• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan aksi perubahan - Kementerian Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "laporan aksi perubahan - Kementerian Pertanian"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKSI PERUBAHAN

PENYUSUNAN INDEKS KOORDINASI

BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN (IKO-POLHUKAM) PADA KEMENTERIAN KOORDINATOR

BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

DISUSUN OLEH : NAMA : IRMA PUSPITA NO. ABSEN : 11

NIP : 19850120 200801 2 002

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR ANGKATAN V

NON KEMENTERIAN PERTANIAN

PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI

2022

(2)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

ii LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI

Judul : Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

Nama : Irma Puspita, S.IP., S.E., M.Si NIP : 198501202008012022

Angkatan : V No. Presensi : 11

Jabatan : Analis Anggaran Ahli Madya selaku Koordinator Kelompok Perencanaan

Unit Kerja : Biro Perencanaan dan Organisasi, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

Telah diuji di depan penguji pada hari Rabu tanggal 10 Agustus 2022.

Mentor,

Nizhamul, S.E.,M.M

NIP. 196811301990101001

Pembimbing,

DRH. Sumarno, M.M

NIP. 195804121986031001 Penguji 1,

Abdul Hani, S.P, M.M NIP. 196712311987031002

Penguji 2,

Dea Christina Junnisa I.S, S.TP, M.AP, M.Agr.Sc NIP. 198206102006042001

(3)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

iii KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi rabbil ’aalamiin, segala puji bagi Allah Azza wa Jalla karena atas limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya aksi perubahan dengan judul ”Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)” dapat diselesaikan tepat waktu.

Selama pelaksanaan aksi perubahan, penulis menerima bantuan, dorongan, dan motivasi dari berbagai pihak. Penulis dedikasikan rasa sayang, bakti, terima kasih, dan hormat kepada kedua orang tua (semoga dirahmati Allah), suami tercinta beserta anak-anak tersayang, yang selalu menjadi sandaran dan motivator bagi penulis, yang selalu mencurahkan waktu, perhatian, tenaga, dan dukungannya.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada DRH. Sumarno, M.M selaku Coach dan Nizhamul, S.E., M.M selaku Mentor yang telah berkenan memberikan bimbingan dan dukungan dalam pelaksanaan aksi perubahan ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada rekan-rekan Tim Efektif yang telah membantu memberikan dukungan dalam pelaksanaan aksi perubahan ini.

Semoga aksi perubahan ini dapat menjadi panduan (guidance) bagi Kemenko Polhukam dalam melakukan strategi dan upaya untuk meningkatkan performance dalam pelaksanaan tugas koordinasi. Selain itu diharapkan penyusunan IKO-POLHUKAM ini dapat menjadi acuan dalam penyusunan strategi dan tindak lanjut peningkatan kinerja institusional secara internal, serta meningkatkan kinerja, sinergitas, dan efektivitas koordinasi secara eksternal sebagai kondisi yang diperlukan (necessary condition) Kemenko Polhukam.

Jakarta, Agustus 2022 Project Leader

(4)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

iv ABSTRAK

Visi untuk menciptakan Indonesia yang maju, bermartabat, berdaya saing, dan sejajar dengan negara-negara maju di dunia memerlukan kesiapan yang matang dari pemerintah. Salah satu hal yang perlu dipastikan adalah terwujudnya kinerja kementerian yang kapabel dan berdaya saing yang dapat menggerakkan roda pemerintahan serta menjalankan program- program pemerintah secara efektif, efisien, dan akuntabel sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Sebagai upaya nyata mewujudkan hal tersebut maka Kemenko Polhukam sebagai kementerian strategis yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan telah menyusun Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM). IKO-Polhukam merupakan konstruksi dari dua kerangka teoritis, yakni empirical theories yang berasal dari proses bisnis tusi koordinasi Kemenko Polhukam dan pengalaman negara lain serta normative theories yang berkaitan dengan koordinasi, joined-up government dan governance risks & compliance (GRC). IKO-POLHUKAM terdiri dari empat dimensi, sepuluh sub dimensi, serta 51 indikator. IKO-Polhukam merupakan instrumen yang dapat digunakan sebagai tools dalam mengukur dan memetakan kekuatan serta kelemahan tugas dan fungsi koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan pemerintahan di lingkungan Kemenko Polhukam dalam penyelenggaraan kebijakan bidang politik, hukum, dan keamanan, sekaligus mengukur K/L di bawah koordinasi Kemenko Polhukam dalam meresponsnya. IKO-Polhukam dapat pula digunakan Kemenko Polhukam dan K/L di bawah koordinasi Kemenko Polhukam untuk mengukur secara kuantitatif tugas dan fungsi utama Kemenko Polhukam dalam koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan serta dukungan pelaksanaan kebijakan berdasarkan pembangunan nasional dan penugasan Presiden secara ilmiah.

