PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan uraian di atas, diharapkan penerapan model Banathy dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran model Banathy untuk kelas V MI NW Karang Bata Kecamatan Sandubaya?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Banathy Kelas V MI NW Karang Bata Kecamatan Sandubaya.
Evaluasi dapat digunakan untuk memeriksa apakah hasil belajar yang dicapai sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam proses pembelajaran saintifik, guru perlu melakukan perubahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan desain pembelajaran model Banathy dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V MI NW Karang Bata Kecamatan Sandubaya.
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Banathy dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V MI NW Karang Bata Kecamatan Sandubaya.
Sasaran Penelitian
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Hasil Penelitian
Definisi Operasional Variabel
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
- Kajian Tentang Hasil Belajar
- Kajian Tentang Desain Pembelajaran Model Banathy
- Kajian Tentang Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotor sebagai akibat dari kegiatan belajar. Nana Sudjana dalam Sukowati mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakekatnya sebagai perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar “dalam arti luas meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor”.16. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala sesuatu yang diajarkan di sekolah, terlepas dari apakah itu berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang sangat berperan dalam mempengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal banyak aspek yang mempengaruhinya, antara lain aspek guru, siswa, metode pembelajaran dan lain-lain. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh.
24Sunarti dkk, “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Menggunakan Media Gambar Kelas IV di SDN Gallenge Desa Lempe Kec.
Penelitian yang Relevan
Kerangka Berfikir
Signifikansi penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, namun perbedaannya terletak pada model dan metode yang digunakan, serta ruang kelas dan sekolah.
Hipotesis Tindakan
METODE PENELITIAN
- Setting Penelitian
- Sasaran Tindakan
- Rencana Tindakan
- Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya
- Pelaksanaan Tindakan
- Cara Pengamatan (Monitoring)
- Analisis data dan Refleksi
Setelah proses pembelajaran selesai sesuai dengan RPP yang direncanakan pada siklus I, dilakukan evaluasi. Berdasarkan hasil penyelesaian siklus I di atas, akan diterapkan pada siklus II agar proses pembelajaran berlangsung secara optimal. Perencanaan tindakan pada siklus II sama dengan perencanaan tindakan pada siklus I. Materi yang dibahas pada siklus II adalah proses pembentukan gunung dan tanah.
Dengan demikian, aktivitas siswa pada Siklus II sudah mencapai kategori yang diinginkan dan diharapkan siswa mampu mempertahankan pemahaman terhadap kategori tersebut pada proses pembelajaran lainnya. Baik Sangat Baik Berdasarkan isi tabel dengan hasil analisis aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama diatas, jumlah indikator 4 indikator dan jumlah deskriptor 18 deskriptor dan jumlah skor deskriptor yang muncul. Dengan demikian, kegiatan guru pada Siklus II sudah mencapai kategori yang diinginkan dan guru dapat mengajar dengan sebaik-baiknya.
Selama proses pembelajaran guru menerapkan sesuai langkah-langkah desain pembelajaran model Banathy dimana pada siklus I hasil belajar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa meningkat dari siklus I dimana nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 81,25% dengan kriteria aktivitas siswa baik. Pada siklus II juga terlihat bahwa aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan dalam proses belajar mengajar.
Pada Siklus I skor keseluruhan untuk observasi skor rata-rata aktivitas siswa pada pertemuan pertama adalah 68,75% dan. Pada siklus II skor total aktivitas belajar siswa dengan skor rata-rata pertemuan pertama 93,75% dan pertemuan kedua 93,75% dengan kategori sangat baik. Pada siklus I skor total hasil observasi aktivitas guru rata-rata skor pertemuan pertama 81,25% dan pertemuan kedua 81,25% dengan kategori baik.
Pada siklus II, skor total observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama sebesar 93,75% dan pada pertemuan kedua sebesar 93,75% dengan kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persentase rata-rata aktivitas guru pada siklus II adalah 93,75% dengan kategori sangat baik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Setting Penelitian
Didirikan pada tahun 1964, MI NW Karang Bata merupakan lembaga pendidikan agama swasta yang didirikan oleh tokoh agama dan masyarakat setempat dan berada di bawah naungan organisasi Nahdlatul Wathan. Lokasi gedung MI NW Karang Bata terletak di tengah pemukiman penduduk, sehingga mudah dijangkau oleh guru dan siswa. Berdasarkan tabel di atas, MI NW Karang Bata memiliki jumlah siswa tahun ajaran 2017/2018 dari Kelas 1 sampai dengan Kelas 6 sebanyak 178 orang.
Pada tabel di atas terlihat bahwa MI NW Karang Bata sudah memiliki guru yang cukup dan kualifikasi sarjana ada 11 orang, sedangkan untuk wali kelas yaitu 6 orang dari kelas 1 sampai kelas 6. Pada tabel di atas, sarana dan prasarana gedung MI NW Karang Bata dapat dikatakan kurang memadai. Dimana hanya 5 ruang kelas yang dalam kondisi baik dan 3 ruang kelas dalam kondisi rusak sedang, maka ruang kelas dalam kondisi rusak tersebut dapat mengganggu kenyamanan siswa dalam belajar sehingga siswa tidak dapat belajar dengan baik.
