• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanah Virtual Sebagai Aset Digital

Dalam dokumen MUHAMAD IZAZI NURJAMAN TESIS (3) (Halaman 130-138)

ةرجاىف

G. Konsep Operasional Metaverse dan Perangkat Pendukungnya 1. Metaverse dan Sistem Operasionalnya

3. Tanah Virtual Sebagai Aset Digital

Tanah Virtual menjadi salah satu real estate virtual di metaverse. Sehingga dapat dimonetisasi oleh pemiliknya sebagaimana telah dipaparkan di atas yaitu cara memonetisasi tanah virtual sebagai real estate virtual adalah dengan menjual atau

165 Alexander Sugiharto dan Muhammad Yusuf Musa. Blockchain dan Cryptocurrency dalam Perspektif Hukum di Indonesia dan Dunia. Jakarta: Perkumpulan Kajian Hukum Terdesentralisasi Indonesia Legal Study for Kripto Asset and Blockchain, 2020), 7.

166 Ade Chandra Nugraha, “Penerapan Teknologi Blockchain dalam Lingkungan Pendidikan”, Jurnal Produktif, V 4 No 1 (2020): 302-307.

108

menyewakannya. Selain itu juga, tanah virtual dapat dibangun dalam berbagai bentuk sesuai dengan keinginan pemiliknya. Bangunan itu pun dapat menjadi objek dalam bisnis properti virtual.

Transaksi digital dapat dimonetisasi melalui Non-Fungible Token (NFT). NFT merupakan aset digital yang dimiliki oleh individu atau kelompok yang sebagian besarnya menggunakan teknologi blockchain untuk merekam atau mencatat transaksi di dalamnya.167 NFT juga dimaknai sebagai aset digital dalam jaringan blockchain yang memiliki kode identifikasi dan metadata unik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. NFT mewakili atau merepresentasikan beragam jenis barang, baik berwujud maupun tidak berwujud dengan nilai (value) yang tidak dapat diganti, ditukar atau disepadankan dengan aset digital lainnya karena sifatnya yang unik.168

Setiap NFT memiliki catatan transaksi yang terekam dalam jaringan blockchain. Blockchain sendiri merupakan teknologi yang mendasari perkembangan mata uang kripto seperti bitcoin, ethereum atau bentuk aset kripto lain atau teknologi yang memanfaatkan komputasi untuk menciptakan kelompok- kelompok atau blok yang saling terhubung satu sama lain.169 Catatan transaksi

167 Dina Purnama Sari, “Pemanfaatan NFT Sebagai Peluang Bisnis Pada Era Metaverse”. Jurnal Akrab Juara, V 7 (1), 2022: 237-245.

168 Alexander Sugiharto, dkk. NFT dan Metaverse: Blockchain, Dunia Virtual dan Regulasi…

2.

169 Alexander Sugiharto dan Muhammad Yusuf Musa. Blockchain dan Kriptocurrency dalam Perspektif Hukum di Indonesia dan Dunia…7.

tersebut meliputi nama pencipta, harga dan histori kepemilikannya. Sehingga dalam prosesnya NFT dibuat satu untuk mewakili aset tertentu. Sehingga tidak dapat dipertukarkan dengan NFT yang lain, karena nilainya akan berbeda. NFT menggunakan sistem digital signature yang memudahkan dalam memverifikasi kepemilikan aset digital. Hal itu menjadikan pemilik NFT bersifat mutlak. Artinya, siapa pun yang menjadi pemilik sah dari aset berbentuk NFT ini, maka pemilik tersebut memiliki hak penuh atas NFT miliknya. Sehingga hak cipta untuk memperbanyak aset tersebut berada pada pemiliknya.

