• Tidak ada hasil yang ditemukan

KTI NOVIA PUSPITA SARI.pdf - Repository Poltekkes Kaltim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KTI NOVIA PUSPITA SARI.pdf - Repository Poltekkes Kaltim"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Tempat Penelitian
  • Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data atau saran dan bahan dalam perencanaan asuhan keperawatan, sehingga pihak rumah sakit dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu keperawatan dan dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi yang dirawat di rumah sakit guna mengurangi peningkatan angka kesakitan.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Anatomi dan Fisiologi jantung

Tekanan darah adalah gaya yang diberikan darah untuk bergerak melalui setiap unit atau area dinding pembuluh darah, akibat adanya tekanan pada dinding arteri. Tekanan diastolik yaitu tekanan darah pada dinding arteri saat jantung berelaksasi kurang lebih 60-90 mmHg. Tekanan darah sebenarnya merupakan ekspresi dari tekanan sistolik dan tekanan diastolik normalnya adalah sekitar 120/80 mmHg.

Gambar 2.1 :anatomi jantung
Gambar 2.1 :anatomi jantung

Etiologi

Berikut diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi pada klien hipertensi (Nurarif, 2015 dan Tim Pokja DPP PPNI SDKI 2017). Berdasarkan tabel 4.5 data pengkajian klien 1 dan klien 2 ditemukan masing-masing 3 masalah keperawatan. Berdasarkan tabel 4.6 dan 4.7, setelah diagnosa keperawatan ditegakkan pada klien 1 dan klien 2, maka dibuat rencana tindakan keperawatan setelah setiap diagnosa ditemukan pada klien.

Perencanaan asuhan keperawatan pada klien 2 dengan masalah keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan resistensi pembuluh darah. Pada klien 1 dilakukan perawatan atau pelaksanaan tindakan keperawatan pada tanggal 6 Mei 2019 sampai dengan 8 Mei 2019 di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

Table 2.2 Klasifikasi Hipertensi
Table 2.2 Klasifikasi Hipertensi

Manifestasi Klinik

Klasifikasi

Patofisiologi

Pada saat yang sama ketika sistem saraf simpatik menstimulasi pembuluh darah sebagai respons terhadap rangsangan emosional, kelenjar adrenal juga terstimulasi, sehingga menghasilkan aktivitas vasokonstriksi tambahan. Pelepasan renin merangsang pembentukan angiotensin I, yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron di korteks adrenal.

Pemeriksaan Penunjang

Komplikasi

Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis ketika arteri yang mensuplai otak menjadi hipertrofi dan menebal, sehingga mengurangi aliran darah ke area yang disuplai darah. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan dan penyempitan pembuluh darah atau yang sering disebut dengan aterosklerosis dan aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Komplikasinya antara lain kasus perdarahan yang menyebar ke perdarahan intraventrikular (perdarahan intraventrikular) atau IVH, yang menyebabkan hidrosefalus obstruktif sehingga memperburuk hasilnya.

Penatalaksanaan

Dengan mengurangi asupan garam dapat menurunkan rangsangan sistem renin-angiotensin sehingga berpotensi besar sebagai antihipertensi. Mengatasi obesitas pada beberapa orang dengan menurunkan berat badan akan menurunkan tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi curah jantung dan volume sekuncup. Olah raga teratur seperti jalan kaki, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kondisi jantung.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi

  • Pengkajian Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Sedangkan tindakan keperawatan adalah perilaku atau kegiatan tertentu yang dilakukan perawat untuk memberikan intervensi keperawatan. Evaluasi keperawatan mengukur efektivitas perencanaan dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan pasien (Dinarti & Muryanti, 2017). Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan untuk menilai efektivitas intervensi keperawatan yang dilaksanakan.

