• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - Smart Library UMRI - Universitas Muhammadiyah Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I - Smart Library UMRI - Universitas Muhammadiyah Riau"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 Universitas Muhammadiyah Riau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Letak Geografis Selat Rupat berada di antara pesisir Kota Dumai dengan Pulau Rupat Provinsi Riau. Selat Rupat memiliki panjang ± 72,4 km dan lebar 3,8-8 km (Sarianto, 2019). Selat Rupat merupakan selat kecil yang padat akan aktivitas antropogenik (Larasati, 2015). Aktifitas transportasi, penyimpanan, pengolahan dan distribusi pasokan minyak ke berbagai wilayah di Sumatera melalui angkutan kapal terjadi di Selat Rupat (Usman, 2015). Setidaknya ada 4089 – 7332 kali kunjungan kapal setiap tahunnya melintas di Selat Rupat (Nedi, 2012). Di Sekitar Selat Rupat juga terdapat aktivitas rumah tangga, kegiatan industri dan aktivitas pelabuhan (Tanjung.dkk, 2020).

Padatnya aktivitas di sekitar Selat Rupat menyebabkan perairan di sekitar Selat Rupat rawan terhadap pencemaran (Nedi, 2012). Pencemaran yang berlebih di perairan bisa berbahaya bagi lingkungan dan ancaman bagi organisme perairan tersebut (Puspasari, 2017). Bahan pencemar yang berbahaya untuk lingkungan dan organism perairan salah satunya adalah logam. Penyebab logam menjadi bahan pencemar berbahaya karena logam tidak dapat dihancurkan oleh organisme hidup di lingkungan perairan tersebut (Karneli, 2010). Logam yang masuk ke dalam perairan selat rupat dapat berasal dari aktivitas antropogenik atau lalu lintas kapal pada perairan Selat Rupat. Hal tersebut dapat menyebabkan tumpahan minyak pada perairan (Usman, 2015). Aktifitas antropogenik dan tumpahan minyak dapat menyebabkan sedimentasi pada perairan (Rochyatun. dkk, 2010).

Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang diangkut oleh tenaga air atau angin pada perairan (Yusman, 2020). Sedimen memiliki peran sebagai sink atau tempat labuhan terakhir seluruh bahan-bahan yang masuk pada perairan termasuk bahan pencemar. Sehingga sedimen dapat digunakan sebagai indikator pencemaran (Nur.dkk, 2021).

Konsentrasi logam berat di dalam sedimen biasanya lebih tinggi daripada di air laut. Logam memiliki sifat yang mudah mengikat bahan dasar organik dan sulit terurai kemudian mengendap di dasar perairan dan bersatu dengan sedimen (Handayani.,dkk, 2020). Hal tersebut akan menyebabkan biota laut yang mencari makan di dasar perairan akan memiliki peluang yang sangat besar untuk

(2)

2 Universitas Muhammadiyah Riau

terkontaminasi logam berat (Setiawan, 2015). Akibat kontaminasi dari logam berat tersebut dapat menyebabkan kerusakan genetik, morfologi bahkan kematian bagi biota laut disekitar perairan (Putranto, 2011). Logam berat yang memiliki potensi lebih tinggi dalam pencemaran perairan yaitu logam Pb, Cu dan Cd.

Logam tersebut banyak didapatkan dari aktifitas antropogenik (Suraedah, 2018).

Penelitian tentang konsentrasi logam pada sedimen telah dilakukan oleh Kontas (2020) di Teluk Edremit yang merupakan bagian dari Laut Aegea Yunani.

Logam yang diteliti adalah Hg, Cd, Pb, Cu, Zn dan Al. Zhu (2020) juga telah meneliti tentang penilaian konsentrasi logam di laut bohai China. Pengambilan sampel menggunakan sampel kotak sebanyak 404 sampel sedimen permukaan yang dikumpulkan dan dianalisis. Logam yang diteliti adalah Cd, As, Cu, Ni, Cr, Zn, Hg dan Pb. Hasil ditemukan bahwa total logam berat Cd, As, Cu, Ni, Cr, Zn, di Teluk Bohai lebih tinggi daripada di wilayah lain yang dianalisis.

