PEMBELAJARAN PKN DI SEKOLAH DASAR Dosen Pengampu: Waliyul Maulana Siregar, S.Pd., M.Pd.
Anggili Pratama, M.Pd.
OLEH:
KELOMPOK 6
ANNISA PUTRI (1233111022)
LYDIA GRASELLIA (1233111024)
RIA SEPTYA NINGSIH (1233111186)
RUSTINA HUTAGALUNG (1233111195)
REVANDIKA ADRIANTA TARIGAN (1233111176)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2025
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dan rekan dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Media Pembelajaran” ini tepat pada waktunya. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.
Selama penyusunan makalah, penulis menghadapi beberapa masalah dan kendala. Akan tetapi, berkat pengarahan dari Bapak Waliyul Maulana Siregar, S.Pd., M.Pd. dan Bapak Anggili Pratama, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah ini, serta dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, tugas ini dapat terselesaikan.
Penulis dan rekan sekelompok lain menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat berharga untuk penulis dapat meningkatkan kualitas tulisan ke depannya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini bemanfaat bagi pembaca.
Medan, 25 Februari 2025
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 1
1.3 Tujuan Penulisan ... 1
BAB II PEMBAHASAN ... 3
2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 3
2.2 Karakteristik Media Pembelajaran ... 4
2.3 Ragam Media Pembelajaran ... 5
2.4 Urgensi Media Pembelajaran ... 8
2.5 Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal ... 10
BAB III PENUTUP ... 14
3.1 Kesimpulan ... 14
3.2 Saran ... 14
DAFTAR PUSTAKA... 15
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama seseorang hidup, dia akan terus belajar, Belajar adala suatu proses komplek yang terjadi pada diri setiap manusia karena adanya interaksi antara manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya. Proses belajar dapat dilaksanakan secara formal di sekolah dan non formal dalam kehidupan sehari- hari. Makalah ini akan membahas lebih dalam pembelajaran yang berlangsung secara formal di sekolah dasar, yang dipengaruhi oleh lingkungannya, yaitu murid, guru, kepala sekolah, materi pembelajaran, dan media pembelajaran.
Seiring berkembangnya zaman, pembaharuan media pembelajaran harus terus dilakukan. Penggunaan tekonologi di kelas adalah hal yang digalakkan oleh pemerintah. Para guru dituntut untuk dapat menyajikan embelajaran dengan menggunakan alat dan media pendukung, yang membantu proses pembelajaran.
Namun, penggunaan teknologi itu tidak boleh menghilangkan unsur kebudayaan dan kearifan local di Indonesia. Oleh karena itu, makalah ini akan mengulik lebih dalam tentang media pembelajaran berbasis kearifan lokal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam mekalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2. Apa saja karakteristik dari media pembelajaran?
3. Apa saja ragam media pembelajaran yang ada?
4. Kenapa media pembelajaran penting dalam proses pembelajaran?
5. Apa itu media pembelajaran berbasis kearifan lokal?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran?
2. Untuk menindetifikkasi karakteristik dari media pembelajaran?
3. Untuk mengetahui ragam media pembelajaran yang ada?
4. Untuk memahami pentingnya media pembelajaran dalam proses pembelajaran?
5. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran berbasis kearifan lokal?
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/ AECT) di Amerika, pengertian media dapat dibatasi sebagai segala bentuk dan saluran yang di gunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Adapun Gegne (1970, dikutip dari Sapriyah, 2019) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/ NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Apapun batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Istilah media sering digunakan sebagai sinonim dari teknologi pembelajaran. Media lahir dari revolusi komunikasi yang dapat dgunakan dalam tujuan pembelajaran. Media berfungsi untuk membawa dan Menyampaikan indormasi dari sumbernya ke penerima ndormasi, vontohnya melalui video, televisi, bahan cetak, dsb. Pembelajaran sendiri berasal dari dua kata, yakni construction dan instruction. Construction dilakukan untuk peserta didik dan instruction dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran dipahami sebagai usaha yang direncanakan untuk mengelola kejadian atau peristiwa belajar dalam memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tujuannya belajar.
