BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 06 Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah pasal 15 ayat 1 tertulis “ Beban kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan”. Sejalan dengan Permendikbud Nomor 06 Tahun 2018 di atas, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala sekolah, dan Pengawas Sekolah, di pasal 9 menjelaskan bahwa beban kerja kepala sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan.
Sesuai dengan beban kerja seorang kepala sekolah untuk mengelola sekolah, pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, yang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Berdasarkan konsideren dalam peraturan ini, perubahan peraturan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang standar Nasional Pendidikan perlu diselaraskan dengan dinamika perkembangan masyarakat, local, nasional, dan global guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, serta perlunya komitmen nasional untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa. SNP dijadikan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Ruang lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi standar: isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Standar-standar tersebut merupakan acuan dan kriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan (sekolah).
Penerapan Standar Nasional Pendidikan merupakan serangkaian proses untuk memenuhi tuntutan mutu pendidikan nasional. Pelaksanaannya diatur secara bertahap, terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
1
nasional,dan global guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Dalam proses pemenuhan standar tersebut diperlukan sejumlah indikator pencapaian untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan pendidikan. Dan kegiatan operasional pendidikan berada di tingkat satuan pendidikan (sekolah) dalam upaya menghasilkan lulusan yang bermutu sesuai dengan tuntunan zaman.
Kepala sekolah yang melaksanakan tugas pokok sesuai dengan Permendikbud Nomor 06 Tahun 2018 pasal 15 dan Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018, harus memiliki kompetensi seorang manajer, pengusaha, dan supervisor. Sebagai seorang manajer, kepala sekolah memiliki peran strategis dalam meningkatkan profesionalitas guru dan mutu pendidikan di sekolah. Kepala Sekolah sebagai manajer harus mampu: (1) mendorong timbulnya kemauan kuat, kerja penuh semangat, dan percaya diri para guru, tenaga pendidik, dan peserta didik dalam melaksanakan fungsinya masing-masing,( 2) memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan kepada para guru, staf, dan para peserta didik, untuk mau dan mampu memacu diri untuk bisa berdiri di depan demi kemajuan diri sehingga bisa memberikan inspirasi dan kontribusi saat mencapai tujuan.
Berangkat dari kondisi di atas. maka seorang kepala sekolah yang diamanahi tugas sebagai pimpinan di sekolah, diwajibkan untuk menyusun program kerja sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai kepala sekolah yang di amanatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 06 Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah pasal 15 ayat 1 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala sekolah, dan Pengawas Sekolah, di pasal 9 menjelaskan bahwa beban kerja kepala sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan, agar pekerjaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam memenuhi tuntutan delapan Standar Nasional Pendidikan akan terarah, terprogram, serta terencana dengan baik.
B. Dasar hukum
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Satuan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Laboratorium Sekolah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor . 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana SDLB, SMPLB dan SMALB;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagai Pendidik;
13. Permenpan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Noomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif;
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi bagi Guru Pemula;
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/MadrasahPeraturan Menteri Pendidikan;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggraan Pendidikan;
20. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN);
21. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahPeraturan Menteri;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pedoman Pendirian dan Perubahan dan Penutupan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Peubahan SNP;
24. Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016 tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menengah;
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman Formasi Jabatan Fungsional Pengembangan Teknologi Pembelajaran;
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 19 Tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Kepala Sekolah;
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah;
32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018 tentang Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah;
C. Tujuan penyusunan Program Kerja Kepala Sekolah,ini adalah :
1. Sebagai pedoman/acuan bagi kepala SDN 26 Jati Utara dalam melaksanakan tugas pokok.
2. Mempermudah kepala sekolah mempersiapkan pembinaan kepada Pendidik dan Tenaga Kependidikan .
3. Sebagai pedoman kerja/kerangka acuan kepala sekolah dalam mengembangkan sekolah dengan mengacu pada 8 SNP.
4. Melancarkan pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh pengawas sekolah dan dinas pendidikan.
5. Memudahkan proses pelaksanaan penilaian akreditasi sekolah.
6. Dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan sekolah
7. Bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumber daya pendidikan yang diperlukan untuk pengembangan sekolah
D. Sasaran
Sasaran dalam program kerja ini sesuai dengan tugas dan fungsi kepala sekolah, yaitu tersusunnya program kerja:
1. Manajerial
2. Pengembangan Kewirausahaan, dan 3. Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan
BAB II
IDENTIFIKASI/ ANALISIS PERMASALAHAN PROGRAM SUPERVISI
6
N
o Standar Nasional Pendidikan
Indikator Permasalahan Rencana Tindak Lanjut
1. 1. Standar Kompetensi Lulusan
- Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, sesuai dengan
perkembangan siswa yang diperoleh dari pengalaman
pembelajaran melalui pembiasaan:
(1) integrasi pengembangan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dalam kegiatan
pembelajaran, (2) berdoa setiap memulai dan mengakhiri
kegiatan, (3) santun dalam berbicara dan berperilaku, (4) Berpakaian sopan sesuai aturan sekolah/madrasah, (5) mengucapkan salam saat masuk kelas, (6)
melaksanakan kegiatan ibadah, (7) mensyukuri setiap nikmat yang diperoleh, (8) menumbuhkan sikap saling menolong/
berempati, (9) menghormati perbedaan, (10) antre saat bergantian memakai fasilitas sekolah/madrasah.
-Sudah melaksanakan 10 kegiatan pembiasaan: (1) integrasi pengembangan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dalam kegiatan pembelajaran, (2) berdoa setiap memulai dan mengakhiri kegiatan, (3) santun dalam berbicara dan berperilaku, (4) Berpakaian sopan sesuai aturan
sekolah/madrasah, (5) mengucapkan salam saat masuk kelas, (6)
melaksanakan kegiatan ibadah, (7) mensyukuri setiap nikmat yang diperoleh, (8)
menumbuhkan sikap saling menolong/
berempati, (9)
menghormati perbedaan, (10) antre saat
bergantian memakai fasilitas
sekolah/madrasah.
- Guru rutin melakukan pengamatan ke siswa agar bisa mengisi instrument 10 kegiatan sesuai dengan perilaku siswa sehari-hari - Melakukan
evaluasi terhadap perobahan
perilaku siswa - Melakukan
pembinaan kepada siswa secara terus menerus agar perilaku siswa semakin baik dan mencerminkan 10 perilaku seperti yang tercantum dalam SKL
2. Siswa memiliki perilaku
yang mencerminkan sikap sosial dengan karakter:
(1) jujur dan
Sudah melaksanakan 5 kegiatan atau lebih agar siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sosial dengan
- Guru rutin melakukan pengamatan perilaku siswa agar bisa mengisi
bertanggung jawab, (2) peduli, (3) gotong- royong dan
demokratis, (4) percaya diri, (5) nasionalisme yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran dan pembiasaan.
karakter:
(1) jujur dan
bertanggung jawab, (2) peduli, (3) gotong- royong dan demokratis, (4) percaya diri, (5) nasionalisme yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran dan pembiasaan.
instrument
penilaian perilaku yang
mencerminkan masing-masing sikap sosial.
- Melakukan evaluasi secara rutin dan berkala terhadap hasil pelaksanaan penilaian perilaku yang
mencerminkan sikap social - Melakukan
pembinaan secara rutin kepada siswa yang belum membiasakan penilaian perilaku yang
mencerminkan sikap social
3 Siswa memiliki perilaku
yang mencerminkan sikap pembelajar sejati sepanjang hayat sesuai dengan perkembangan anak, yang diperoleh dari pengalaman pembelajaran dan pembiasaan melalui gerakan literasi sekolah/madrasah, meliputi: (1) perencanaan dan penilaian program literasi, (2) waktu yang cukup untuk kegiatan literasi, (3) membaca buku,
(4) lomba terkait literasi, (5) memajang karya tulis, (6)
penghargaan berkala untuk siswa, (7) pelatihan literasi.
