• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Komunikasi pada Jaringan Nirkabel (Wireless)

N/A
N/A
Putri Zahrina

Academic year: 2025

Membagikan "Sistem Komunikasi pada Jaringan Nirkabel (Wireless)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM KOMUNIKASI PADA JARINGAN NIRKABEL (WIRELESS)

DOSEN PENGAMPU Abdullah Zainuddin, ST., MT

Disusun Oleh Putri Zahrina F1B022023

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MATARAM

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha ESA karena telah memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Sistem Komunikasi pada Jaringan Nirkabel (Wireless) dengan tepat waktu.

Makalah Sistem Komunikasi pada Jaringan Nirkabel (Wireless) ini disusun guna memenuhi tugas dari Mata Kuliah Telekomunikasi Jaringan di Universitas Mataram. Selain itu, Kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Abdullah Zainuddin, ST., MT selaku dosen pengampu. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 1 Oktober 2024

Penulis

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan ... 1

PEMBAHASAN ... 2

A. Jaringan Nirkabel (Wireless) ... 2

B. Proses Komunikasi pada Jaringan Nirkabel ... 2

C. Perangkat yang digunakan dalam Jaringan Nirkabel ……….. 4

D. Alokasi Daya Pemancar dalam Jaringan Telekomunikasi Nirkabel…… 5

KESIMPULAN ... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 8

(4)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era modern, teknologi nirkabel (wireless) telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Jaringan nirkabel memungkinkan komunikasi data dan suara tanpa memerlukan kabel fisik, yang membawa fleksibilitas dan kemudahan dalam penggunaan. Dengan jaringan ini, kita bisa mengakses internet, melakukan panggilan telepon, mengirim pesan, dan banyak lagi hanya melalui perangkat seluler atau komputer tanpa terikat dengan kabel. Namun, di balik kenyamanan tersebut, terdapat proses teknis yang kompleks yang memungkinkan komunikasi ini terjadi dengan lancar. Jaringan nirkabel menghubungkan berbagai perangkat dan memungkinkan mereka berkomunikasi satu sama lain melalui gelombang radio.

Proses ini melibatkan perangkat keras dan teknologi tertentu yang saling berinteraksi untuk mengirimkan dan menerima data. Dalam makalah ini, kita akan membahas bagaimana proses komunikasi pada jaringan nirkabel berlangsung serta perangkat-perangkat apa saja yang terlibat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses komunikasi terjadi pada jaringan nirkabel?

2. Perangkat apa saja yang digunakan dalam jaringan nirkabel untuk proses komunikasi?

3. Bagaimana menghitung kebutuhan alokasi daya pemancar dalam jaringan telekomunikasi nirkabel

C. Tujuan

1. Memahami proses terjadinya komunikasi pada jaringan nirkabel

2. Mengetahui perangkat apa saja yang digunakan dalam jaringan nirkabel untuk proses komunikasi

3. Mengetahui cara menghitung kebutuhan alokasi daya pemancar dalam jaringan telekomunikasi nirkabel

(5)

2

PEMBAHASAN

A. Jaringan Nirkabel (Wireless)

Jaringan nirkabel adalah jaringan komputer yang terhubung melalui media transmisi tanpa kabel. Transmisi tanpa kabel dapat dilakukan melalui gelombang elektromagnetik (Tanenbaum & Wetherall, 2011). Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang yang pancarannya tidak memerlukan media rambat, gelombang tersebut dapat membawa medan magnet dan energi listrik. Gelombang elektromagnetik terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro (microwave), infrared, sinar ultraviolet, sinar x, sinar gamma, dan cahaya tampak. Jaringan nirkabel lebih banyak menggunakan gelombang radio dan infrared.

