• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekosistem

N/A
N/A
Sebait Fajar

Academic year: 2025

Membagikan "Ekosistem"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

EKOSISTEM Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah

“Ekologi Hewan”

Dosen Pengampu:

Ahmad Mursyid, M.Si

Oleh Kelompok 4:

GUGUN ENDRAWAN 2330106013 HANUM SALSABILA 2330106016 HILDAYATI KURNIA 2330106017 IZMIZAHRATUN NISA 2330106020 JULIA RAHMI NINGSIH 2330106021

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI-A

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR 1445 H/2024 M

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah Swt. atas segla rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Sholawat dan salam untuk nabi kita, Nabi Muhammad Saw. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi untuk menyelesaikan makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Batusangkar, 27 April 2024

Penulis

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Konsep Dasar Ekosistem ... 3

B. Tipe-Tipe Ekosistem ... 4

C. Komponen-Komponen Ekosistem ... 14

D. Faktor-Faktor Abiotik dan Biotik Dalam Ekosistem ... 17

E. Aliran Energi Dan Siklus Materi Dalam Ekosistem ... 18

BAB III PENUTUP ... 20

A. Kesimpulan ... 20

B. Saran ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 21

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Suatu kenyataan bahwa setiap makhluk hidup tidak mungkin hidup sendiri. Setiap makhluk hidup sangat dipengaruhi dan memengaruhi lingkungan hidupnya. Hubungan saling memengaruhi timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya ini dipelajari dalam ilmu ekologi. Antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain selalu berhubungan. Tetapi ada juga sebagian kecil makhluk hidup yang selalu merugikan makhluk hidup, biasanya makhluk hidup tersebut disebut sebagai parasit.

Ekologi adalah kajian mengenai interaksi timbal-balik jasad individu, diantara dan didalam populasi spesies yang sama, atau diantara komunitas dan populasi yang berbeda- beda dan berbagai faktor non hidup (abiotik) yang banyak jumlahnya yang merupakan lingkungan efektif tempat hidup jasad, populasi atau komunitas. Ekologi merupakan cabang ilmu baru yang baru muncul pada tahun 70-an.

Ekologi sendiri mencakup suatu keterkaitan antara segenap unsur lingkungan hdiup yang saling memengaruhi, seperti tumbuhan dann sinar matahari, tanah dengan air, yang pada umunya dikatakan sebagai hukum alam yang berimbang dan biasa disebut ekosistem. Komponen-komponen dalam ekosistem telah dikelola oleh alam dan saling berinteraksi. Ada komponen yang bersifat netral, bekerjasama, menyeseuaikan diri, bertentangan bahkan saling menguasai. Akan tetapi pada akhirnya antara kekuatan- kekuatan tersebut menjadi keseimbangan.

Satu ciri mendasar pada ekosistem adalah bahwa ekosistem itu bukahlah suatu sistem yang tertutup, tetapi terbuka dan daripadanya energi dan zat terus-menerus keluar dan digantikan agar sistem itu terus berjalan.. Sejauh yang berkenaan dengan struktur, ekosistem secara khas mempunyai tiga komponen biologi, yaitu, produsen (jasad autotrof) atau tumbuhan hijau yang mampu menambat energi cahaya; hewan (jasad heterotrof) atau kosumen makro yang menggunakan bahan organik; dan pengurai, yang terdiri dari jasad renik yang menguraikan bahan organik dan membebaskan zat hara (Aryulina, 2020: 56).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis akan membuat sebuah makalah tentang “Ekosistem”.

(5)

2 B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:

1. Apa konsep dasar tentang ekosistem?

2. Apa tipe-tipe dari ekosistem?

3. Apa komponen-komponen yang ada dalam ekosistem?

4. Apa faktor-faktor abiotik dan biotik yang ada didalam ekosistem?

5. Bagaimana aliran energi dan siklus materi yang ada dalam ekosistem?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui konsep dasar tentang ekosistem 2. Mengetahui tipe-tipe dari ekosistem

3. Mengetahui komponen-komponen yang ada dalam ekosistem

4. Mengetahui faktor-faktor abiotik dan biotik yang ada didalam ekosistem 5. Mengetahui aliran energi dan siklus materi yang ada dalam ekosistem

(6)

3

BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Ekosistem

Konsep sentral ekologi adalah ekosistem. Dalam hal ini, sistem adalah komponen- komponen yang bekerja secara teratur sebagai satu kesatuan. Sehingga ekosistem dapat diartikan sebagai sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada (Yanuar, 2020: 1-5).

Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.

Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorgnisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem control yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya (Pressanti, 2020:5-10).

Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bamboo.

Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam (Sorondanya, 2021: 99-111).

(7)

4

Jadi, ekosistem adalah kesatuan sistem yang terdiri dari komunitas berbagai jenis organisme hidup dan organisme hidup dan lingkungan tidak hidup berupa materi dan energi yang saling berhubungan dan berinteraksi.

B. Tipe-Tipe Ekosistem

Secara garis besar ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan menjadi ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

1. Ekosistem Darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.

Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut:

Gambar 1. Ekosistem Darat

https://images.app.goo.gl/BsYsrfyBi8iMV5eM7

a. Bioma gurun

Beberapa bioma gurun terdapat di daerah tropis (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciriciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu siang hari tinggi (bisa mencapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air, contohnya kaktus.

Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

(8)

5

Gambar 2. Bioma Gurun

https://images.app.goo.gl/DPkJKKutkkJ8RhTL8

b. Bioma padang rumput

Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropis ke subtropis.

Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25 30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat.

Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herba) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus, dan ular.

Gambar 3. Bioma Padang Rumput

https://images.app.goo.gl/DiPJkXn6BF6EkJBH9

c. Bioma savana

Merupakan padang rumput yang diselingi dengan sebatang pohon yang tumbuh jarang. Hewan yang hidup pada bioma padang rumput dan savana adalah bison, gajah, jerapah, zebra, domba, biri-biri, harimau, cheetah, serigala, dan ular.

(9)

6

Gambar 4. Bioma Savana

https://images.app.goo.gl/9BP6NaQNJkS5sfgG9

d. Bioma Hutan Basah

Bioma hutan basah terdapat di daerah tropis dan subtropis. Ciri- cirinya adalah curah hujan 200225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Daerah tudung ini cukup mendapat sinar matahari.

Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Variasi suhu dan kelembapan cukup tinggi dengan suhu rata-rata harian 25°C. Dalam hutan basah tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewan yang menghuni antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

Gambar 5. Bioma Hutan Basah

https://images.app.goo.gl/VMx9tnmmQCNshtJY8

e. Bioma Hutan Gugur

Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang. Ciricirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit dan tidak terlalu

(10)

7

rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

Gambar 6. Bioma Hutan Gugur

https://images.app.goo.gl/kEBDvMwSH4ZvH1qUA

f. Bioma Taiga

Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropis. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin. rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung- burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

Gambar 7. Bioma Taiga

https://images.app.goo.gl/74EZ5BwFiXqKqsCT7

g. Bioma Tundra

Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, lumut kerak, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput.

Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang

(11)

8

pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya rusa kutub, beruang kutub, dan serangga terutama nyamuk dan lalat hitam.

Gambar 8. Bioma Tundra

https://images.app.goo.gl/39nfmDNK9MUeB6TC8

2. Ekosistem Air Tawar

Gambar 9. Ekosistem Air Tawar

https://images.app.goo.gl/L3iB3638gqP1dEm17

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya, tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam ekosistem air tawar.

a. Danau

Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan suhu yang drastis, disebut termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah

(12)

9

dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut:

1) Daerah litoral

Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis- jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, crustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik, angsa, dan mamalia yang sering mencari makan di danau.

2) Daerah limnetik

Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan cyanobakteri. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil pemangsa fitoplankton.

3) Daerah profundal

Daerah ini merupakan daerah yang dalam. yaitu daerah afotik danau.

Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.

4) Daerah bentik

Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.

Gambar 10. Zona-Zona Pada Ekosistem Danau https://images.app.goo.gl/aqoGyYchAjnieXu37

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu sebagai berikut:

(13)

10 1) Danau oligotrofik

Oligotrofik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit. organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.