Berdasarkan karakteristik itulah, NFT memungkinkan untuk menjadi certificate of ownership atas sebuah aset digital maupun non digital yang kemudian menjadi bukti kepemilikan atas aset yang dimiliki. Sertifikat kepemilikan itu akan memiliki kode dan metadata unik pada jaringan blockchain serta kepemilikan NFT dapat ditransfer kepada pihak lain melalui skema jual beli atau lelang pada marketplace NFT. Perpindahan kepemilikan itu juga tetap akan terekam oleh blockchain sebagai buku besar pencatatan transaksi digital.170 Produk NFT yang dapat dijual yaitu karya seni digital seperti aset game, foto, video, musik, rekaman suara, GIF, tweet, kartu perdagangan virtual, gambar objek fisik, skin video game, dan juga real estate virtual.171

170 Muhammad usman Noor, “NFT (Non-Fungible Token): Masa Depan Arsip Digital? atau Hanya Sekedar Bubble?”. Pustakawan: Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan, V 13 (2), 2021:

223-234.

171 Dina Purnama Sari, Pemanfaatan NFT Sebagai Peluang Bisnis Pada Era Metaverse... 340.

110

Berkaitan dengan tanah virtual yang termasuk real estate virtual maka secara tidak langsung kedudukannya sebagai bagian dari NFT. NFT mewakili kepemilikan tanah virtual bagi seseorang yang akan membeli aset tersebut. Kedudukan NFT yang secara umum berbentuk barang atau karya seni digital bagi para seniman dalam rangka melindungi karyanya,172 juga dapat berbentuk aset termasuk real estate virtual. Adapun yang perlu digaris bawahi adalah pembeli aset tanah virtual tidak secara langsung memiliki aset yang dibelinya melainkan pembeli hanya memiliki catatan dan hashcode yang menunjukkan bukti kepemilikan token unik yang terkait dengan aset digital yaitu tanah virtual. Sehingga OpenSea sebagai salah satu platform marketplace transaksi jual beli NFT dapat juga menawarkan aset digital berupa tanah dan bangunan virtual.

NFT dapat dikategorikan sebagai barang digital tidak berwujud berbentuk informasi elektronik. Sedangkan menurut Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 Tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PP 80 Tahun 2019) menyatakan bahwa barang digital merupakan barang tidak berwujud yang berbentuk informasi elektronik atau digital meliputi barang yang merupakan hasil konversi atau pengalihwujudan maupun barang yang secara originalnya berbentuk elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada piranti lunak, multimedia, dan atau data elektronik.173 Sedangkan menurut Pasal 25 Undang-Undang Nomor 11 Tahun

172 Nadya Olga Aletha. Memahami Non-Fungible Tokens (NFT) di Industri CrytoArt.

(Yogyakarta: Center for Digital Society, 2021), 3.

173 Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 Tentang Perdagangan Melalui Sistem Elekronik

2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elekronik (UU ITE) menyatakan bahwa Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang disusun menjadi karya intelektual, situs internet, dan karya intelektual yang ada di dalamnya dilindungi sebagai Hak Kekayaan Intelektual berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan.174

4. Cryptocurrency Sebagai Komoditas

Kedudukan kripto menurut Syafii Antonio adalah sebagai trader money, yaitu mata uang di antara para pedagang. Maksudnya, kripto dijadikan sebagai mata uang yang disepakati oleh para pedagang atau pebisnis.175 Adapun di Indonesia sendiri, kedudukan kripto dilarang untuk dijadikan sebagai mata uang. Adapun penggunaan kripto di Indonesia tidak dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran yang sah.

Sedangkan alat pembayaran yang sah hanya dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia berupa Rupiah sebagaimana di atur dalam UU Mata uang yaitu UU Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang.

Adapun keberadaan kripto (bitcoin) ditetapkan melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 99 Tahun 2018 Tentang Kebijakan Umum Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Aset Kripto (Crypto Asset). Pada Pasal 1 peraturan ini menyatakan bahwa aset kripto (Crypto Asset) ditetapkan sebagai komoditi yang

174 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elekronik

175 https://www.youtube.com/watch?v=TU9DpSUNkLE (Diakses Pada Tanggal 22 Juli 2022 Pukul 09:25 WIB)

