• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - SIAKAD STIKes DHB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I - SIAKAD STIKes DHB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Program Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia pada Era Pandemi COVID-19 difokuskan untuk membentuk adaptasi terhadap tatanan kehidupan baru yang lebih sehat (new normal) (Statistik Penduduk Lanjut Usia, 2021). Keputusan Mentri Kesehatan RI masyarakat harus melakukan perubahan pola hidup dengan tatanan dan adaptasi kebiasaan yang baru (new normal) agar dapat hidup produktif dan terhindar dari penularan Covid-19 (Putranto, 2020).

Menurut WHO lebih dari 95% kematian Covid-19 di Eropa terjadi pada orang berusia 60 tahun ke atas, dan lebih dari 50% yang berusia 80 tahun atau lebih. Di Indonesia kelompok lanjut usia memiliki persentase kematian akibat Covid-19 tertinggi sebesar 46,8% dibandingkan kelompok usia lainnya. Sekitar sembilan dari dua puluh orang yang meningggal karena COVID-19 adalah lansia (kondisi Oktober 2021) (Statistik Penduduk Lanjut Usia, 2021).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia menyatakan bahwa Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas. Yang akan mengalami penuaan, yaitu perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami kapasitas fungsional. Penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan

(2)

jaringan tubuh lainya. Kemampuan regeneratif pada lansia terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit (Widiyawati & sari, 2020).

Pemerintah telah menegaskan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2016 bahwa Pasal 1 Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lansia Tahun 2016-2019 mengatur tentang pelaksanaan langkah- langkah khusus oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lainnya. Salah satu upaya peningkatan kesejahteraan lansia adalah dengan skema Posyandu lansia, dalam rangka meningkatkan derajat keluarga dan sosial lansia mencapai lansia yang sehat, mandiri, aktif, dan produktif (Nurhayati et al., 2021).

Posyandu lansia merupakan bentuk jenis pelayanan kesehatan dalam bentuk pos pelayanan terpadu untuk masyarkat lanjut usia di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. (Sunaryo dkk, 2016). Pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut diselenggarakan oleh kader di bawah bimbingan puskesmas dengan kegiatan meliputi: promotif (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (mengobati penyakit), rehabilitative (mengembalikan kepercayaan diri pada lanjut usia) (Sulistyorini, 2010).

Fasilitas kesehatan posyandu lansia digunakan untuk memonitor maupun mempertahankan status kesehatan lansia (Eswanti et al., 2022). Pada tahun 2016 tercatat posyandu lansia di Jawa Barat terdapat 6.565 posyandu lansia (Kementerian Kesehatan, 2016). Jika ditelusuri lebih jauh, wilayah dengan

(3)

posbindu lansia terbanyak di wilayah Jawa Barat adalah Kota Bandung dengan 900 posbindu. Kota Depok menempati urutan kedua dengan 69 posbindu (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2016).

Menurut (Meigia et al., 2020) pemanfaatan Posyandu lansia memerlukan dukungan keluarga karena bantuan dan motivasi dari mereka akan memudahkan lansia untuk memanfaatkan layanan lansia yang disediakan. Motivator keluarga yang baik yaitu mengingatkan lansia terkait jadwal Posyandu, menolong masalah yang dihadapi lansia, dan jika lansia ke Posyandu maka keluarga mengantar dan mendampingi. Ada 4 bentuk dukungan lansia yang dapat diberikan keluarga yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasi dan dukungan instrumental (Adawia & Hasmira, 2020).

Menurut (Rosmaharani et al, 2021) Pelaksanaan posyandu lansia sesuai dengan tatanan hidup baru di era pandemi Covid-19 yang dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 yang nantinya dapat diterapkan jika wilayah daerah dinyatakan zona hijau, kegiatan ini dilakukan selama 90 menit dengan metode simulasi pelaksanaan posyandu lansia menggunakan sistem 5 meja.

Simulasi kegiatan pada zona hijau terbagi menjadi 3 kegiatan yaitu kegiatan sebelum hari buka posyandu, pada saat hari buka posyandu dan setelah hari buka posyandu. Pada kegiatan sebelum hari buka posyandu dilakukan koordinasi terkait perijinan hari buka posyandu, memastikan kader yang bertugas sehat,

(4)

mengidentifikasi sasaran dan menyusun jadwal posyandu agar tidak terjadi penumpukan, menyiapkan lokasi sesuai dengan protokol pencegahan penularan Covid-19, menyiapkan alat pelindung diri (APD) petugas serta mengumumkan jadwal dan persyaratan datang ke posyandu. Jika ditemukan masalah kesehatan diutamakan konsultasi jarak jauh atau janji temu baik di rumah lansia maupun ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Pada hari buka posyandu lansia simulasi yang dilakukan adalah tetap menjalankan layanan dengan sistem 5 meja yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan KMS Lansia, penyuluhan dan pelayanan kesehatan. Kader yang bertugas pada kegiatan hari posyandu harus menjalankan protokol kesehatan yaitu memeriksa suhu tubuh pengunjung, memastikan semua pengunjung melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan dapat mengatur agar di area pelayanan tidak boleh lebih dari 10 orang (Puspitaningsih et al., 2020)

Upaya untuk mensejahterakan kesehatan lansia dapat dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan ketat, dan dapat diaplikasikan dalam aktivitas sehari-hari. Dengan harapan dapat terjaganyakesehatan lansia dari berbagai macam penyakit degeneratif dan resiko penularan Covid-19. Upaya ini melibatkan kader, lansia, keluarga, dan lingkungan masyarakat (Rosmaharani et al, 2021).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Eswanti dkk, (2022) dengan judul penelitian “Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan

(5)