Berdasarkan pengertian media dan pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah semua bentuk disik yang digunakan
pendidik untuk menyajikan pembelajaran sebagai bentuk upaya memfasiliitasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.2 Karakteristik Media Pembelajaran
Menurut Angkowo dan Kosasih (2007), ciri-ciri media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, dan didengar. Hidayat (2023), menyimulkan beberapa karakteristik dari pembelajaran, yaitu
1. tujuan pembelajaran jelas,
2. materi pelajaran disajikan sesuai dengan kompetensi, 3. kebenaran konsep,
4. alur proses pembelajaran jelas, 5. petunjuk penggunaan jelas, 6. terdapat apersepsi,
7. terdapat kesimpulan, contoh, dan latihan yang disertai umpan balik, 8. mampu membangkitkan motivasi belajar siswa,
9. terdapat evaluasi yang disertai hasil dan pembahasan, 10. memiliki intro yang menarik,
11. gambar, animasi, teks, warna tersaji serasi, harmonis, dan proporsional, 12. interaktif,
13. navigasi yang mudah, dan
14. bahasa yang digunakan bisa dipahami oleh siswa.
Gerlach & Ely (1971: 15, dikutip dari Sapriyah, 2019) mengemukakan tiga ciri media yang menjadi media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien) untuk melakukan proses pembelajaran.
1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekontstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat direproduksi
5
dengan mudah kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada suatu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. dipercepat, Di samping dapat suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menanyakan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses loncat galah atau reaksi kimia dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media. Demikian pula, suatu aksi gerakan dapat direkam dengan foto kamera untuk foto.
3. Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulasi pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media ini misalnya rekaman video, audio, disket computer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.
2.3 Ragam Media Pembelajaran
Asyhar (2021) membagi jenis media pembelajaran ke dalam empat bagian, yakni (1) media visual, (2) media audio, (3) media audio-visual, (4) dan multimedia.
Pembagian yang lebih lengkap dapat dilihat pada jenis media pembelajaran menurut Pribadi (2011: 88), di mana dikatakan bahwa pada dasarnya media pembelajaran dapat diklasifkasi menjadi delapan bagian, yaitu (1) orang, (2) objek, (3) teks, (4) audio, (5) visual, (6) video, (7) komputer multimedia, dan (8) jaringan komputer. Heinich, Molenda, Russell, dan Smaldino (2002) mengelompokkan
media pembelajaran ke dalam beberapa jenis, yaitu (1) bahan cetak, (2) visual, (3) audio, (4) video, (5) komputer, (6) multimedia, (7) Internet dan Intranet.
Berdasarkan jenis media pembelajaran sebagaimana telah dikutip di atas, maka media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, seperti (1) media cetak , (2) media pameran, (3) audio, (4) visual, (5) multimedia, (6) komputer dan jaringan.
1) Media Cetak
Media cetak merupakan media sederhana dan mudah diperoleh di mana dan kapan saja. Media ini juga dapat dibeli dengan biaya yang relatif murah dan dapat dijangkau pada toko-toko terdekat. Buku, brosur, leaflet, modul, lembar kerja siswa, dan handout termasuk bagian-bagian dari media cetak.
Keuntungan menggunakan media cetak adalah mudah untuk diperoleh, fleksibel, mudah dibawa ke mana-mana, dan ekonomis. Namun, media cetak memiliki kesulitan terutama bagi peserta didik yang terlambat atau malas membaca, tidak memiliki pengetahuan awal yang memadai. Di samping itu, penggunaan media menulitkn bagi mereka yang senang belajar dengan menghafal atau bagi guru yang menerapkan proses belajar dengan hafalan karena kanketinggalan materi mengingat banyak yang harus dikuasai. Media cetak juga cenderung digunakan atau arah dan tidak dapat berinteraksi timbal balik. Media cetak seperti buku paket cenderung hanya digunakan untuk sekedar mengajarkan kurikulum dan tidak untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2) Media Pameran (display)
Seperti halnya media cetak, media pameran ini bermacam-macam jenisnya, seperti benda nyata (realia) dan benda tiruan (replika dan model). Benda nyata sering dilihat sebagai media tersendiri karena jumlahnya yang sangat banyak.