SDN 26 Jati Utara baru melaksanakan 3 kegiatan agar siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap pembelajar sejati sepanjang hayat sesuai dengan perkembangan anak, yang diperoleh dari pengalaman pembelajaran dan pembiasaan melalui gerakan literasi sekolah meliputi: (1) perencanaan dan penilaian program literasi, (2) waktu yang cukup untuk kegiatan literasi, (3) membaca buku,
- Membuat 4 program lagi agar Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap pembelajar sejati sepanjang hayat sesuai dengan
perkembangan anak, yang diperoleh dari pengalaman pembelajaran dan pembiasaan melalui gerakan literasi
sekolah/madrasah, meliputi: (1) lomba terkait literasi, (2) memajang karya tulis, (3)
penghargaan berkala untuk
siswa, (4) pelatihan literasi.
4 Siswa memiliki perilaku
yang mencerminkan sikap sehat jasmani dan rohani melalui
keterlibatan dalam kegiatan kesiswaan, berupa: (1) olahraga, (2) seni, (3) kepramukaan, (4) UKS, (5)
keagamaan, (6) lomba yang terkait dengan kesehatan jasmani dan rohani.
- SDN 26 Jati Utara baru melaksanakan 5 kegiatan kesiswaan agar memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap sehat jasmani dan rohani melalui keterlibatan dalam kegiatan kesiswaan, berupa: (1) olahraga, (2) seni, (3)
kepramukaan, (4) keagamaan, (6) lomba yang terkait dengan kesehatan jasmani dan rohani.
- Melaksanakan program ektrakurikuler dengan serius dan maksimal dalam rangka
pengembangan minat dan bakat siswa secara berkala serta melakukan revisi setiap semester atas program yang dilaksanakan - Memohon ke
dinas pendidikan agar diberi
bantuan membuat sebuah ruangan untuk UKS sehingga sekolah bisa melaksanakan program UKS
5 Siswa memiliki
pengetahuan: (1) faktual, (2) konseptual, (3) prosedural,
(4) metakognitif dalam setiap tema sesuai dengan pembelajaran tematik terpadu.
- Semua mata pelajaran/tema memuat 4 aspek yang membuat siswa memiliki
pengetahuan: (1) faktual, (2) konseptual, (3) prosedural, (4) metakognitif dalam setiap tema sesuai dengan pembelajaran tematik terpadu.
- Meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru membuat
perangkat
pembelajaran yang memuat 4 aspek pengetahuan seperti di samping - Melatih guru
melakukan proses pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah mereka buat di atas.
- Mengevaluasi proses
pembelajaran
6 Siswa memperoleh
pengalaman pembelajaran yang ditunjukkan oleh kemampuan untuk melakukan kegiatan
Siswa memperoleh pengalaman
pembelajaran yang ditunjukkan oleh kemampuan untuk melakukan kegiatan seni
- Membuat program dan jadwal 5 kegiatan di samping di awal tahun pelajaran
seni dan budaya lokal, meliputi:
(1) kegiatan yang menunjukkan
keberagaman budaya, (2) peringatan
hari-hari besar nasional, (3) peringatan hari-hari besar agama, (4) pentas seni budaya, (5) bulan bahasa.
dan budaya lokal, melalui 5 pengalaman meliputi:
(1) kegiatan yang menunjukkan
keberagaman budaya, (2) peringatan
hari-hari besar nasional, (3) peringatan hari-hari besar agama, (4) pentas seni budaya, (5) bulan bahasa.
- Melaksanakan program kegiatan di samping sesuai dengan program dan jadwal yang telah dibuat - Melakukan
evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan - Melakukan
perbaikan terhadap pelaksanaan yang belum maksimal
7 Siswa memperoleh
pengalaman pembelajaran
menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif melalui
pemanfaatan sumber belajar berupa: (1) bahan ajar, (2) buku teks, (3) perpustakaan, (4) alat peraga, (5) internet.
Siswa sudah
memanfaatkan 5 sumber belajar seperti yang dituliskan di samping untuk memperoleh pengalaman belajar dengan menggunakan informasi
tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif
-Menuliskan 5 sumber belajar di samping di RPP secara bergantian sehingga menjadi sumber belajar oleh siswa
-Melakukan supervisi secara berkala dan kontinyu untuk melihat
pemanfaatan 5 sumber belajar di atas oleh guru saat PBM
-Melakukan evaluasi terhadap hasil supervisi -Melakukan
pembinaan kepada guru yang masih belum maksimal menggunakan 5 sumber belajar di atas
N o
Standar Nasional Pendidikan
Indikator Permasalahan Rencana Tindak Lanjut 1 2. Standar Isi - Guru
mengembangkan perangkat
pembelajaran pada
- 91%-100% guru mengembangkan perangkat
pembelajaran sesuai
- Guru dilatih membuat dan mengembangkan perangkat
kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.
tingkat kompetensi
sikap spiritual pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap spiritual di KKG sekolah yang diadakan minimal 1X sebulan
2 - Guru
mengembangkan perangkat
pembelajaran pada kompetensi sikap sosial siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.
- 91%-100% guru mengembangkan perangkat
pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap sosial
- Di KKG sekolah, guru dibina dan dilatih membuat dan
mengembangkan perangkat
pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap sosial
3 - Guru
mengembangkan perangkat
pembelajaran pada kompetensi
pengetahuan siswa sesuai dengan tingkat kompetensi
- 91%-100% guru mengembangkan perangkat
pembelajaran sesuai tingkat kompetensi pengetahuan
- Keterampilan guru selalu ditingkatkan untuk membuat dan mengembangkan perangkat
pembelajaran sesuai tingkat kompetensi pengetahuan di KKG sekolah
4 - Guru
mengembangkan perangkat
pembelajaran pada kompetensi
keterampilan siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.
- 91%-100% guru mengembangkan perangkat
pembelajaran sesuai tingkat kompetensi keterampilan
- Meningkatkan keterampilan guru membuat dan mengembangkan perangkat
pembelajaran sesuai tingkat kompetensi keterampilan melalui KKG sekolah
5 - Sekolah/madrasah
mengembangkan perangkat
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti sesuai ruang lingkup materi pembelajaran pada setiap tingkat kelas.
- Mengembangkan 91%-100%
perangkat pembelajaran.
- Guru dilatih membuat dan mengembangkan perangkat
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti sesuai ruang lingkup materi pembelajaran pada setiap tingkat kelas.
6 - Sekolah/madrasah
mengembangkan perangkat
- Mengembangkan 91%-100%
perangkat
- Guru selalu dibina dan dilatih
membuat dan
pembelajaran tematik terpadu sesuai tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi pembelajaran pada setiap tingkat kelas.
pembelajaran mengembangkan perangkat
pembelajaran tematik terpadu sesuai tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi pembelajaran pada setiap tingkat kelas.
7 - Kepala
sekolah/madrasah bersama guru mengembangkan kurikulum sesuai dengan pedoman pengembangan KTSP dengan melibatkan
beberapa unsur: (1) pengawas
sekolah/madrasah, (2) narasumber, (3) komite
sekolah/madrasah, (4) penyelenggara lembaga
pendidikan.