Gelombang mikro banyak digunakan untuk komunikasi radar dan pemanas makanan. Sinar ultraviolet, sinar x dan sinar gamma sering digunakan pada dunia kesehatan dan medis. Cahaya tampak dapat dijadikan media transmisi jaringan nirkabel dengan memanfaatkan sinar laser. Sinar laser sudah diaplikasikan untuk menghubungkan dua buah jaringan antar gedung. Masing-masing gedung dipasang alat photodetector, pemancar dan penerima optik yang dapat memancarkan dan menerima sinar laser secara tetap dan searah, sehingga dua jaringan dapat terkoneksi (Tanenbaum & Wetherall, 2011). Gelombang elekromagnetik sebagai media transmisi nirkabel diimplementasikan pada Infrared, Bluetooth, Wi-Fi, WiMax, Seluler, Satelit, dan Balon Google.

B. Proses Komunikasi pada Jaringan Nirkabel

Proses komunikasi pada jaringan nirkabel dimulai ketika satu perangkat ingin mengirim informasi ke perangkat lain. Perangkat pengirim akan mengonversi data atau suara menjadi sinyal elektromagnetik yang bisa dikirim melalui udara. Sinyal ini kemudian dikirim ke perangkat penerima yang ada dalam jangkauan jaringan.

Perangkat penerima akan menangkap sinyal ini dan mengonversinya kembali menjadi informasi yang dapat dimengerti. Proses komunikasi pada jaringan nirkabel terdiri dari beberapa langkah utama:

1. Pemancaran Sinyal (Transmission)

Proses komunikasi dimulai ketika perangkat pengirim (misalnya ponsel atau komputer) ingin mengirim informasi ke perangkat lain. Data atau suara yang hendak

(6)

3

dikirim akan diubah menjadi sinyal elektromagnetik melalui proses modulasi.

Modulasi adalah proses mengubah data digital menjadi sinyal analog yang bisa dikirimkan melalui udara. Pada jaringan nirkabel, sinyal yang digunakan umumnya berupa gelombang radio yang bekerja pada frekuensi tertentu, seperti 2.4 GHz atau 5 GHz dalam WiFi, dan frekuensi yang lebih tinggi dalam jaringan seluler (Harianto, 2019).

2. Pengiriman Sinyal Melalui Udara (Propagation)

Setelah sinyal dipancarkan dari perangkat pengirim, sinyal elektromagnetik tersebut merambat melalui udara menuju perangkat penerima. Proses ini disebut propagasi. Gelombang radio dapat menempuh jarak yang cukup jauh, tetapi kualitas dan kekuatannya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti interferensi dari perangkat lain, jarak antara pengirim dan penerima, serta adanya halangan fisik seperti dinding atau pohon. Untuk mengatasi gangguan ini, teknologi Multiple Input Multiple Output (MIMO) sering digunakan, terutama pada jaringan WiFi dan LTE.

Teknologi ini memungkinkan penggunaan beberapa antena untuk memperkuat dan memperbaiki kualitas sinyal (Rahman & Pratama, 2021).

3. Penerimaan Sinyal (Reception)

Setelah sinyal berhasil sampai ke perangkat penerima, seperti router atau ponsel lain, sinyal tersebut ditangkap oleh antena. Antena berfungsi sebagai penerima sinyal radio yang dikirim melalui udara. Dalam proses ini, antena harus sensitif terhadap sinyal dengan frekuensi tertentu, sehingga hanya menangkap sinyal yang relevan dan memfilter gangguan dari sinyal lain yang tidak diinginkan. Antena yang digunakan dalam perangkat nirkabel modern sering kali dirancang untuk bekerja pada beberapa frekuensi yang berbeda agar mendukung berbagai jenis jaringan (Prasetyo & Hariyadi, 2020).

4. Konversi Sinyal (Demodulation)

Setelah sinyal diterima oleh perangkat penerima, langkah selanjutnya adalah demodulasi. Dalam proses ini, sinyal analog yang diterima diubah kembali menjadi data atau suara digital yang bisa dipahami oleh pengguna. Proses ini menghilangkan informasi tambahan yang ditambahkan selama modulasi dan mengambil data asli yang dikirimkan. Dengan demikian, komunikasi berlangsung secara mulus antara dua perangkat yang berbeda, memungkinkan panggilan suara, video, atau pertukaran data terjadi tanpa hambatan (Setiawan, 2020).

