• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARI - Repository Poltekkes Kendari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARI - Repository Poltekkes Kendari"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit degeneratif (keturunan) seperti hipertensi, jantung, diabetes melitus, serta tidak ada penyakit menular seperti tuberkulosis (TB), immunodeficiency virus (HIV) atau acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) dan hepatitis. 7) Riwayat kesehatan keluarga. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, jantung, diabetes melitus (DM), dan tidak ada penyakit menular seperti tuberkulosis (TB), hepatitis, HIV/AIDS. Lubang hidung kiri dan kanan simetris, tidak ada polip, tidak ada epitaksis, tidak ada sekret dan tidak ada nyeri tekan.

Perut membesar sesuai usia kehamilan, terlihat linea nigra, tidak ada bekas operasi, dan tidak ada nyeri tekan.

Tabel 6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang  Lalu
Tabel 6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

Identifikasi Diagnosis/ Masalah Potensial Potensial Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Peningkatan frekuensi buang air kecil disebabkan oleh adanya tekanan pada rahim akibat turunnya bagian bawah janin, sehingga kandung kemih tertekan, kapasitas kandung kemih berkurang dan hal ini mengakibatkan frekuensi buang air kecil meningkat (Ayue, Ira, 2019). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat lahirnya kurang dari 2.500 gram.

Tindakan Segera/ Kolaborasi Tidak dilakukan kolaborasi

Rencana Asuhan a. Tujuan

Kunjungan Antenatal Care (ANC) II

Lubang hidung kiri dan kanan simetris, tidak ada polip, tidak ada epitaksi dan sekret. Kiri dan kanan simetris, telinga terbentuk sempurna, tidak ada cairan, pendengaran baik. Ibu hamil membutuhkan asupan zat besi sebanyak 30 mg per hari, terutama setelah trimester kedua.

Permulaan persalinan yang ditandai dengan nyeri melingkar dari punggung menjalar ke perut bagian depan, teratur, intervalnya semakin pendek dan intensitasnya semakin kuat, serta keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir ibu. pahami penjelasannya dan segera pergi ke fasilitas kesehatan jika Anda melihat tanda-tanda tersebut.

Asuhan Kebidanan Persalinan 1. Kala I

Identifikasi Data Dasar a. Data Biologis

Ibu tidak mampu membersihkan diri dengan baik karena jalan lahir mengeluarkan lendir bercampur darah c) Pola istirahat/tidur. Kiri dan kanan simetris, puting menonjol, tampak hiperpigmentasi pada areola susu, tidak nyeri tekan, tidak ada indurasi, keluar cairan kolostrum (4) Perut. Di tengah-tengah antara proses centrum dan xipodeus, fundus teraba kurang bulat, tidak kenyal, yaitu pada bokong.

Perut ibu sebelah kanan terasa rata, keras dan panjang seperti papan yaitu punggung kanan (pu-ka), pada perut kiri ibu teraba ekstremitas. Bagian bawah janin sudah masuk PAP (divergen) 2/5. j) Auskultasi : DJJ (+), terdengar jelas, kuat dan teratur dengan frekuensi 146 x/menit pada kuadran kanan bawah perut ibu. Simetris kanan dan kiri, kuku berwarna merah muda, tidak ada varises, dan tidak ada edema.

Interpretasi Data

Kehamilan intrauterin sejak awal kehamilan dapat dipastikan yaitu perkembangan rahim sesuai usia kehamilan, janin teraba intrauterin, tidak pernah merasakan nyeri hebat pada saat palpasi, tidak ada nyeri tekan (Prawirohardjo dan Winkjosastro, 2020). Jika dirasakan gerakan janin dan terdengar DJJ dengan jelas dan kuat dengan frekuensi dalam batas normal, hal ini menandakan janin dalam keadaan hidup (Prawirohardjo dan Winkjosastro, 2020). Pemeriksaan Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian kiri dan kanan perut ibu.

Jika teraba rata, panjang, padat seperti papan berarti punggung, dan bila teraba bagian kecil janin berarti kaki dan tangan (Simanualang E, 2017). Jika terasa lunak, bulat dan tidak melenting yaitu di bagian posterior fundus pada Leopold I dan jika terasa kencang, bulat dan melenting yaitu kepala di segmen bawah rahim pada Leopold III, maka ini adalah a indikasi diagnostik adanya kepala (Simanualang E, 2017). Apabila pada pemeriksaan Leopold III bagian bawah janin dapat terguncang berarti sudah masuk PAP (Anwar et al., 2022).

Pada pemeriksaan Leopold IV untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk PAP atau belum, pada pemeriksaan Leopold IV jari tangan tidak bertemu, menandakan bagian terbawah janin sudah masuk PAP. Sedangkan jika jari-jari masih bertemu menandakan bagian bawah janin belum masuk PAP (Simanualang E, 2017). . Saya. Gerakan janin yang kuat dan DJJ yang jelas, kuat dan teratur dengan frekuensi normal antara 120-160x/menit merupakan indikator bahwa janin dalam keadaan baik (Simanualang E, 2017).

