• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - SIAKAD STIKes DHB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I - SIAKAD STIKes DHB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akhir tahun 2019, Coronavirus Disease (COVID-19) ditemukan pertama kali di daerah Wuhan, China dan pada 30 Januari 2020 penyakit ini dinyatakan sebagai darurat kesehatan global oleh World Health Organization (WHO). Penyakit ini disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang berasal dari keluarga coronavirus dan sebelumnya pernah menyebabkan wabah pada tahun 2002 yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan tahun 2012 yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERS).(1)

COVID-19 dengan cepat menyebar hampir di seluruh Negara di dunia hingga akhirnya masuk ke Indonesia sejak awal 2020 dimana tercatat pasien pertama yang terinfeksi yaitu pada bulan Maret 2020. Fenomena COVID- 19 mengubah perilaku masyarakat dunia khususnya Indonesia.(2–4) Pandemi ini membuat hamper seluruh masyarakat khawatir. Sehingga untuk mencegah agar tidak terinfeksi, masyarakat melakukan upaya untuk melindungi diri, keluarga serta lingkungan.(5)

Penularan COVID-19 dapat melalui droplet yang keluar ketika batuk, bersin, berbicara dan saat melakukan tindakan invasif prosedur respirasi.(6) Droplet yang disentuh oleh orang lain ketika menempel pada benda padat juga dapat menularkan virus ini.(7) Orang yang melakukan kontak dan

(2)

merawat pasien merupakan orang yang paling berisiko terinfeksi COVID- 19.(8)

Kasus COVID-19 berdasarkan data WHO per tanggal 19 April 2022 di 230 Negara yang terkonfirmasi sebanyak 503.131.834 kasus dan sebanyak 6.200.571 meninggal dunia. Sedangkan berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Provinsi Jawa Barat (PIKOBAR), kasus COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi sebanyak 6.401.269 kasus, 5.836.310 sembuh dan 155.937 meninggal dunia. Di Jawa Barat kasus yang terkonfirmasi sebanyak 1.104.423, 93.160 sembuh dan 15.720 meninggal dunia.

Sedangkan di Kota Bandung, sebanyak 93.854 kasus terkonfirmasi, 93.160 sembuh dan 447 meninggal dunia.

Risiko yang ditimbulkan tidak hanya berdampak pada kesehatan, namun juga berdampak pada dunia pendidikan. Institusi pendidikan diharapkan tidak melakukan pembelajaran tatap muka melainkan menggunakan media online untuk mengurangi dan mencegah penyebaran COVID-19 ini.(9,10) Pencegahan penyebaran COVID-19 juga dilaksanakan dengan menerapkan protokol 5M yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.(11)

Pemerintah Indonesia juga memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan menghimbau masyarakatnya untuk melakukan aktivitas di dalam rumah. Hal tersebut mengakibatkan volume sampah rumah tangga meningkat termasuk sampah medis terutama limbah masker sekali pakai

(3)

yang menjadi alat wajib yang digunakan ketika keluar rumah untuk mencegah dan mengurangi penularan COVID-19.(1,12)

Langkah awal memulai transisi dari pandemi ke endemi COVID-19, pemerintah mulai melonggarkan peraturan penggunaan masker di ruangan terbuka. Namun, ada sejumlah pengecualian yang mengharuskan seseorang memakai masker, antara lain masyarakat yang rentan, yang bergejala seperti batuk, pilek, demam, ketika berkegiatan di ruangan tertutup dan ketika berada di transportasi publik. Sehingga, peraturan penggunaan masker akan tetap ada ketika pandemi sudah berakhir walaupun tidak seketat seperti saat awal pandemi COVID-19. Penggunaan masker tersebut membuat limbah masker tetap ada di lingkungan masyarakat.

Limbah masker merupakan limbah infeksius yang berasal dari masker yang digunakan oleh masyarakat setiap beraktivitas di luar rumah. Limbah masker ini sempat menjadi permasalahan akibat banyak masyarakat yang membuang masker bekas pakai secara sembarangan menyebabkan penumpukan yang dapat merusak dan mencemari lingkungan (6,13) Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara dalam hal penggunaan masker dan penghasil limbah medis terbanyak selama pandemi berlangsung. Sedangkan di dunia, masuk dalam urutan ke-9 negara penghasil limbah medis yaitu sebesar 420,03 ton/hari dan jumlah penggunaan masker sebanyak 159.214.791 pcs/hari.(3,14,15)

Pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan juga menjadi tanggungjawab pendidikan lingkungan hidup dimulai dari pelajar.(16)

(4)

Tingkatan tertinggi dalam pelajar adalah mahasiswa, tetapi masih ada mahasiswa yang kurang peduli terhadap pengelolaan limbah dan lingkungan. Kepedulian terhadap lingkungan merupakan upaya sikap dan tindakan untuk mencegah kerusakan lingkungan dan memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi.(17)

Penanganan limbah infeksius menjadi salah satu perhatian global terhadap kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan jika tidak ditangani dan dikelola dengan benar. Limbah masker merupakan limbah yang tidak dapat didaur ulang dan harus diolah langsung di tempat khusus pemusnahan limbah dengan insinerator.(1)

Minimnya fasilitas pendidikan dan sosialisasi menjadi salah satu penyebab kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pengolahan limbah infeksius. Dengan peningkatan pengetahuan, masyarakat dapat peka dan berperilaku terhadap pengelolaan limbah infeksius dan mengurangi risiko kontaminasi.(18) Perubahan perilaku dapat disebabkan oleh pemahaman, proses interaksi dengan lingkungan, dan interaksi dengan objek tertentu.(19,20)

Ketidaktahuan masyarakat yang secara tidak sengaja membuang limbah masker sembarangan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.(21) Hal ini mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat sekitar sehingga menurunkan kualitas kehidupannya.(22)

Limbah masker mengandung zat infeksius dan berpotensi menjadi sarana penyebaran penyakit menular jika tidak dikelola dengan baik. Tidak hanya

(5)

limbah masker, limbah rumah tangga yang tidak terpilah juga bisa menjadi sarana penularan penyakit.(1) Cara paling efektif untuk menghilangkan virus dan bakteri dari limbah masker dan limbah medis adalah dengan menggunakan insinerator atau alat pemusnah limbah.(23)

Pengelolaan limbah masker berdasarkan peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020, limbah masker seharusnya didesinfeksi dan dirusak pada bagian tali untuk mencegah penggunaan ulang, setelah itu dibuang dan wadah yang digunakan untuk membuangnya harus didesinfeksi kembali.(13,24)

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah masing-masing sudah membuat peraturan mengenai pengelolaan sampah, seperti Undang- undang RI Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah dan pada masa pandemi COVID-19, diberlakukan kebijakan baru tentang pengelolaan sampah spesifik yaitu Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2020.

Selain itu, terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Limbah B3 dan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tentang Pengelolaan Limbah B3 dan Sampah COVID-19. Sedangkan di Kota Bandung terdapat Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan dan Pengendalian Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Penelitian yang dilakukan oleh Ameridya tahun 2021 mengenai limbah masker di era pandemi didapatkan hasil terdapat hubungan perilaku

(6)

masyarakat yang membuang limbah masker sembarangan dengan meningkatnya jumlah limbah medis sebagai kejahatan lingkungan dan berdasarkan penelitian Khoiri dan Rudiansyah pada tahun 2019 mengenai hubungan pengetahuan pengelolaan limbah dengan perilaku peduli lingkungan juga didapatkan hasil terdapat hubungan diantara keduanya.(17,21)

Mahasiswa digolongkan menjadi dua, yaitu mahasiswa kesehatan dan non kesehatan. Mahasiswa kesehatan berdasarkan bidang ilmu yang dipelajari, memiliki tingkat pengetahuan tentang pengelolaan limbah dan dampaknya terhadap kesehatan, khususnya mahasiswa kesehatan masyarakat. Idealnya mahasiswa kesehatan, tingkat pengetahuannya lebih tinggi dibanding mahasiswa non kesehatan.

Pengetahuan dan sikap merupakan domain terpenting dalam terbentuknya perilaku pengelolaan limbah, karena apabila seseorang memiliki pengetahuan dan sikap yang buruk, maka otomatis perilaku mereka pun akan ikut buruk juga. Perilaku pengelolaan limbah sangat penting, karena apabila tidak dikelola secara tepat akan mengakibatkan kerusakan lingkungan dan terganggunya kesehatan masyarakat akibat pencemaran lingkungan. Lingkungan yang buruk akan mengundang mikroorganisme berkembang biak dengan cepat di tempat tersebut, biasanya mikroorganisme ini menyebar melalui udara dan hinggap di makanan.

(7)

Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa kesehatan masyarakat karena pengetahuan dan sikap mahasiswa kesehatan mengenai pengelolaan limbah masker seharusnya lebih luas dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung dengan Perilaku Pengelolaan Limbah Masker Sekali Pakai pada Masa Pandemi COVID-19.”