(7)

4

5. Protokol Komunikasi

Jaringan nirkabel menggunakan berbagai protokol komunikasi yang mengatur bagaimana data dikirimkan dan diterima. Protokol-protokol ini memastikan bahwa data yang dikirim mencapai tujuannya dengan benar. Dalam jaringan WiFi, protokol yang digunakan adalah 802.11 yang dikembangkan oleh IEEE. Protokol ini memastikan perangkat nirkabel dapat berkomunikasi satu sama lain dan mengatur pengelolaan jaringan secara efisien. Untuk komunikasi suara melalui jaringan internet, digunakan Voice over Internet Protocol (VoIP), yang memungkinkan transmisi suara dalam bentuk paket data (Wicaksono, 2021).

C. Perangkat yang digunakan dalam Jaringan Nirkabel 1. Access Point (AP) atau Router

Access Point (AP) atau router adalah perangkat yang bertindak sebagai penghubung antara perangkat pengguna (seperti ponsel atau komputer) dengan jaringan. AP berfungsi untuk memancarkan sinyal WiFi sehingga perangkat yang berada dalam jangkauan dapat terhubung ke jaringan. Selain itu, AP juga bertanggung jawab untuk mengelola lalu lintas data yang masuk dan keluar dari jaringan.

AP bekerja dengan mengubah data yang diterima dari jaringan kabel menjadi sinyal radio yang bisa dikirimkan ke perangkat pengguna melalui udara. Kemudian, data yang diterima dari perangkat pengguna akan dikirim kembali ke jaringan kabel.

2. Antena

Antena adalah komponen penting dalam jaringan nirkabel yang berfungsi untuk menangkap dan mengirimkan sinyal radio. Setiap perangkat nirkabel, baik itu ponsel, laptop, atau router, dilengkapi dengan antena. Ada berbagai jenis antena, termasuk antena omnidirectional yang mengirimkan sinyal ke semua arah dan antena directional yang mengirimkan sinyal ke arah tertentu.

3. Perangkat Pengguna (End Devices)

Perangkat pengguna dalam jaringan nirkabel bisa berupa ponsel, laptop, tablet, atau komputer. Perangkat ini dilengkapi dengan modul jaringan nirkabel yang memungkinkan mereka terhubung ke jaringan WiFi atau jenis jaringan nirkabel lainnya. Modul ini menangkap sinyal radio yang dipancarkan oleh AP dan mengubahnya kembali menjadi data yang bisa dimengerti oleh pengguna.

(8)

5

4. Mobile Switching Center (MSC)

Dalam jaringan telekomunikasi seluler, Mobile Switching Center (MSC) adalah perangkat yang bertanggung jawab untuk mengelola panggilan suara dan data antara pengguna yang berada di jaringan seluler. MSC bekerja dengan memproses informasi dari base station dan memastikan panggilan suara atau data mencapai tujuan dengan benar. Selain itu, MSC juga berperan penting dalam proses handoff, di mana pengguna dapat berpindah dari satu sel jaringan ke sel lainnya tanpa terputus.

5. Base Transceiver Station (BTS)

Dalam jaringan seluler, Base Transceiver Station (BTS) adalah stasiun pemancar yang menghubungkan perangkat pengguna dengan jaringan utama. BTS berfungsi untuk mengirim dan menerima sinyal radio dari ponsel dan meneruskannya ke jaringan seluler atau internet melalui MSC. Setiap BTS mencakup area yang disebut sel, dan beberapa BTS diperlukan untuk mencakup wilayah yang lebih luas.

D. Alokasi Daya Pemancar dalam Jaringan Telekomunikasi Nirkabel

Menghitung kebutuhan alokasi daya untuk pemancar dalam jaringan telekomunikasi nirkabel adalah langkah penting untuk memastikan bahwa sinyal yang dipancarkan dapat mencapai penerima dengan kualitas yang baik. Proses ini melibatkan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti daya pemancar, rugi sinyal, dan daya minimum yang diperlukan oleh penerima. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai setiap komponen dalam perhitungan ini.