- Baru 3 unsur yang dilibatkan dalam mengembangkan kurikulum sekolah
- Akan diupayakan melibatkan 1 unsur lagi yaitu
penyelenggara lembaga pendidikan saat
pengembangkan kurikulum SDN 26 Jati Utara
8 - Sekolah/madrasah
menyusun KTSP yang meliputi: (1) visi, misi dan tujuan, (2) pengorganisasian muatan kurikuler, (3) pengaturan beban belajar siswa dan beban kerja guru (4)
penyusunan kalender pendidikan, (5) penyusunan silabus muatan pelajaran, (6) penyusunan RPP.
- Kurikulum SD Negeri 26 Jati Utara sudah meliputi 6 komponen yaitu: (1) visi, misi dan tujuan, (2) pengorganisasian muatan kurikuler, (3) pengaturan beban belajar siswa dan beban kerja guru (4)
penyusunan kalender pendidikan, (5) penyusunan silabus muatan pelajaran, (6) penyusunan RPP.
- Kurikulum SD Negeri 26 Jati Utara akan direvisi secara berkala untuk disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan sekolah
9 - Sekolah/madrasah
mengembangkan
- SDN 26 Jati Utara sudah
- 4 tahapan ini akan selalu dilaksanakan
kurikulum sesuai dengan prosedur - operasional
pengembangan KTSP yang meliputi tahapan berikut: (1) analisis, (2)
penyusunan, (3) penetapan, (4) pengesahan.
Melaksanakan 4 tahapan dalam pengembangan Kurikulum sekolah yaitu: (1) analisis, (2) penyusunan, (3) penetapan, (4) pengesahan.
dan disempurnakan saat
mengembangkan kurikulum di tahun- tahun berikutnya
10 - Sekolah/madrasah
melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan: (1) mengikuti struktur kurikulum, (2) penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri, maksimal 40%, (3) beban kerja guru dan beban belajar siswa sesuai ketentuan, (4) mata pelajaran seni budaya dan prakarya
diselenggarakan minimal dua aspek, (5)
menyelenggarakan kegiatan
pengembangan diri dan cara
penilaiannya.
- SDN 26 Jati Utara sudah
melaksanakan kurikulum yang memuat 5 ketentuan yaitu: (1)
mengikuti struktur kurikulum, (2) penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40%, (3) beban kerja guru dan beban belajar siswa sesuai ketentuan, (4) mata pelajaran seni budaya dan prakarya
diselenggarakan minimal dua aspek, (5)
menyelenggarakan kegiatan
pengembangan diri dan cara
penilaiannya.
- 5 ketentuan dalam pelaksanaan kurikulum ini akan selalu dilaksanakan dan disempurnakan di tahun-tahun berikutnya
N
o Standar Nasional Pendidikan
Indikator Permasalahan Rencana Tindak Lanjut 1 3. Standar
Proses - Sekolah/madrasah mengembangkan silabus yang memuat komponen:
a. identitas mata pelajaran/tema, b. identitas
- Silabus yang dikembangkan di SDN 26 Jati utara sudah memuat komponen:
a. identitas mata pelajaran/tema,
- Silabus SDN 26 Jati utara akan selalu memuat 9
komponen dan akan disempurnakan di tahun-tahun berikutnya
sekolah/madrasah, c. kompetensi inti, d. kompetensi dasar, e. materi pokok, f. kegiatan
pembelajaran, g. penilaian, h. alokasi waktu, i. sumber belajar.
b. identitas
sekolah/madrasah, c. kompetensi inti, d. kompetensi dasar, e. materi pokok, f. kegiatan
pembelajaran, g. penilaian, h. alokasi waktu, i. sumber belajar.
2 - Sekolah/madrasah
mengembangkan RPP dari silabus, secara lengkap dan sistematis.
- 100% mata pelajaran/tema dikembangkan dari silabus secara lengkap dan sistematis
- Keterampilan guru mengembang kan RRP dari silabus, secara lengkap dan sistematis akan selalu ditingkatkan dengan memberikan pembinaan dan pelatihan di KKG sekolah minimal 1Xsebulan
3 - Sekolah/madrasah
mengalokasikan waktu dan beban belajar sesuai ketentuan:
durasi 1 jam pembelajaran,
beban belajar per minggu,
beban belajar per semester,
beban belajar pertahun pelajaran.
- Beban belajar di SDN 26 Jati Utara sudah sesuai 4 ketentuan :
durasi 1 jam pembelajaran,
beban belajar per minggu,
beban belajar per semester,
beban belajar pertahun pelajaran.
- Pengalokasian waktu dan beban belajar di SDN 26 Jati Utara akan selalu disesuaikan dengan 4 ketentuan di samping, di tahun-tahun berikutnya
4 - Sekolah/madrasah
melaksanakan proses pembelajaran dengan jumlah siswa per
rombongan belajar maksimum 28 orang.
- Siswa kelas 2,3,4,4,dan 6 SDN 26 Jati Utara sudah berjumlah per rombongan belajar maksimum 28 orang.
Siswa kelas 1 tahun pelajaran 2018- 2019 ini berjumlah 31 orang
- Telah dilakukan diskusi dengan pak Irwan Ka Dapodik Kota Padang, beliau mengatakan 31 orang/rombel masih bisa ditoleransi.
Jumlah 28 orang siswa/rombel akan ditertibkan dalam waktu 5 tahun ke depan.
5 - Siswa
menggunakan buku teks pelajaran dalam proses
- 100% siswa sudah menggunakan buku teks pelajaran dalam proses
- Kepala Sekolah membeli buku-buku teks pelajaran yang kurang agar sesuai
pembelajaran. pembelajaran. dengan jumlah siswa yang membutuhkan.
- Kepala Sekolah membeli buku-buku non teks dan pengayaan untuk yang digunakan untuk menunjang proses
pembelajaran.
6 Guru melakukan
pengelolaan kelas yang baik dengan:
1. keteladanan dalam sikap spiritual 2. keteladanan dalam
sikap sosial,
3. pengaturan tempat, 4. pengaturan suara, 5. penggunaan kata-
kata
6. santun, lugas, dan mudah dimengerti, 7. kemampuan belajar
siswa,
8. ketertiban kelas, 9. penguatan dan
umpan balik, 10. keaktifan siswa, 11. berpakaian sopan,
bersih, dan rapi, 12. menjelaskan silabus
mata pelajaran pada tiap awal semester, 13. ketepatan
penggunaan waktu.
Guru baru melakukan 8-9 kriteria dalam mengelola kelas
- Masih ada 4 kriteria yang belum
dilakukan guru dalam mengelola kelas.
- Akan dilakukan pembinaan dan pelatihan kepada guru tentang cara pelaksanaan 4 kriteria lagi yang harus dilakukan guru saat mengelola kelas agar bisa menciptakan PAIKEM GEMBROT.
7 - Guru memulai
pembelajaran dengan 5 langkah pendahuluan berikut:
1. menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran, 2. memberi motivasi
belajar siswa,
- Guru memulai pembelajaran dengan 5 langkah pendahuluan berikut:
1. menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran, 2. memberi motivasi
belajar siswa,
- Menuliskan 5 langkah di samping di setiap kegiatan pendahuluan RPP - Telah dilakukan
pembinaan kepada guru secara
kontinyu dan berkala agar selalu melaksanakan 5 langkah di samping di kegiatan
3. mengajukan pertanyaan yangmengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang
akandipelajari, 4. menjelaskan tujuan
pembelajaran, 5. menyampaikan
cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
3. mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,
4. menjelaskan tujuan pembelajaran, 5. menyampaikan
cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
pendahuluan karena 5 kegiatan ini merupakan amanat dari Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
8 - Guru menggunakan
model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan mata
pelajaran/tema.