Lansia Dalam Kegiatan Posyandu Lansia”. Didapatkan hasil analisis univariat menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak mendapatkan dukungan keluarga yaitu sebanyak 50,6%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai probabilitas (p) = 0,001. Dikarenakan nilai p (0,001<0,05), maka Ho ditolak artinya ada pengaruh antara dukungan keluarga dengan keaktifan lansia ke posyandu lansia. Hal ini menunjukkan bahwa adanya dukungan keluarga dapat mendorong keaktifan lansia untuk berkunjung ke posyandu lansia.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Friandi, 2022) dengan judul penelitian “Hubungan Dukungan Keluarga Lansia Terhadap Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh”. Menunjukan hasil analisa Bivariat diperoleh hasil proporsi responden dengan kunjungan lansia yang tidak rutin lebih banyak dengan dukungan keluarga yang rendah yaitu lebih dari separuh sebanyak (65,4%) dibandingkan dengan kunjungan lansia yang rutin dengan dukungan keluarga yang tinggi yaitu lebih dari separuh sebanyak (63%). Hasil uji statistic (Chi Square) diperoleh nilai p =0.009 (p<0,05), berarti terdapat hubungan dukungan keluarga terhadap kunjungan lansia ke posyandu lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kumun Kota Sungai Penuh Tahun 2021.

Menurut (Yuantari & Kes, 2021) Adanya dukungan dari keluarga lansia akan membuat lansia mau untuk berkunjung ke Posyandu Lansia oleh karena itu dukungan keluarga merupakan aspek penting. Keluarga merupakan elemen yang

(6)

bisa mendukung lansia dalam melakukan pelayanan kesehatan. Dukungan anggota keluarga kepada lansia dapat meningkatkan kemauan lansia untuk melakukan kunjungan ke Posyandu karena keluarga merupakan orang terdekat dengan lansia.

Faktor dukungan keluarga yang kurang merupakan faktor penghambat dan berpengaruh besar.

Terutama di masa pandemi covid – 19 dukungan keluarga sangat penting mengingat rentan nya lansia tertular virus covid-19. Semakin bertambahnya usia menyebabkan imunitas tubuh lansia cenderung ikut melemah sehingga semakin rentan terhadap beberapa keluhan fisik dan psikis yang akan menjadikan bergantung pada orang lain secara perlahan. Kesehatan pada lansia di masa pandemi Covid-19 ini tidak bisa diabaikan dan merupakan salah satu golongan masyarakat yang layak mendapatkan perhatian lebih (Rosmaharani et al, 2021).

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Era New Normal” berdasarkan literature review.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah “apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan posyandu lansia di era new normal berdasarkan Studi Literatur Review.

(7)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan posyandu lansia di era new normal berdasarkan Studi Literature Review.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi dukungan keluarga dalam pemanfaatan posyandu lansia di era new normal berdasarkan Studi Literature Review.

b. Mengidentifikasi pemanfaatan posyandu lansia di era new normal berdasarkan Studi Literature Review.

c. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan posyandu lansia di era new normal berdasarkan Studi Literature Review.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil peneltian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi lansia, keluarga lansia dan juga bagi kader tentang Posyandu lansia, serta lebih meningkatkan pemanfaatan posyandu lansia.

2. Manfaat Praktis

(8)

a. Manfaat Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung.

b. Manfaat Bagi Puskesmas

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau masukan untuk membuat kebijakan – kebijakan dalam rangka mensukseskan posyandu lansia.

c. Manfaat Bagi keluarga

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk keluarga lansia agar berperan aktif dalam membantu lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia.

d. Manfaat Bagi Peneliti

Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dalam melakukan penelitian literatur review serta dapat mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan posyandu lansia di era tatanan baru (new normal).

(9)

E. Ruang Lingkup

Materi penelitian ini adalah Keperawatan Komunitas, Keluarga dan Gerontik (KKG) yaitu hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan posyandu lansia di era new normal. Penelitian ini dilakukan dengan metode literature review.

Tujuan dari literature review ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan posyandu lansia di era new normal. Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup waktu bulan Juni - Agustus 2022.

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat Teoritis Sebagai referensi bagi mahasiswa STIKES Dharma Husada Bandung pada umumnya dan bagi mahasiswa Program Sarjana Kesehatan Masyarakat pada khususnya, untuk pengembangan

Hasil penelitian yang dilakukan Moeini tahun 2012 menunjukan adanya peningkatan kesejahteraan spiritual pada pasien penyakit jantung iskemik setelah dilakukan intervensi spiritualitas

Saat dilakukan wawancara dengan 25 siswa SMK Tri Mitra 2 Cikaum mengenai perkembangan psikososial, diketahui 8 siswa dari kelas X dan 7 siswa kelas XII mengatakan jika mempunyai masalah

Dari hasil wawancara terhadap lima orang petani tentang faktor gigitan ular lima orang mengatakan mereka tidak mengetahui apa itu faktor gigitan ular, selanjutnya tentang tanda dan

Kegiatan promosi kesehatan dapat mencapai hasil yang maksimal, apabila metode dan media promosi kesehatan mendapat perhatian yang besar dan harus disesuaikan dengan sasaran.4 Salah

Beban kerja fisik yang mereka rasakan adalah banyaknya pasien yang harus diberikan asuhan keperawatan sementara jumlah tempat tidur dan tenaga keperawatan yang ada tidak sebanding bukan

Gangguan penglihatan yang disebabkan karena penggunaan komputer, oleh American Optometric Association AOA mendefinisikan Computer Vision Syndrome CVS sebagai gangguan kesehatan mata

Menghadapi kehilangan manusia diharuskan untuk memiliki mekanisme koping adaptif yaitu dengan menunjukan ke arah adaptasi yaitu sehat fisik, sehat psikologis atau memiliki perasaan yang