2) Danau eutrofik

Eutrofik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.

b. Sungai

Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tumbuhan berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.

Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular.

Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner.

Misalnya bertubuh pipih dorsoventral dan dapat melekat pada batu.

3. Ekosistem Air Laut

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

a. Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan. Habitat laut dapat

(14)

11

dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

1) Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dapat dibedakan sebagai berikut.

a) Wilayah pasang (Litoral)

Wilayah pasang merupakan bagian dari laut yang dasarnya kering ketika terjadi surut. Ikan tidak bisa hidup pada wilayah ini, tetapi beberapa jenis binatang dapat dijumpai pada wilayah ini.

b) Wilayah laut dangkal (Neritik)

Sesuai dengan namanya, wilayah ini relatif dangkal sehingga masih dimungkinkan sinar matahari masuk sampai ke dasar laut. Indonesia memiliki wilayah laut dangkal yang cukup luas seperti landas kontinen sunda (Laut Jawa, Laut Natuna, Riau Kepulauan, Selat Malaka) dan landas kontinen sahul (Laut Arafuru). Wilayah-wilayah tersebut tentunya menyimpan kekayaan berupa flora dan fauna.

c) Wilayah lautan dalam (Batial)

Wilayah ini berada pada kedalaman antara 150-800 meter. Sinar matahari tidak mampu menembus sampai ke dasar laut dangkal. Dengan demikian, jumlah dan jenis binatang yang hidup pada wilayah ini lebih sedikit dibanding wilayah laut dangkal.

d) Wilayah lautan sangat dalam (Abisal)

Wilayah ini berada pada kedalaman di atas 1800 meter. Dengan kedalaman tersebut, tumbuhan tidak mampu lagi bertahan karena tidak ada sinar matahari. Karena itu jumlah dan jenis hewan pun terbatas, kecuali hewan yang telah beradaptasi dengan lingkungan tersebut.

2) Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut, laut dibedakan sebagai berikut.

a) Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.

b) Mexo pelagik merupakan daerah di bawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.

c) Batio pelagik merupakan daerah jereng benua dengan kedalaman 200- 2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.

(15)

12

d) Abisal pelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m;

tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.

e) Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produser di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.

Gambar 11. Zona-Zona Pada Air Laut https://images.app.goo.gl/1uSLCRRYs3rCge3F9

b. Pantai

Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi.

Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, molusca, dan remis. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting. landak laut, bintang laut, dan ikanikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.

1) Komunitas pes caprae

Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin, tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan).

2) Formasi baringtonia

(16)

13

Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Adapun yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, dan Cerbera.

c. Estuari

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.

Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang. dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang. kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

Gambar 12. Gambar Estuari

https://images.app.goo.gl/QcErogPzbB3Yuhf48

d. Terumbu Karang

Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan. kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut,

(17)

14

ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.

(Suwarno dkk, 2019: 67)

Gambar 13. Terumbu Karang

https://images.app.goo.gl/na45S9yY52SwjeiL7

C. Komponen-Komponen Ekosistem

Di dalam suatu ekosistem, interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya melibatkan komponen-komponen, yaitu komponen abiotik dan komponen biotik.

Komponen tersebut mampu memengaruhi perubahan yang terjadi disuatu ekosistem.

Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu:

1. Komponen Abiotik

Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau benda mati, meliputi:

a. Tanah. Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur, kematangan, dan kemampuan menahan air. Tanah merupakan media pertumbuhan dan tempat hidup bagi makhluk hidup. Misalnya, bagi tumbuhan, tanah merupakan tempat menancapkan akar dan sumber nutrisi. Adapun bagi sebagian hewan, tanah merupakan sarana untuk tempat tinggal serta berlindung dari pemangsa.

b. Air. Persediaan air dipermukaan tanah akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan. Hal-hal penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu air, kadar mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.

c. Udara. Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas yang berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen, karbondioksida, dan nitrogen merupakan gas yang paling penting bagi kehidupan makhluk hidup. Angin atau udara dapat memengaruhi suhu lingkungan serta organisme yang hidup di

(18)