METODE PENELITIAN

  • Subyek Penelitian
  • Definisi Operasional
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
  • Keabsahan Data
  • Analisi Data

Asuhan keperawatan pada klien hipertensi merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan profesional yang diberikan kepada penderita hipertensi dengan menggunakan metodologi proses keperawatan. Penelitian ini dilakukan di RS Abdul Wahab Sjahranie Samarinda pada klien 1 dan di RSUD Bangil Pasuruan pada klien 2 pada klien hipertensi. Berdasarkan tabel 4.4 terdapat perbedaan perlakuan pengobatan pada klien 1 dan klien 2, klien 1 tidak mendapat obat pereda nyeri dan tidak mendapat obat lambung.

Penilaian pada klien 1 dilakukan pada tanggal 6 Mei 2019 pukul 09.30 dan klien 2 dinilai pada tanggal 4 Januari 2019. Masalah ini ditemukan pada klien 1 namun tidak ditemukan pada klien 2, diagnosis risiko perfusi serebral tidak efektif ditegakkan karena berhubungan dengan kondisi tekanan darah klien 1 dengan tekanan darah. Perencanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien 1 dengan defisit pengetahuan masalah keperawatan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan dapat mengatasi defisit pengetahuan klien, kriteria hasil : klien mengungkapkan pemahamannya terhadap penyakitnya dengan intervensi pendidikan kesehatan 1 .

Hasil evaluasi yang didapat dari klien 2 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial menghilang pada tanggal 7 Januari 2019. Pasien mengeluh sakit kepala pada leher dengan skala 5, pasien pulang. Hasil evaluasi klien 2 dengan risiko jatuh dan penurunan fungsi kesehatan tidak dimasukkan dalam data. Hasil evaluasi yang didapat dari klien 2 dengan diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan menghilang pada tanggal 7 Januari 2019, pasien mengatakan tidak lagi terbangun saat istirahat malam.

Didapatkan hasil evaluasi untuk klien 1 dengan diagnosis risiko perfusi serebral tidak terjadi pada tanggal 8 Mei 2019, dengan faktor risiko hipertensi, tekanan darah : 140 mmHg, intervensi lanjutan.

TINJAUAN KASUS

Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian klien 1 dilakukan di RS Abdul Wahab Sjahranie Samarinda yang beralamat di Jalan Palang Merah Indonesia No. Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie merupakan salah satu dari dua rumah sakit rujukan yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan merupakan rumah sakit rujukan tertinggi di Kalimantan Timur yang berada di kota Samarinda. Untuk unit rumah sakit terdapat beberapa ruangan yaitu Flamboyan, Krisan, Dahlia, Angsoka, Tulip, Melati, Anggrek, Cempaka, Aster, Edelweis, Mawar, Bougenvil, Teratai, ICU, ICCU, HCU, Stroke Center dan Sakura.

Rumah Sakit Umum Daerah Bangil merupakan Rumah Sakit Tipe C milik Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang merupakan Rumah Sakit Rujukan di Kabupaten Pasuruan. Terletak di poros Surabaya – Banyuwangi, berdiri di atas tanah kurang lebih 2 H. Posisi RSUD Bangil yang strategis berada di kawasan prima poros jalan utama, dekat dengan gedung DPRD Kabupaten Pasuruan, Kawasan Industri Rembang Timur (PIER) dan komplek perkantoran Pemkab Pasuruan, posisi tersebut tentunya mempunyai keuntungan bagi Daerah Bangil. Rumah Sakit sebagai pusat pelayanan rujukan institusi kesehatan yang terletak di sekitar Kabupaten Pasuruan.

Data Asuhan Keperawatan

Rambut merata dalam warna hitam putih (uban), rambut mudah patah, tidak bercabang dan tidak terdapat kelainan. Mata, konjungtiva anemia, sklera ikterik putih, kelopak mata tidak membesar, syrabisme tidak ada, ketajaman penglihatan. Refleks cahaya pada pupil terdapat dan bentuk isokor kanan dan kiri, iris kanan dan kiri berwarna hitam, tidak ada kelainan.

