• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar hukum undang-undang

N/A
N/A
welli martin

Academic year: 2023

Membagikan "Dasar hukum undang-undang"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 06 Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah pasal 15 ayat 1 tertulis “ Beban kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan”. Sejalan dengan Permendikbud Nomor 06 Tahun 2018 di atas, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala sekolah, dan Pengawas Sekolah, di pasal 9 menjelaskan bahwa beban kerja kepala sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan.

Sesuai dengan beban kerja seorang kepala sekolah untuk mengelola sekolah, pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, yang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Berdasarkan konsideren dalam peraturan ini, perubahan peraturan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang standar Nasional Pendidikan perlu diselaraskan dengan dinamika perkembangan masyarakat, local, nasional, dan global guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, serta perlunya komitmen nasional untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa. SNP dijadikan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Ruang lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi standar: isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Standar-standar tersebut merupakan acuan dan kriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan (sekolah).

Penerapan Standar Nasional Pendidikan merupakan serangkaian proses untuk memenuhi tuntutan mutu pendidikan nasional. Pelaksanaannya diatur secara bertahap, terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,

1

(2)

nasional,dan global guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Dalam proses pemenuhan standar tersebut diperlukan sejumlah indikator pencapaian untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan pendidikan. Dan kegiatan operasional pendidikan berada di tingkat satuan pendidikan (sekolah) dalam upaya menghasilkan lulusan yang bermutu sesuai dengan tuntunan zaman.

Kepala sekolah yang melaksanakan tugas pokok sesuai dengan Permendikbud Nomor 06 Tahun 2018 pasal 15 dan Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018, harus memiliki kompetensi seorang manajer, pengusaha, dan supervisor. Sebagai seorang manajer, kepala sekolah memiliki peran strategis dalam meningkatkan profesionalitas guru dan mutu pendidikan di sekolah. Kepala Sekolah sebagai manajer harus mampu: (1) mendorong timbulnya kemauan kuat, kerja penuh semangat, dan percaya diri para guru, tenaga pendidik, dan peserta didik dalam melaksanakan fungsinya masing-masing,( 2) memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan kepada para guru, staf, dan para peserta didik, untuk mau dan mampu memacu diri untuk bisa berdiri di depan demi kemajuan diri sehingga bisa memberikan inspirasi dan kontribusi saat mencapai tujuan.

Berangkat dari kondisi di atas. maka seorang kepala sekolah yang diamanahi tugas sebagai pimpinan di sekolah, diwajibkan untuk menyusun program kerja sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai kepala sekolah yang di amanatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 06 Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah pasal 15 ayat 1 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala sekolah, dan Pengawas Sekolah, di pasal 9 menjelaskan bahwa beban kerja kepala sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan, agar pekerjaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam memenuhi tuntutan delapan Standar Nasional Pendidikan akan terarah, terprogram, serta terencana dengan baik.

B. Dasar hukum

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru;

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Satuan Pendidikan;

(3)

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah;

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Laboratorium Sekolah;

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor;

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus;

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor . 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana SDLB, SMPLB dan SMALB;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagai Pendidik;

13. Permenpan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Noomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan;

15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif;

16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi bagi Guru Pemula;

17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/MadrasahPeraturan Menteri Pendidikan;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggraan Pendidikan;

20. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN);

21. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahPeraturan Menteri;

(4)

22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pedoman Pendirian dan Perubahan dan Penutupan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

23. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Peubahan SNP;

24. Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016 tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menengah;

26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;

29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman Formasi Jabatan Fungsional Pengembangan Teknologi Pembelajaran;

30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 19 Tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Kepala Sekolah;

31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah;

32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018 tentang Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah;

C. Tujuan penyusunan Program Kerja Kepala Sekolah,ini adalah :

1. Sebagai pedoman/acuan bagi kepala SDN 26 Jati Utara dalam melaksanakan tugas pokok.

2. Mempermudah kepala sekolah mempersiapkan pembinaan kepada Pendidik dan Tenaga Kependidikan .

3. Sebagai pedoman kerja/kerangka acuan kepala sekolah dalam mengembangkan sekolah dengan mengacu pada 8 SNP.

4. Melancarkan pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh pengawas sekolah dan dinas pendidikan.

5. Memudahkan proses pelaksanaan penilaian akreditasi sekolah.

6. Dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan sekolah

(5)

7. Bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumber daya pendidikan yang diperlukan untuk pengembangan sekolah

D. Sasaran

Sasaran dalam program kerja ini sesuai dengan tugas dan fungsi kepala sekolah, yaitu tersusunnya program kerja:

1. Manajerial

2. Pengembangan Kewirausahaan, dan 3. Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan

BAB II

IDENTIFIKASI/ ANALISIS PERMASALAHAN PROGRAM SUPERVISI

6

(6)

N

o Standar Nasional Pendidikan

Indikator Permasalahan Rencana Tindak Lanjut

(7)

1. 1. Standar Kompetensi Lulusan

- Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan

bertakwa kepada Tuhan YME, sesuai dengan

perkembangan siswa yang diperoleh dari pengalaman

pembelajaran melalui pembiasaan:

(1) integrasi pengembangan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dalam kegiatan

pembelajaran, (2) berdoa setiap memulai dan mengakhiri

kegiatan, (3) santun dalam berbicara dan berperilaku, (4) Berpakaian sopan sesuai aturan sekolah/madrasah, (5) mengucapkan salam saat masuk kelas, (6)

melaksanakan kegiatan ibadah, (7) mensyukuri setiap nikmat yang diperoleh, (8) menumbuhkan sikap saling menolong/

berempati, (9) menghormati perbedaan, (10) antre saat bergantian memakai fasilitas sekolah/madrasah.

-Sudah melaksanakan 10 kegiatan pembiasaan: (1) integrasi pengembangan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dalam kegiatan pembelajaran, (2) berdoa setiap memulai dan mengakhiri kegiatan, (3) santun dalam berbicara dan berperilaku, (4) Berpakaian sopan sesuai aturan

sekolah/madrasah, (5) mengucapkan salam saat masuk kelas, (6)

melaksanakan kegiatan ibadah, (7) mensyukuri setiap nikmat yang diperoleh, (8)

menumbuhkan sikap saling menolong/

berempati, (9)

menghormati perbedaan, (10) antre saat

bergantian memakai fasilitas

sekolah/madrasah.

- Guru rutin melakukan pengamatan ke siswa agar bisa mengisi instrument 10 kegiatan sesuai dengan perilaku siswa sehari-hari - Melakukan

evaluasi terhadap perobahan

perilaku siswa - Melakukan

pembinaan kepada siswa secara terus menerus agar perilaku siswa semakin baik dan mencerminkan 10 perilaku seperti yang tercantum dalam SKL

2. Siswa memiliki perilaku

yang mencerminkan sikap sosial dengan karakter:

(1) jujur dan

Sudah melaksanakan 5 kegiatan atau lebih agar siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sosial dengan

- Guru rutin melakukan pengamatan perilaku siswa agar bisa mengisi

(8)

bertanggung jawab, (2) peduli, (3) gotong- royong dan

demokratis, (4) percaya diri, (5) nasionalisme yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran dan pembiasaan.

karakter:

(1) jujur dan

bertanggung jawab, (2) peduli, (3) gotong- royong dan demokratis, (4) percaya diri, (5) nasionalisme yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran dan pembiasaan.

instrument

penilaian perilaku yang

mencerminkan masing-masing sikap sosial.

