• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan. "

Copied!
134
0
0

Teks penuh

34; Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray pada Siswa IV. kelas di SD Inpres Mangasa I Kabupaten Gowa.” Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana model pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Inpres Mangasa I Kabupaten Gowa. adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) pada siswa kelas IV SD Inpres Mangasa I Kabupaten Gowa.

Denne afhandling berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Mangasa I Kabupaten Gowa”.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Akibatnya, hasil pembelajaran IPA di sekolah masih rendah karena belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari hasil observasi tersebut terungkap bahwa rendahnya hasil belajar IPA disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor guru dan faktor siswa. Untuk memperkuat data tersebut, peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV yang menemukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA masih rendah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, peneliti dan guru telah melakukan tindakan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas dengan memperkenalkan model pembelajaran kooperatif two stay two stray (TSTS) sebagai alternatif peningkatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas. .IV. SD Inpres Mangasa I Kabupaten Gowa Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray merupakan suatu sistem pembelajaran kelompok yang bertujuan agar siswa dapat bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu dalam memecahkan masalah dan saling mendorong dalam mencapai prestasi.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Hasil Penilitian

  • Manfaat Teoretis
  • Manfaat Praktis

Kajian Pustaka

  • Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
  • Pengertian hasil belajar
  • Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Menurut Patta Bundu, hasil belajar adalah perubahan yang mengarahkan seseorang untuk mengubah sikap dan perilakunya. Hasil belajar tersebut akan tetap melekat pada diri siswa karena telah menjadi bagian dari kehidupan siswa Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan penilaian akhir dari suatu proses. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil suatu proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada individu.

Dengan kata lain, hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah belajar dan ditandai dengan adanya perubahan pada diri orang tersebut.

Kerangka Pikir

Hipotesis Tindakan

Fokus Penelitian

Setting Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian tentang kegiatan pembelajaran berupa tindakan yang berlangsung secara bersama-sama di dalam kelas dan dilaksanakan berdasarkan tahapan PTK: (perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi). ).

Subjek Penelitian

Prosedur dan Desain Penelitian

  • Perencanaan
  • Pelaksanaan Tindakan
  • Observasi
  • Refleksi

Buatlah lembar observasi untuk melihat seperti apa suasana belajar mengajar di kelas pada saat menerapkan model pembelajaran kolaboratif Two Stay Two Stray. Pada tahap ini peneliti mulai melaksanakan tindakan yaitu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan skenario tindakan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Keberhasilan dari sudut pandang guru diwujudkan dalam kemampuan melaksanakan perencanaan pembelajaran melalui tiga tahap, yaitu tahap awal, inti, dan akhir kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kolaboratif tipe TSTS, dan bagi siswa pada saat pembelajaran dan hasil yang dicapai ketika mengamati pembelajaran IPA.

Diagram alir tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram 2 di bawah ini:.

TeknikPengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Indikator Keberhasilan

  • Hasil Belajar Murid Siklus I a. Statistik Hasil Belajar

Pada bab ini dibahas hasil penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two-stay away pada siswa kelas IV SD Inpres Mangasa I Kabupaten Gowa dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (CRA). ). Berdasarkan tabel 4.1 diatas terlihat bahwa rata-rata skor hasil belajar IPA siswa kelas IV setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil belajar IPA pada siklus I berada pada kategori “Cukup”. . kategori.

Berdasarkan tabel 4.4 di atas terlihat bahwa rata-rata skor hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Inpres Mangasa I setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II adalah 96.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pada pembelajaran tindakan siklus 1 guru belum mampu melaksanakan pembelajaran secara maksimal, kelima tahapan pembelajaran perubahan lingkungan dan dampaknya dengan menggunakan model TSTS belum dapat dilaksanakan dengan baik sehingga berdampak pada perbaikan. pembelajaran siswa. hasilnya, dimana. Siswa belum mampu menyelesaikan soal tes dengan benar, beberapa soal dalam LKS belum terjawab, hal ini menunjukkan siswa masih belum memahami materi yang disampaikan guru, sehingga hasil belajar siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan. kriteria keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti. Pada tindakan siklus II ini keberhasilan telah mencapai tujuan yang diinginkan, hal ini terlihat dari jawaban siswa pada LKS dan tes hasil belajar sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, dimana pada pembelajaran pada tindakan siklus kedua ini siklus Model TSTS juga diterapkan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan lingkungan dan dampaknya, dengan langkah pengajaran yang sama seperti siklus 1.

Peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) pada siswa kelas IV SD Inpres Mangasa. Gambaran I dapat digambarkan pada siklus I, jumlah nilai hasil belajar dari 26 siswa yang hadir adalah 1733 dengan rata-rata kelas 67 dengan kategori Cukup (C), sedangkan jumlah nilai hasil belajar dari 26 siswa yang mengikuti siklus II adalah 2507. dengan rata-rata kelas sebesar 96 dengan kategori Sangat Baik (SB), sehingga terjadi peningkatan skor sebesar 774. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan secara kuantitatif. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan daya serap belajar siswa meningkat setelah penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar IPA yaitu 25 siswa telah mencapai hasil belajar dengan persentase 96% dan 1 siswa belum tuntas dengan persentase 4%.