Dimana hanya terdapat 155 kursi mahasiswa dan itupun 125 kursi dalam kondisi baik dan 30 kursi dalam kondisi rusak sedangkan jumlah mahasiswa sebanyak 172 mahasiswa. Berdasarkan tabel di atas sarana dan prasarana alat peraga dan olah raga dapat dikatakan kurang memadai, hal ini disebabkan banyaknya alat yang dalam kondisi rusak.
Hasil Penelitian
Realisasi tindakan pada siklus I dilaksanakan sesuai jadwal kelas IPA V di sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Di akhir pembelajaran, peneliti dan guru melakukan refleksi untuk menemukan kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran pada siklus I, hasil refleksi pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Berdasarkan isi tabel hasil analisis aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama diatas, jumlah indikator 4 indikator dan jumlah deskriptor 16 deskriptor dan jumlah poin deskriptor yang muncul ada 13 deskriptor dan pada pertemuan kedua poin deskriptor yang muncul ada 13 deskriptor.
Sehingga aktivitas siswa pada siklus I sudah baik dan siswa harus meningkatkan lagi pada siklus berikutnya untuk mencapai kategori sangat baik dan pemahaman siswa meningkat. Berdasarkan isi tabel hasil analisis aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama di atas, jumlah indikator sebanyak 4 indikator dan jumlah deskriptor sebanyak 16 deskriptor dan jumlah hasil deskriptor yang muncul sebanyak 13 deskriptor dan pada pertemuan kedua hasil deskriptor yang muncul sebanyak 13 deskriptor. Oleh karena itu, aktivitas guru pada siklus I sudah baik dan guru harus menguasai cara mengajar dengan model Banathy agar proses pembelajaran lebih maksimal dan dapat ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya sehingga mencapai kategori sangat baik dan pemahaman siswa meningkat.
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 26 siswa yang mengikuti tes evaluasi terdapat 17 siswa yang tuntas belajarnya, sehingga ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 65,38%. Ketuntasan belajar yang diharapkan pada siklus I tidak tercapai, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus II. D. Setelah melaksanakan proses belajar mengajar selama 2 kali pertemuan, untuk mengetahui hasil belajar mengajar pada tanggal 21 Maret 2018 langsung dilakukan evaluasi hasil belajar siswa dengan tes pilihan ganda yang diikuti oleh 26 siswa kelas V MI NW Karang Bata pada siklus II.
Pelaksanaan tindakan pada siklus ini didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I dengan melihat kekurangan yang muncul pada siklus I baik dari sudut pandang guru maupun siswa. Pada kegiatan pembelajaran ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I, perbedaan yang sangat terlihat adalah guru mengajar lebih baik lagi dan jawaban siswa juga lebih baik dari siklus I. Baik Sangat baik Berdasarkan isi tabel hasil analisis aktivitas siswa pada siklus II pertemuan pertama diatas jumlah indikatornya 4 indikator dan deskriptornya 18 buah dan deskriptornya 18 buah. 5 deskriptor dan pertemuan kedua skor deskriptor yang ditampilkan sebanyak 15 deskriptor.
Dilihat dari hasil evaluasi terlihat bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus II menetapkan standar yaitu persentase ketuntasan klasikal yang dicapai siswa sebesar 92,30% lebih dari 85%.
Pembahasan
Adapun hasil analisis aktivitas guru dengan nilai rata-rata 81,25% dalam kategori baik. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II, hasil belajar siswa pada pendidikan IPA mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari hasil perolehan nilai rata-rata siswa yaitu nilai rata-rata 67,11 pada siklus I meningkat menjadi 74,23 pada siklus II. Kesan keseluruhan observasi pembelajaran pada siklus II baik dan meningkat menjadi 93,75% pada siklus II dengan kategori sangat baik.
Selanjutnya untuk hasil observasi aktivitas guru pada siklus I rata-rata skor pada pertemuan pertama dan kedua sebesar 81,25% dengan kategori baik. Hal ini terlihat pada peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II, baik dari aktivitas siswa, guru maupun hasil belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persentase rata-rata aktivitas siswa siklus II sebesar 93,75% dengan kategori sangat baik.
Dari data di atas terlihat bahwa aktivitas siswa dan guru dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan menjadi lebih baik. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran terlihat signifikan pada setiap siklusnya, demikian pula aktivitas guru dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yang lebih baik. Pada evaluasi hasil aspek kognitif yang diberikan pada setiap akhir siklus mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Hasil belajar siswa pada siklus I diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa mencapai nilai rata-rata 67,11 dengan ketuntasan klasikal sebesar 65,38% dan setelah dilakukan perbaikan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 26,92% dan rata-rata 74,23 dengan ketuntasan klasikal sebesar 92,30%.
PENUTUP
Kesimpulan
Kartikasari, Ika, Muhammad Rusdi dan Rayandra Asyhar, “Konstruksi dan Validasi Model Desain Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa”, Jurnal Esu-Sains, Vol. Guru mengarahkan tanya jawab kepada siswa untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Guru menjawab siswa yang bertanya jika ada siswa yang kurang paham dengan pertanyaan yang ada pada soal evaluasi.
Saran