- Baru 71%-80%
guru menggunakan model yang sesuai dengan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan mata
pelajaran/tema.
- Sejak tanggal 22 Juli Tahun 2017, majelis guru SDN 26 Jati Utara telah diberi sosialisasi dan hand out 45 model kooperatif learning.
- Di KKG sekolah dibahas tentang cara melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan salah satu model
kooperatif learning.
- Guru dilatih melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan salah satu model
kooperatif learning.
- Melakukan supervisi melihat guru melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan salah satu model
kooperatif learning.
- Melakukan evaluasi terhadap hasil supervisi - Melakukan
pembinaan kepada
guru yang masih belum
melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan salah satu model
kooperatif learning.
9 - Guru menggunakan
metode
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Baru 71%-80%
guru menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Di KKG sekolah dibahas tentang cara melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan salah satu metode
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Guru dilatih melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Melakukan supervisi melihat guru melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Melakukan evaluasi terhadap hasil supervise - Melakukan
pembinaan kepada guru yang masih belum
melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan
menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
10 - Guru menggunakan
media
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Baru 71%-80%
guru menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Sejak tanggal 22 Juli Tahun 2017, majelis guru SDN 26 Jati Utara telah diberi sosialisasi tentang keharusan menggunakan media
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Di setiap KKG sekolah, guru dibina dan dilatih
menggunakan media
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Melakukan supervisi melihat guru melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan media
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Melakukan evaluasi terhadap hasil supervisI - Melakukan
pembinaan kepada guru yang masih belum
melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan media
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
11 - Guru menggunakan
sumber belajar yang sesuai
karakteristik siswa danmata
pelajaran/tema.
- Baru 71%-80%
guru menggunakan sumber belajar yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Di KKG sekolah dibahas tentang cara melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan sumber belajar pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Guru dilatih melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan sumber belajar pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Melakukan supervisi melihat guru melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan sumber belajar pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Melakukan evaluasi terhadap hasil supervisI - Melakukan
pembinaan kepada guru yang masih belum
melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan sumber belajar pembelajaran yang sesuai karakteristik
siswa dan mata pelajaran/tema.
12 Guru menggunakan
pendekatan pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Baru 71%-80%
guru menggunakan pendekatan
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Sejak tanggal 22 Juli Tahun 2017, majelis guru SDN 26 Jati Utara telah diberi sosialisasi tentang keharusan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Di setiap KKG sekolah, guru dibina dan dilatih
menggunakan pendekatan
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Melakukan supervisi melihat guru melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
- Melakukan evaluasi terhadap hasil supervise - Melakukan
pembinaan kepada guru yang masih belum
melaksanakan PAIKEM
GEMBROT dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran/tema.
13 - Guru bersama siswa mengakhiri
pembelajaran dengan langkah penutup,
meliputi:
mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas
pembelajaran,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,
melakukan kegiatan tindak lanjut, dan
menginformasikan rencanakegiatan pembelajaran berikutnya.
- Baru 81%-90%
guru melakukan 4 langkah penutup yang
meliputi:
mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas
pembelajaran,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,
melakukan kegiatan tindak lanjut, dan
menginformasikan rencanakegiatan pembelajaran berikutnya.
- Menuliskan 4 langkah penutup di setiap kegiatan akhir RPP - Telah dilakukan
pembinaan kepada guru secara
kontinyu dan berkala agar selalu melakukan 4 langkah penutup seperti yang tertulis di kegiatan akhir RPP ini merupakan amanat dari
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
14 - Guru menggunakan
pendekatan penilaian otentik dalam penilaian proses
pembelajaran.
- 91%-100% guru menggunakan pendekatan penilaian otentik dalam penilaian proses
pembelajaran.
- Menuliskan teknik penilaian yang digunakan untuk menilai KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4 di RPP
- Membuat
instrument penilaian yang tepat sesuai teknik yang digunakan untuk setiap KI
- Guru melakukan penilaian otentik dengan
menggunakan instrument yang telah dibuat - Telah dilakukan
pembinaan kepada guru secara
kontinyu dan berkala agar selalu melakukan
penilaian otentik di setiap proses pembelajaran karena merupakan amanat dari
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016.
15 - Guru memanfaatkan
hasil penilaian otentik untuk merencanakan program:
remedial,
pengayaan,
pelayanan konseling,
perbaikan proses pembelajaran.
- 91%-100% guru memanfaatkan hasil penilaian otentik untuk
merencanakan 4 program:
remedial,
pengayaan,
pelayanan konseling,
perbaikan proses pembelajaran.
- Guru setiap hari mengamati perilaku siswa dan mengisi instrument penilaian KI 1 dan KI 2 - Guru memberi
penghargaan kepada siswa yang
berperilaku sesuai KI 1 dan KI 2 - Guru membina
siswa yang
perilakunya masih belum berakhlakul karimah seperti yang ada di KI 1 dan KI 2
- Setiap selesai PH setelah habis 1 tema, guru selalu menganalisis hasil penilaian KI3 dan KI4, kemaudian melakukan remedial dan pengayaan
16 - Kepala
sekolah/madrasah melakukan
pengawasan proses pembelajaran dengan objektif dan transparan guna peningkatan mutu secara
berkelanjutan.
- Kepala sekolah sudah melakukan pengawasan proses pembelajaran secara objektif dan
transparan, dan digunakan untuk peningkatan mutu secara
berkelanjutan.
- Kepala sekolah selalu melakukan pengawasan terhadap proses pembelajaran secara kontinyu dengan instrument yang telah disediakan.
- Melakukan evaluasi bersama guru terhadap hasil pengawasan - Melakukan
pembinaan kepada guru yang
memerlukan pembinaan
17 - Kepala
sekolah/madrasah melakukan supervisi proses
- Kepala
sekolah/madrasah melakukan supervisi proses
- Kepala sekolah melakukan
supervisi ke setiap kelas secara
pembelajaran terhadap seluruh guru setiap tahun.
pembelajaran terhadap seluruh guru setiap tahun.
bergantian
- Melakukan evaluasi terhadap hasil supervisi
- Mulai bulan Juli 2018, setiap hari Sabtu yang dimulai Sabtu 14 Juli 2018, diadakan simulasi pembelajaran yang dimulai pukul 11.15 WIB. Guru
bergiliran melaksanakan praktek mengajar sesuai materi kelas masing-masing, kepala sekolah dan guru lain sebagai siswa
- Hasil simulasi dievaluasi bersama- sama
- Memperbaiki konsep-konsep yang belum benar.
- Guru diminta memperbaiki kembali konsep yang belum benar diajarkan ke siswa - Kepala sekolah
melakukan supervisi kembali ke kelas-kelas
18 - Kepala
sekolah/madrasah memantau proses pembelajaran melalui:
diskusi kelompok terfokus,
pengamatan,
pencatatan,
perekaman,
wawancara,
pendokumentasian.
- Kepala sekolah memantau proses pembelajaran dengan 6 cara melalui:
diskusi kelompok terfokus,
pengamatan,
pencatatan,
perekaman,
wawancara,
pendokumentasian.
- Kepala sekolah membuat WA group. Setiap hari, guru harus
memposting PBM dan pelaksanaan PPK yang
dilakukan di kelas masing-masing.
Kepala sekolah langsung mengomentari media, strategi, dll yg digunakan guru
sehingga guru tahu dia sudah benar atau belum
melaksanakan PAIKEM GEMROT.