Hidung Tidak bernapas Lubang hidung, posisi septum hidung di tengah, lubang hidung bersih, tidak ada sekret, tulang hidung dan septum hidung tidak bengkak dan tidak ada polip. Mulut bersih, mukosa bibir lembab, bentuk bibir normal, gigi bersih, kebiasaan menggosok gigi dua kali sehari, tidak kesulitan menelan, tidak kemerahan, amandel tidak membesar e. Pemeriksaan leher Kelenjar getah bening teraba, kelenjar tiroid teraba, posisi trakea di tengah, tidak ada kelainan.

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar paratiroid, tidak ada luka gangren, tidak ada nanah, tidak berbau. Bentuk dada simetris, ritme pernapasan benar, pola pernapasan normal, pernapasan tanpa lubang hidung, otot bantu pernapasan, vokal. Pemeriksaan : Bentuk perut bulat pipih, tidak terdapat benda padat pada perut, tidak tampak bayangan pembuluh darah pada perut, tidak terdapat luka operasi.

Tidak ada nyeri tekan, massa, limpa hati, tidak ada kelainan ginjal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada asites.

Tabel 4.2 Hasil Observasi dan Pemeriksaan Fisik Klien dengan  Hipertensi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie dan di RSUD Bangil
Tabel 4.2 Hasil Observasi dan Pemeriksaan Fisik Klien dengan Hipertensi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie dan di RSUD Bangil

Pembahasan

  • Pengkajian
  • Perencanaan
  • Implementasi
  • Evaluasi

Klien 2 dirawat selama 3 hari, evaluasi klien 2 menunjukkan 2 diagnosa keperawatan teratasi, namun untuk 1 diagnosa tidak ada hasil pengkajian keperawatan. Masalah ini terdapat pada klien 1 namun tidak ditemukan pada klien 2. Saat dilakukan pengkajian, klien 1 mengatakan belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan sekitar. Masalah ini teridentifikasi pada Klien 2, namun tidak pada Klien 1. Saat dilakukan pengkajian, Klien 2 mengatakan ia sulit tidur karena tidak terbiasa dengan lingkungan rumah sakit.

Pada tahap intervensi atau perencanaan, peneliti merancang intervensi dengan menggunakan pendekatan SMART yang selaras dengan diagnosa keperawatan yang diidentifikasi pada klien. Perencanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien Nanda NIC NOC 2 dengan masalah keperawatan risiko jatuh berhubungan dengan penurunan fungsi kesehatan selama 2x24 jam, pasien diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dalam beraktivitas. Tindakan hasil : klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri, apakah mampu melakukan aktivitas sehari-hari, keseimbangan aktivitas dan istirahat dengan intervensi 1. Perencanaan asuhan keperawatan dilakukan pada klien 2 berdasarkan Nanda NIC NOC dengan kesulitan dalam keperawatan gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan sekitar selama 1x 24 jam diharapkan tidur tidak akan terganggu, kriteria hasil : 1. Pasien tampak rileks dan segar, 2.

Perencanaan asuhan keperawatan dilakukan pada klien 1 dengan masalah keperawatan, resiko terjadinya ketidakefektifan perfusi serebral ditunjukkan dengan faktor risiko yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, resiko terjadinya perfusi serebral tidak terjadi dengan kriteria hasil : tekanan darah dalam kisaran normal, tidak ada hipertensi ortostatik, tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, klien melaporkan atau tidak menunjukkan tanda-tanda dispnea, angina pectoris dan aritmia, dengan intervensi 1. Pantau tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dan suhu tubuh, 2. Diperoleh hasil evaluasi pada klien 1 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis, teratasi pada hari ketiga tanggal 8 Mei 2019 karena klien 1 tidak lagi merasakan nyeri pada kepala, klien sudah dapat duduk dan tampak lebih segar, tekanan darah : 140 /80 mmHg. Hasil evaluasi klien 1 dan klien 2 yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa permasalahan yang dialami kedua klien ada yang tidak terselesaikan sesuai rencana yang dibuat dan ada pula yang terselesaikan.