- Melakukan evaluasi secara rutin dan berkala terhadap hasil pelaksanaan penilaian perilaku yang

mencerminkan sikap social - Melakukan

pembinaan secara rutin kepada siswa yang belum membiasakan penilaian perilaku yang

mencerminkan sikap social

3 Siswa memiliki perilaku

yang mencerminkan sikap pembelajar sejati sepanjang hayat sesuai dengan perkembangan anak, yang diperoleh dari pengalaman pembelajaran dan pembiasaan melalui gerakan literasi sekolah/madrasah, meliputi: (1) perencanaan dan penilaian program literasi, (2) waktu yang cukup untuk kegiatan literasi, (3) membaca buku,

(4) lomba terkait literasi, (5) memajang karya tulis, (6)

penghargaan berkala untuk siswa, (7) pelatihan literasi.

SDN 26 Jati Utara baru melaksanakan 3 kegiatan agar siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap pembelajar sejati sepanjang hayat sesuai dengan perkembangan anak, yang diperoleh dari pengalaman pembelajaran dan pembiasaan melalui gerakan literasi sekolah meliputi: (1) perencanaan dan penilaian program literasi, (2) waktu yang cukup untuk kegiatan literasi, (3) membaca buku,

- Membuat 4 program lagi agar Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap pembelajar sejati sepanjang hayat sesuai dengan

perkembangan anak, yang diperoleh dari pengalaman pembelajaran dan pembiasaan melalui gerakan literasi

sekolah/madrasah, meliputi: (1) lomba terkait literasi, (2) memajang karya tulis, (3)

penghargaan berkala untuk

(9)

siswa, (4) pelatihan literasi.

4 Siswa memiliki perilaku

yang mencerminkan sikap sehat jasmani dan rohani melalui

keterlibatan dalam kegiatan kesiswaan, berupa: (1) olahraga, (2) seni, (3) kepramukaan, (4) UKS, (5)

keagamaan, (6) lomba yang terkait dengan kesehatan jasmani dan rohani.

- SDN 26 Jati Utara baru melaksanakan 5 kegiatan kesiswaan agar memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap sehat jasmani dan rohani melalui keterlibatan dalam kegiatan kesiswaan, berupa: (1) olahraga, (2) seni, (3)

kepramukaan, (4) keagamaan, (6) lomba yang terkait dengan kesehatan jasmani dan rohani.

- Melaksanakan program ektrakurikuler dengan serius dan maksimal dalam rangka

pengembangan minat dan bakat siswa secara berkala serta melakukan revisi setiap semester atas program yang dilaksanakan - Memohon ke

dinas pendidikan agar diberi

bantuan membuat sebuah ruangan untuk UKS sehingga sekolah bisa melaksanakan program UKS

5 Siswa memiliki

pengetahuan: (1) faktual, (2) konseptual, (3) prosedural,

(4) metakognitif dalam setiap tema sesuai dengan pembelajaran tematik terpadu.

- Semua mata pelajaran/tema memuat 4 aspek yang membuat siswa memiliki

pengetahuan: (1) faktual, (2) konseptual, (3) prosedural, (4) metakognitif dalam setiap tema sesuai dengan pembelajaran tematik terpadu.

- Meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru membuat

perangkat

pembelajaran yang memuat 4 aspek pengetahuan seperti di samping - Melatih guru

melakukan proses pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah mereka buat di atas.

- Mengevaluasi proses

pembelajaran

6 Siswa memperoleh

pengalaman pembelajaran yang ditunjukkan oleh kemampuan untuk melakukan kegiatan

Siswa memperoleh pengalaman

pembelajaran yang ditunjukkan oleh kemampuan untuk melakukan kegiatan seni

- Membuat program dan jadwal 5 kegiatan di samping di awal tahun pelajaran

(10)

seni dan budaya lokal, meliputi:

(1) kegiatan yang menunjukkan

keberagaman budaya, (2) peringatan

hari-hari besar nasional, (3) peringatan hari-hari besar agama, (4) pentas seni budaya, (5) bulan bahasa.

dan budaya lokal, melalui 5 pengalaman meliputi:

(1) kegiatan yang menunjukkan

keberagaman budaya, (2) peringatan

hari-hari besar nasional, (3) peringatan hari-hari besar agama, (4) pentas seni budaya, (5) bulan bahasa.

- Melaksanakan program kegiatan di samping sesuai dengan program dan jadwal yang telah dibuat - Melakukan

evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan - Melakukan

perbaikan terhadap pelaksanaan yang belum maksimal

7 Siswa memperoleh

pengalaman pembelajaran

menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif melalui

pemanfaatan sumber belajar berupa: (1) bahan ajar, (2) buku teks, (3) perpustakaan, (4) alat peraga, (5) internet.

Siswa sudah

memanfaatkan 5 sumber belajar seperti yang dituliskan di samping untuk memperoleh pengalaman belajar dengan menggunakan informasi

tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif

-Menuliskan 5 sumber belajar di samping di RPP secara bergantian sehingga menjadi sumber belajar oleh siswa

-Melakukan supervisi secara berkala dan kontinyu untuk melihat

pemanfaatan 5 sumber belajar di atas oleh guru saat PBM

-Melakukan evaluasi terhadap hasil supervisi -Melakukan

pembinaan kepada guru yang masih belum maksimal menggunakan 5 sumber belajar di atas

N o

Standar Nasional Pendidikan

Indikator Permasalahan Rencana Tindak Lanjut 1 2. Standar Isi - Guru

mengembangkan perangkat

pembelajaran pada

- 91%-100% guru mengembangkan perangkat

pembelajaran sesuai

- Guru dilatih membuat dan mengembangkan perangkat

(11)

kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

tingkat kompetensi

sikap spiritual pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap spiritual di KKG sekolah yang diadakan minimal 1X sebulan

2 - Guru

mengembangkan perangkat

pembelajaran pada kompetensi sikap sosial siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

- 91%-100% guru mengembangkan perangkat

pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap sosial

- Di KKG sekolah, guru dibina dan dilatih membuat dan

mengembangkan perangkat

pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap sosial

3 - Guru

mengembangkan perangkat

pembelajaran pada kompetensi

pengetahuan siswa sesuai dengan tingkat kompetensi

- 91%-100% guru mengembangkan perangkat

pembelajaran sesuai tingkat kompetensi pengetahuan

- Keterampilan guru selalu ditingkatkan untuk membuat dan mengembangkan perangkat

pembelajaran sesuai tingkat kompetensi pengetahuan di KKG sekolah

4 - Guru

mengembangkan perangkat

pembelajaran pada kompetensi

keterampilan siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

- 91%-100% guru mengembangkan perangkat

pembelajaran sesuai tingkat kompetensi keterampilan

- Meningkatkan keterampilan guru membuat dan mengembangkan perangkat

pembelajaran sesuai tingkat kompetensi keterampilan melalui KKG sekolah

5 - Sekolah/madrasah

mengembangkan perangkat

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti sesuai ruang lingkup materi pembelajaran pada setiap tingkat kelas.

- Mengembangkan 91%-100%

perangkat pembelajaran.

- Guru dilatih membuat dan mengembangkan perangkat

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti sesuai ruang lingkup materi pembelajaran pada setiap tingkat kelas.

6 - Sekolah/madrasah

mengembangkan perangkat

- Mengembangkan 91%-100%

perangkat

- Guru selalu dibina dan dilatih

membuat dan

(12)

pembelajaran tematik terpadu sesuai tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi pembelajaran pada setiap tingkat kelas.

pembelajaran mengembangkan perangkat

pembelajaran tematik terpadu sesuai tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi pembelajaran pada setiap tingkat kelas.

7 - Kepala

sekolah/madrasah bersama guru mengembangkan kurikulum sesuai dengan pedoman pengembangan KTSP dengan melibatkan

beberapa unsur: (1) pengawas

sekolah/madrasah, (2) narasumber, (3) komite

sekolah/madrasah, (4) penyelenggara lembaga

pendidikan.