15

dalamnya. Angin dapat memengaruhi organisme, seperti meningkatkan penguapan (evaporasi) pada hewan sehingga suhu tubuhnya berkurang dan meningkatkan transpirasi pada tumbuhan. Angin juga memiliki pengaruh yang positif bagi tumbuhan, seperti membantu penyerbukan tumbuhan.

d. Cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan dibumi ini. Salah satunya sebagai faktor utama yang diperlukan dalam proses fotosintesis.

e. Suhu atau temperature. Suhu lingkungan merupakan faktor yang sangat penting bagi distribusi atau penyebaran suatu organisme. Hal tersebut karena suhu dapat memengaruhi proses biologis dan kemampuan suatu organism dalam mengatur (regulasi) suhu tubuhnya secara tepat. Setiap makhluk hidup memerlukan suhu yang optimal untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya(Begon, 2006: 15-17).

Gambar 14. Komponen Abiotik

https://images.app.goo.gl/e8VUWWzNrsuERLqC6

2. Komponen biotik

Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Berdasarkan peranannya komponen biotik dalam ekosisteem dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Produsen adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis. Contoh: semua tumbuhan hijau.

b. Konsumen adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan menggunakan makanan yang dihasilkan oleh produsen baik secara langsung

(19)

16

maupun tidak langsung. Contoh: hewan dan manusia. Berdasarkan tingkatannya konsumen dibedakan menjadi empat, yaitu:

1) Konsumen I/primer adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan produsen. Contoh: herbivora/hewan pemakan tumbuhan.

2) Konsumen II/sekunder adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen I. Contoh: karnivora/hewan pemakan daging

3) Konsumen III/tertier adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen II. Contoh: omnivora/hewan pemakan segala.

4) Konsumen puncak adalah konsumen terakhir atau hewan yang menduduki urutan teratas dalam peristiwa makan dimakan.

c. Pengurai. Pengurai disebut juga redusen adalah jasad renik yang dapat menguraikan makhluk lain menjadi zat hara. Contoh: bakteri dan jamur(Krebs, 2009: 98-99).

Gambar 15. Komponen Biotik

https://images.app.goo.gl/s1j14Aasvtqjmynu8

3. Satuan Organisasi dalam Ekosistem

Ekosistem merupakan suatu kesatan fungsional yang cukup kompleks. Di dalamnya terdapat komponen abiotik dan biotik yang saling berhubungan atau berinteraksi. Di dalam suatu ekosistem terdapat satuan organisasi yang berbeda.

Satuan organisasi yang menyusun ekosistem terdiri atas individu, populasi, dan komunitas. Individu merupakan satuan fungsional yang paling kecil di dalam suatu ekosistem. Individu adalah organisme yang hidupnya berdiri sendiri dan secara fisiologi bersifat bebas, misalnya satu ekor monyet. Satu ekor monyet ini merupakan

(20)

17

organisme yang hidupnya berdiri sendiri. Tingkat organisasi selanjutnya dalam suatu ekosistem, disebut populasi.

Populasi adalah sekumpulan individu yang sejenis atau satu spesies yang menempati habitat tertentu dalam satu waktu tertentu. Adapun tingkat organisasi tertinggi dari suatu ekosistem, yaitu komunitas. Komunitas merupakan sekelompok populasi dari berbagai spesies yang menghuni suatu daerah. Misalnya, komunitas sawah. Di dalam sawah terdapat berbagai macam populasi, seperti populasi padi, populasi ular, populasi katak, dan populasi burung.

D. Faktor-Faktor Abiotik dan Biotik Dalam Ekosistem

Interaksi antar faktor dalam komponen abiotik adalah interaksi yang terjadi antara faktor non-hidup atau benda mati dalam lingkungan alam. Perubahan salah satu faktor abiotik akan menyebabkan satu atau beberapa faktor abiotik yang lain mengalami perubahan, contoh:

1. Cahaya matahari : mempengaruhi suhu,

2. Suhu: mempengaruhi kelarutan gas-gas yang terlarut dalam air dan kerapatan air, 3. PH : mempengaruhi bentuk senyawa kimia dalam air seperti bentuk: karbon, nitrogen,

fosfor dan sulfur serta potensial redoks.

