• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksplorasi Penyebab Masalah - Yenni Silvana

N/A
N/A
Ivan Napit

Academic year: 2024

Membagikan "Eksplorasi Penyebab Masalah - Yenni Silvana"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : YENNI SILVANA SARAGIH NAPITU Asal Institusi : UPT SMPN 34 MEDAN

Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab- penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur

Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.

Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik masalah.

Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.

2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:

Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.

Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab masalah tersebut.

Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk menganalisis penyebab masalah.

3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:

Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.

Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.

Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah- langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.

Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda

dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis

dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya,

langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat

untuk mengatasi masalah tersebut

(2)

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah diidentifikasi

Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah

1 Beberapa peserta didik masih memiliki pemahaman yang rendah dalam pembelajaran

2. Rendahnya kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran

Kajian literatur :

Pemahaman adalah satu kecakapan atau kemampuan untuk memahami dan menjelaskan suatu situasi atau tindakanyang sifat-sifat umumnya diketahui (Gilang dan Zuliana, 2018).

Sulistyanto (2009) menyatakan bahwa mutu pendidikan dapat ditentukan oleh pendekatan-pendekatan yang digunakan para guru dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

Ketepatan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan, serta terhadap proses dan hasil belajar peserta didik.

Wawancara dengan Kepala Sekolah:

1. Pembelajaran yang cenderung didominasi oleh guru, sehingga proses pembelajaran hanya berjalan satu arah saja.

2. Tingkat keaktifan peserta didik dalam pembelajaran rendah.

3. Peserta didik jarang mengajukan pertanyaan, sehingga siswa sulit memahami materi yang mereka pelajari.

Kajian literatur :

kecerdasan dan kreativitas adalah alat yang diperlukan bagi anak-anak untuk berpartisipasi dalam era teknologi maju (Leggett, 2017: 1).

Kreativitas sebagai aspek penting dalam pendidikan anak-anak, kreativitas juga ada jika didukung dari unsur- 16 unsur pedagogi kreatif (Bereczki, 2016: 330) proses kreatif dimulai dari mekanisme pertahanan (defence mechanism) yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima (Masganti, 2016: 30)

Wawancara dengan Kepala Sekolah :

Setelah dianalisis, rendahnya pemahaman peserta didik karena :

1. Kurangnya pendekatan personal terhadap peserta didik dalam pembelajaran.

2. Kurangnya konsentrasi peserta didik selama proses pembelajaran.

3. Rendahnya pemahaman konsep dan kurangnya kedisiplinan peserta didik.

Setelah dianalisis, Rendahnya kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran karena : 1. Guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk mencari cara yang menurut mereka lebih mudah 2. Guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak

3. Metode mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar, seperti guru tidak menggunakan metode yang bervariasi

(3)

1. Guru belum sepenuhnya memberikan kesempatan siswa untuk mencari cara yang menurut mereka lebih mudah.

2. Belum banyak guru yang menerapkan metode yang tepat untuk dapat mengembangkan kreativitas peserta didik 3. Pembelajaran yang dilakukan menjenuhkan peserta didik dan tidak menyenangkan

2 Beberapa peserta didik kesulitan meraih nilai yang baik dalam pembelajaran

Kajian literatur :

Menurut Slameto (2015:54) “Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar yaitu mencakup Faktor jasmaniah dan factor Faktor psikologis serta faktor kelelahan

2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu yang sedang belajar yaitu faktor keluarga Peserta didik, faktor sekolah, dan faktor masyarakat

Wawancara dengan peserta didik : 1. Guru-guru menuntut standar diatas kemampuan anak, Oleh karena itu hanya sebagian kecil siswa yang berhasil dengan baik dalam belajar

2. Alat / media kurang memadai. Alat pelajaran kurang lengkap terutama dalam pelajaran praktikum dan menimbulkan kesulitan belajar peserta didik, sehingga sulit memporeh nialai yang baik.

3. Motivasi belajar yang kurang baik

Setelah dianalisis, kesulitan meraih nilai yang baik dalam pembelajaran yaitu:

1. Faktor kondisi lingkungan keluarga peserta didik yang tidak terlalu mendukung proses belajar peserta didik

2. Minat dan bakat serta motivasi belajar yang rendah, sehingga peserta didik kesulitan dalam mendapatkan niali yang baik.