- Baru 3 unsur yang dilibatkan dalam mengembangkan kurikulum sekolah

- Akan diupayakan melibatkan 1 unsur lagi yaitu

penyelenggara lembaga pendidikan saat

pengembangkan kurikulum SDN 26 Jati Utara

8 - Sekolah/madrasah

menyusun KTSP yang meliputi: (1) visi, misi dan tujuan, (2) pengorganisasian muatan kurikuler, (3) pengaturan beban belajar siswa dan beban kerja guru (4)

penyusunan kalender pendidikan, (5) penyusunan silabus muatan pelajaran, (6) penyusunan RPP.

- Kurikulum SD Negeri 26 Jati Utara sudah meliputi 6 komponen yaitu: (1) visi, misi dan tujuan, (2) pengorganisasian muatan kurikuler, (3) pengaturan beban belajar siswa dan beban kerja guru (4)

penyusunan kalender pendidikan, (5) penyusunan silabus muatan pelajaran, (6) penyusunan RPP.

- Kurikulum SD Negeri 26 Jati Utara akan direvisi secara berkala untuk disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan sekolah

9 - Sekolah/madrasah

mengembangkan

- SDN 26 Jati Utara sudah

- 4 tahapan ini akan selalu dilaksanakan

(13)

kurikulum sesuai dengan prosedur - operasional

pengembangan KTSP yang meliputi tahapan berikut: (1) analisis, (2)

penyusunan, (3) penetapan, (4) pengesahan.

Melaksanakan 4 tahapan dalam pengembangan Kurikulum sekolah yaitu: (1) analisis, (2) penyusunan, (3) penetapan, (4) pengesahan.

dan disempurnakan saat

mengembangkan kurikulum di tahun- tahun berikutnya

10 - Sekolah/madrasah

melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan: (1) mengikuti struktur kurikulum, (2) penugasan terstruktur dan kegiatan

mandiri, maksimal 40%, (3) beban kerja guru dan beban belajar siswa sesuai ketentuan, (4) mata pelajaran seni budaya dan prakarya

diselenggarakan minimal dua aspek, (5)

menyelenggarakan kegiatan

pengembangan diri dan cara

penilaiannya.

- SDN 26 Jati Utara sudah

melaksanakan kurikulum yang memuat 5 ketentuan yaitu: (1)

mengikuti struktur kurikulum, (2) penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40%, (3) beban kerja guru dan beban belajar siswa sesuai ketentuan, (4) mata pelajaran seni budaya dan prakarya

diselenggarakan minimal dua aspek, (5)

menyelenggarakan kegiatan

pengembangan diri dan cara

penilaiannya.

- 5 ketentuan dalam pelaksanaan kurikulum ini akan selalu dilaksanakan dan disempurnakan di tahun-tahun berikutnya

N

o Standar Nasional Pendidikan

Indikator Permasalahan Rencana Tindak Lanjut 1 3. Standar

Proses - Sekolah/madrasah mengembangkan silabus yang memuat komponen:

a. identitas mata pelajaran/tema, b. identitas

- Silabus yang dikembangkan di SDN 26 Jati utara sudah memuat komponen:

a. identitas mata pelajaran/tema,

- Silabus SDN 26 Jati utara akan selalu memuat 9

komponen dan akan disempurnakan di tahun-tahun berikutnya

(14)

sekolah/madrasah, c. kompetensi inti, d. kompetensi dasar, e. materi pokok, f. kegiatan

pembelajaran, g. penilaian, h. alokasi waktu, i. sumber belajar.

b. identitas

sekolah/madrasah, c. kompetensi inti, d. kompetensi dasar, e. materi pokok, f. kegiatan

pembelajaran, g. penilaian, h. alokasi waktu, i. sumber belajar.

2 - Sekolah/madrasah

mengembangkan RPP dari silabus, secara lengkap dan sistematis.

- 100% mata pelajaran/tema dikembangkan dari silabus secara lengkap dan sistematis

- Keterampilan guru mengembang kan RRP dari silabus, secara lengkap dan sistematis akan selalu ditingkatkan dengan memberikan pembinaan dan pelatihan di KKG sekolah minimal 1Xsebulan

3 - Sekolah/madrasah

mengalokasikan waktu dan beban belajar sesuai ketentuan:

 durasi 1 jam pembelajaran,

 beban belajar per minggu,

 beban belajar per semester,

 beban belajar pertahun pelajaran.

- Beban belajar di SDN 26 Jati Utara sudah sesuai 4 ketentuan :

 durasi 1 jam pembelajaran,

 beban belajar per minggu,

 beban belajar per semester,

 beban belajar pertahun pelajaran.

- Pengalokasian waktu dan beban belajar di SDN 26 Jati Utara akan selalu disesuaikan dengan 4 ketentuan di samping, di tahun-tahun berikutnya

4 - Sekolah/madrasah

melaksanakan proses pembelajaran dengan jumlah siswa per

rombongan belajar maksimum 28 orang.

- Siswa kelas 2,3,4,4,dan 6 SDN 26 Jati Utara sudah berjumlah per rombongan belajar maksimum 28 orang.

 Siswa kelas 1 tahun pelajaran 2018- 2019 ini berjumlah 31 orang

- Telah dilakukan diskusi dengan pak Irwan Ka Dapodik Kota Padang, beliau mengatakan 31 orang/rombel masih bisa ditoleransi.

Jumlah 28 orang siswa/rombel akan ditertibkan dalam waktu 5 tahun ke depan.

5 - Siswa

menggunakan buku teks pelajaran dalam proses

- 100% siswa sudah menggunakan buku teks pelajaran dalam proses

- Kepala Sekolah membeli buku-buku teks pelajaran yang kurang agar sesuai

(15)

pembelajaran. pembelajaran. dengan jumlah siswa yang membutuhkan.

- Kepala Sekolah membeli buku-buku non teks dan pengayaan untuk yang digunakan untuk menunjang proses

pembelajaran.

6 Guru melakukan

pengelolaan kelas yang baik dengan:

1. keteladanan dalam sikap spiritual 2. keteladanan dalam

sikap sosial,

3. pengaturan tempat, 4. pengaturan suara, 5. penggunaan kata-

kata

6. santun, lugas, dan mudah dimengerti, 7. kemampuan belajar

siswa,

8. ketertiban kelas, 9. penguatan dan

umpan balik, 10. keaktifan siswa, 11. berpakaian sopan,

bersih, dan rapi, 12. menjelaskan silabus

mata pelajaran pada tiap awal semester, 13. ketepatan

penggunaan waktu.

Guru baru melakukan 8-9 kriteria dalam mengelola kelas

- Masih ada 4 kriteria yang belum

dilakukan guru dalam mengelola kelas.

- Akan dilakukan pembinaan dan pelatihan kepada guru tentang cara pelaksanaan 4 kriteria lagi yang harus dilakukan guru saat mengelola kelas agar bisa menciptakan PAIKEM GEMBROT.

7 - Guru memulai

pembelajaran dengan 5 langkah pendahuluan berikut:

1. menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran, 2. memberi motivasi

belajar siswa,

- Guru memulai pembelajaran dengan 5 langkah pendahuluan berikut:

1. menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran, 2. memberi motivasi

belajar siswa,

- Menuliskan 5 langkah di samping di setiap kegiatan pendahuluan RPP - Telah dilakukan

pembinaan kepada guru secara

kontinyu dan berkala agar selalu melaksanakan 5 langkah di samping di kegiatan

(16)

3. mengajukan pertanyaan yangmengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang

akandipelajari, 4. menjelaskan tujuan

pembelajaran, 5. menyampaikan

cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

3. mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,

4. menjelaskan tujuan pembelajaran, 5. menyampaikan

cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

pendahuluan karena 5 kegiatan ini merupakan amanat dari Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.

8 - Guru menggunakan

model

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan mata

pelajaran/tema.

- Baru 71%-80%

guru menggunakan model yang sesuai dengan

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan mata

pelajaran/tema.

- Sejak tanggal 22 Juli Tahun 2017, majelis guru SDN 26 Jati Utara telah diberi sosialisasi dan hand out 45 model kooperatif learning.

