• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KADAR AIR DAN KADAR KOTORAN CPO

N/A
N/A
Brian Manroe

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISA KADAR AIR DAN KADAR KOTORAN CPO "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KADAR AIR DAN KADAR KOTORAN CPO

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

NATALIA PANGARIBUAN (220102023) MUHAMMAD NAUFAL AL FAROUQ (220102042)

LAMLAM JEKI PADANG (220102018) ARI SUKMA LANGGENG WIJAYA (220102043)

ANDI FUAD BAWAZIR (220102004) ALDO AULIA SIREGAR (220102003) MUHAMMAD FAJAR (220102041)

FIKI SIOLAHI (220102013)

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN INSTITUT TEKNOLOGI SAWIT INDONESIA

MEDAN

2023/2024

(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB I

(3)

A. LATAR BELAKANG

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (Biodisel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi pekebunan kelapa sawit. PT. Perkebunan Nusantara I Tg. Seumantoh merupakan salah satu pabrik yang menghasilkan minyak CPO. Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah atau daging buah (mesokarp) dan inti buah yang terdapat dibagian dalam tempurung (kernel/ endokarp). Selanjutnya, buah kelapa sawit diproses (ekstraksi) dipabrik penggilingan (mill) sehingga menghasilkan ekstrak, berupa minyak kelapa sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil). yang berwarna kuning dan minyak inti sawit atau KPO (Kernel Palm Oil) yang tidak berwarna (jernih)2 .

Kernel merupakan bagian terpenting kedua setelah mesokarp karena dari inti inilah akan dihasilkan KPO sebagai produk unggulan kedua setelah CPO. Inti sawit berasal dari olahan biji sawit yang telah dipecah menjadi cangkang dan inti. Manfaat dari Cangkang sawit adalah sebagai bahan bakar ketel uap, arang, pengeras jalan dan lain-lain, sedangkan inti sawit diolah kembali menjadi minyak inti sawit. Proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit lebih sederhana daripada proses pengolahan buah sawit. Agar dapat dipasarkan, minyak kelapa sawit yang dihasilkan pabrik harus memenuhi spesifikasi mutu. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu Inti kelapa sawit adalah air dan kotoran, asam lemak bebas, bilangan peroksida dan daya pemucatan, kandungan gliserida padat, Refining Lose, Plasticity dan Spreadability, sifat transparan, dan bilangan penyabunan.

Pengujian yang dilakukan menggunakan tiga metode yaitu pemisahan kadar kotoran dari sampel secara manual, pemisahan kadar asam lemak bebas menggunakan sokletasi dan penentuan kadar asam lemak bebas menggunakan metode titrasi. Sedangkan pencarian kadar air pada inti kelapa sawit menggunakan Instrument Moisture Analyzer dengan prinsip penguapan. Hasil dari kadar air akan didapatkan langsung dari alat tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah tentang standar mutu inti kelapa sawit dengan mengetahui nilai kadar air, kadar kotoran dan asam lemak bebas (ALB) yang terkandung dalam inti kelapa sawit. PT.

Socfin Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit yang memproduksi buah kelapa sawit menjadi 2 produk yaitu, CPO (Crude Palm Oil) dan juga PK (Palm Kernel). Setiap proses produksi CPO dan juga PK yang dilakukan baik secara manual ataupun mekanis, tentu tidak akan menghasilkan produk yang benar-benar sempurna (zero defect) sehingga dapat dipastikan akan terdapat penyimpangan. Penyimpangan tersebut pasti terjadi meskipun dalam skala yang kecil, namun produk yang akan dihasilkan atau dijual kepada customer harus mempunyai tingkat kerusakan yang minimal. Berdasarkan hal tersebut maka pengendalian proses sangat dibutuhkan sehingga penyimpangan-penyimpangan dalam proses produksi dapat diminimalkan atau berada dalam batas-batas toleransi penerimaan. Di samping itu, pengendalian proses juga akan menghasilkan efisiensi proses produksi sehingga dapat menekan biaya produksi dan memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di PT. Socfindo Seunagan, jenis kerusakan yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas CPO adalah kadar air yang tinggi dan kadar kotoran yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun standar perusahaan pada kadar air di PT. Socfin Indonesia Kebun Seunagan yaitu 0.20% dan kadar kotoran yaitu 0,05%. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan analisis untuk mengetahui kadar air dan kadar kotoran guna mengetahui kualitas dari CPO apakah sudah sesuai standar perusahaan di PT.