Kata kunci: Indeks, Koordinasi, Kinerja

(5)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

iv DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Area dan Fokus ... 1

C. Tujuan Aksi Perubahan ... 2

D. Manfaat Aksi Perubahan ... 2

E. Adopsi dan Adaptasi Hasil Studi Lapangan ... 3

BAB II PROFIL KINERJA PELAYANAN ... 8

A. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ... 8

B. Kinerja Organisasi Sekarang ... 13

C. Kinerja Organisasi yang Diharapkan ... 15

BAB III ANALISIS MASALAH... 17

A. Permasalahan yang Ada ... 17

B. Penyebab Masalah ... 26

C. Akar Penyebab Masalah ... 28

D. Alternatif Solusi Mengatasi Masalah ... 31

E. Solusi Mengatasi Masalah ... 35

BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH... 37

A. Terobosan / Inovasi... 37

B. Tahapan Kegiatan / Milestone ... 40

C. Sumber Daya (Peta dan Pemanfaatan)... 48

(6)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

v

D. Manajemen Risiko dan Pengendalian Mutu Pekerjaan ... 56

1. Identifikasi Potensi Masalah, Risiko, dan Mitigasi Risiko ... 56

2. Faktor Kunci Keberhasilan ... 63

3. Manajemen Pengendalian Mutu ... 64

BAB V PELAKSANAAN AKSI PERUBAHAN ... 68

A. DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN ... 68

1. Membangun Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi ... 68

2. Pengelolaan Budaya Kerja (Pemanfaatan IT) ... 70

3. Membangun Jejaring dan Kolaborasi ... 76

B. DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN ... 80

1. Capaian dalam Perbaikan Kinerja Organisasi ... 80

2. Manfaat Aksi Perubahan ... 107

C. KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN ... 111

BAB VI PENUTUP ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 116

LAMPIRAN ... 117

(7)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

vi DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Kemenko Polhukam ... 9

Gambar 2. Indikator Kinerja Utama Kemenko Polhukam ... 13

Gambar 3. Target dan Realisasi Nilai RB Kemenko Polhukam ... 18

Gambar 4. Nilai SAKIP Kemenko Polhukam Tahun 2015 - 2021 ... 26

Gambar 5. Pohon Masalah ... 30

Gambar 6. Desain Kerangka Teoritis IKO-POLHUKAM ... 37

Gambar 7. Metode Perhitungan IKO-POLHUKAM ... 39

Gambar 8. Peta Stakeholder... 49

Gambar 9. Kanvas Model Inovasi ... 52

Gambar 10. RAB Penyusunan IKO-Polhukam TA. 2022 ... 55

Gambar 11. Struktur Organisasi Tim Efektif ... 68

Gambar 12. WAG Tim Substansi dan Tim IT ... 74

Gambar 13. WAG Tim Operator ... 74

Gambar 14. WAG Tim Administrasi ... 75

Gambar 15. Zoom Meeting Tim Substansi dengan para Sekretaris Deputi .. 75

Gambar 16. Zoom Meeting Tim Substansi dengan Prof. Eko Prasojo... 76

Gambar 17. Zoom Meeting Tim Substansi dengan Dr. Sarpono ... 76

Gambar 18. Jejaring Kerja dan Kolaborasi ... 80

Gambar 19. Pelaksanaan FGD Proses Bisnis dengan Kedeputian ... 81

Gambar 20. Alur Proses Bisnis Kedeputian` ... 82

Gambar 21. Perumusan Desain IKO-Polhukam ... 83