- Di KKG sekolah dibahas tentang cara melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan salah satu model

kooperatif learning.

- Guru dilatih melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan salah satu model

kooperatif learning.

- Melakukan supervisi melihat guru melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan salah satu model

kooperatif learning.

- Melakukan evaluasi terhadap hasil supervisi - Melakukan

pembinaan kepada

(17)

guru yang masih belum

melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan salah satu model

kooperatif learning.

9 - Guru menggunakan

metode

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Baru 71%-80%

guru menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Di KKG sekolah dibahas tentang cara melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan salah satu metode

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Guru dilatih melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Melakukan supervisi melihat guru melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Melakukan evaluasi terhadap hasil supervise - Melakukan

pembinaan kepada guru yang masih belum

melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan

(18)

menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

10 - Guru menggunakan

media

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Baru 71%-80%

guru menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Sejak tanggal 22 Juli Tahun 2017, majelis guru SDN 26 Jati Utara telah diberi sosialisasi tentang keharusan menggunakan media

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Di setiap KKG sekolah, guru dibina dan dilatih

menggunakan media

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Melakukan supervisi melihat guru melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan media

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Melakukan evaluasi terhadap hasil supervisI - Melakukan

pembinaan kepada guru yang masih belum

melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan media

(19)

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

11 - Guru menggunakan

sumber belajar yang sesuai

karakteristik siswa danmata

pelajaran/tema.

- Baru 71%-80%

guru menggunakan sumber belajar yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Di KKG sekolah dibahas tentang cara melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan sumber belajar pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Guru dilatih melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan sumber belajar pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Melakukan supervisi melihat guru melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan sumber belajar pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Melakukan evaluasi terhadap hasil supervisI - Melakukan

pembinaan kepada guru yang masih belum

melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan sumber belajar pembelajaran yang sesuai karakteristik

(20)

siswa dan mata pelajaran/tema.

12 Guru menggunakan

pendekatan pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Baru 71%-80%

guru menggunakan pendekatan

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Sejak tanggal 22 Juli Tahun 2017, majelis guru SDN 26 Jati Utara telah diberi sosialisasi tentang keharusan menggunakan pendekatan

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Di setiap KKG sekolah, guru dibina dan dilatih

menggunakan pendekatan

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Melakukan supervisi melihat guru melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

- Melakukan evaluasi terhadap hasil supervise - Melakukan

pembinaan kepada guru yang masih belum

melaksanakan PAIKEM

GEMBROT dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.

(21)

13 - Guru bersama siswa mengakhiri

pembelajaran dengan langkah penutup,

meliputi:

 mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas

pembelajaran,

 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,

 melakukan kegiatan tindak lanjut, dan

 menginformasikan rencanakegiatan pembelajaran berikutnya.

- Baru 81%-90%

guru melakukan 4 langkah penutup yang

meliputi:

 mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas

pembelajaran,

 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,

 melakukan kegiatan tindak lanjut, dan

 menginformasikan rencanakegiatan pembelajaran berikutnya.

- Menuliskan 4 langkah penutup di setiap kegiatan akhir RPP - Telah dilakukan

pembinaan kepada guru secara

kontinyu dan berkala agar selalu melakukan 4 langkah penutup seperti yang tertulis di kegiatan akhir RPP ini merupakan amanat dari

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.

14 - Guru menggunakan

pendekatan penilaian otentik dalam penilaian proses

pembelajaran.

- 91%-100% guru menggunakan pendekatan penilaian otentik dalam penilaian proses

pembelajaran.

- Menuliskan teknik penilaian yang digunakan untuk menilai KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4 di RPP

- Membuat

instrument penilaian yang tepat sesuai teknik yang digunakan untuk setiap KI

- Guru melakukan penilaian otentik dengan

menggunakan instrument yang telah dibuat - Telah dilakukan

pembinaan kepada guru secara

kontinyu dan berkala agar selalu melakukan

penilaian otentik di setiap proses pembelajaran karena merupakan amanat dari

(22)

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016.

15 - Guru memanfaatkan

hasil penilaian otentik untuk merencanakan program:

 remedial,

 pengayaan,

 pelayanan konseling,

 perbaikan proses pembelajaran.

- 91%-100% guru memanfaatkan hasil penilaian otentik untuk

merencanakan 4 program:

 remedial,

 pengayaan,

 pelayanan konseling,

 perbaikan proses pembelajaran.

- Guru setiap hari mengamati perilaku siswa dan mengisi instrument penilaian KI 1 dan KI 2 - Guru memberi

penghargaan kepada siswa yang

berperilaku sesuai KI 1 dan KI 2 - Guru membina

siswa yang

perilakunya masih belum berakhlakul karimah seperti yang ada di KI 1 dan KI 2

- Setiap selesai PH setelah habis 1 tema, guru selalu menganalisis hasil penilaian KI3 dan KI4, kemaudian melakukan remedial dan pengayaan

16 - Kepala

sekolah/madrasah melakukan

pengawasan proses pembelajaran dengan objektif dan transparan guna peningkatan mutu secara

berkelanjutan.

- Kepala sekolah sudah melakukan pengawasan proses pembelajaran secara objektif dan

transparan, dan digunakan untuk peningkatan mutu secara

berkelanjutan.

- Kepala sekolah selalu melakukan pengawasan terhadap proses pembelajaran secara kontinyu dengan instrument yang telah disediakan.

- Melakukan evaluasi bersama guru terhadap hasil pengawasan - Melakukan

pembinaan kepada guru yang

memerlukan pembinaan

17 - Kepala

sekolah/madrasah melakukan supervisi proses

- Kepala

sekolah/madrasah melakukan supervisi proses

- Kepala sekolah melakukan

supervisi ke setiap kelas secara

(23)

pembelajaran terhadap seluruh guru setiap tahun.

pembelajaran terhadap seluruh guru setiap tahun.

bergantian

- Melakukan evaluasi terhadap hasil supervisi

- Mulai bulan Juli 2018, setiap hari Sabtu yang dimulai Sabtu 14 Juli 2018, diadakan simulasi pembelajaran yang dimulai pukul 11.15 WIB. Guru

bergiliran melaksanakan praktek mengajar sesuai materi kelas masing-masing, kepala sekolah dan guru lain sebagai siswa

- Hasil simulasi dievaluasi bersama- sama

- Memperbaiki konsep-konsep yang belum benar.

- Guru diminta memperbaiki kembali konsep yang belum benar diajarkan ke siswa - Kepala sekolah

melakukan supervisi kembali ke kelas-kelas

18 - Kepala

sekolah/madrasah memantau proses pembelajaran melalui:

 diskusi kelompok terfokus,

 pengamatan,

 pencatatan,

 perekaman,

 wawancara,

 pendokumentasian.

- Kepala sekolah memantau proses pembelajaran dengan 6 cara melalui:

 diskusi kelompok terfokus,

 pengamatan,

 pencatatan,

 perekaman,

 wawancara,

 pendokumentasian.

- Kepala sekolah membuat WA group. Setiap hari, guru harus

memposting PBM dan pelaksanaan PPK yang

dilakukan di kelas masing-masing.

Kepala sekolah langsung mengomentari media, strategi, dll yg digunakan guru

(24)

sehingga guru tahu dia sudah benar atau belum

melaksanakan PAIKEM GEMROT.

- Semua foto dan video yang dikirim guru melalui WA, didokumentasikan di sebuah folder - Setiap hari Sabtu

diadakan rapat evaluasi kinerja untuk membahas PBM yang dilakukan guru sejak hari Senen sampai Sabtu itu.

- Setiap hari Sabtu diadakan simulasi untuk memperbaiki PBM yang

dilakukan guru - Semua hasil

simulasi, diskusi, dan perbaikan didokumentasikan

19 - Kepala

sekolah/madrasah menindaklanjuti hasil supervisi proses pembelajaran dengan cara:

 pemberian contoh

 diskusi

 Konsultasi

 pelatihan.