3. Alat praktikum yang tidak memadai, sehingga belum optimalnya pembelajaran praktek yang dilakukan.

3 Memberikan motivasi kepada peserta didik yang belum baik dalam memahami pembelajaran

Kajian literatur :

Menurut Fillmore H. Standford dalam buku Mangkunegara (2017:93) motivasi adalah suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu Uno (2017:23), mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

(Kustyamegasari, & Setyawan. 2020) pengertian motivasi adalah segala hal yang mengacu pada semua gejala yang melibatkan rangsangan perilaku menuju tujuan tertentu, dan bahwa gerakan menuju tujuan itu belum terjadi sebelumnya

Setelah dianalisis, bagaimana cara memberikan motivasi kepada peserta didik, yaitu : 1. Guru secara individu harus Memberikan reward/ apresiasi kepada peserta didik yang memiliki prestasi dalam pembelajaran di sekolah.

2. Guru harus mencoba memberikan motivasi melalui banyak cara, salah satu nya dengan menceritakan

pengalaman sukses orang-orang hebat.

3.. Rendahnya keingintahuan peserta didik terhadap materi pembelajaran

(4)

2. Membangun komunikasi bersama orangtua/ wali murid untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terhadap peserta didik.

Wawancara dengan teman guru sejawat : 1. Guru harus memanfaatkan media sebagai salah satu cara meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Melalui media, siswa bisa mendapatkan hal baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.

2. Guru harus mencoba menciptakan kompetisi atau persaingan yang terjadi selama pembelajaran Melalui kompetisi, mereka akan saling membuktikan bahwa merekalah yang terbaik. Agar menjadi yang terbaik, siswa dituntut untuk terus belajar. Kondisi inilah yang nantinya bisa meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Guru harus memberikan Pujian yang merupakan ucapan yang bisa memberikan sentuhan positif secara verbal. Melalui pujian, seseorang akan merasa dihargai, begitu juga dengan para peserta didik

Kajian literatur :

Menurut Brent D. Ruben dalam Arni Muhammad bahwa komunikasi adalah suatu proses melalui individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain.

Dari sudut etimologi, menurut Roudhonah dalam buku ilmu komunikasi, dibagi menjadi beberapa kata diantaranya

“communicare yang berarti berpartisipasi atau member tahukan, Communis opinion yang berarti pendapat umum. Secara

“terminologi” ada banyak ahi yang mencoba mendefinisikan diantaranya Hovland, Janis dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale bahwa

“komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain”

Wawancara dengan wali murid :

1. Kualitas belajar peserta didik juga akan meningkat apabila terjalin hubungan dan komunikasi yang aktif terhadap peserta didik.

2. Peran orang tua/ wali murid akan sangat membantu perkembangan belajar peserta

Setelah dianalisis, penyebab belum terbangunnya komunikasi yang baik bersama orang tua murid, karena :

1. Relasi yang belum terjalin baik antara guru dan wali murid.

2. Sulit mencari orang tua dan rumah jauh, orang tua tidak perhatian, kesibukan orang tua, kemampuan orang tua, faktor ekonomi dan orang tua yang over komunikasi dan guru.

3. Kurangnya motivasi guru untuk melakukan kunjungan kepada wali murid (home visit)

(5)

didik, untuk itu guru harus membangun komunikasi secara teratur bersama wali murid

4 Guru belum dapat maksimal dalam pemanfaatan model- model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik

Kajian literatur :

Menurut Wahyuari (2012), bahwa ciri-ciri pembelajaran inovatif antara lain:

1) memiliki prosedur yang sistematik untuk memodifikasi perilaku siswa;

2) hasil belajar yang ditetapkan secara khusus yaitu perubahan perilaku positif siswa;

3) penetapan lingkungan belajar secara khusus dan kondusif;

4) ukuran keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran sehingga bisa menetapkan kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar;

5) interaksi dengan lingkungan agar mendorong siswa aktif dalam lingkungannya

Melansir akun Instagram Platform Rumah Belajar Kemendikbud RI, Kamis (27/8/2020), seperti dikutip Kompas.com Jumat (28/8/2020) berikut ini 6 model pembelajaran inovatif:

1. Discovery-Inquiry Rangkaian kegiatan belajar yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

2. Flipped classroom Pembelajaran yang membalik metode tradisional di mana materi biasanya diberikan pada proses pembelajaran tetapi materi diberikan sebelum proses pembelajaran.