Pribadi (2011) membagi media pameran ke dalam realia, model, diaroma, dan kit.
Penggunaan media ini dilakukan dengan cara memasang atau memamerkan pada suatu tempat tertentu; di depan ruang kelas, pada dinding ruang kelas, di samping papan tulis, atau di tempat lain yang memungkin untuk dapat menyampaikan informasi atau pesan-pesan pembelajaran. Realia adalah benda asli yang digunakan
7
sebagai media untuk menyampaikan informasi. Realia tidak dapat dimanipulasi dan tidak mengalami perubahan sama sekali.
.
Media pameran lainnya adalah model yang dapat dipahami sebagai benda- benda pengganti yang fungsinya untuk menggantikan benda sebenarnya. Diaroma adalah suatu bentuk benda statis yang dipamerkan yang didesain untuk menyampaikan informasi tentang kejadian nyata yang terjadi di masa lalu atau sekarang atau menggambarkan masa depan dalam bentuk tiga dimensi (Arsyad, 2019). Sedangkan kit adalah media yang bisa diraba, dilihat, didengar, dan dapat diamati melalui panca indera manusia.
3) Media Audio
Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik (Asyhar, 2011: 45).
Indera pendengaran sangat efektif memproses informasi yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. Secara umum, media audio memiliki keunggulan, antara lain:
a) Relatif murah
b) Mudah untuk diperoleh dan digunakan
c) Fleksibel untuk digunakan baik secara kelompok maupun bagi individu itu sendiri.
d) Bentuknya mudah dibawa ke mana-mana.
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang ingin disampaikan dituangkan ke dalam lambang- lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat kita kelompokkan dalam media audio, antara lain, radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam dan laboratorium bahasa. Dalam perkembangannya media audio berubah sesuai dengan kemajuan teknologi.
Sekarang kita mengenal audiotape, compact disk (CD), MP3 dan MP4.
4) Media Visual
Secara garis besar, media visual dapat dibagi menjadi dua komponen, yakni media visual yang nonprojected dan projected. Media visual nonprojector mencakup gambar, tabel, grafik, poster, dan, karton. Media visual tersebut dapat
menerjemahkan ide-ide yang abstrak ke dalam suatu format yang realistik, dari simbol-simbol verbal ke dalam bentuk yang kongkrit, dan dapat diperoleh dengan mudah walaupun menggunakan biaya yang relatif mahal tetapi dibutuhkan kreatifitas untuk merancang, mengembangkan, dan memanipulasinya sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
5) Multimedia
Multimedia adalah penggabungan penggunaan teks, gambar, animasi, foto, video, dan suara untuk menyajika informasi. Multimedia merupakan produk teknologi mutakhir yang bersifat digital. Media ini mampu memberikan pengalaman belajar yang kaya dengan berbagai kreativitas. Penggunaan multimedia dapat disesuaikan dengan kemampuan pebeljar, pemelajar, dan didukung dengan sarana dan fasilitas yang memadai. Banyak metode dan strategi yang dapat digunakan untuk menggunakan multimedia yang efektif dan interaktif.
6) Perangkat Komputer
Komputer berkembang tidak lagi berfungsi hanya sebagai sarana komputasi, melainkan telah menjadi sarana untuk berkomunikasi. Penggunaan komputer telah membentuk jaringan yang mendunia. Sebagai pengguna jaringan komputer kita dapat berkomunikasi dengan jaringan komputer yang ada di seluruh dunia. Kita dapat mencari dan memperoleh beragam informasi dan pengetahuan yang diperlukan. Berbagai situs Internet yang dapat dipergunakan untuk mencari buku, makalah, artikel, jurnal, dan berbagai hasil penelitian mutakhir dapat diakses di mana-mana. Begitu pula video on line seperti youtube, audio online seperti audio straming dapat diperoleh secara gratis. Termasuk perangkat lunak yang dapat digunakan untuk belajar mandiri dengan mudah dapat diunduh dari berbagai alamat situs online. Pendek kata, dunia begitu dekat dengan kita hanya dengan membuat jaringan komputer baik dengan jaringan Internet (jaringan keluar dengan komputer lain di dunia) maupun Intranet (jaringan dlam wilayah yang terbatas seperti dalam ruangan atau gedung tertentu).