- Kepala sekolah telah

menindaklanjuti hasil supervisi proses pembelajaran dengan 4 cara:

 pemberian contoh

 diskusi

 Konsultasi

 pelatihan.

- Kepala sekolah mendiskusikan hasil supervise dengaan guru kelas.

- Setiap Sabtu, kepala sekolah

mencontohkan cara menanamkan konsep yang benar saat simulasi - Kepala sekolah

meminta guru mengulang kembali cara menanamkan konsep yang telah mereka terima ini.

- Kepala sekolah kembali melakukan supervise di kelas - Kepala sekolah

mencontohkan cara

(25)

menanamkan konsep yang benar dengan cara mengajar di kelas, disaksikan oleh guru kelas

20 - Kepala

sekolah/madrasah menyusun:

 laporan pemantauan,

 laporan supervisi,

 laporan evaluasi proses

pembelajaran,

 program tindak lanjut.

- Kepala sekolah sudah menyusun 3 laporan dan satu program tindak lanjut :

 laporan pemantauan,

 laporan supervisi,

 laporan evaluasi proses

pembelajaran,

 program tindak lanjut.

- 3 laporan supervise dan satu program tindak lanjut, akan selalu diperbaiki dan disempurnakan sesuai dengan hasil supervisi

- Kepala

sekolah/madrasah melakukan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan proses pembelajaran, minimal 1 tahun terakhir.

- Menindaklanjuti 91%-100% hasil pengawasan proses pembelajaran, minimal 1 tahun terakhir.

- Sejak bulan Agustus 2017, kepala sekolah sudah menindak lanjuti hasil

pengawasan proses pembelajaran - Mulai bulan Juli

2018 ini, tindak lanjut hasil

pengawasan proses pembelajaran lebih ditingkatkan dengan cara mengadakan simulasi setiap hari Sabtu sebagai usaha memperbaiki proses pembelajaran di kelas 1 sampai kelas VI

N o

Standar Nasional Pendidikan

Indikator Permasalahan Rencana Tindak Lanjut 1 4. Standar

Penilaian - Guru melaksanakan penilaian hasil belajar siswa berdasarkan 6 prinsip penilaian:

- 91%-100% guru sudah menerapkan 6 prinsip penilaian terhadap hasil belajar siswa: (1)

- Sejak tanggal 29 Juli 2017, majelis guru di SDN 26 Jati Utara telah diberi sosialisasi tentang

(26)

(1) sahih, (2) objektif, (3) adil, (4) terbuka, (5) holistik, (6) akuntabel.

sahih, (2) objektif, (3) adil, (4) terbuka, (5) holistik, (6) akuntabel.

Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 dan

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian.

Sosialisasi ini diberikan saat KKG sekolah

- Sejak itu, majelis guru dilatih membuat

instrument penilaian sesuai KD dengan menerapkan 6 prinsip penilaian terhadap hasil belajar siswa: (1) sahih, (2) objektif, (3) adil, (4) terbuka, (5) holistik, (6) akuntabel.

- Pelatihan ini dilakukan secara kontinyu dan berkala.

- Majelis guru melaksanakan penilaian dengan menerapkan 6 prinsip penilaian di atas.

- Dilakukan evaluasi terhadap

pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru - Diberikan

pembinaaan secara kontinyu dan berkala dalam KKG sekolah setiap 2 kali sebulan agar guru benar-benar terampil membuat instrumen penilain sesuai KD dan melaksanakan penilaian dengan

(27)

menerapkan 6 prinsip penilaian di atas.

2 - Sekolah/madrasah

menentukan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) seluruh mata pelajaran dengan mempertimbangkan : (1)

karakteristikpeserta didik, (2)

karakteristik mata pelajaran, (3) kondisi satuan pendidikan, (4) analisis hasil penilaian.

- 91%-100% guru sudah membuat KKM sesuai ketentuan dengan mempertimbangkan : (1) karakteristik peserta didik, (2) karakteristik mata pelajaran, (3) kondisi satuan pendidikan, (4) analisis hasil penilaian.

- Sejak tanggal 29 Juli 2017, majelis guru di SDN 26 Jati Utara telah diberi sosialisasi tentang cara menentukan KKM

- Sejak itu, majelis guru dilatih membuat KKM dengan menghitung KD dengan

ketentuan

mempertimbangkan : (1) karakteristik peserta didik, (2) karakteristik mata pelajaran, (3) kondisi satuan pendidikan, (4) analisis hasil penilaian.

- Pelatihan ini dilakukan secara kontinyu dan berkala.

- Diberikan

pembinaaan secara kontinyu dan berkala dalam KKG sekolah setiap 1 kali sebulan agar guru benar-benar terampil membuat KKM

3 - Guru melaksanakan

penilaian hasil belajar dalam bentuk: (1) ulangan, (2) pengamatan, (3) penugasan, dan/atau (4) bentuk lain yang diperlukan.

- 91%-100% guru sudah

melaksanakan minimal 3 bentuk penilaian hasil belajar dalam bentuk: (1) ulangan, (2) pengamatan, (3) penugasan, dan/atau (4) bentuk lain ya ngdiperlukan.

- Guru membuat kisi- kisi soal saat membuat soal ulangan

- Guru membuat instrument yang sesuai untuk penilaian

pengamatan KI 1, KI 2, dan KI 4.

- Guru melaksanakan

(28)

penilaian minimal dalam bentuk: (1) ulangan, (2) pengamatan, (3) penugasan, dan/atau (4) bentuk lain yang diperlukan.

4 Guru menggunakan

hasil penilaian kompetensi pengetahuan yang dilakukan untuk: (1) memperbaiki proses pembelajaran, (2) mengukur

dan mengetahui

pencapaian kompetensi siswa, (3) menyusun laporan

kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir semester, akhir tahun dan/atau kenaikan kelas.

91%-100% guru menggunakan hasil penilaian untuk : (1) memperbaiki proses pembelajaran, (2) mengukur

dan mengetahui

pencapaian kompetensi siswa, (3) menyusun laporan

kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir semester, akhir tahun dan/atau kenaikan kelas.

- Setiap selesai 1 tema diadakan PH.

Di pertengahan semester di lakukan ujian mid semester.

Hasil ujian tersebut dijadikan guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran, mengukur dan mengetahui pencapaian

kompetensi siswa, menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, dan tengah semester.

- Setiap hari dilakukan pengamatan dan mengisi instrument pengamatan untuk melihat perilaku siswa untuk dijadikan dasar perbaikan agar perilaku siswa menjadi baik.

- Setiap semester guru membuat soal untuk ujian

semester dan ujian naik kelas.

- Hasil semua penilaian di atas dijadikan dasar untuk menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir semester, akhir tahun dan/atau

(29)

kenaikan kelas.

5 - Guru melaksanakan

penilaian

kompetensi sikap sesuai karakteristik Kompetensi Dasar (KD).

- 91%-100% guru sudah

melaksanakan penilaian

kompetensi sikap sesuai karakteristik Kompetensi Dasar (KD).

- Guru sudah dibina dan dilatih

membuat

instrument penilaian sikap sejak tanggal 5 Agustus 2017.

- Guru juga sudah diberi pengetahuan dan keterampilan melaksanakan penilaian sikap sambil mengisi instrument penilaian sikap yang telah dibuat

- Guru sudah melaksanakan penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sejak bulan Agustus 2017 - Pelaksanaan

penilaian sikap ini selalu dievaluasi bersama setiap hari Sabtu saat rapat evaluasi kinerja yang rutin

dilaksanakan setiap hari Sabtu

- Hasilnya dijadikan sebagai bahan perbaikan

pelaksanaan sikap sehingga hasilnya bisa maksimal - Hasil penilaian

sikap dijadikan guru sebagai dasar pemberian reward dan melakukan pembinaan kepada siswa

6 - Guru melaksanakan

penilaian

kompetensi sikap sesuai karakteristik Kompetensi Dasar (KD).