Socfindo Kebun Seunagan dengan judul: Analisis Penentuan Kadar Air dan Kadar Kotoran terhadap Kualitas Minyak CPO (Crude Palm Oil) yang terdapat di Daily Tank di PT. Socfindo Kebun Seunagan.

(4)

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui apakah kadar air dan kadar kotoran dalam CPO (Crude Palm Oil) pada Daily Tank memenuhi standar perusahaan dan memenuhi standar SNI.

Nilai standar kualitas mengacu pada SNI 01- 2901-2006 dengan ALB 5,0%, kadar air 0,5%, dan kadar kotoran 0,5%. Standar mutu ALB adalah persentase jumlah ALB dalam minyak yang dinetralkan oleh NaOH/KOH. ALB juga merupakan asam yang tidak terikat sebagai trigliserida yang dihasilkan oleh proses hidrolisa. Kadar ALB yang tinggi dapat menurunkan kualitas minyak. Selain ALB, kadar air dan kadar kotoran juga mempengaruhi kualitas minyak karena adanya proses hidrolisis yang menyebabkan proses penyimpanan minyak tidak tahan lama (Fauzi, dkk., 2012

Tanaman kelapa sawit mempunyai akar serabut, tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna kekuningan. Akarnya dapat menopang tanaman hingga usia 25 tahun. Sementara itu, batangnya tidak berkambium dan umunya tidak bercabang. Batang tanaman yang masih muda tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun. Pertambahan tinggi batang terlihat jelas setelah tanaman berumur 4 empat tahun. Daun kelapa sawit membentuk susunan majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun-daun ini membentuk satu pelapah yang panjangnya mencapai lebih dari 7,5- 9 m. (Suwarto, 2014). Tanaman kelapa sawit merupakan tumbuhan berumah satu (monoecious).

Artinya karangan bunga jantan dan betina berada pada satu pohon, tapi tempatnya berbeda.

Sebenarnya, semua bakal karang bunga berisikan bakal bunga jantan dan betina, tetapi pada pertumbuhannya salah satu jenis kelamin menjadi rudimeter, dan berhenti tumbuh, sehingga yang berkembang hanya satu jenis kelamin. Selanjutnya, karangan bunga jantan dan betina pada satu pohon tidak matang bersamaan, sehingga bunga betina membutuhkan serbuk sari dari pohon lain (Sunarko, 2014). Tabel 1. Karakteristik Varietas kelapa sawit

BAB II

B. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penulisan makalah ini peneliti menggali informasi dari penelitian penelitian sebelumnya sabagai bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari buku-buku maupun jurnal dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah

KADAR AIR

Kadar air adalah banyaknya kandungan air yang terdapat di dalam sampel. Kadar air dapat mempengaruhi mutu CPO, semakin tinggi kadar air, maka semakin rendah mutu CPO. Air dalam minyak hanya ada dalam jumlah kecil. Jika kadar air dalam minyak sawit ( 0,15%) maka akan mengakibatkan terjadinya hidrolisis lemak, dimana hidrolisis dari minyak sawit akan menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas yang menyebabkan ketengikan dan menghasilkan rasa bau tengik pada minyak tersebut.27 Kadar air yang tinggi di dalam CPO dapat disebabkan oleh buah yang rusak atau busuk. Hal ini dapat terjadi karena proses alami sewaktu pembuatan dan akibat perlakuan dalam pengolahan di pabrik serta penimbunan. Di PKS Tandun, untuk menganalisa kadar air dalam CPO menggunakan metode Oven Terbuka.