3.Project based learning Pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.

4. Blended learning dengan blog Pembelajaran yang menggunakan blog untuk mencapai tujuan pendidikan.

5. Berbasis gim Pembelajaran yang menggunakan permainan atau gim digital untuk tujuan pembelajaran.

6. Self organized learning environments (sole) Pembelajaran yang menitikberatkan proses pembelajaran mandiri dengan memanfaatkan internet dan perangkat pintar yang dimilikinya.

Wawancara dengan teman sejawat guru : 1. Kendala yang dihadapi oleh guru dalam peberapan model pembelajaran Project Based Learning adalah

Setelah dianalisis penyebab masalah guru belum maksimal dalam pemanfaatan model- model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik, karena :

1. Guru belum bisa menentukan model pembelajaran inovatif yang tepat sesuai dengan karakteristeik.

2. Guru hanya mengandalkan satu model pembelajaran pada semua jenjang kelas, sehingga terkesan monoton.

3. Guru kurang mendapatkan pelatihan mengenai

pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik

(6)

• terkendala dalam melakukan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran hari ini dengan pembelajaran yang telah lalu yang dimana terkendala dalam siswa secara kelompok menentukan proyek yang akan dikerjakan. Hanya beberapa kelompok yang menyediakan

• alat dan bahan percobaan, sehingga dalam merancang tahapan penyelesaian proyek hanya beberapa kelompok yang mengerjakan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir pengelolahan.

2. Kendala dalam menerapkan model pembelajaran problem beased learning.

Kendala – kendala tersebut antara lain guru kendala dalam memberi penjelasan kepada siswa tentang cara membuat tugas mengenai masalah yang siswa temukan dikarena tidak semua siswa mendengar penjelasan guru dengan baik, saat guru menanyakan kembali tugas apa harus dilakukan siswa, banyak siswa yang terdiam dan kurang paham apa yang dijelaskan guru

3. Terkendala dalam mengarahkan siswa bekerjasama dalam kelompok, hanya beberapa siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Guru MC menyatakan bahwa “Saat melakukan pengawasan siswa saling berdiskusi dan aktif belajar, akan tetapi pada saat guru mengawasi kelompok lain, beberapa siswa yang tidak diawasi lagi akan berdiam diri dan tidak banyak memberikan pendapat atau ide dalam diskusi kelompok”.

5 Pembelajaran yang dilakukan dikelas masih belum berbasis HOTS

Kajian literatur

Berlandaskan pada taksonomi yang sudah direvisi Anderson, maka terdapat tiga ranah atau jenis dalam aktivitas kemampuan berfikir diantarnya;

1) HOTS 2) MOTS 3) LOTS

Pertama, HOTS atau kemampuan berfikir tingkat tinggi, yang termasuk kedalamnya adalah aspek menganalisa (C4), aspek mengevaluasi (C5) dan aspek mencipta (C6). Kedua, MOTS atau kemampuan berfikir tingkat menengah yang termasuk kedalamnya antara lain, aspek menerapkan

Setelah dianalisis penyebab Pembelajaran yang dilakukan dikelas masih belum berbasis HOTS, adalah :

1. Cara mengajar guru yang tidak mudah mereka mengerti baik itu dari penggunaan istilah yang masih sulit mereka pahami, penyampaian materi yang terkadang tidak terlalu jelas maupun dikarenakan terlalu cepat dalam menjelaskan sehingga menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami materi yang mereka pelajari.

(7)

(C3). ketiga LOTS atau kemampuan berfikir tingkat rendah diantaranya, aspek mengingat (C1), dan aspek memahami (C2)

Wawancara dengan Waka Kurikulum : 1. Salah satu penyebab rendahnya penguasaan materi dinilai karena peserta didik belum terbiasa mengerjakan soal menggunakan HOTS.

2. Guru belum dapat menerapkan pembelajaran HOTS secara maksimal dan masih melaksanakan pembelajaran berbasis LOTS dan MOTS.