- 91%-100% guru sudah

melaksanakan penilaian

kompetensi sikap sesuai karakteristik

- Guru sudah dibina dan dilatih

membuat

instrument penilaian sikap sejak tanggal 5 Agustus 2017.

(30)

Kompetensi Dasar

(KD). - Guru juga sudah

diberi pengetahuan dan keterampilan melaksanakan penilaian sikap sambil mengisi instrument penilaian sikap yang telah dibuat

- Guru sudah melaksanakan penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sejak bulan Agustus 2017 - Pelaksanaan

penilaian sikap ini selalu dievaluasi bersama setiap hari Sabtu saat rapat evaluasi kinerja yang rutin

dilaksanakan setiap hari Sabtu

- Hasilnya dijadikan sebagai bahan perbaikan

pelaksanaan sikap sehingga hasilnya bisa maksimal - Hasil penilaian

sikap dijadikan guru sebagai dasar pemberian reward dan melakukan pembinaan kepada siswa

7 - Guru melaksanakan

penilaian kompetensi

pengetahuan sesuai karakteristik KD.

- 91%-100% guru sudah

melaksanakan penilaian kompetensi

pengetahuan sesuai karakteristik Kompetensi Dasar (KD).

- Di RPP yang dibuat guru, sudah dibuat soal-soal penilaian pengetahuan yang sesuai karakteristik Kompetensi Dasar (KD).

- Soal-soal tersebut dijadikan sebagai dasar untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap KD

(31)

pengetahuan yang sudah mereka pelajari

8 - Guru melaksanakan

penilaian kompetensi

keterampilan sesuai karakteristik KD.

- 91%-100% guru sudah

melaksanakan penilaian kompetensi

keterampilan sesuai karakteristik

Kompetensi Dasar (KD).

- Di RPP yang dibuat guru, sudah dibuat instrument dan rubrik penilaian keterampilan yang sesuai karakteristik Kompetensi Dasar (KD).

- Guru melaksanakan penilaian

keterampilan sesuai dengan instrument dan rubrik yang telah ada di RPP

9 - Guru melaksanakan

penilaian

kompetensi sikap melalui observasi/

pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan.

- 91%-100% guru sudah

melaksanakan penilaian

kompetensi sikap melalui observasi/

pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan.

- Guru kelas sudah membuat semua instrument penilaian untuk KI 2

- Instrument

penilaian untuk KI 2 ini diisi setiap hari dengan mengamati sikap siswa

- Setiap bulan, hasil pengamatan guru dibuat rekapnya.

- Hasil rekap guru, didiskusikan guru dengan siswa untuk diberika reward atau pembinaan - Dilakukan

pembinaan kepada guru PJOK untuk bisa juga

melaksanakan penilaian sikap

10 - Guru melaksanakan

penilaian kompetensi

pengetahuan dengan menggunakan 3 jenis tes: (1) tes tulis, (2) tes lisan,

- 91%-100% guru sudah menggunakan 3 jenis

melaksanakan penilaian kompetensi

pengetahuan dengan

- Guru kelas sudah menggunakan 3 jenis melaksanakan penilaian

kompetensi

pengetahuan dengan menggunakan 3

(32)

(3) penugasan. menggunakan 3 jenis tes: (1) tes tulis, (2) tes lisan, (3) penugasan.

jenis tes: (1) tes tulis, (2) tes lisan, (3) penugasan.

- Diberikan selalu pembinaan kepada guru kelas dan bidang studi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka melaksanakan penilaian kompetensi

pengetahuan dengan menggunakan 3 jenis tes: (1) tes tulis, (2) tes lisan, (3) penugasan.

11 - Guru melaksanakan

penilaian kompetensi keterampilan menggunakan: (1) tes praktik, (2) penilaian produk, (3) penilaian proyek, (4)

penilaian portofolio, (5) teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai.

- 91%-100% guru sudah

melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan menggunakan: (1) tes praktik, (2) penilaian produk, (3) penilaian proyek, (4)

penilaian portofolio, (5) teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai.

- Guru kelas sudah membuat

instrument dan rubrik penilaian untuk melaksanakan penilaian

kompetensi keterampilan.

- Instrument dan rubrik ini selalu digunakan guru saat melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan - Penilaian portofolio

sudah dilakukan tapi belum maksimal

- Kedepannya, akan dilakukan

pembenahan dan perbaikan agar penilaian portofolio bisa dilaksanakan juga dengan maksimal

12 - Sekolah/madrasah

melaksanakan penilaian hasil

- 91%-100% Sekolah sudah

melaksanakan 4

- Setiap selesai 1 tema, Sekolah melaksanakan

(33)

belajar dalam bentuk: (1)

penilaian harian, (2) penilaian akhir semester, (3) penilaian

akhirtahun, (4) ujian sekolah/madrasah.

jenis atau lebih penilaian hasil belajar dalam bentuk: (1)

penilaian harian, (2) penilaian akhir semester, (3) penilaian akhir tahun, (4) ujian sekolah/madrasah.

penilaian harian yang

pelaksanaannya seperti ujian semester - Selesai

melaksanakan ujian, guru membagikan rapor PH

- Setiap pertengahan semester, Sekolah melaksanakan ujian tengah semester.

- Selesai

melaksanakan ujian, guru membagikan rapor tengah semester - Setiap akhir

semester, Sekolah melaksanakan ujian akhir semester.

- Selesai

melaksanakan ujian, guru membagikan rapor semester - Setiap tahun

sekolah selalu mengadakan ujian sekolah yang hasilnya juga dibuatkan laporannya dan dilaporkan ke orang tua siswa

13 - Sekolah/madrasah

menentukan kelulusan siswa dengan

mempertimbangkan hasil: (1) ujian sekolah/madrasah, (2) penilaian sikap, (3) penilaian pengetahuan, (4) penilaian

keterampilan.

- Sekolah

mempertimbangkan 4 hasil penilaian dalam menentukan kelulusan siswa dengan

mempertimbangkan hasil: (1) ujian sekolah/madrasah, (2) penilaian sikap, (3) penilaian pengetahuan, (4) penilaian

keterampilan.

- Setiap akan menentukan kelulusan siswa, sekolah selalu mengadakan rapat majelis guru - Dalam rapat

tersebut diputuskan bahwa kelulusan siswa ditentukan dengan

mempertimbangkan hasil: (1) ujian sekolah, (2)

(34)

penilaian sikap, (3) penilaian

pengetahuan, (4) penilaian

keterampilan.

14 - Guru melakukan

penilaian proses dan hasil belajar dengan 8 langkah: (1) menetapkan tujuan penilaian, (2) menyusun kisi-kisi ujian, (3)

mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian, (4) melakukan analisis kualitas instrumen, (5) melaksanakan penilaian, (6) mengolah dan menentukan kelulusan siswa, (7) melaporkan, (8) memanfaatkan hasil penilaian.

- 91%-100% guru telah melaksanakan 8 penilaian proses dan hasil belajar yaitu: (1)

menetapkan tujuan penilaian, (2) menyusun kisi-kisi ujian, (3)

mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian, (4) melakukan analisis kualitas instrumen, (5) melaksanakan penilaian, (6) mengolah dan menentukan kelulusan siswa, (7) melaporkan, (8) memanfaatkan hasil penilaian.

- Guru di SDN 26 telah melaksanakan 8 penilaian proses dan hasil belajar seperti yang tertulis di samping

- Pelaksanaannya selalu dievaluasi secara berkala dan kontinyu

- Diadakan perbaikan terhadap

pelaksanaan yang belum maksimal

Program Manajerial N

o Standar Nasional Pendidikan

Indikator Permasalahan Rencana Tindak Lanjut

1 5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidi kan

- Guru memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D4) dari program studi terakreditasi.