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Masker sekali pakai menjadi salah satu penyumbang limbah rumah tangga terbanyak sejak pandemi COVID-19. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi timbulan limbah di masyarakat yaitu dengan memberlakukan kebijakan tentang pengelolaan limbah khususnya limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) termasuk limbah infeksius diantaranya masker sekali pakai. Mahasiswa sekolah kesehatan dianggap mempunyai pengetahuan lebih luas jika dibandingkan dengan masyarakat awam tetapi masih ada yang kurang peduli terhadap pengelolaan limbah masker sekali pakai, ini mengkhawatirkan. Maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap mahasiswa dengan perilaku pengelolaan limbah masker rumah tangga?”

(8)

C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum

Untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung dengan perilaku pengelolaan limbah masker sekali pakai pada masa pandemi COVID-19.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menganalisis pengetahuan mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung mengenai pengelolaan limbah masker pada masa pandemi COVID-19.

b. Untuk menganalisis sikap mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung mengenai pengelolaan limbah masker pada masa pandemi COVID-19.

c. Untuk menganalisis perilaku mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung mengenai pengelolaan limbah masker pada masa pandemi COVID-19.

d. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung dengan perilaku pengelolaan limbah masker pada masa pandemi COVID-19.

e. Untuk menganalisis hubungan sikap mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung dengan perilaku pengelolaan limbah masker pada masa pandemi COVID-19.

(9)

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap mahasiswa dengan perilaku pengelolaan limbah masker sekali pakai pada masa pandemi COVID-19 ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan dijadikan sebagai sarana pengembangan ilmu.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Kegiatan penelitian ini dijadikan sebagai pengalaman yang berharga untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengembangkan ilmu dan diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat dalam mengimplementasikan pengetahuan peneliti.

b. Bagi Mahasiswa

Manfaat hasil penelitian ini bagi mahasiswa diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pengelolaan limbah masker sekali pakai.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Manfaat penelitian ini bagi institusi pendidikan diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian di atas.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

(10)

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi mengenai teori pengelolaan limbah masker domestik yang menjadi penyumbang limbah infeksius terbanyak pada masa pandemi COVID-19.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Metode

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian observasional analitik untuk mencari dan menentukan hubungan antar dua variabel dengan pendekatan cross sectional karena penelitian ini hanya dilakukan satu kali dan dalam waktu yang bersamaan.

2. Ruang Lingkup Waktu

Waktu yang digunakan oleh peneliti untuk penelitian ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan, dari bulan Mei sampai Juli 2022 dengan proses bimbingan dan menyusun laporan akhir (skripsi).

3. Ruang Lingkup Tempat

Tempat pelaksanaan penelitian ini di tempat tinggal/rumah masing- masing responden penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat Teoritis Sebagai referensi bagi mahasiswa STIKES Dharma Husada Bandung pada umumnya dan bagi mahasiswa Program Sarjana Kesehatan Masyarakat pada khususnya, untuk pengembangan

Saat dilakukan wawancara dengan 25 siswa SMK Tri Mitra 2 Cikaum mengenai perkembangan psikososial, diketahui 8 siswa dari kelas X dan 7 siswa kelas XII mengatakan jika mempunyai masalah

Dari hasil wawancara terhadap lima orang petani tentang faktor gigitan ular lima orang mengatakan mereka tidak mengetahui apa itu faktor gigitan ular, selanjutnya tentang tanda dan

STIKes Dharma Husada Bandung menyebabkan peserta JKN tidak teratur dalam membayar iuran serta dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam meningkatkan keteraturan pembayaran

Kegiatan promosi kesehatan dapat mencapai hasil yang maksimal, apabila metode dan media promosi kesehatan mendapat perhatian yang besar dan harus disesuaikan dengan sasaran.4 Salah

Dalam hal ini guru di sekolah dasar memiliki peranan yang sangat penting untuk melakukan skrining atau mengetahui anak didiknya yang mengalami gejala kelainan refraksi sejak dini,

STIKes Dharma Husada Bandung pembaca mengenai bagaimana proses pembuatan koreksi astigmat mixtus derajat kelainan tinggi apakah membutuhkan tehnik khusus atau sama pada umumnya dengan

Menghadapi kehilangan manusia diharuskan untuk memiliki mekanisme koping adaptif yaitu dengan menunjukan ke arah adaptasi yaitu sehat fisik, sehat psikologis atau memiliki perasaan yang