(5)

Penetapan kadar air pada minyak dan lemak dapat ditentukan dengan berbagai cara28 : c. Cara Hot Plat Cara hot plate digunakan untuk menentukan kadar air dan bahan lain yang menguap yang terdapat dalam minyak dan lemak. Cara tersebut dapat digunakan untuk semua jenis minyak dan lemak seperti mentega dan margarin dengan kadar asam lemak bebas yang tinggi. Untuk minyak yang diperoleh melalui ekstraksi dengan pelarut menguap cara tersebut tidak dapat digunakan.

Sebelum dilakukan pengujian contoh minyak harus diaduk dengan baik karena air cenderung menguap. Dengan pengadukan maka penyebaran air dalam contoh akan merata. d. Cara Oven Terbuka Cara oven terbuka (air oven method) digunakan untuk lemak hewani dan nabati, tetapi tidak dapat digunakan untuk minyak yang mengering (drying oils) atau setengah mengering (semi drying oils). Contoh ditimbang lalu dimasukkan kedalam oven dan dikeringkan pada suhu 1050C + 10C selama 3 jam, setelah itu didinginkan dalam desikator sampai suhu kamar, kemudian ditimbang. e.

Cara Oven Hampa Udara 28 Ibid., halaman 39 Cara oven hampa udara (vacuum oven method) dapat digunakan untuk semua jenis minyak dan lemak, kecuali minyak kelapa dan minyak yang sejenis yang tidak mengandung asam lemak bebas lebih dari 1%.

A. ANALISA KADAR AIR

Kadar air adalah banyaknya kandungan air yang terdapat di dalam sampel. Kandungan air dalam minyak sawit merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi kualitas dari crude palm oil (CPO) dan akan menurunkan mutu minyak kelapa sawit. Analisa kadar air dilakukan dengan metode oven terbuka. Prinsip analisa kadar air adalah mengeringkan atau menghilangkan sebagian air dari bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas yaitu pada suhu 1050C selama 3 jam. Berdasarkan prosedur analisa kadar air, diperoleh data

Hari Ke- Berat Sampel + beaker glass

Sebelum diovenkan

(gram)

Berat Sampel + beaker glass

Sesudah diovenkan

(gram)

Berat Sampel (gram)

Kadar Air (%) Rata-Rata Kadar Air

1 73,5182 73,5025 10 0,16 0,19%

2 73,5182 73,5006 10 0,18 0,19%

3 73,5182 73,4991 10 0,19 0,19%

4 73,5182 73,4949 10 0,23 0,19%

Dari data diperoleh analisa kadar air pada crude palm oil (CPO) yang terdapat di dalam storage tank atau tangki penimbunan yaitu 0,16 %, 0,18% , 0,19% dan 0,23% dengan rata-rata 0,19%.

Dari data yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kadar air setiap harinya, tetapi kadar air masih memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh PKS Tandun yaitu antara 0,15 – 0,25 %. Kadar air dapat mempengaruhi mutu CPO, semakin tinggi kadar air, maka semakin rendah mutu CPO. Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan hidrolisis yang akan merubah minyak menjadi asam-asam lemak bebas sehingga dapat menyebabkan ketengikan.1 Peningkatan kadar air dapat dipengaruhi oleh lamanya pengendapan dan juga kondisi buah apabila buah masih mentah, busuk ataupun rusak. Buah yang rusak atau busuk dapat disebabkan oleh pemanenan atau pemotongan yang tidak baik, yaitu panen yang tidak tepat waktu, misalnya panen yang dilakukan saat buah terlalu masak. Untuk mendapatkan kadar air yang sesuai dengan yang diinginkan, maka harus dilakukan pengawasan yang intensif pada penimbunan dan pada proses pengolahan. Hal ini bertujuan untuk menghambat atau menekan terjadinya hidrolisis minyak.