- 91%-100%

guru yang memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D4) dari program studi

terakreditasi.

- 1 orang guru yang belum sarjana tidak mau melanjutkan pendidikan ke S1 karena tahun 2019 memasuki usia pensiun

2 - Guru memiliki

sertifikat pendidik.

Baru 41%-

55% guru - Guru yang belum memiliki sertifikat

(35)

yang memiliki sertifikat pendidik.

pendidik sudah mengikuti PPG tapi belum lulus

- Guru tersebut selalu dimotivasi untuk meningkatkan kompetensi sehingga bisa lulus PPG - Guru mengajar sesuai

dengan latar belakang pendidikan dan/atau uji kelayakan dan kesetaraan.

- 81%-90%

guru yang mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan dan/atau uji kelayakan dan kesetaraan.

- Kuliah kembali untuk pendidikan yang linear

4 - Guru mata pelajaran

(Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani, Olahraga Kesehatan, Muatan Lokal, dan lain-lain) mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan.

- Sudah semua guru mata pelajaran (Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani, Olahraga Kesehatan, Muatan Lokal, dan lain-lain) mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan.

- Meningkatkan

kompetensi pedagogik dan professional guru mata pelajaran melalui KKG

- Kepala sekolah selalu membina guru mata pelajaran untuk meningkatkan kompetensi mereka

5 - Guru memiliki

kompetensi

pedagogik, meliputi:

(1) mengintegrasikan karakteristik siswa, (2) pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik siswa, (3) merancang

kegiatan pembelajaran siswa berdasarkan kurikulum, (4) menyelenggarakan pembelajaran yang

Baru 71%- 80% guru yang memiliki kompetensi pedagogik, meliputi: (1) mengintegras ikan

karakteristik siswa, (2) pembelajaran yang sesuai dengan

- Meningkatkan

kompetensi pedagogik guru melalui KKG, seminar, dan

workshop, dan

pembinaan oleh kepala sekolah

(36)

mendidik, (5) menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, (6) mengembangkan potensi siswa, (7) berkomunikasi secara efektif, empati, dan santun, (8)

melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, (9) menggunakan hasil penilaian proses dan hasil belajar, (10) melakukan tindakan reflektif.

karakteristik siswa, (3) merancang kegiatan pembelajaran siswa

berdasarkan kurikulum, (4)

menyelengga rakan

pembelajaran yang

mendidik, (5)

menggunaka n teknologi informasi dan

komunikasi, (6)

mengembang kan potensi siswa, (7) berkomunika si secara efektif, empati, dan santun, (8) melaksanaka n penilaian proses dan hasil belajar, (9)

menggunaka n hasil penilaian proses dan hasil belajar, (10)

melakukan tindakan reflektif.

6 - Guru memiliki

kompetensi

profesional, meliputi:

(1) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

- Baru 81%- 90% guru memiliki kompetensi profesional, meliputi: (1) menguasai

- Meningkatkan kompetensi profesional guru melalui KKG, seminar, dan workshop, dan pembinaan rutin oleh

(37)

pelajaran yang diampu, (2) menguasai kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, (3)

mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, (4) mengembangkan

keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif,

(5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu, (2) menguasai kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, (3) mengembang kan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, (4) mengembang kan

keprofesian secara berkelanjuta n dengan melakukan tindakan reflektif, (5)

memanfaatka n teknologi informasi dan

komunikasi.

kepala sekolah

7 Guru memiliki

kompetensi kepribadian, meliputi: (1) bertindak sesuai

dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan, (2) menampilkan

diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,

- Baru 81%-

90% Guru memiliki kompetensi kepribadian , meliputi:

(1) bertindak sesuai dengan norma

- Meningkatkan kompetensi kepribadian guru melalui KKG, seminar, workshop, wirid bulanan, dan pembinaan rutin dari kepala sekolah.

(38)

dan teladan, (3)

menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, (4)

menunjukkan etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga

menjadi guru, dan rasa percaya diri, (5)

menjunjung tinggi kode etik

profesi.

agama, hukum, sosial, dan kebudayaan, (2)

menampilka n diri sebagai pribadi yang jujur,

berakhlak mulia, dan teladan, (3) menampilka n diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, (4)

menunjukka n etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, (5) menjunjung tinggi kode etik

profesi.

8 Guru memiliki

kompetensi sosial yang ditunjukkan melalui komunikasi

yang efektif dan santun dengan: (1) sesama guru, (2) tenaga

kependidikan, (3) siswa, (4) orangtua siswa, (5) masyarakat.

- Baru 81%- 90% guru

memiliki kompetensi sosial yang ditunjukkan melalui komunikasi yang efektif dan santun dengan: (1) sesama guru, (2) tenaga kependidikan , (3) siswa, (4) orangtua

- Meningkatkan kompetensi sosial guru melalui KKG, seminar, workshop, wirid bulanan, dan pembinaan rutin dari kepala sekolah.

(39)

siswa, (5) masyarakat.

9 Guru melaksanakan tugas

layanan konseling yang memiliki kompetensi profesional meliputi: (1) penguasaan konsep dan praksis asesmen, (2) penguasaan kerangka teoretis dan praksis, (3) perencanaan program, (4) pelaksanaan program, (5) penilaian proses dan hasil kegiatan, (6)

komitmen terhadap etika profesional, (7)

penguasaan konsep dan praksis

penelitian.

- Baru 71%- 80%

guruyang melaksanaka n tugas layanan konseling yang memiliki kompetensi profesional meliputi: (1) penguasaan konsep dan praksis asesmen, (2) penguasaan kerangka teoretis dan praksis, (3) perencanaan program, (4) pelaksanaan program, (5) penilaian proses dan hasil

kegiatan, (6) komitmen terhadap etika

profesional, (7)

penguasaan konsep dan praksis

- Menambah wawasan guru kelas tentang cara melaksanakan tugas layanan konseling yang memiliki kompetensi

profesional dengan cara memberikan sosialisasi kepada mereka dengan bahan modul BK untuk SD - Melaksanakan tugas

layanan konseling di kelas masing-masing.

- Diberikan pembinaan rutin oleh kepala sekolah tentang pelaksanaan BK

10 Kepala sekolah/madrasah

memenuhi persyaratan, meliputi: (1) memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana S1 atau D4, (2) berusia maksimal 56 tahun, (3) sehat jasmani dan rohani, (4) tidak pernah

dikenakan hukuman disiplin, (5) memiliki

- Kepala sekolah baru

memenuhi 8 dari 9

persyaratan yang ditentukan yaitu : (1) memiliki kualifikasi akademik

- Mengikuti pelatihan peningkatan

kompetensi kinerja kepala sekolah untuk mendapatkan sertifikat kepala sekolah

(40)

sertifikat pendidik, (6) memiliki

sertifikat kepala sekolah/madrasah, (7) berpengalaman mengajar minimal 5 tahun, (8) golongan minimal III/C bagi PNS dan bagi non- PNS

disetarakan, (9) nilai baik untuk penilaian kinerja dalam 2 tahun terakhir.

paling rendah sarjana S1 atau D4, (2) berusia maksimal 56 tahun, (3) sehat jasmani dan rohani, (4) tidak pernah dikenakan hukuman disiplin, (5) memiliki sertifikat pendidik, sekolah/madr asah, (6) berpengalam an mengajar minimal 5 tahun, (7) golongan minimal III/C bagi PNS dan bagi non- PNS

disetarakan, (8) nilai baik untuk penilaian kinerja dalam 2 tahun terakhir.