Gambar 22. Konstruk IKO-POLHUKAM ... 87

Gambar 23. Pembobotan AHP ... 90

Gambar 24. Penyampaian Rancangan IKO-POLHUKAM ... 91

Gambar 25. Aplikasi Kobocollect ... 92

Gambar 26. Hasil Penilaian Uji Coba IKO-POLHUKAM ... 95

Gambar 27. Alur Aplikasi E-KOPOLHUKAM ... 96

Gambar 28. Bimtek Aplikasi E-KOPOLHUKAM ... 97

Gambar 29. Pedoman IKO-POLHUKAM ... 100

Gambar 30. Sosialisasi Pedoman IKO-POLHUKAM ... 101

(8)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

vii Gambar 31. Undangan Launching IKO-POLHUKAM ... 102 Gambar 32. Launching IKO-POLHUKAM ... 103

(9)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

viii DAFTAR TABEL

Tabel 1. Adopsi dan Adaptasi Hasil Studi Lapangan ... 4

Tabel 2. Target dan Realisasi Nilai RB Kemenko Polhukam ... 17

Tabel 3. Parameter Analisis APKL ... 19

Tabel 4. Analisis Isu Utama Menggunakan APKL ... 20

Tabel 5. Analisis Isu Utama Menggunakan USG ... 24

Tabel 6. Nilai SAKIP Kemenko Polhukam Tahun 2015 - 2021 ... 25

Tabel 7. Analisis Penyebab Masalah Menggunakan USG ... 27

Tabel 8. Analisis Akar Penyebab Masalah Menggunakan USG ... 28

Tabel 9. Analisis Alternatif Solusi Menggunakan Tapisan Mc Namara ... 31

Tabel 10. Milestone Jangka Pendek ... 41

Tabel 11. Milestone Jangka Menengah ... 47

Tabel 12. Milestone Jangka Panjang ... 48

Tabel 13. Strategi Komunikasi dengan Stakeholder ... 51

Tabel 14. Manajemen Risiko... 56

Tabel 15. Manajemen Pengendalian Mutu ... 64

Tabel 16. Time Schedule Penyusunan IKO-Polhukam ... 71

Tabel 17. Daftar Jejaring dan Kolaborasi Eksternal Kemenko Polhukam ... 78

Tabel 18. Operasionalisasi Teori Joined-Up Government dalam Konstruksi IKO-POLHUKAM ... 84

Tabel 19. Operasionalisasi Teori GRC dalam Konstruksi IKO-POLHUKAM 86 Tabel 20. Konstruk IKO-POLHUKAM ... 86

Tabel 21. Indikator Internal IKO-POLHUKAM ... 88

Tabel 22. Indikator Eksternal IKO-POLHUKAM ... 89

Tabel 23. Acuan Penilaian IKO-POLHUKAM ... 93

Tabel 24. Skor IKO-POLHUKAM Level Dimensi Internal ... 108

Tabel 25. Skor IKO-POLHUKAM Level Sub Dimensi Internal ... 109

Tabel 26. Skor IKO Polhukam Level Sub Dimensi Eksternal ... 110

(10)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Visi untuk menciptakan Indonesia yang maju, bermartabat, berdaya saing, dan sejajar dengan negara-negara maju di dunia memerlukan kesiapan yang matang dari pemerintah. Salah satu hal yang perlu dipastikan adalah terwujudnya kinerja kementerian yang kapabel dan berdaya saing yang dapat menggerakkan roda pemerintahan serta menjalankan program- program pemerintah secara efektif, efisien, dan akuntabel sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

Program pemerintah saat ini menekankan pentingnya menciptakan kinerja yang berorientasi hasil, tidak semata berorientasi pada prosedur, proses, dan rutinitas yang monoton. Kinerja harus tercermin melalui kegiatan yang berorientasi pada manfaat nyata bagi masyarakat dan bukan sekedar menjamin program terlaksana.