Selain itu peneliti juga hendaknya melakukan pengkajian yang tepat dan akurat sehingga dapat tercapai asuhan keperawatan sesuai permasalahan yang ditemui pada klien.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Diharapkan klien bersikap kooperatif dalam menjalani proses keperawatan yang ditawarkan, menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, dan diharapkan penderita hipertensi rutin memeriksakan tekanan darahnya untuk meminimalisir kemungkinan komplikasi yang mungkin timbul. Peran keluarga sangat penting untuk meningkatkan kondisi kesehatan klien, dalam penatalaksanaan penyakit hipertensi keluarga berperan dalam memantau aktivitas selama proses diet, mengontrol makanan sesuai anjuran dokter, menerapkan pola hidup sehat dan rutin. pengendalian tekanan darah pasien pada sebuah pusat kesehatan. Hasil artikel ilmiah ini diharapkan dapat menjadi gambaran dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien hipertensi.Peneliti selanjutnya diharapkan mampu menguasai konsep teori hipertensi.

Intervensi keperawatan diharapkan dapat merumuskan kriteria hasil yang sesuai dengan buku pedoman Standar Hasil Keperawatan Indonesia (SLKI). Peningkatan pengetahuan terkait hipertensi untuk meningkatkan tekanan darah pada remaja di Dusun Jepang, Margodadi, Seyegan, Sleman, Yogyakarta. Penulisan ilmiah tentang asuhan keperawatan pada Ny. S dengan diagnosa medis hipertensi di RS Bangil Pasuruan.

Diambil dari https://repository.kertacendekia.ac.id/media/296897-asuhan-kewarni-pada-ny-s-dengan-diag-1baf47fe.pdf. Lanjutkan ke bab V: kesimpulan (menjawab tujuan tertentu) dan saran (tanggapan terhadap kritik individu klien kepada: pasien, keluarga, masyarakat, profesional kesehatan). Kesimpulan dirangkum intisarinya sedangkan saran merupakan tanggapan penulis (klien, keluarga klien, tenaga kesehatan, peneliti selanjutnya.

Cantumkan bukti publikasi CTI di awal kalimat saat Anda mulai menulis tentang CTI, dan tuliskan secara lengkap di daftar pustaka.

Gambar

Gambar 2.1 :anatomi jantung
Table 2.2 Klasifikasi Hipertensi
Tabel 4.2 Hasil Observasi dan Pemeriksaan Fisik Klien dengan  Hipertensi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie dan di RSUD Bangil
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Penunjang pada Klien dengan  Hipertensi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie dan di RSUD Bangil
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.1.1.5 Evaluasi Tabel 4.8 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pasien Post Op Fraktur Ekstremitas Bawah Di Ruang Cempaka RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tanggal dan Diagnosa

HUBUNGAN ANTARA WAKTU PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DENGAN EFEKTIVITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT CIREMAI KARYA TULIS ILMIAH KTI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu

viii ABSTRAK “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG JOANG BALIKPAPAN TAHUN 2021” Pendahuluan : Hipertensi adalah suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penerapan Asuhan Keperawatan pada Klien 1 dan Klien 2 dengan penyakit Post Stroke Non Hemoragik di UPTD Panti

ANALISIS PERBANDINGAN KELENGKAPAN DAN KESESUAIAN PENULISAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP ANTAR RUANGAN DI RUMAH SAKIT SUMBER KASIH KARYA TULIS ILMIAH KTI PUSPA ALFARANI

viii ABSTRAK Hubungan Motivasi Kerja Eksternal Dengan Kinerja Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin Mursada 1, Muhammad Basit 2, Nurhamidi 3

v ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN INTERVENSI INOVASI PURSED LIP BREATHING DAN NUMBER COUNTING PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI URGENSI DI IGD ABSTRAK Sonia Danti Abstrak

Hubungan Faktor Individu dan Organisasi Rumah Sakit dengan Stress Kerja dengan Kinerja Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Dr.. STIKES Muhammadiyah