11 Kepala sekolah/madrasah

memiliki kompetensi manajerial yang meliputi:

(1) menyusun perencanaan,(2) mengembangkan organisasi,(3) memimpin penyelenggaraan sekolah/madrasah, (4) mengelola perubahan dan pengembangan, (5) menciptakan budaya

- Kepala sekolah memiliki kompetensi manajerial yang

meliputi 14- 16 yaitu: (1) menyusun perencanaan, (2)

mengembang kan

- Mengikuti pelatihan, seminar, worshop, dan lokakarya untuk meningkatkan

kompetensi manajerial

(41)

kondusif dan inovatif, (6) mengelola guru dan tenaga administrasi, (7) mengelola sarana dan prasarana, (8) mengelola hubungan dengan

masyarakat, (9) mengelola

seleksi siswa, (10)

mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran, (11) mengelola keuangan, (12) mengelola ketatausahaan, (13) mengelola unit layanan khusus, (14) mengelola sistem informasi,

(15) memanfaatkan TIK, (16) melakukan

monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

organisasi, (3)

memimpin penyelenggar aan

sekolah/madr asah, (4) mengelola perubahan dan

pengembang an, (5) menciptakan budaya kondusif dan inovatif, (6) mengelola guru dan tenaga administrasi, (7)

mengelola sarana dan prasarana, (8)

mengelola hubungan dengan masyarakat, (9)

mengelola seleksi siswa, (10) mengelola pengembang an kurikulum dan kegiatan pembelajaran , (11)

mengelola keuangan, (12) mengelola ketatausahaa n, (13) mengelola unit layanan khusus, (14) mengelola sistem

(42)

informasi, (15)

memanfaatka n TIK, (16) melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

12 Kepala sekolah/madrasah

memiliki kemampuan kewirausahaan yang meliputi: (1) melakukan inovasi, (2) bekerja keras, (3) memiliki motivasi, (4) pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik, (5) memiliki naluri kewirausahaan.

- Kepala sekolah baru memiliki 4 kemampuan kewirausaha an yang meliputi: (1) melakukan inovasi, (2) bekerja keras, (3) memiliki motivasi, (4) pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik

- Mengikuti pelatihan, seminar, worshop, dan lokakarya untuk meningkatkan

kompetensi manajerial - Menjalin kerjasama

dengan alumni, tokoh masyarakat, dan pengusaha kecil menengah di sekitar sekolah

- Membuka peluang usaha di sekolah seperti mengolah barang-barang bekas menjadi barang yang bernilai ekonomis, lalu dijual saat sekolah mengadakan pameran

13 Kepala sekolah/madrasah

memiliki kemampuan supervisi proses pembelajaran yang meliputi: (1)

merencanakan program supervisi , (2)

melaksanakan supervisi, (3) mengevaluasi hasil supervisi, (4)

menindaklanjuti hasil supervisi.

- Kepala sekolah baru memiliki 3 kemampuan supervisi proses pembelajaran yang

meliputi: (1) merencanaka n program supervisi , (2)

melaksanaka n supervisi, (3)

mengevaluas i hasil supervisi,

- Membuat program tindak lanjut hasil supervisi melalui pembinaan pengawas - Menganalisis hasil

supervisi

- Membuat jadwal pembinaan hasil analisis supervisi - Melakukan pembinaan

berdasarkan hasil evaluasi supervisi

14 Sekolah/madrasah

memiliki tenaga administrasi yang berkualifikasi

- Memiliki lebih dari seorang yang memiliki

- Memberikan pembinaan untuk meningkatkan kompetensi tenaga

(43)

akademik minimal pendidikan menengah sesuai dengan bidang tugasnya.

kualifikasi pendidikan menengah;

ada di antaranya berpendidika n tinggi

perpustakaan

15 Tenaga perpustakaan

memiliki kualifikasi minimal pendidikan menengah

dan memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan

sekolah/madrasah.

- Memiliki kualifikasi pendidikan menengah dan tidak memiliki sertifikat

- Memberikan motivasi untuk melanjutkan pendidikan yang linear.

- Memotovasi pustakawan untuk selalu menambah ilmu tentang mengelola pustaka dari berbagai sumber

16 Sekolah/madrasah

memiliki petugas yang melaksanakan layanan khusus

yang bertanggung jawab sebagai: (1) penjaga keamanan, (2) tukang kebun, (3) tenaga kebersihan, (4) pesuruh.

Memiliki petugas yang melaksanaka n 1 jenis layanan khusus

- Mengusulkan ke dinas pendidikaan untuk mengadakan tenaga layanan khusus di sekolah dasar.

N o

Standar Nasional Pendidikan

Indikator Permasalahan Rencana Tindak Lanjut

6. Sarana dan prasarana

- Sekolah/madrasah memiliki luas lahan sesuai ketentuan luas minimum.

- Memiliki lahan dengan luas kurang dari 71% dari ketentuan

- SDN 26 Jati Utara satu komplek dengan SDN 21 Jati Utara. Dengan luas lahan 2337 meter persegi, ada 2 sekolah berdiri diatasnya sehingga sangat tidak memenuhi ketentuan luas minimum sebuah sekolah

- Karena tidak ada lagi lahan yang bisa digunakan untuk perluasan sekolah, maka satu-satunya cara untuk melengkapi jumlah ruang yang diperlukan adalah dengan membuat

(44)

sekolah menjadi bertingkat - Lahan sekolah/madrasah

memenuhi ketentuan:

(1) terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, (2) memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat, (3) terhindar dari pencemaran air, (4) terhindar dari

kebisingan, (5) terhindar dari pencemaran udara.

- Tidak memenuhi 4 ketentuan di samping yaitu (1) terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan

keselamatan jiwa, (2) memiliki akses untuk penyelamat an dalam keadaan darurat, (3) terhindar dari

pencemaran air, (4) terhindar dari kebisingan

- Di depan SDN 26 Jati Utara, SMK 6 Padang, TKIT Azkia,

- Di Belakang SDN 26 Jati Utara ada SMA 10 Padang, rumah sakit Yos Sudarso.

- Keadaan di atas membuat lahan SDN 26 Jati Utara tidak memenuhi 4 ketentuan di samping.

- Hanya nomor 5 yang dipenuhi oleh lahan SDN 26 Jati Utara

3 - Sekolah/madrasah

memiliki luas lantai bangunan sesuai ketentuan.

- Memiliki lantai bangunan dengan luas kurang dari 71% dari ketentuan

- 4 dari 7 ruang kelas SDN 26 Jati Utara luasnya kurang dari yang telah ditentukan.

- 4 kelas ini sebenarnya bisa dijadikan sebagai ruang UKS, ruang guru, dan sanggar pramuka yang belum dimiliki oleh SDN 26 Jati Utara

- Untuk memenuhi kekurangan ruang, SDN 26 Jati Utara bisa dibuat bertingkat dengan luas yang sesuai dengan ketentuan.

- Hal di atas sudah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kota

Referensi

Dokumen terkait

Jawaban dibuktikan dengan dokumen tertulis rencana kerja tahunan dan rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) yang disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah. Di dalam

Kerja Jangka Menengah dan Rencana Kerja Tahunan. Dengan memiliki pemahaman terhadap aspek ini, diharapkan calon kepala sekolah/madrasah dapat mengurutkan

Setiap sekolah pada semua jenjang Pendidikan (SD, SMP, SMA, SMK) bahwa sekolah harus membuat RKS, sebagai berikut: Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang menggambarkan

Seorang calon kepala sekolah/madrasah diharapkan memahami cara penyusunan Rencana Kerja Jangka Menengah dan Rencana Kerja Tahunan. Dengan memiliki pemahaman terhadap

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Sekolah

Dokumen ini membahas tentang penyusunan Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), Rencana Kerja Sekolah (RKS), dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) di SDN 1 Nawin

Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) SDN SN Pasar Lama 1 Banjarmasin Tahun

Dari dua landasan hukum seperti yang telah diuraikan di atas serta mengacu kepada program kerja sekolah melalui Rencana Kerja Sekolah RKS, Rencana Kerja Jangka Menengah RKJM, Rencana