Indonesia merupakan satu-satunya negara yang memiliki Kementerian Koordinator dalam susunan kabinetnya. Kementerian koordinator berperan dalam mengoordinasikan kebijakan antar kementerian untuk menghilangkan program kebijakan yang duplikatif baik dalam aspek peraturan maupun implementasi. Koordinasi adalah elemen penting untuk menangani isu-isu lintas sektoral. Dinamika permasalahan global maupun lokal yang semakin kompleks membutuhkan respon yang cepat dan terpadu dan saling keterhubungan dalam penyelesaiannya.

B. Area dan Fokus

Aksi perubahan ini akan dilaksanakan dalam ruang lingkup tugas penulis selaku Analis Anggaran Ahli Madya merangkap Koordinator Perencanaan sekaligus menjadi Koordinator Penguatan Area Akuntabilitas dalam Tim Reformasi Birokrasi Kemenko Polhukam.

(11)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

2 Fokus utama aksi perubahan ini adalah menyusun Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM) sebagai perbaikan atas indikator kinerja utama Kemenko Polhukam.

C. Tujuan Aksi Perubahan

Adapun tujuan aksi perubahan yang akan dicapai dibagi atas tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang sebagai berikut:

1. Jangka Pendek (2 bulan)

Tujuan jangka pendek adalah tersusunnya Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM).

2. Jangka Menengah (2 bulan sampai dengan 1 tahun)

Tujuan jangka menengah dari aksi perubahan ini adalah merevisi Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemenko Polhukam yang semula menggunakan Indikator Pembangunan Nasional yang dikawal oleh K/L teknis di bawah koordinasi Kemenko Polhukam, menjadi Indeks Koordinasi bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

3. Jangka Panjang (lebih dari 1 tahun)

Tujuan jangka panjang aksi perubahan ini adalah membangun Sistem Informasi Kinerja Terintegrasi dengan menggunakan IKO-Polhukam sebagai basis rujukan dan indikatornya.

D. Manfaat Aksi Perubahan

Manfaat penyusunan IKO-POLHUKAM antara lain:

1. Menjadi alat ukur berbasis kajian (research evidence base) dalam menilai kinerja koordinasi Kemenko Polhukam di bidang politik, hukum, dan keamanan;

2. Menggambarkan capaian tugas pokok dan fungsi Kemenko Polhukam dalam melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, pengendalian, dan penugasan presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan secara terukur dan ilmiah;

(12)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

3 3. Sebagai bentuk pertanggungjawaban publik secara terbuka atas proses pelaksanaan tugas dan fungsi, kebijakan, program, dan kegiatan serta capaian kinerja Kemenko Polhukam kepada masyarakat secara luas;

4. Menjadi panduan (guidance) bagi Kemenko Polhukam dalam melakukan strategi dan upaya untuk meningkatkan performance dalam pelaksanaan tugas koordinasi; dan

5. Menjadi acuan dalam penyusunan strategi dan tindak lanjut peningkatan kinerja institusional secara internal, serta meningkatkan kinerja, sinergitas, dan efektivitas koordinasi secara eksternal sebagai kondisi yang diperlukan (necessary condition) Kemenko Polhukam.

E. Adopsi dan Adaptasi Hasil Studi Lapangan

Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang (Polbangtan Yoma) dan Balai Besar POM Yogyakarta memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan Kemenko Polhukam. Best Practice tersebut dapat diadopsi dan di implementasikan di Kemenko Polhukam dalam rangka peningkatan kinerja organisasi Kemenko Polhukam. Beberapa adopsi dan adaptasi disajikan dalam tabel berikut:

(13)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

4 Tabel 1. Adopsi dan Adaptasi Hasil Studi Lapangan

No. Keterangan Kondisi Saat Ini Kondisi Lokus Lesson Learn Adopsi Adaptasi 1. Kepemimpinan

Transformasional pada Balai Besar POM Yogyakarta

Budaya

kepemimpinan militer sangat kental di Kemenko

Polhukam sehingga membatasi ruang untuk kreativitas dan tumbuhnya inovasi.

Pemimpin sangat berperan dalam memberikan ruang kepada bawahannya untuk

mengembangkan kreativitas dan inovasi.

Inovasi akan tumbuh dan berkembang saat diberi

kesempatan dan peluang.

Memberikan ruang untuk tumbuhnya kreativitas dari para pegawai di Kemenko

Polhukam.