(6)

KADAR ZAT PENGOTOR

Kadar zat pengotor adalah keseluruhan bahan-bahan asing yang tidak larut dalam minyak, pengotor yang tidak terlarut dinyatakan sebagai persen (%) zat pengotor terhadap minyak atau lemak. Pada umumnya, hasil minyak sawit dilakukan dalam rangkaian proses pengendapan, dengan proses tersebut kotoran-kotoran yang berukuran besar memang dapat disaring. Akan tetapi, kotoran- kotoran atau serabut-serabut yang berukuran kecil tidak bias disaring, hanya melayang-layang didalam minyak sawit sebab berat jenisnya sama dengan minyak sawit. Di PKS Tandun, dalam menganalisa kadar zat pengotor adalah metode gravimetri. Analisa gravimetri merupakan jumlah zat didasarkan pada penimbangan, dalam hal ini penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisa direaksikan. Dalam analisa zat pengotor, penentuannya dengan menghitung selisih berat bahan sebelum dipanaskan dengan berat bahan setelah dipanaskan. Setelah disaring, kertas saring dimasukkan ke dalam oven untuk mendapatkan zat pengotor yang terdapat dalam CPO. Penyaringan dilakukan menggunakan kertas saring, untuk memisahkan minyak dengan zat pengotor..

BAB III c. ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

o METODOLOGI PENELITIAN ANALISA KADAR AIR

1. Alat yang digunakan dalam Analisa kadar air a. Alat yang digunakan:

a) Neraca Analitik Digital b) Oven

c) Desikator d) Beaker glass

b. Bahan yang digunakan:

a) Sampel minyak CPO

2. Analisa Kadar Air (Metode Oven Terbuka)

a. Keringkan beaker glass dalam oven selama 15 menit pada suhu 1050C b. Biarkan dingin dalam desikator selama 15 menit.

c.Timbang glass kosong. 43 c. Masukkan sampel 10 gram (W2) ke dalam beaker glass

(7)

d. Dipanaskan didalam oven selama + 3 jam pada suhu 1050C e. Didinginkan sampel dalam desikator selama 15 menit.

f. Ditimbang (beaker + sampel) menggunakan neraca analitik sesudah diovenkan (W3)

g. Dihitung kadar airnya. Rumus: Kadar Air (%) = W1 – W3 x 100% W2 Keterangan: W1 = berat sampel + berat beaker glass sebelum diovenkan W2 = berat sampel W3 = berat sampel + berat beaker glass sesudah diovenkan.

Analisis Kadar Air dan kotoran Analisis kadar air dan kotoran dengan cara ditimbang berat cawan kosong dan labu alas. Kemudian dimasukkan sampel press fibre kedalam cawan. Lalu ditimbang sampel press fibre dan dimasukkan kedalam oven pada suhu 103°C selama 4 jam.

Kemudian dinginkan dan timbang beratnya hingga diperoleh bobot konstan. Sampel press fibre kemudian diukur kadar minyak dengan cara soxhletasi. Sampel dibungkus dengan menggunakan kertas saring. Kemudian masukkan kedalam soxhlet dan pasang labu alas bulat ke soxhlet.

Kemudian diekstraksi dengan heksana selama 6 jam. Setelah di ekstraksi panas kan labu alas bulat berisi minyak dalam oven dengan suhu 103°C selama 1 jam. Kemudian didinginkan dan ditimbang berat labu alas bulat berisi minyak sesuai data yang dihasilkan. Prosedur yang dikerjakan sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) pada PMKS PT. X Pembakuan Larutan KOH 0,1055 N Ditimbang padatan KOH sebanyak 5,9 g, kemudian larutkan padatan KOH di dalam beaker glass dengan sedikit air. Masukkan larutan tersebut kedalam labu takar 100 mL, lalu tambahkan air hingga tanda batas labu takar. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Penentuan kadar asam lemak bebas dengan cara ditimbang sampel CPO sebanyak 3 g.