2.4 Urgensi Media Pembelajaran
Secara jelas berbagai penelitian telah menunjukkan bagaimana media dapatmempengaruhi kognisi dan prestasi belajar peserta didik. Asyhar (2011:12)
9
menjelaskan terdapat empat alasan rasional mengapa Media Pembelajaran itu sangat penting untuk digunakan dalam pembelajaran yakni:
a) Pertama, untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan menggunakan rancangan media pembelajaran yang tepat diharapkan mampu mengarahkan dan mendorong optimalisasi pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan daya kreativitas peserta didik dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
b) Kedua, sebagai tuntutan paradigma baru. Paradigma baru pendidikan mengharuskan tenaga pendidik untuk berperan bukan hanya untuk sekedar memindahkan pengetahuan (transfer ilmu) kepada peserta didik melainkan juga harus menjadi fasilitator, perancang pembelajaran, mediator, dan bahkan sebagai manajer dalam ruang kelas. Karena itu peserta didik diharapkan bukan hanya sekedar menghafal dan mengerti serta menguasai isi pembelajaran namun juga mampu untuk menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan bahkan menciptakan sesuatu.
c) Ketiga, suatu kebutuhan pasar. Penggunaan media pembelajaran harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pasar agar lulusan yang dihasilkan dapat mengikuti perkembangan zaman.
d) Keempat, visi pendidikan global. Abad ke-21 ini model pendidikan tradisional yang mengandalkan pembelajaran Face to Face telah tergeser dengan pendidikan online (jejaring). Hal ini menunjukkan bahwa adanya dampak perubahan yang menantang dan pendidikan Global telah semakin berkembang pesat.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa penggunaan media pembelajaran akan memberikan banyak manfaat dalam pembelajaran, yang paling terlihat itu adalah minat siswa untuk belajar. Namun, selain meningkatkan minat belajar siswa, penggunaan media pembelajaran juga juga memberikan manfaat atau kelebihan lainnya seperti:
a) Membantu guru menyampaikan materi pembelajaran yang abstrak menjadi konkrit
b) Memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada siswa
c) Dapat mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang
d) Memungkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar dan pasti
e) Menarik perhatian siswa sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas dan juga kreatif siswa
f) Membantu mempermudah siswa dalam memahami materi.
2.5 Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal
Media pembelajaran berbasis kearifan lokal merupakan pendekatan edukatif yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan tradisi setempat ke dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana transfer ilmu, tetapi juga sebagai upaya pelestarian budaya lokal yang kaya akan nilai-nilai luhur. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wati dan Widiana (2023), pengembangan media pembelajaran yang mengintegrasikan kearifan lokal dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills atau HOTS) peserta didik.
Implementasi kearifan lokal dalam media pembelajaran dapat diwujudkan melalui berbagai bentuk, seperti video animasi, modul interaktif, atau buku cerita yang mengandung unsur budaya setempat. Misalnya, penelitian oleh Dewi, Lasmawan, dan Sriartha (2023) mengembangkan media video pembelajaran berbasis kearifan lokal subak di Bali, yang terbukti efektif meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
Penggunaan media pembelajaran yang berbasis kearifan lokal juga dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterlibatan siswa dalam proses belajar.
Amirah dkk, (2024) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa media pembelajaran matematika yang mengintegrasikan kearifan lokal mampu meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD. Hal ini menunjukkan bahwa integrasi budaya lokal dalam pembelajaran dapat membuat materi lebih relevan dan menarik bagi siswa.
Selain itu, media pembelajaran berbasis kearifan lokal juga berperan dalam mendukung implementasi kurikulum yang berorientasi pada budaya setempat.