Mengadakan sharing session dengan para staf, para

koordinator, dan para kabag program secara rutin melalui kegiatan “Monday Morning” untuk menggali masukan dan saran dari para staf dan mitra kerja terkait perbaikan kinerja

organisasi Kemenko Polhukam.

2. Komunikasi Efektif pada Balai Besar POM Yogyakarta dan Polbangtan Yoma

Brand Kemenko Polhukam dirasa belum terlalu kuat di tengah masyarakat.

Sering kali

masyarakat tidak dapat membedakan antara Kemenko Polhukam dengan Kemenkumham.

Salah satu strategi

komunikasi pada Balai Besar POM Yogyakarta dan Polbangtan Yoma.

Carilah Brand yang mudah diingat, unik, dan menggambarkan kekhasan atau jati diri

organisasi.

Membangun brand yang sesuai dengan karakteristik organisasi.

Membangun brand yang sesuai dengan karakteristik Kemenko Polhukam selaku Kementerian Koordinator.

IKO-POLHUKAM merupakan sebuah brand yang akan

dibangun untuk menggambarkan sebuah indeks yang mengukur kinerja koordinasi. Indeks ini

(14)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

5 No. Keterangan Kondisi Saat Ini Kondisi Lokus Lesson Learn Adopsi Adaptasi

Masyarakat juga belum memahami bahwa Kemenko Polhukam adalah Kementerian Koordinator yang berbeda kinerjanya dengan kementerian teknis.

nantinya akan menjadi IKU Kemenko Polhukam.

(15)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

6 No. Keterangan Kondisi Saat Ini Kondisi Lokus Lesson Learn Adopsi Adaptasi

3. Jejaring Kerja pada Polbangtan Yoma

Kemenko Polhukam selaku Kementerian Koordinator

bertugas

mengoordinasikan 9 (sembilan)

Kementerian Teknis dan Lembaga lain yang dianggap perlu Kesembilan

kementerian teknis ini merupakan mitra koordinasi utama Kemenko Polhukam

Polbangtan Yoma sangat aktif

menjalin jejaring kerja dalam rangka

menyukseskan berbagai program kerja dan inovasi yang ada di Polbangtan Yoma sebagai strategi alternatif dalam keterbatasan anggaran dan sumber daya

Jejaring kerja sangat perlu dibangun dan dimaintain

Membangun dan memaintain jejaring kerja

Penyusunan IKO-Polhukam akan sangat erat kaitannya dengan peran K/L teknis selaku mitra koordinasi Kemenko Polhukam.

Oleh karena itu, sangat perlu dibangun jejaring kerja yang baik dengan K/L teknis mitra

koordinasi Kemenko Polhukam

(16)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

7 No. Keterangan Kondisi Saat Ini Kondisi Lokus Lesson Learn Adopsi Adaptasi

4. Manajemen Kinerja pada Polbangtan Yoma

Masalah mendasar dalam manajemen kinerja di Kemenko Polhukam ada pada tahap awal dalam siklus manajemen kinerja yaitu pendefinisian

akuntabilitas kinerja khususnya

perumusan indikator kinerja utama.

Polbangtan Yoma dengan kondisi organisasi yang unik dengan penggabungan beberapa unit teknis dalam satu manajemen kinerja, masih mampu

mempertahankan akuntabilitas kinerja yang baik dengan berbagai capaian di tengah keterbatasan sumber daya dan anggaran.

Pendefinisian kinerja yang jelas sangat penting sebagai dasar perumusan strategi

pencapaian dan peningkatan kinerja organisasi.

Membangun dan

memperjelas definisi kinerja organisasi.

IKO-Polhukam akan sangat penting perannya sebagai awal dalam mendefinisikan kinerja Kemenko Polhukam selaku Kementerian Koordinator.

(17)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

8 BAB II PROFIL KINERJA PELAYANAN

A. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan.