Kemudian ditambahkan pelarut heksana : alkohol dengan perbandingan 2:3 sebanyak 25 mL (10 mL heksana dan 15 mL alkohol). Lalu dipanaskan dengan hot plate sampai mendidih. Lalu ditambahkan 3 tetes fenolflatein dan dititrasi dengan larutan KOH 0,1055 N sampai larutan berwarna merah rose. Prosedur yang dikerjakan sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) pada PMKS PT. X dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.

Dilakukan analisis kadar air dan minyak pada sampel press fibre. Didapatkan hasil antara lain dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.

sample air (%) Minyak (g)

Press fibre 1 38,09 0,3323

Press fibre 2 31,11 0,3323

Press Fibre 3 36,79 0,3495

Fiber cyclone 28,85 0,2353

Kadar air dan minyak yang di dapat pada analisis fiber pada PMKS PT.X yaitu nilai kadar air <

30 % pada fiber cyclone dan fiber pada mesin screw press 1, 2 dan 3 masih >30 %. Nilai kehilangan minyak pada seluruh sampel fiber < 0,40 g

(8)

o METODOLOGI PENELITIAN ANALISIS ZAT KOTORAN PADA CPO

A. Alat yang digunakan pada analisis kotoran pada cpo a) Oven

b) Neraca analitik c) Desikator d) Kertas saring

e) Beaker glass dan Erlenmeyer f) Corong

g) Botol semprot 42 B. Bahan yang digunakan a. Sampel minyak CPO b. Iso heksan

CARA KERJA ANALISA KADAR PENGOTOR

Analisa Kadar Zat Pengotor (Metode Gravimetri) a. Timbang sampel CPO 10 gram (C) didalam beaker glass b. Timbang kertas saring (B)

(9)

c. Letakkan kertas saring pada erlenmeyer, tuangkan minyak dan cuci dengan iso heksan sampai minyak terlarut semua.

d. Keringkan kertas saring tersebut dalam oven pada suhu 1050C selama 30 menit.

e. Didinginkan dalam desikator selama 15 menit

F. Timbang kertas saring yang telah diovenkan untuk mengetahui berat keringnya (A). Rumus: % Kotoran = A –B x 100% C Ket:

A : erat kertas saring akhir (sesudah sampel disaring) B : berat kertas saring awal (sebelum sampel disaring) C : berat sampel (gram)

Menghitung kadar kotor pada Inti Kelapa Sawit Diambil 1 ember inti kelapa sawit secara random sampling pada Gudang inti, kemudian dibawa ke laboratorium dan ditimbang inti kelapa sawit sebanyak 1 kg. Selanjutnya dipisahkan inti kelapa sawit dan pengotor (cangkang pecah, cangkang utuh, dan lain-lain). Lalu ditimbang jumlah kadar kotor pada sampel tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan pengamatan kadar asam lemak bebas dan kadar air pada penimbunan minyak sawit mentah (CPO) mulai pada tanggal 18 – 28 januari 2010 pada tangki timbun..

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS, KADAR AIR, DAN KADAR KOTORAN PADA CPO YANG SUDAH BERMALAM (MENGINAP) DI PTPN III PKS SEIMANGKEI.

Apakah kadar asam lemak bebas (ALB), kadar air dan kadar kotoran yang terkandung dalam inti produksi di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III PKS Kebun Rambutan sesuai dengan standar mutu

1.3 KADAR ASAM LEMAK BEBAS PADA MINYAK KELAPA SAWIT Kadar asam lemak bebas sebelum dilakukan proses adsorpsi dengan adsorben adalah sebesar 4,936 %, sedangkan kadar

ALB merupakan salah satu faktor yang menentukan mutu dari minyak kelapa sawit,. apabila kadar asam lemak bebasnya semakin tinggi maka mutu minyak

Telah dilakukan percobaan penentuan kadar air dan kadar asam lemak bebas pada minyak sawit mentah ( crude palm oil ).. Dimana pada penentuan kadar air dilakukan

kadar asam lemak bebas yang terdapat didalam minyak sawit mentah (crude palm

Telah dilakukan penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan Kadar Air pada minyak CPO dari Storage Tank PTP.Nusantara IV PKS Dolok Ilir.Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)