- Semua foto dan video yang dikirim guru melalui WA, didokumentasikan di sebuah folder - Setiap hari Sabtu
diadakan rapat evaluasi kinerja untuk membahas PBM yang dilakukan guru sejak hari Senen sampai Sabtu itu.
- Setiap hari Sabtu diadakan simulasi untuk memperbaiki PBM yang
dilakukan guru - Semua hasil
simulasi, diskusi, dan perbaikan didokumentasikan
19 - Kepala
sekolah/madrasah menindaklanjuti hasil supervisi proses pembelajaran dengan cara:
pemberian contoh
diskusi
Konsultasi
pelatihan.
- Kepala sekolah telah
menindaklanjuti hasil supervisi proses pembelajaran dengan 4 cara:
pemberian contoh
diskusi
Konsultasi
pelatihan.
- Kepala sekolah mendiskusikan hasil supervise dengaan guru kelas.
- Setiap Sabtu, kepala sekolah
mencontohkan cara menanamkan konsep yang benar saat simulasi - Kepala sekolah
meminta guru mengulang kembali cara menanamkan konsep yang telah mereka terima ini.
- Kepala sekolah kembali melakukan supervise di kelas - Kepala sekolah
mencontohkan cara
menanamkan konsep yang benar dengan cara mengajar di kelas, disaksikan oleh guru kelas
20 - Kepala
sekolah/madrasah menyusun:
laporan pemantauan,
laporan supervisi,
laporan evaluasi proses
pembelajaran,
program tindak lanjut.
- Kepala sekolah sudah menyusun 3 laporan dan satu program tindak lanjut :
laporan pemantauan,
laporan supervisi,
laporan evaluasi proses
pembelajaran,
program tindak lanjut.
- 3 laporan supervise dan satu program tindak lanjut, akan selalu diperbaiki dan disempurnakan sesuai dengan hasil supervisi
- Kepala
sekolah/madrasah melakukan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan proses pembelajaran, minimal 1 tahun terakhir.
- Menindaklanjuti 91%-100% hasil pengawasan proses pembelajaran, minimal 1 tahun terakhir.
- Sejak bulan Agustus 2017, kepala sekolah sudah menindak lanjuti hasil
pengawasan proses pembelajaran - Mulai bulan Juli
2018 ini, tindak lanjut hasil
pengawasan proses pembelajaran lebih ditingkatkan dengan cara mengadakan simulasi setiap hari Sabtu sebagai usaha memperbaiki proses pembelajaran di kelas 1 sampai kelas VI
N o
Standar Nasional Pendidikan
Indikator Permasalahan Rencana Tindak Lanjut 1 4. Standar
Penilaian - Guru melaksanakan penilaian hasil belajar siswa berdasarkan 6 prinsip penilaian:
- 91%-100% guru sudah menerapkan 6 prinsip penilaian terhadap hasil belajar siswa: (1)
- Sejak tanggal 29 Juli 2017, majelis guru di SDN 26 Jati Utara telah diberi sosialisasi tentang
(1) sahih, (2) objektif, (3) adil, (4) terbuka, (5) holistik, (6) akuntabel.
sahih, (2) objektif, (3) adil, (4) terbuka, (5) holistik, (6) akuntabel.
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 dan
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian.
Sosialisasi ini diberikan saat KKG sekolah
- Sejak itu, majelis guru dilatih membuat
instrument penilaian sesuai KD dengan menerapkan 6 prinsip penilaian terhadap hasil belajar siswa: (1) sahih, (2) objektif, (3) adil, (4) terbuka, (5) holistik, (6) akuntabel.
- Pelatihan ini dilakukan secara kontinyu dan berkala.
- Majelis guru melaksanakan penilaian dengan menerapkan 6 prinsip penilaian di atas.
- Dilakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru - Diberikan
pembinaaan secara kontinyu dan berkala dalam KKG sekolah setiap 2 kali sebulan agar guru benar-benar terampil membuat instrumen penilain sesuai KD dan melaksanakan penilaian dengan
menerapkan 6 prinsip penilaian di atas.
2 - Sekolah/madrasah
menentukan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) seluruh mata pelajaran dengan mempertimbangkan : (1)
karakteristikpeserta didik, (2)
karakteristik mata pelajaran, (3) kondisi satuan pendidikan, (4) analisis hasil penilaian.
- 91%-100% guru sudah membuat KKM sesuai ketentuan dengan mempertimbangkan : (1) karakteristik peserta didik, (2) karakteristik mata pelajaran, (3) kondisi satuan pendidikan, (4) analisis hasil penilaian.
- Sejak tanggal 29 Juli 2017, majelis guru di SDN 26 Jati Utara telah diberi sosialisasi tentang cara menentukan KKM
- Sejak itu, majelis guru dilatih membuat KKM dengan menghitung KD dengan
ketentuan
mempertimbangkan : (1) karakteristik peserta didik, (2) karakteristik mata pelajaran, (3) kondisi satuan pendidikan, (4) analisis hasil penilaian.
- Pelatihan ini dilakukan secara kontinyu dan berkala.
- Diberikan
pembinaaan secara kontinyu dan berkala dalam KKG sekolah setiap 1 kali sebulan agar guru benar-benar terampil membuat KKM
3 - Guru melaksanakan
penilaian hasil belajar dalam bentuk: (1) ulangan, (2) pengamatan, (3) penugasan, dan/atau (4) bentuk lain yang diperlukan.
- 91%-100% guru sudah
melaksanakan minimal 3 bentuk penilaian hasil belajar dalam bentuk: (1) ulangan, (2) pengamatan, (3) penugasan, dan/atau (4) bentuk lain ya ngdiperlukan.
- Guru membuat kisi- kisi soal saat membuat soal ulangan
- Guru membuat instrument yang sesuai untuk penilaian
pengamatan KI 1, KI 2, dan KI 4.
- Guru melaksanakan
penilaian minimal dalam bentuk: (1) ulangan, (2) pengamatan, (3) penugasan, dan/atau (4) bentuk lain yang diperlukan.
4 Guru menggunakan
hasil penilaian kompetensi pengetahuan yang dilakukan untuk: (1) memperbaiki proses pembelajaran, (2) mengukur
dan mengetahui
pencapaian kompetensi siswa, (3) menyusun laporan
kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir semester, akhir tahun dan/atau kenaikan kelas.
91%-100% guru menggunakan hasil penilaian untuk : (1) memperbaiki proses pembelajaran, (2) mengukur
dan mengetahui
pencapaian kompetensi siswa, (3) menyusun laporan
kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir semester, akhir tahun dan/atau kenaikan kelas.
- Setiap selesai 1 tema diadakan PH.
Di pertengahan semester di lakukan ujian mid semester.
Hasil ujian tersebut dijadikan guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran, mengukur dan mengetahui pencapaian
kompetensi siswa, menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, dan tengah semester.
- Setiap hari dilakukan pengamatan dan mengisi instrument pengamatan untuk melihat perilaku siswa untuk dijadikan dasar perbaikan agar perilaku siswa menjadi baik.
- Setiap semester guru membuat soal untuk ujian
semester dan ujian naik kelas.
- Hasil semua penilaian di atas dijadikan dasar untuk menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir semester, akhir tahun dan/atau
kenaikan kelas.
5 - Guru melaksanakan
penilaian
kompetensi sikap sesuai karakteristik Kompetensi Dasar (KD).
- 91%-100% guru sudah
melaksanakan penilaian
kompetensi sikap sesuai karakteristik Kompetensi Dasar (KD).
- Guru sudah dibina dan dilatih
membuat
instrument penilaian sikap sejak tanggal 5 Agustus 2017.