3. Soal berbasis HOTS itu dianggap lebih sulit pada dasarnya adalah karena kebiasaan yang telah ada selama ini.

Kebiasaan itu adalah banyak dari kita yang sudah terbiasa mengerjakan soal ber tipe LOTS dan MOTS

2. Siswa banyak yang tidak memperhatikan saat guru mengajar di kelas. Bahkan ada diantara siswa yang mengantuk, dan mengobrol sehingga materi yang di ajarkan oleh guru tidak bisa mereka terima dan tidak bisa dipahami dengan baik.

Dampaknya ketika siswa ditanya oleh guru mengenai materi yang telah di ajarkan kebanyakan dari siswa hanya terdiam dikarenakan mereka tidak fokus dan tidak mengikuti pembelajaran dengan baik.

3. Penyebab lain siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal HOTS adalah karena mereka tidak mengerti perintah soal

6 Guru belum maksimal dalam memanfaatkan teknologi/inovasi dalam pembelajaran.

Kajian literatur :

Definisi teknologi pendidikan oleh Association for Educational Communications Technology (AECT) fokus pada komunikasi audio- visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan:

(a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar;

(b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam lingkungan pendidikan, meliputi:

perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi pembelajar secara maksimal”. Wina Sanjaya mendefinisikan Inovasi pembelajaran sebagai suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah pendidikan. Syah dan Kariadinata berpendapat bahwa Pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan mengelola media yang berbasis teknologi dalam proses pembelajaran. Sehingga,

Setelah dianalisis, guru belum maksimal dalam memanfaatkan teknologi/inovasi dalam

pembelajaran, yaitu :

1. Rendahnya Kemampuan guru dalam menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran adalah karena tidak semua guru menguasai berbagai platform pembelajaran sebagai media lain yang menjadi pendukung proses pembelajaran, sehingga menjadi problema guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

2. Guru lebih banyak

menggunakan metode ceramah dimana komunikasi hanya terjadi satu arah, sehingga siswa kurang mendapatkan

kesempatan dalam mengungkapkan ide dan pendapatnya.

3. Faktor usia guru yang sudah senior/ tua, sehingga lemah dalam penguasaan teknologi dan kreatifitas dalam inovasi

pembelajaran.

(8)

terjadi proses dalam membangun rasa pecaya diri pada siswa.

Wawancara dengan teman sejawat guru:

1. Guru belum tau tata cara menggunakan dan membuat media pembelajaran yang berbasis teknologi dan inovasi.

2. Belum adanya seminar/ pelatihan pemanfaatan teknologi/ inovasi pembelajaran dari dinas terkait.

3. Guru masih belum banyak mengenali pembelajaran berbasis teknologi dan inovasi

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, kepada stakeholder pemerintah dimana stakeholder bertugas untuk meratakan pemahaman guru terhadap peserta didik berkebutuhan khusus di Sekolah dasar Inklusif wilayah

Jabatan: Guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Mempawah Hilir Motivasi belajar peserta didik rendah disebabkan beberapa faktor sebagai berikut.. Media pembelajaran yang kurang menyenangkan

Guru belum menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat Jurnal artikel Pentingnya Media dalam Pembelajaran Guna Meningkatkan Hasil Belajar di Sekolah Dasar

Guru belum menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat Jurnal artikel Pentingnya Media dalam Pembelajaran Guna Meningkatkan Hasil Belajar di Sekolah Dasar

Guru belum menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat Jurnal artikel Pentingnya Media dalam Pembelajaran Guna Meningkatkan Hasil Belajar di Sekolah Dasar

Wawancara dengan rekan sejawat : - Berdasarkan wawancara dengan Wakasis sekaligus guru matematikaSMAS Kristen Harapan, Bapak Daniel, S.Pd - “Peserta didik banyak yang tidak suka

4.2 Daya Serap Peserta Didik Rendah 4.3 Suasana belajar yang tidak kondusif Penyebabnya : Kurangnya kemampuan guru dalam pengelolaan kelas Hasil kajian literatur bahwa daya

Faktor Usia guru yang sudah tidak mudah lagi yang membuat guru tidak dapat maksimal menggunakan teknologi 6 Sumber Kajian Literatur Guru belum maksimal menerapkan model pembelajaran