Penelitian tentang konsentrasi logam di Selat Rupat pada 10 tahun terakhir dilakukan oleh Syahminan (2015). Syahminan meneliti kualitas perairan dan konsentrasi logam berat pada sedimen di Selat Rupat. Logam yang diteliti adalah Pb dan Cd. Penelitian dilakukan pada sembilan titik sampling menggunakan metode purposive sampling yang dianggap dapat mewakili daerah penelitian dengan pola sistematis garis tegak lurus menghadap pulau rupat. Pengelompokan titik sampling terdiri dari tiga bagian yaitu pinggir sebelah kota Dumai, tengah dan tepi sebelah pulau rupat, dengan pola pengelompokan titik sampling yang terdiri dari 500-700 meter di tiap titik sampling. Syahminan melakukan analisiskualitas perairan berdasarkan Kep. No.51/MENLH/2004 tentang baku mutu air laut untuk biota peraian dan konsentrasi logam berat Pb dan Cd yang terkandung pada sedimen. Hasil analisis menyebutkan bahwa perairan Barat Laut Selat Rupat masih layak untuk kehidupan organisme perairan serta memiliki status pencemaran berada dibawah standar baku mutu yang ditetapkan oleh beberapa negara. Namun Syahminan tidak melakukan analisis lebih lanjut terhadap kandungan logam pada sedimen di Selat Rupat.

Mempertimbangkan kondisi Selat Rupat pada saat ini serta lama waktu penelitian terakhir yang telah dilakukan maka dirasa perlu untuk meneliti seberapa besar tingkat konsentrasi logam berat yang ada pada sedimen di Selat Rupat saat

(3)

3 Universitas Muhammadiyah Riau

ini kemudian dianalisis serta dilihat hubungannya dengan fraksi sedimen.

Penelitian ini di harapkan terdapat informasi tentang kondisi terkini perairan Selat Rupat khususnya kadar logam berat yang terdapat pada sedimen dan bagaimana tingkat pencemaran logam pada sedimen di Selat Rupat Provinsi Riau. Maka dengan diketahuinya tingkat pencemaran logam berat pada sedimen di Selat Rupat serta dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan maupun pemulihan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi perairan Selat Rupat ditinjau dari parameter fisika dan kimia?

2. Berapa konsentrasi logam berat Pb, Cu dan Cd pada sedimen di Selat Rupat?

3. Berapa karakteristik ukuran butir sedimen di perairan Selat Rupat?

4. Bagaimana hubungan tingkat konsentrasi logam berat dengan ukuran butir sedimen?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengukuran parameter air yang diukur dengan salinitas, kekeruhan, kedalaman, arah dan kecepatan arus, TSS, dan TDS.

2. Pengamatan karakteristik sedimen dari ukuran butir sedimen.

3. Lokasi penelitian di kawasan industri minyak bumi perairan Selat Rupat.

4. Penilaian konsentrasi dan tingkat pencemaranlogam berat Pb, Cu dan Cd.

1.4 Tujuan

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi perairan Selat Rupat sekitar kawasan industri minyak bumi ditinjau dari parameter fisika dan kimia.

2. Menganalisis karekteristik ukuran butir sedimen di perairan Selat Rupat.

3. Mengetahui konsentrasi dan tingkat pencemaran logam berat pada sedimen di Selat Rupat.

4. Mengetahui hubungan tingkat konsentrasi logam Pb, Cu dan Cd dengan ukuran butir sedimen.

(4)

4 Universitas Muhammadiyah Riau

1.5 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan maupun sebagai bahan masukan bagi pihak berkepentingan mengenai konsentrasi logam berat pada sedimen, seberapa besar tingkat pencemaran logam berat pada sedimen dan hubungannya dengan ukuran butir sedimen di perairan kawasan industri minyak bumi Selat Rupat Provinsi Riau. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya mengingat dibutuhkannya kegiatan pemantauan logam berat Pb, Cu dan Cd dari tahun ke tahun.

Referensi

Dokumen terkait

Kelas Indeks Skor Klasifikasi Bobot Nilai 1 28 % 3 Tinggi 1,2 Sumber: Perka BNPB, 2012 3.2.9.Menentukan Tingkat Kerentanan Kecamatan Rumbai Terhadap Banjir Untuk menentukan kelas

Adanya otonomi daerah di maksudkan agar daerah yang bersangkutan dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya sendiri dan tidak bergantung pada Pemerintah Pusat, dengan mengoptimalkan

Setelah menentukan tipe iklim dilakukan interpretasi agroklimat berdasarkan Tabel 2.7 Beberapa Tahapan klasifikasi iklim dengan Metode Schmidt-Ferguson 1 Pengelompokkan Sifat Hujan

Model regresi linier berganda dilakukan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi asumsi.Persamaan regresi linier berganda yaitu : Y

Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Keterangan : PE = Pertumbuhan Ekonomi PAD = Pendapatan Asli Daerah BM = Belanja Modal BBK = Belanja

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian pengembangan dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah“Pengaruh Sanksi

Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan desain deskriptif analitik yaitu penelitian dengan pendekatan cross

Variabel independen: Total Quality Management Variabel dependen : Kepuasan Pelanggan Dari hasil uji parsial menunjukkan bahwa secara parsial variabel Total Quality Management yang