- Guru juga sudah diberi pengetahuan dan keterampilan melaksanakan penilaian sikap sambil mengisi instrument penilaian sikap yang telah dibuat
- Guru sudah melaksanakan penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sejak bulan Agustus 2017 - Pelaksanaan
penilaian sikap ini selalu dievaluasi bersama setiap hari Sabtu saat rapat evaluasi kinerja yang rutin
dilaksanakan setiap hari Sabtu
- Hasilnya dijadikan sebagai bahan perbaikan
pelaksanaan sikap sehingga hasilnya bisa maksimal - Hasil penilaian
sikap dijadikan guru sebagai dasar pemberian reward dan melakukan pembinaan kepada siswa
6 - Guru melaksanakan
penilaian
kompetensi sikap sesuai karakteristik Kompetensi Dasar (KD).
- 91%-100% guru sudah
melaksanakan penilaian
kompetensi sikap sesuai karakteristik
- Guru sudah dibina dan dilatih
membuat
instrument penilaian sikap sejak tanggal 5 Agustus 2017.
Kompetensi Dasar
(KD). - Guru juga sudah
diberi pengetahuan dan keterampilan melaksanakan penilaian sikap sambil mengisi instrument penilaian sikap yang telah dibuat
- Guru sudah melaksanakan penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sejak bulan Agustus 2017 - Pelaksanaan
penilaian sikap ini selalu dievaluasi bersama setiap hari Sabtu saat rapat evaluasi kinerja yang rutin
dilaksanakan setiap hari Sabtu
- Hasilnya dijadikan sebagai bahan perbaikan
pelaksanaan sikap sehingga hasilnya bisa maksimal - Hasil penilaian
sikap dijadikan guru sebagai dasar pemberian reward dan melakukan pembinaan kepada siswa
7 - Guru melaksanakan
penilaian kompetensi
pengetahuan sesuai karakteristik KD.
- 91%-100% guru sudah
melaksanakan penilaian kompetensi
pengetahuan sesuai karakteristik Kompetensi Dasar (KD).
- Di RPP yang dibuat guru, sudah dibuat soal-soal penilaian pengetahuan yang sesuai karakteristik Kompetensi Dasar (KD).
- Soal-soal tersebut dijadikan sebagai dasar untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap KD
pengetahuan yang sudah mereka pelajari
8 - Guru melaksanakan
penilaian kompetensi
keterampilan sesuai karakteristik KD.
- 91%-100% guru sudah
melaksanakan penilaian kompetensi
keterampilan sesuai karakteristik
Kompetensi Dasar (KD).
- Di RPP yang dibuat guru, sudah dibuat instrument dan rubrik penilaian keterampilan yang sesuai karakteristik Kompetensi Dasar (KD).
- Guru melaksanakan penilaian
keterampilan sesuai dengan instrument dan rubrik yang telah ada di RPP
9 - Guru melaksanakan
penilaian
kompetensi sikap melalui observasi/
pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan.
- 91%-100% guru sudah
melaksanakan penilaian
kompetensi sikap melalui observasi/
pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan.
- Guru kelas sudah membuat semua instrument penilaian untuk KI 2
- Instrument
penilaian untuk KI 2 ini diisi setiap hari dengan mengamati sikap siswa
- Setiap bulan, hasil pengamatan guru dibuat rekapnya.
- Hasil rekap guru, didiskusikan guru dengan siswa untuk diberika reward atau pembinaan - Dilakukan
pembinaan kepada guru PJOK untuk bisa juga
melaksanakan penilaian sikap
10 - Guru melaksanakan
penilaian kompetensi
pengetahuan dengan menggunakan 3 jenis tes: (1) tes tulis, (2) tes lisan,
- 91%-100% guru sudah menggunakan 3 jenis
melaksanakan penilaian kompetensi
pengetahuan dengan
- Guru kelas sudah menggunakan 3 jenis melaksanakan penilaian
kompetensi
pengetahuan dengan menggunakan 3
(3) penugasan. menggunakan 3 jenis tes: (1) tes tulis, (2) tes lisan, (3) penugasan.
jenis tes: (1) tes tulis, (2) tes lisan, (3) penugasan.
- Diberikan selalu pembinaan kepada guru kelas dan bidang studi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka melaksanakan penilaian kompetensi
pengetahuan dengan menggunakan 3 jenis tes: (1) tes tulis, (2) tes lisan, (3) penugasan.
11 - Guru melaksanakan
penilaian kompetensi keterampilan menggunakan: (1) tes praktik, (2) penilaian produk, (3) penilaian proyek, (4)
penilaian portofolio, (5) teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
- 91%-100% guru sudah
melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan menggunakan: (1) tes praktik, (2) penilaian produk, (3) penilaian proyek, (4)
penilaian portofolio, (5) teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
- Guru kelas sudah membuat
instrument dan rubrik penilaian untuk melaksanakan penilaian
kompetensi keterampilan.
- Instrument dan rubrik ini selalu digunakan guru saat melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan - Penilaian portofolio
sudah dilakukan tapi belum maksimal
- Kedepannya, akan dilakukan
pembenahan dan perbaikan agar penilaian portofolio bisa dilaksanakan juga dengan maksimal
12 - Sekolah/madrasah
melaksanakan penilaian hasil
- 91%-100% Sekolah sudah
melaksanakan 4
- Setiap selesai 1 tema, Sekolah melaksanakan
belajar dalam bentuk: (1)
penilaian harian, (2) penilaian akhir semester, (3) penilaian
akhirtahun, (4) ujian sekolah/madrasah.
jenis atau lebih penilaian hasil belajar dalam bentuk: (1)
penilaian harian, (2) penilaian akhir semester, (3) penilaian akhir tahun, (4) ujian sekolah/madrasah.
penilaian harian yang
pelaksanaannya seperti ujian semester - Selesai
melaksanakan ujian, guru membagikan rapor PH
- Setiap pertengahan semester, Sekolah melaksanakan ujian tengah semester.
- Selesai
melaksanakan ujian, guru membagikan rapor tengah semester - Setiap akhir
semester, Sekolah melaksanakan ujian akhir semester.
- Selesai
melaksanakan ujian, guru membagikan rapor semester - Setiap tahun
sekolah selalu mengadakan ujian sekolah yang hasilnya juga dibuatkan laporannya dan dilaporkan ke orang tua siswa
13 - Sekolah/madrasah
menentukan kelulusan siswa dengan
mempertimbangkan hasil: (1) ujian sekolah/madrasah, (2) penilaian sikap, (3) penilaian pengetahuan, (4) penilaian
keterampilan.
- Sekolah
mempertimbangkan 4 hasil penilaian dalam menentukan kelulusan siswa dengan
mempertimbangkan hasil: (1) ujian sekolah/madrasah, (2) penilaian sikap, (3) penilaian pengetahuan, (4) penilaian
keterampilan.
- Setiap akan menentukan kelulusan siswa, sekolah selalu mengadakan rapat majelis guru - Dalam rapat
tersebut diputuskan bahwa kelulusan siswa ditentukan dengan
mempertimbangkan hasil: (1) ujian sekolah, (2)
penilaian sikap, (3) penilaian
pengetahuan, (4) penilaian
keterampilan.
14 - Guru melakukan
penilaian proses dan hasil belajar dengan 8 langkah: (1) menetapkan tujuan penilaian, (2) menyusun kisi-kisi ujian, (3)
mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian, (4) melakukan analisis kualitas instrumen, (5) melaksanakan penilaian, (6) mengolah dan menentukan kelulusan siswa, (7) melaporkan, (8) memanfaatkan hasil penilaian.