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) merupakan model pembelajaran yang dapat mencapai hasil belajar yang baik khususnya pengembangan keterampilan pada siswa. Penelitian ini juga sejalan dan diterapkan oleh peneliti sebelumnya yaitu Putra (2012) yang menyatakan bahwa penerapan model Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Purworejo Temanggung. Penerapan model Two Stay Two Stray pada pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Purworejo Temanggung dapat terlaksana dengan baik, terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar yaitu dari siklus I sebesar 75% menjadi 95% pada siklus II.

Selain itu Suhartini Halim, (2012) menyatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif two stand two lost (TSTS), hasil belajar IPA di Kelas V SDN 105 Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dapat meningkat. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I dengan rata-rata kelas 59,83 pada kategori rendah (R), meningkat pada siklus II dengan rata-rata 83,13 pada kategori Tinggi (T).

BAB V

  • Saran
  • Standar Kompetensi
  • Psikomotor
  • Kognitif
  • Psikomotor
  • Langkah-Langkah Pembelajaran
  • Media dan Sumber Belajar Media : Gambar
    • Penilaian

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V di Sdn 105 Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa IV. kelas di SDN 150. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan hasil pembelajaran IPA di sekolah dasar (daring), (https ://www.google .co.id/search?newwindow=1&site=&source= hp&q=.

Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (online). http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperasi#rujukan) diakses 07 Maret 2012. Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (online). http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooper#rujukan) diakses pada 07 Maret 2012. Siswa dapat bersikap jujur, bertanggung jawab, cermat dan teliti dalam menjawab tugas yang diberikan guru.

Dua orang anggota masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan mengunjungi kelompok yang lain, sedangkan dua orang anggota yang tetap berada dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil diskusi dan informasinya kepada para tamu. Setelah mendapat informasi dari dua anggota yang tersisa, para tamu pamit. dan kembali mengunjungi anggota kelompok yang lain.Setelah selesai menjalankan tugasnya, mereka kembali ke kelompoknya masing-masing.

Pertemuan I

  • Indikator : A. Kognitif
  • Afektif
  • Kognitif
  • Model dan Metode Pembelajaran o Model : Two Stay Two Stray
    • Media dan Sumber Belajar Media : Gambar
  • Penilaian

Karakter : Siswa dapat jujur, bertanggung jawab, cermat dan teliti dalam menjawab tugas guru. Model dan Metode Pembelajaran o Model : Two Stay Two Stray o Model : Two Stay Two Stray o Metode : Ceramah. Dua orang anggota masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan mengunjungi kelompok yang lain, sedangkan dua orang anggota yang tetap berada dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil diskusi dan informasinya kepada para tamu. Setelah mendapat informasi dari dua anggota yang tersisa, para tamu pamit dan kembali mengunjungi anggota rombongan lainnya. Setelah mereka selesai menjalankan tugasnya, mereka kembali.

Pertemuan II Materi : Penyebab Perubahan Lingkungan

Dua orang anggota masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan mengunjungi kelompok yang lain, sedangkan dua orang anggota yang tetap berada dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil diskusi dan informasi kepada para tamu. Setelah menerima informasi dari dua anggota yang tersisa, para tamu dibolehkan.

Pertemuan III Materi : Penyebab Perubahan Lingkungan

Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan I Materi : Penyebab Perubahan Lingkungan

Dua orang anggota kelompok masing-masing meninggalkan kelompoknya dan mengunjungi kelompok lain, sedangkan dua orang anggota yang tetap berada dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil diskusi dan informasi.

Pertemuan II

Banjir bandang adalah banjir pegunungan yang membawa batu-batu besar dan pohon-pohon kayu akibat gundulnya lereng gunung.

Pertemuan III

Penulis memasuki pendidikan dasar di SDN 119 Belalang dan tamat pada tahun 2003, melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SLTP) I Anggeraja dan tamat pada tahun 2006, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA) I Anggeraja jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, beliau terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar melalui jalur reguler di jurusan S-1 PGSD dan menyelesaikan studinya pada tahun 2013/2014 dengan gelar judul tesisnya: “Peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Siswa Kelas IV SD Inpres Mangasa I Kabupaten Gowa’’.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERISTAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

JUDUL TESIS : Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) pada Siswa Kelas IV SD Inpres Mangasa I Kabupaten Gowa. Berjudul: Meningkatkan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) pada Siswa Kelas IV SD Inpres Mangasa I Kabupaten Gowa. Setelah dilakukan pengecekan dan pengujian ulang, skripsi ini dinyatakan memenuhi syarat ujian oleh tim penguji skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

SURAT PERNYATAAN

SURAT PERJANJIAN

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Keterangan : Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Two Stand Two Lost (TSTS) pada Siswa Kelas IV SD Inpres Mangasa I Kabupaten Gowa. Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya presentasikan di hadapan kelompok uji coba adalah hasil karya saya dan bukan hasil kreasi orang lain atau diciptakan oleh siapapun. Demikian pernyataan ini saya sampaikan dan saya siap menerima sanksi apabila pernyataan tersebut tidak benar.

Mulai dari penyusunan proposal hingga selesainya penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun skripsi saya sendiri (tidak dikerjakan oleh siapapun). Selama penyusunan skripsi saya, saya akan selalu berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh pimpinan fakultas. Jika saya melanggar perjanjian sebagaimana pada poin 1, 2 dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Referensi

Dokumen terkait

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : ASRIANI NUR Nim : 105330 6536 10 Jurusan :

iv UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Rahmawati Nim : 10536 4396 12 Jurusan