112

dapat dijadikan sebagai subjek kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa berjangka. Adapun Pasal 2-nya menyatakan bahwa pengaturan lebih lanjut terkait pernyataan pasal 1, pembinaan, pengawasan dan pengembangannya ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).176Sedangkan melalui Peraturan Bappebti Nomor 5 Tahun 2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Aset Kripto (Crypto Asset) di Bursa Berjangka, aset kripto (Crypto Asset) didefinisikan sebagai komoditas tidak berwujud yang berbentuk digital aset, menggunakan kriptografi, jaringan peer to peer, dan buku besar yang terdistribusi untuk mengatur penciptaan unit baru, memverivikasi transaksi dan mengamankan transaksi tanpa campur tangan pihak lain.177

Sedangkan berdasarkan keputusan Ijtima Ulama MUI Tahun 2021 tentang Hukum Cryptocurrency menyatakan bahwa: Pertama, penggunaan kripto sebagai mata uang hukumnya haram, karena mengandung g}ara>r (ketidakjelasan), d}ara>r (kemudharatan), dan bertentangan dengan UU Mata Uang dan Pepaturan Bank Indonesia Nomor 17 Tahun 2015. Kedua, Kripto sebagai komoditas/aset digital tidak sah diperjualbelikan karena mengandung unsur g}ara>r (ketidakjelasan), d}ara>r (kemudharatan), qimar dan tidak memenuhi syarat sil’ah secara syar’I yaitu: ada

176 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 99 Tahun 2018 Tentang Kebijakan Umum Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Aset Kripto (Kripto Asset).

177 Peraturan Bappebti Nomor 5 Tahun 2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar

Fisik Aset Kripto (Kripto Asset) di Bursa Berjangka

wujud fisik, memiliki nilai, diketahui jumlahnya secara pasti, hak milik dan bisa diserahkan ke pembeli. Ketiga, kripto sebagai komoditas/aset yang memenuhi syarat sil’ah dan memiliki underlying serta memiliki manfaat yang jelas hukumnya untuk diperjualbelikan.178

Adapun berkaitan dengan underlying aset dari kripto beberapa cryptocurrency mempunyai underlying. Ada yang mudah dipahami dalam bentuk aset fisik seperti USDT, LSILVER, XSGD, namun menurut Syafii Antonio ada juga yang berupa penerbitannya seperti Bitcoin. Bitcoin memiliki underlying dari biaya produksi listriknya yang mencapai 150 watt per jam. Maka itulah yang membuat harga Bitcoin sangat tinggi. Namun ada juga yang memiliki underlying yang belum jelas seperti jenis memecoin. Kemudian stablecoin yang mempunyai underlying aset emas atau seperti mata uang dolar Amerika Serikat, nilai investasinya bergerak tergantung harga emas di pasaran. Yang menjadi pembeda dari stablecoin adalah dari segi nilai praktis dan kegunaanya. Selain itu stablecoin juga lebih secure dan juga transparan karena semuanya tercatat di dalam blockchain. Koin Shiba belum bisa menggambarkan kejelasan dari underlying, namun karena peminatnya tinggi, maka Shiba terus diperdagangkan dan memiliki daya tarik untuk diinvestasikan.

Cryptocurrency berbeda dengan saham. Aset kripto yang dimiliki oleh perorangan atau investor, tidak menjadikan investor tersebut menjadi salah satu pemilik yang

178 Ijtima Ulama MUI Tahun 2021 Tentang Hukum Cryptocurrency.

114

menciptakan koin tersebut. Maka dari itu aset kripto dan saham adalah hal yang berbeda, yang bisa disamakan antara keduanya hanyalah untuk mendapatkan capital gain. Sebagai kesimpulan, underlying aset kripto itu sendiri dapat berupa blockchain-nya, roadmap project, serta kepercayaan dari komunitas yang mendukung aset kripto sebagai aset kelas investasi maupun sebagai mata uang digital untuk transaksi.179 Kripto sendiri bisa menjadi pilihan investasi yang menjanjikan karena penggunaan teknologinya. Nantinya, dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, bukan tidak mungkin mata uang digital ini akan menjadi alat tukar yang diakui di berbagai negara.

179 https://blog.indogold.id/apakah-aset-kripto-memiliki-underlying-aset-ini-penjelasannya/.

(Diakses Pada Tanggal 22 Juli 2022 Pukul 09:25 WIB)

115

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam dokumen MUHAMAD IZAZI NURJAMAN TESIS (3) (Halaman 130-138)