- 91%-100% guru telah melaksanakan 8 penilaian proses dan hasil belajar yaitu: (1)
menetapkan tujuan penilaian, (2) menyusun kisi-kisi ujian, (3)
mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian, (4) melakukan analisis kualitas instrumen, (5) melaksanakan penilaian, (6) mengolah dan menentukan kelulusan siswa, (7) melaporkan, (8) memanfaatkan hasil penilaian.
- Guru di SDN 26 telah melaksanakan 8 penilaian proses dan hasil belajar seperti yang tertulis di samping
- Pelaksanaannya selalu dievaluasi secara berkala dan kontinyu
- Diadakan perbaikan terhadap
pelaksanaan yang belum maksimal
Program Manajerial N
o Standar Nasional Pendidikan
Indikator Permasalahan Rencana Tindak Lanjut
1 5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidi kan
- Guru memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D4) dari program studi terakreditasi.
- 91%-100%
guru yang memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D4) dari program studi
terakreditasi.
- 1 orang guru yang belum sarjana tidak mau melanjutkan pendidikan ke S1 karena tahun 2019 memasuki usia pensiun
2 - Guru memiliki
sertifikat pendidik.
Baru 41%-
55% guru - Guru yang belum memiliki sertifikat
yang memiliki sertifikat pendidik.
pendidik sudah mengikuti PPG tapi belum lulus
- Guru tersebut selalu dimotivasi untuk meningkatkan kompetensi sehingga bisa lulus PPG - Guru mengajar sesuai
dengan latar belakang pendidikan dan/atau uji kelayakan dan kesetaraan.
- 81%-90%
guru yang mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan dan/atau uji kelayakan dan kesetaraan.
- Kuliah kembali untuk pendidikan yang linear
4 - Guru mata pelajaran
(Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani, Olahraga Kesehatan, Muatan Lokal, dan lain-lain) mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan.
- Sudah semua guru mata pelajaran (Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani, Olahraga Kesehatan, Muatan Lokal, dan lain-lain) mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan.
- Meningkatkan
kompetensi pedagogik dan professional guru mata pelajaran melalui KKG
- Kepala sekolah selalu membina guru mata pelajaran untuk meningkatkan kompetensi mereka
5 - Guru memiliki
kompetensi
pedagogik, meliputi:
(1) mengintegrasikan karakteristik siswa, (2) pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa, (3) merancang
kegiatan pembelajaran siswa berdasarkan kurikulum, (4) menyelenggarakan pembelajaran yang
Baru 71%- 80% guru yang memiliki kompetensi pedagogik, meliputi: (1) mengintegras ikan
karakteristik siswa, (2) pembelajaran yang sesuai dengan
- Meningkatkan
kompetensi pedagogik guru melalui KKG, seminar, dan
workshop, dan
pembinaan oleh kepala sekolah
mendidik, (5) menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, (6) mengembangkan potensi siswa, (7) berkomunikasi secara efektif, empati, dan santun, (8)
melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, (9) menggunakan hasil penilaian proses dan hasil belajar, (10) melakukan tindakan reflektif.
karakteristik siswa, (3) merancang kegiatan pembelajaran siswa
berdasarkan kurikulum, (4)
menyelengga rakan
pembelajaran yang
mendidik, (5)
menggunaka n teknologi informasi dan
komunikasi, (6)
mengembang kan potensi siswa, (7) berkomunika si secara efektif, empati, dan santun, (8) melaksanaka n penilaian proses dan hasil belajar, (9)
menggunaka n hasil penilaian proses dan hasil belajar, (10)
melakukan tindakan reflektif.
6 - Guru memiliki
kompetensi
profesional, meliputi:
(1) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
- Baru 81%- 90% guru memiliki kompetensi profesional, meliputi: (1) menguasai
- Meningkatkan kompetensi profesional guru melalui KKG, seminar, dan workshop, dan pembinaan rutin oleh
pelajaran yang diampu, (2) menguasai kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, (3)
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, (4) mengembangkan
keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif,
(5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu, (2) menguasai kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, (3) mengembang kan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, (4) mengembang kan
keprofesian secara berkelanjuta n dengan melakukan tindakan reflektif, (5)
memanfaatka n teknologi informasi dan
komunikasi.
kepala sekolah
7 Guru memiliki
kompetensi kepribadian, meliputi: (1) bertindak sesuai
dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan, (2) menampilkan
diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,
- Baru 81%-
90% Guru memiliki kompetensi kepribadian , meliputi:
(1) bertindak sesuai dengan norma
- Meningkatkan kompetensi kepribadian guru melalui KKG, seminar, workshop, wirid bulanan, dan pembinaan rutin dari kepala sekolah.
dan teladan, (3)
menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, (4)
menunjukkan etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri, (5)
menjunjung tinggi kode etik
profesi.
agama, hukum, sosial, dan kebudayaan, (2)
menampilka n diri sebagai pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan teladan, (3) menampilka n diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, (4)
menunjukka n etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, (5) menjunjung tinggi kode etik
profesi.
8 Guru memiliki
kompetensi sosial yang ditunjukkan melalui komunikasi
yang efektif dan santun dengan: (1) sesama guru, (2) tenaga
kependidikan, (3) siswa, (4) orangtua siswa, (5) masyarakat.
- Baru 81%- 90% guru
memiliki kompetensi sosial yang ditunjukkan melalui komunikasi yang efektif dan santun dengan: (1) sesama guru, (2) tenaga kependidikan , (3) siswa, (4) orangtua
- Meningkatkan kompetensi sosial guru melalui KKG, seminar, workshop, wirid bulanan, dan pembinaan rutin dari kepala sekolah.
siswa, (5) masyarakat.
9 Guru melaksanakan tugas
layanan konseling yang memiliki kompetensi profesional meliputi: (1) penguasaan konsep dan praksis asesmen, (2) penguasaan kerangka teoretis dan praksis, (3) perencanaan program, (4) pelaksanaan program, (5) penilaian proses dan hasil kegiatan, (6)
komitmen terhadap etika profesional, (7)
penguasaan konsep dan praksis
penelitian.
- Baru 71%- 80%
guruyang melaksanaka n tugas layanan konseling yang memiliki kompetensi profesional meliputi: (1) penguasaan konsep dan praksis asesmen, (2) penguasaan kerangka teoretis dan praksis, (3) perencanaan program, (4) pelaksanaan program, (5) penilaian proses dan hasil
kegiatan, (6) komitmen terhadap etika
profesional, (7)
penguasaan konsep dan praksis
- Menambah wawasan guru kelas tentang cara melaksanakan tugas layanan konseling yang memiliki kompetensi
profesional dengan cara memberikan sosialisasi kepada mereka dengan bahan modul BK untuk SD - Melaksanakan tugas
layanan konseling di kelas masing-masing.
- Diberikan pembinaan rutin oleh kepala sekolah tentang pelaksanaan BK
10 Kepala sekolah/madrasah
memenuhi persyaratan, meliputi: (1) memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana S1 atau D4, (2) berusia maksimal 56 tahun, (3) sehat jasmani dan rohani, (4) tidak pernah
dikenakan hukuman disiplin, (5) memiliki
- Kepala sekolah baru
memenuhi 8 dari 9
persyaratan yang ditentukan yaitu : (1) memiliki kualifikasi akademik
- Mengikuti pelatihan peningkatan
kompetensi kinerja kepala sekolah untuk mendapatkan sertifikat kepala sekolah
sertifikat pendidik, (6) memiliki
sertifikat kepala sekolah/madrasah, (7) berpengalaman mengajar minimal 5 tahun, (8) golongan minimal III/C bagi PNS dan bagi non- PNS
disetarakan, (9) nilai baik untuk penilaian kinerja dalam 2 tahun terakhir.
paling rendah sarjana S1 atau D4, (2) berusia maksimal 56 tahun, (3) sehat jasmani dan rohani, (4) tidak pernah dikenakan hukuman disiplin, (5) memiliki sertifikat pendidik, sekolah/madr asah, (6) berpengalam an mengajar minimal 5 tahun, (7) golongan minimal III/C bagi PNS dan bagi non- PNS
disetarakan, (8) nilai baik untuk penilaian kinerja dalam 2 tahun terakhir.