4. Salinitas : mempengaruhi konsentrasi ion-ion dalam air, konduktivitas dan tekanan osmosis terhadap organisme perairan.

5. Kesadahan : mempengaruhi alkalinitas dan fosfat. (Faisal, 2024: 7)

Faktor Biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan, hewan maupun manusia. Komponen biotik meliputi semua faktor hidup yaitu: kelompok organisme produsen, konsumen dan pengurai. Sedangkan komponen biotik diartikan sebagai komponen-komponen penyusun ekosistem yang berupa mahluk hidup. Beberapa komponen misalnya contoh biotik hewan. tumbuhan, fungi, virus, bakteri, dan manusia (Cornelia, 2020: 30).

Komponen biotik berkembang biak dan bertahan hidup dalam lingkungan abiotik.

Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan konsumen sebagai dan mikroorganisme sebagai dekomposer. Faktor biotik meliputi interaksi antar tumbuhan dalam komunitas. interkasi hewan dan tumbuhan dalam komunitas dan interkasi manusia dan tumbuhan.

(21)

18 1. Produsen (organisme autotrof)

Merupakan organisme yang dapat menghasilkan makanannya sendiri dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti sinar matahari (fotoautotrof) dan bahan kimia. Organisme autotrof disebut juga produsen, Zat-zat anorganik akan diserap dan kemudian diubah menjadi zat organik melalui proses fotosintesis. Ciri khusus organisme yang dimiliki oleh organisme autotrof adalah memiliki klorofil (zat hijau daun) dalam tubuhnya. Makhluk hidup yang tergolong produsen, meliputi tumbuhan, bakteri fotosintesis, ganggang hijau, ganggang hijau-biru.

2. Konsumen (organisme heterotrof)

Konsumen adalah organisme heterotrof merupakan makhluk hidup yang tidak mampu membuat makanannya sendiri. Sehingga organisme heterotrof memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya.

3. Pengurai (dekomposer)

Pengurai (dekomposer) adalah organisme yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati untuk memperoleh makanan atau bahan organik yang diperlukan atau juga bisa disebut organisme yang merubah bahan-bahan organik dari organisme yang sudah mati menjadi senyawa anorganik melalui proses dekomposisi.

(Gofar, 2021: 19).

Gambar 16. Faktor Abiotik Dan Biotik https://images.app.goo.gl/jtjtNT4Ex4k4YsQy9

E. Aliran Energi Dan Siklus Materi Dalam Ekosistem

Aliran energi dan materi dapat terjadi apabila ada peristiwa makan dan dimakan antara komponen biotik dalam suatu ekosistem yang berarti terjadi perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lainnya. Perpindahan materi atau zat dan energi dari makhluk yang satu ke makhluk yang lain disebut aliran

(22)

19

materi dan energi. Sumber energi utama bagi semua kehidupan di bumi adalah energi cahaya matahari. Dan hanya tumbuhan hijau yang dapat memanfaatkan energi matahari untuk aktivitas hidupnya melalui proses fotosintesis.

Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka energi matahari yang telah digunakan oleh makhluk hidup tidak akan kembali ke matahari lagi, tetapi akan lepas ke alam bebas karena peristiwa radiasi dan tidak dapat dimanfaatkan oleh kehidupan. Peristiwa perpindahan energi dalam ekosistem disebut aliran energi, dan karena perpindahan energi hanya satu arah saja, maka pada energi tidak ada siklus energi.

Daur materi merupakan siklus perubahan dan perpindahan materi yang terjadi dalam suatu rantai makanan. Sumber materi utama adalah planet bumi, Materi (H₂O/air dan CO₂/karbondioksida) yang diserap oleh tumbuhan akan diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis yang terjadi di daun dengan bantuan klorofil dan energi dari matahari. Secara sederhana reaksinya adalah: 6 HO+6 CO, CH0+60. Secara berturut-turut maten tersebut akan berpindah dari makhluk hidup yang satu ke makhluk yang lain dan suatu saat akan kembali ke bumi.