1. Daya Pemancar (Transmitter Power)

Daya pemancar diukur dalam satuan dBm (decibel-milliwatts). Daya ini menunjukkan seberapa kuat sinyal yang dipancarkan oleh perangkat pemancar.

Untuk mengkonversi dBm ke watt, kita menggunakan rumus:

2. Rugikan Sinyal (Signal Loss)

Rugi sinyal terjadi karena berbagai faktor, termasuk jarak antara pemancar dan penerima, hambatan fisik seperti bangunan dan pohon, serta interferensi dari perangkat lain. Rugi sinyal biasanya diukur dalam dB (decibel). Misalnya, jika ada rugi 3 dB karena jarak, maka daya efektif di penerima akan berkurang.

Rugi sinyal dapat dihitung dengan rumus:

(9)

6

3. Daya Minimum yang Diperlukan di Penerima

Setiap penerima memiliki sensitivitas minimum untuk menerima sinyal dengan baik. Misalnya, jika penerima memerlukan sinyal minimal -85 dBm untuk berfungsi dengan baik. Dalam hal ini, kita perlu memastikan bahwa daya efektif yang diterima oleh penerima lebih besar atau sama dengan nilai ini.

4. Rumus Perhitungan Daya Efektif

Dari informasi di atas, kita dapat menggunakan rumus berikut untuk menghitung daya efektif di penerima:

Di mana:

▪ Pefektif adalah daya efektif di penerima.

▪ Ppemancar adalah daya pemancar awal.

▪ Lrugikan adalah rugi sinyal

(10)

7

KESIMPULAN

Jaringan nirkabel (wireless) memungkinkan komunikasi data dan suara terjadi tanpa kabel fisik, menggunakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan melalui udara.

Proses komunikasi dimulai ketika perangkat pengirim mengubah data atau suara menjadi sinyal elektromagnetik dan memancarkannya ke perangkat penerima melalui antena. Sinyal tersebut kemudian diterima dan dikonversi kembali menjadi data atau suara yang dapat dimengerti oleh pengguna. Faktor-faktor seperti interferensi, jarak, dan adanya halangan fisik dapat mempengaruhi kualitas sinyal, tetapi teknologi modern seperti MIMO dan protokol jaringan nirkabel seperti WiFi 802.11 atau VoIP membantu menjaga stabilitas komunikasi.

Perangkat-perangkat utama yang terlibat dalam jaringan nirkabel meliputi access point (AP) atau router, antena, perangkat pengguna seperti smartphone dan laptop, serta infrastruktur jaringan seluler seperti base transceiver station (BTS) dan mobile switching center (MSC). Semua perangkat ini bekerja sama untuk memastikan bahwa komunikasi berjalan lancar meskipun pengguna berpindah lokasi atau berkomunikasi dari jarak jauh.

Dalam jaringan seluler, MSC bertanggung jawab mengatur perpindahan antar sel atau handoff, yang memastikan koneksi tetap terjaga tanpa putus.

(11)

8

DAFTAR PUSTAKA

Harianto, S. (2019). Analisis Zona Fresnel dalam Jaringan Nirkabel. Jakarta: Penerbit Andi.

Prasetyo, T., & Hariyadi, A. (2020). Perencanaan Link Jaringan Jaringan Telekomunikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahman, A., & Pratama, Y. (2021). Teknologi Jaringan Telekomunikasi: Konsep dan Implementasi. Bandung: ITB Press.

Setiawan, D. (2020). Komunikasi Jaringan Telekomunikasi dalam Jaringan Telekomunikasi. Surabaya: Penerbit ITS.

Wicaksono, T. (2021). "Perkembangan Teknologi Wireless dan Aplikasinya". Jurnal Teknologi Informasi, 12(3), 145-152.

Referensi

Dokumen terkait

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan. Disusun

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Sampling. Dosen Pengampu :

Petunjuk praktikum mata kuliah Komunikasi Data & Jaringan Komputer yang disusun oleh dosen-dosen Informatika Universitas Ahmad

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perancangan Sistem Transportasi Cerdas yang berjudul Advance Traveler Information System (Pre Trip

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Keterampilan Berpikir

Makalah "Sunan Giri" disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Atlas