11 Kepala sekolah/madrasah
memiliki kompetensi manajerial yang meliputi:
(1) menyusun perencanaan,(2) mengembangkan organisasi,(3) memimpin penyelenggaraan sekolah/madrasah, (4) mengelola perubahan dan pengembangan, (5) menciptakan budaya
- Kepala sekolah memiliki kompetensi manajerial yang
meliputi 14- 16 yaitu: (1) menyusun perencanaan, (2)
mengembang kan
- Mengikuti pelatihan, seminar, worshop, dan lokakarya untuk meningkatkan
kompetensi manajerial
kondusif dan inovatif, (6) mengelola guru dan tenaga administrasi, (7) mengelola sarana dan prasarana, (8) mengelola hubungan dengan
masyarakat, (9) mengelola
seleksi siswa, (10)
mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran, (11) mengelola keuangan, (12) mengelola ketatausahaan, (13) mengelola unit layanan khusus, (14) mengelola sistem informasi,
(15) memanfaatkan TIK, (16) melakukan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
organisasi, (3)
memimpin penyelenggar aan
sekolah/madr asah, (4) mengelola perubahan dan
pengembang an, (5) menciptakan budaya kondusif dan inovatif, (6) mengelola guru dan tenaga administrasi, (7)
mengelola sarana dan prasarana, (8)
mengelola hubungan dengan masyarakat, (9)
mengelola seleksi siswa, (10) mengelola pengembang an kurikulum dan kegiatan pembelajaran , (11)
mengelola keuangan, (12) mengelola ketatausahaa n, (13) mengelola unit layanan khusus, (14) mengelola sistem
informasi, (15)
memanfaatka n TIK, (16) melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
12 Kepala sekolah/madrasah
memiliki kemampuan kewirausahaan yang meliputi: (1) melakukan inovasi, (2) bekerja keras, (3) memiliki motivasi, (4) pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik, (5) memiliki naluri kewirausahaan.
- Kepala sekolah baru memiliki 4 kemampuan kewirausaha an yang meliputi: (1) melakukan inovasi, (2) bekerja keras, (3) memiliki motivasi, (4) pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik
- Mengikuti pelatihan, seminar, worshop, dan lokakarya untuk meningkatkan
kompetensi manajerial - Menjalin kerjasama
dengan alumni, tokoh masyarakat, dan pengusaha kecil menengah di sekitar sekolah
- Membuka peluang usaha di sekolah seperti mengolah barang-barang bekas menjadi barang yang bernilai ekonomis, lalu dijual saat sekolah mengadakan pameran
13 Kepala sekolah/madrasah
memiliki kemampuan supervisi proses pembelajaran yang meliputi: (1)
merencanakan program supervisi , (2)
melaksanakan supervisi, (3) mengevaluasi hasil supervisi, (4)
menindaklanjuti hasil supervisi.
- Kepala sekolah baru memiliki 3 kemampuan supervisi proses pembelajaran yang
meliputi: (1) merencanaka n program supervisi , (2)
melaksanaka n supervisi, (3)
mengevaluas i hasil supervisi,
- Membuat program tindak lanjut hasil supervisi melalui pembinaan pengawas - Menganalisis hasil
supervisi
- Membuat jadwal pembinaan hasil analisis supervisi - Melakukan pembinaan
berdasarkan hasil evaluasi supervisi
14 Sekolah/madrasah
memiliki tenaga administrasi yang berkualifikasi
- Memiliki lebih dari seorang yang memiliki
- Memberikan pembinaan untuk meningkatkan kompetensi tenaga
akademik minimal pendidikan menengah sesuai dengan bidang tugasnya.
kualifikasi pendidikan menengah;
ada di antaranya berpendidika n tinggi
perpustakaan
15 Tenaga perpustakaan
memiliki kualifikasi minimal pendidikan menengah
dan memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan
sekolah/madrasah.
- Memiliki kualifikasi pendidikan menengah dan tidak memiliki sertifikat
- Memberikan motivasi untuk melanjutkan pendidikan yang linear.
- Memotovasi pustakawan untuk selalu menambah ilmu tentang mengelola pustaka dari berbagai sumber
16 Sekolah/madrasah
memiliki petugas yang melaksanakan layanan khusus
yang bertanggung jawab sebagai: (1) penjaga keamanan, (2) tukang kebun, (3) tenaga kebersihan, (4) pesuruh.
Memiliki petugas yang melaksanaka n 1 jenis layanan khusus
- Mengusulkan ke dinas pendidikaan untuk mengadakan tenaga layanan khusus di sekolah dasar.
N o
Standar Nasional Pendidikan
Indikator Permasalahan Rencana Tindak Lanjut
6. Sarana dan prasarana
- Sekolah/madrasah memiliki luas lahan sesuai ketentuan luas minimum.
- Memiliki lahan dengan luas kurang dari 71% dari ketentuan
- SDN 26 Jati Utara satu komplek dengan SDN 21 Jati Utara. Dengan luas lahan 2337 meter persegi, ada 2 sekolah berdiri diatasnya sehingga sangat tidak memenuhi ketentuan luas minimum sebuah sekolah
- Karena tidak ada lagi lahan yang bisa digunakan untuk perluasan sekolah, maka satu-satunya cara untuk melengkapi jumlah ruang yang diperlukan adalah dengan membuat
sekolah menjadi bertingkat - Lahan sekolah/madrasah
memenuhi ketentuan:
(1) terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, (2) memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat, (3) terhindar dari pencemaran air, (4) terhindar dari
kebisingan, (5) terhindar dari pencemaran udara.
- Tidak memenuhi 4 ketentuan di samping yaitu (1) terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatan jiwa, (2) memiliki akses untuk penyelamat an dalam keadaan darurat, (3) terhindar dari
pencemaran air, (4) terhindar dari kebisingan
- Di depan SDN 26 Jati Utara, SMK 6 Padang, TKIT Azkia,
- Di Belakang SDN 26 Jati Utara ada SMA 10 Padang, rumah sakit Yos Sudarso.
- Keadaan di atas membuat lahan SDN 26 Jati Utara tidak memenuhi 4 ketentuan di samping.
- Hanya nomor 5 yang dipenuhi oleh lahan SDN 26 Jati Utara
3 - Sekolah/madrasah
memiliki luas lantai bangunan sesuai ketentuan.
- Memiliki lantai bangunan dengan luas kurang dari 71% dari ketentuan
- 4 dari 7 ruang kelas SDN 26 Jati Utara luasnya kurang dari yang telah ditentukan.
- 4 kelas ini sebenarnya bisa dijadikan sebagai ruang UKS, ruang guru, dan sanggar pramuka yang belum dimiliki oleh SDN 26 Jati Utara
- Untuk memenuhi kekurangan ruang, SDN 26 Jati Utara bisa dibuat bertingkat dengan luas yang sesuai dengan ketentuan.
- Hal di atas sudah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kota