Perdarahan ringan ini disebabkan oleh lepasnya selaput janin pada pangkal segmen bawah rahim sehingga menyebabkan putusnya beberapa kapiler darah (Sulikah et al., 2019). Terapi murottal mengaktifkan sel-sel tubuh dengan mengubah getaran suara menjadi gelombang yang ditangkap oleh tubuh sehingga mengurangi rangsangan reseptor nyeri dan otak terstimulasi untuk melepaskan analgesik opioid alami endogen yaitu β-Endorphin (Anwar et al., 2019).

Identifikasi Diagnosis/ Masalah Potensial Potensial Terjadinya Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir

Tindakan Segera

Tidur miring secara bergantian dapat meningkatkan oksigenasi janin karena tidur miring mencegah kontraksi vena cava inferior oleh rahim yang berkontraksi. Makan dan minum dapat mencegah dehidrasi dan kelelahan serta memberi kekuatan saat mengejan saat melahirkan.

Implementasi

Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang menguntungkan janin dengan bergantian tidur miring misalnya. Pemberian makanan dan minuman pada ibu sebagai sumber kalori Ibu diberikan makanan dan minuman untuk memberikan energi pada ibu selama proses mengejan dan mencegah dehidrasi pada ibu. Ajari ibu mengejan dengan baik dan benar saat ada anaknya yaitu dengan posisi setengah duduk, saat ada ibu dan kedua tangan menarik pahanya dengan dagu menempel ke dada dan ibu melihat ke arah perut.

Evaluasi

Kala III

Ibu mengeluh nyeri pada perut bagian bawah b. 1) Kontraksi uterus baik, terasa keras dan bulat 2) TFU setinggi tengah. P3A0, uri kala III (pengusiran plasenta), kondisi ibu baik d.2) Letakkan tangan kanan memegang tali pusat dan remas, tangan kiri pada simfisis. P3A0, Langkah IV (Pengawasan), keadaan ibu baik d.2) Celupkan kedua tangan ke dalam larutan kaporit 0,5%, bilas dengan air DTT, keringkan dengan handuk bayi.

K di paha kiri pertama 1 jam 17) Satu jam kemudian, semprotkan imunisasi Hep 18) Celupkan sarung tangan, lepas celemek. K di paha kiri pada jam pertama 17) Satu jam kemudian diberikan imunisasi Hep 18) Sarung tangan diwarnai dan celemek dilepas 19) Tangan dicuci.

Tabel 8. Observasi Kala IV
Tabel 8. Observasi Kala IV

Ekspresi wajah kadang meringis saat merasakan nyeri, tidak pucat, menyerupai kloasma gravidarum, tidak ada edema. Simetris kiri dan kanan, daun telinga berbentuk sempurna, tidak keluar cairan dan pendengaran baik. Tidak ada pembesaran vena jugularis, arteri karotis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid atau kelenjar getah bening.

Kiri dan kanan simetris, puting menonjol, area payudara berwarna hitam, tidak ada benjolan, ada produksi ASI. Saat bayi lahir, fundus uteri berada di tingkat tengah, setelah plasenta lahir, TFU teraba 2 jari di bawah tengah, satu minggu setelah lahir, TFU teraba di tengah tengah. simfisis, 2 minggu setelah lahir, TFU teraba di atas simfisis, dan setelah 6 minggu setelah lahir, fundus uteri mengecil (tidak teraba) (Nurul Azizah Lochia adalah keluarnya cairan rahim pada masa nifas, yang berasal dari a campuran darah dan desidua Lochia rubra berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel desidua, vernix caseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari setelah lahir (Wahyuni, Dwi, 2018).

Setelah nyeri akibat proses pengembalian otot dan organ kehamilan yaitu proses perbaikan rahim, ibu nifas akan merasakan nyeri pada daerah sekitar perut (Purwanto, Nuryani dan Rahayu, Puji, 2018). Kemudian otak memerintahkan kelenjar hipofisis posterior untuk melepaskan hormon oksitosin yang dibawa ke otot polos payudara sehingga menyebabkan otot polos payudara berkontraksi dan ASI pun keluar. Hormon oksitosin yang diproduksi oleh kelenjar pituitari akan masuk ke dalam darah ke otot polos rahim dan merangsang rahim berkontraksi sehingga menyebabkan nyeri perut bagian bawah (Helina, Roito Hrp dan Atriana, 2019).

Identifikasi Diagnosis/ Masalah Potensial Tidak ada data yang mendukung terjadinya masalah potensial

Raut wajah ibu meringis kesakitan saat terjadi kontraksi... 1) Nyeri yang disebut nyeri (mules-mules) akibat kontak rahim biasanya berlangsung hingga 3-4 hari setelah melahirkan.

Evaluasi Perlunya Tindakan Segera

Rencana Asuhan a. Tujuan

Kunjungan Nifas II (7 hari)

P3A0, nifas hari ke 7, keadaan ibu baik d.1) Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaannya 2) Berikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang.

Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL) 1. Kunjungan Neonatus I (10 Jam)

Identifikasi Data Dasar a. Identitas Bayi

Warna rambut hitam, tidak terdapat kepala succadenum dan tidak terdapat hidrosefalus, tidak teraba benjolan, tidak ada hematoma kepala, ubun-ubun terasa lembut dan rata. Simetris kiri dan kanan, mata tampak bersih, konjungtiva berwarna merah muda, sklera tidak ikterus, penglihatan belum sempurna. Lubang hidung kiri dan kanan simetris, tidak ada epitaksis, tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak ada pernapasan lubang hidung.

Simetris kiri dan kanan, cuping telinga berbentuk sempurna, telinga terlihat bersih, tidak ada kotoran. Tidak ada trauma leher, tonus otot leher baik, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran tiroid. Simetris kiri dan kanan, puting rata, tidak keluar cairan, tidak ada tarikan dinding dada.

Tonus otot perut tidak tegang, tali pusat masih basah dan dibalut kain kasa kering steril, tidak ada pendarahan dari tali pusat. Bentuk sempurna, uretra ada bukaan, tidak ada sekret, labia mayora menutupi labia minora dan lubang anus ada, tanpa edema. Simetris kiri dan kanan, kuku kemerahan, jari utuh, tidak ada perlengketan, tidak ada edema l) Penilaian refleks.

Interprtasi Data

Tanda vital normal merupakan gambaran umum bayi baik, denyut jantung bayi normal 120-160x/menit, pernafasan bayi normal 30-60x/menit.

Identifikasi Diagnosis/ Masalah Potensial

Kunjungan II Nonatus (7 Hari)

Pembahasan 1. Kehamilan

  • Persalinan a. Kala I
  • Bayi Baru Lahir (BBL)

Penatalaksanaan ibu kekurangan energi kronik (KEK) adalah dengan menganjurkan ibu memenuhi kebutuhan gizinya dengan mengkonsumsi makanan bergizi terutama makanan yang mengandung protein. Pemberian makanan yang mengandung protein pada ibu seperti telur akan meningkatkan LILA pada Ny. Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 28 Februari 2023. Hasil pemeriksaan yang dilakukan menunjukkan TFU 28 cm, punggung lurus, kepala belum mendapat PAP, DJJ dalam batas normal yaitu. 146x/menit.

S masih mengalami Kekurangan Energi Kronis (CEK) dimana hasil pengukuran LILA adalah 23 cm, LILA normal ibu saat hamil adalah 23,5 cm. Pada saat pemeriksaan berat badan ibu bertambah 1 kg, Ny. Pada tanggal 2 April 2023, Ny. S datang ke Puskesmas Abeli ​​​​ditemani suaminya yang mengeluh sakit maag sejak tanggal 1 April 2023 pukul 05.00 WITA.

Perawatan yang diberikan pada kunjungan I terdiri dari memberitahukan kepada ibu bahwa nyeri yang dirasakan ibu adalah fisiologis atau normal, memberitahukan kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri, tanda-tanda bahaya pada masa nifas, cara merawat payudara, kebutuhan nutrisi. selama persalinan. masa nifas dan teknik menyusui yang benar. Hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan baik, TFU tidak teraba, lochia sereus keluar, ASI keluar (+) dan pada pemeriksaan fisik tidak ada kelainan. S lahir pada tanggal 2 April 2023 pukul 20.20 WITA, berjenis kelamin perempuan, sering menangis, warna kulit kemerahan, berat badan lahir 2.800 gram, panjang bayi 48 cm dengan skor Apgar 8/9.

Kunjungan neonatal pertama dilakukan pada tanggal 3 April 2023 pukul 06.20 WITA, hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam keadaan baik, tali pusat masih terbungkus kain kasa steril, tidak ada tanda-tanda bahaya infeksi pada bayi. , dan bayinya tidak menderita hipotermia. Perawatan yang diberikan antara lain menjaga bayi tetap hangat, memastikan bayi mendapat ASI sesering mungkin, merawat tali pusat dan mengamati sinyal bahaya pada bayi.

Gambar

Tabel 6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang  Lalu
Tabel 7. Observasi Kontraksi Uterus, TTV, dan DJJ
Tabel 8. Observasi Kala IV

Referensi

Dokumen terkait

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan

Pergerakan yang dirasakan ibu serta DJJ terdengar jelas pada kuadran bawah dengan frekuensi 143x/i menandakan janin dalam keadaan baik. LANGKAH III : ANTISIPASI DIAGNOSA /

Tujuan Umum Peneliti mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.S usia 27 tahun G3P1011 kehamilan 34-35 minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uteri dari masa kehamilan,

x KATA PENGANTAR puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis bisa menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul

Laporan yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Sultra, kasus AKI di sulawesi tenggara mengalami fluktuatif, dimana pada tahun 2018, pada setiap 100.000

lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin Yulizawati dkk, 2019 Persalinan merupakan serangkaian

Triangulasi sumber, mengecek keabsahan data Ny.L dari pencatatan register yang terdapat di Poli KIA UPTD puskesmas Labibia, buku KIA Ny.L, informasi bidan yang bertugas termasuk anggota

Leny 2019 „Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil‟, Jurnal Kebidanan :Jurnal Medical Science Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang, 9,