Keefektifan media pembelajaran berbasis kearifan lokal juga tercermin dalam
11
peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Nuranggraini, Puspita, dan Nurmalasari (2022) menemukan bahwa penggunaan media video pembelajaran interaktif berbasis kearifan lokal efektif meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas IV SD. Temuan ini menekankan bahwa media yang relevan dengan konteks budaya siswa dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan.
Penggunaan media pembelajaran yang mengandung unsur-unsur kearifan lokal memiliki beberapa manfaat signifikan:
1) Relevansi dan Konteksualisasi: Materi yang disampaikan melalui media berbasis kearifan lokal lebih mudah dipahami karena berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Hal ini meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar mereka.
2) Pelestarian Budaya: Dengan mengintegrasikan elemen budaya lokal ke dalam pembelajaran, sekolah berperan dalam melestarikan dan menghargai warisan budaya yang mungkin terancam punah.
3) Pengembangan Karakter: Nilai-nilai positif yang terkandung dalam kearifan lokal, seperti gotong royong, kejujuran, dan rasa hormat, dapat ditransfer kepada peserta didik melalui media pembelajaran, membantu pembentukan karakter yang baik.
4) Peningkatan Kreativitas Guru: Guru ditantang untuk menciptakan atau memodifikasi media pembelajaran yang sesuai dengan konteks lokal, sehingga mendorong inovasi dan kreativitas dalam pengajaran.
Berbagai jenis media dapat dikembangkan dengan memanfaatkan kearifan lokal, antara lain:
1) Cerita Rakyat dan Dongeng: Menggunakan cerita tradisional sebagai bahan ajar untuk mengajarkan nilai moral, sejarah, atau bahasa.
2) Permainan Tradisional: Mengintegrasikan permainan lokal dalam pembelajaran untuk mengajarkan konsep matematika, kerja tim, atau strategi.
3) Kerajinan Tangan: Mengajarkan seni dan keterampilan melalui pembuatan kerajinan yang khas dari daerah setempat.
4) Musik dan Tari Tradisional: Memanfaatkan musik atau tarian lokal untuk mengajarkan ritme, koordinasi, dan apresiasi budaya.
5) Lingkungan Alam Sekitar: Menggunakan flora, fauna, atau geografi lokal sebagai media untuk mengajarkan sains atau geografi.
Untuk mengimplementasikan media pembelajaran berbasis kearifan lokal secara efektif, langkah-langkah berikut dapat diambil:
1) Identifikasi Kearifan Lokal: Menggali dan mendokumentasikan elemen- elemen budaya lokal yang relevan dan dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran.
2) Pengembangan Media: Menciptakan bahan ajar atau alat peraga yang mencerminkan kearifan lokal, seperti modul, video, atau alat peraga fisik.
3) Pelatihan Guru: Menyediakan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka dalam menggunakan media berbasis kearifan lokal.
4) Kolaborasi dengan Komunitas: Melibatkan tokoh masyarakat, seniman lokal, atau orang tua dalam proses pembelajaran untuk memberikan perspektif dan pengalaman nyata kepada peserta didik.
5) Evaluasi dan Refleksi: Melakukan evaluasi terhadap efektivitas media yang digunakan dan melakukan penyesuaian berdasarkan umpan balik dari peserta didik dan guru.
Meskipun memiliki banyak manfaat, penerapan media pembelajaran berbasis kearifan lokal juga menghadapi beberapa tantangan:
1) Keterbatasan Sumber Daya: Tidak semua sekolah memiliki akses atau sumber daya untuk mengembangkan media berbasis kearifan lokal.
Tantangan ini sudah sangat umum dirasakan, salah satu solusi untuk mengatasinya adalah membangun kemitraan dengan komunitas lokal, pemerintah daerah, atau organisasi non-pemerintah untuk mendapatkan dukungan dan sumber daya.
