Erajaya.

Bisnis Grup Erajaya bergantung pada kemampuan untuk menarik dan mempertahankan personil yang berkualitas tinggi pada manajemen senior dan teknologi informasi. Karena industri ritel di Indonesia bersifat relatif baru dan dinamis, jumlah personil manajemen berpengalaman dan berkualifikasi di industri ini terbatas. Grup Erajaya bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain untuk personil tersebut, dan tidak dapat menjamin investor bahwa mereka dapat atau mempertahankan karyawan yang berkualitas tersebut. Grup Erajaya sangat tergantung pada manajemen senior untuk keahlian mereka dalam industri untuk operasional, perencanaan masa depan dan eksekusi strategi bisnis. Kehilangan salah satu dari manajemen senior atau personil kunci teknologi informasi dapat berdampak negatif yang material terhadap bisnis, kondisi keuangan dan hasil usaha Grup Erajaya.

Dalam dokumen ERAA laporan keuangan tahunan (Halaman 84-106)