Setelah mengalami berbagai proses akan kembali menjadi air (H₂O) dan CO, yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan hijau, selanjutnya akan memasuki tubuh organisme lain. Jadi materi memiliki siklus, misalnya siklus Karbon atau daur karbon.

(Huda, 2020: 79)

Gambar 17. Aliran Energi Dalam Ekosistem https://images.app.goo.gl/3u6LEdR5HQTEMjgLA

(23)

20 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pembahasan mengenai ekosistem ini adalah sebagai berikut:

1. Ekosistem adalah kesatuan sistem yang terdiri dari komunitas berbagai jenis organisme hidup dan organisme hidup dan lingkungan tidak hidup berupa materi dan energi yang saling berhubungan dan berinteraksi.

2. Di dalam suatu ekosistem, interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya melibatkan komponen-komponen, yaitu komponen abiotik dan komponen biotik.

Komponen tersebut mampu memengaruhi perubahan yang terjadi disuatu ekosistem.

Ekosistem tersusun atas dua komponen utama komponen abitik, biotik dan satuan organisasi dalam ekosistem.

3. Perubahan salah satu faktor abiotik akan menyebabkan satu atau beberapa faktor abiotik yang lain mengalami perubahan, contohnya Cahaya matahari : mempengaruhi suhu, Suhu: mempengaruhi kelarutan gas-gas yang terlarut dalam air dan kerapatan air, PH : mempengaruhi bentuk senyawa kimia dalam air seperti bentuk: karbon, nitrogen, fosfor dan sulfur serta potensial redoks. Salinitas : mempengaruhi konsentrasi ion-ion dalam air, konduktivitas dan tekanan osmosis terhadap organisme perairan. Kesadahan : mempengaruhi alkalinitas dan fosfat.

4. Faktor Biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan, hewan maupun manusia. Komponen biotik meliputi semua faktor hidup yaitu: kelompok organisme produsen, konsumen dan pengurai.

5. Aliran energi dan materi dapat terjadi apabila ada peristiwa makan dan dimakan antara komponen biotik dalam suatu ekosistem yang berarti terjadi perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lainnya. Perpindahan materi atau zat dan energi dari makhluk yang satu ke makhluk yang lain disebut aliran materi dan energi.

B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, tetapi penulis berharap semoga dengan penulisan makalah ini dapat membantu pemabaca dalam memahami perkuliahan dan dapat menambah pengetahuan pembaca. Dan penulis sangat menghargai kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini kedepannya.

(24)

21

DAFTAR PUSTAKA Aryulina, D. 2020. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Begon, M. 2006. Ekologi: Individu, Populasi, dan Komunitas Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga.

Cornelia. 2020. Kamus Perlindungan Hutan. Banten: CV. AA Rizky.

Faisal, Alimaturahim. 2024. Ekosistem Kolam Ikan Air Tawar. Makassar: CV Tohar Media.

Gofar, Nuni. 2021. Pengantar Bercocok Tanam Agroekologis. Palembang: Bening Media Publishing.

Huda, Khoirul. 2020. Biologi: Ekologi Mata Pelajaran Biologi. Lamongan: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Krebs, C. J. 2009. Ekologi: Studi Hubungan Makhluk Hidup dengan Lingkungannya Edisi ke- 6. Jakarta: Erlangga.

Pressanti, T. 2020. Ekosistem. Jakarta: Erlangga.

Sorondanya, N. M. et. al,. 2021. Tipe dan Penyebaran Ekosistem Hutan di Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Jurnal Kehutanan Papuasia, 7(1), 99-111.

Suwarno, dkk. 2019. Panduan Pembelajaran Biologi Tingkat Mahasiswa. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Yanuar, A. 2020. Seri Sains Ekosistem. Semarang: ALPRIN.

Referensi

Dokumen terkait

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Pendidikan Islam)..

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan. Disusun

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas. Mata Kuliah:

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Sampling. Dosen Pengampu :

Makalah tentang filsafat kedokteran disusun oleh mahasiswa kedokteran gigi untuk memenuhi tugas mata kuliah

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Makalah ini disusun oleh lima mahasiswa untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Geometri

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Telekomunikasi Jaringan di Universitas