2) Kurangnya Pelatihan Guru: Beberapa guru mungkin tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan untuk mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam pembelajaran. Adapun solusi yang dapat digunakan untuk
13
menghindari tantangan ini adalah menyelenggarakan pelatihan dan workshop untuk meningkatkan kapasitas guru dalam mengembangkan dan menggunakan media berbasis kearifan lokal.
3) Perubahan Kurikulum: Kurikulum nasional yang kaku dapat membatasi fleksibilitas dalam mengintegrasikan kearifan lokal. Untuk ini, salah satu solusi yang dapat digunakan adalah melakukan advokasi kepada pembuat kebijakan untuk memberikan ruang bagi adaptasi kurikulum yang memungkinkan integrasi kearifan lokal.
Dalam pengimplementasiaanya, masih terdapat banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi, itu adalah kenyataan yang tidak bisa dielakkan. Namun, sampai saat ini, Pendidikan di Indonesia terus berbenah. Pada aspek penggunaan media pembelajaran khususnya, sudah semakian banyak guru yang paham akan manfaat media pembelajaran dan cara menggunakannya. Mari kita menjadi bagian dari guru-guru yang dapat memanfaatkan semua peluang yang ada untuk membentuk Pendidikan Indonesia yang lebih berkualitas.
14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media Pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasar. Penggunaan media pembelajaran yang tepat tidak hanya membantu siswa memahami materi dengan lebih baik, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar mereka dengan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dan budaya yang relevan. Selain itu, pengaruh ideologi negara seperti Pancasila dalam pendidikan diharapkan dapat membentuk karakter dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan pada generasi muda. Oleh karena itu, perlu ada perhatian dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan guru, untuk memastikan bahwa media pembelajaran yang digunakan memenuhi standar yang dibutuhkan dan mengedepankan pelestarian budaya lokal agar pendidikan tetap relevan dan kontekstual. Selain itu, guru juga diharapkan untuk selalu berinovasi dalam mempersembahkan pembelajaran yang efektif, menarik, dan aplikatif bagi siswa.
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini selesai, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Adapun saran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan pembahasan diatas, yaitu sebagai berikut:
1. Penting untuk memastikan bahwa guru di sekolah mendapatkan pelatihan dan bimbbbingan yang cukup tentsang media pembelajaran.
2. Pemerintah harus mulai memenuhi setia kebutuhan sarana dan prasarana sekolah agar guru mempunyai hal-hal yang diperlukan untuk mewujudkan pembalajaran yang efektif.
3. Guru harus senantiasa mempertahakan nilai-inilai budaya dan keaidan local dalam pembuatan media pembelajaran, baik konvensional maupun digital
15
DAFTAR PUSTAKA
Amirah, N., Nasution, M. S., Tondang, B., Giawa, S. J., & Ketaren, M. A. (2024).
Analisis Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V SD. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(3), 47066–47071.
Angkowo, Robertus dan A. Kosasih. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran.
Jakarta: PT. Grasindo.
Arsyad, A. (2019). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Asyhar, R. (2021). Kreatif mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada Press.
Dewi, M. L. P. M. K., Lasmawan, I. W., & Sriartha, I. P. (2023). Pengembangan Media Video Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Subak pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Singaraja. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 20(2).
Heinich, Robert, Molenda, Michael. Russell, James D., dan Smaldino, Sharon E.
(2002). Instructional Technology and Media for Learning. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson.
Hidayat, A. N. (2023). Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Secara Umum.
Jurnal Pendidikan Mutiara, 8(1), 29-36.
https://doi.org/10.46576/wdw.v18i1.4266
Pribadi, Benny A. (2011). Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses.
Jakarta: Dian Rakyat.
Sapriyah. (2019). Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar. Jurnal Elektronik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2(1), 470-477.
Sari, Mawar., dkk. (2024). Media Pembelajaran Berbasis Digital Untuk Meningkatkan Minat Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Warta Dharmawangsa, 18(1), 205-218.
Nuranggraini, I. Y., Puspita, A. M. I., & Nurmalasari, W. (2022). Keefektifan Media Video Pembelajaran Interaktif Berbasis Kearifan Lokal terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa. Pedagogi: Jurnal Penelitian Pendidikan, 9(2).