Tugas Kementerian Koordinator, Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dilaksanakan untuk memberikan dukungan, pelaksanaan inisiatif, dan pengendalian kebijakan berdasarkan agenda pembangunan nasional dan penugasan Presiden.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu bidang politik, hukum, dan keamanan;

b. Pengendalian pelaksanaan kebijakan kementerian/Lembaga terkait dengan isu bidang politik, hukum, dan keamanan;

c. Pengelolaan dan penanganan isu yang terkait dengan bidang politik, hukum, dan keamanan;

d. Pengawalan program prioritas nasional dan kebijakan lain yang telah diputuskan oleh Presiden dalam Sidang Kabinet;

e. Penyelesaian isu di bidang politik, hukum, dan keamanan yang tidak dapat diselesaikan atau disepakati antar kementerian/lembaga dan memastikan terlaksananya keputusan dimaksud;

f. Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;

g. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;

(18)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

9 h. Pengawasan atas pelaksanaan fungsi di lingkungan Kementerian

Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; dan i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden.

Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, Keamanan mengoordinasikan:

a. Kementerian Dalam Negeri;

b. Kementerian Luar Negeri;

c. Kementerian Pertahanan;

d. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

e. Kementerian Komunikasi dan Informatika;

f. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;

g. Kejaksaan Agung;

h. Tentara Nasional Indonesia;

i. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan j. Instansi lain yang dianggap perlu.

Adapun struktur organisasi Kemenko Polhukam adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur Organisasi Kemenko Polhukam

Visi Kemenko Polhukam 2020-2024 adalah: “Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang andal, profesional, inovatif, dan

(19)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

10 berintegritas dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan kebijakan untuk mewujudkan “Indonesia Maju yang berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”.

Rumusan misi Kemenko Polhukam yaitu:

a. Menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian dalam Menyusun rekomendasi kebijakan yang cepat, akurat, dan responsif;

b. Menyelenggarakan pelayanan yang efektif dan efisien di bidang pengawasan, administrasi umum, informasi, dan hubungan kelembagaan; dan

c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan prasarana Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dibentuk untuk mewujudkan terciptanya stabilitas bidang politik, hukum, pertahanan, dan keamanan serta transformasi pelayanan publik. Sasaran strategis Kemenko Polhukam adalah penanganan permasalahan bidang politik, hukum, dan keamanan dalam memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.

Indikator kinerja utama atas sasaran strategis tersebut adalah persentase capaian target pembangunan bidang politik, hukum, dan keamanan serta pelayanan publik pada kementerian/lembaga di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan sesuai dengan dokumen perencanaan nasional. Beberapa indikator yang digunakan untuk mencerminkan hal tersebut antara lain:

1. Indeks Demokrasi Indonesia (IDI)

Capaian Kinerja Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) adalah asessment terhadap kondisi demokrasi di setiap provinsi di Indonesia. Unit analisis IDI adalah provinsi. Capaian IDI Nasional merupakan agregasi dari capaian provinsi. Selain capaian nasional, IDI menghasilkan nilai indeks untuk setiap provinsi, setiap aspek, setiap variabel, dan setiap indikator.

Secara keseluruhan hasil IDI merupakan suatu sketsa tentang kondisi demokrasi di Indonesia yang cukup komprehensif. Aspek-aspek

(20)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

11 demokrasi yang diukur dalam IDI adalah kebebasan sipil (dengan 4 variabel dan 10 indikator di dalamnya), Lembaga demokrasi (dengan 5 variabel dan 11 indikator. Hasil IDI disajikan dalam bentuk angka dengan rentang 0-100. Angka ini dibagi dalam kategori kualitas capaian sebagai berikut: 60 < Buruk; 60-80 Sedang; > 80 Baik.

2. Indeks Citra Indonesia di Mata Dunia Internasional

Citra Indonesia di mata dunia internasional adalah persepsi yang dipercaya/diyakini stakeholder eksternal terhadap Indonesia yang didasarkan kepada pola perilaku yang ditunjukkan Indonesia dalam pergaulan Internasional. Pola perilaku tersebut terbangun berdasarkan power yang dimiliki baik yang bersifat hard maupun soft. Citra dalam hal ini dapat bersifat positif atau negatif.

3. Indeks Pembangunan Hukum (IPH)

Indeks Pembangunan Hukum merupakan salah satu saran pelaksanaan pembangunan hukum sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pada setiap aspek pembangunan hukum yang perlu dioptimalkan dan sebagai bentuk usaha perbaikan sistem hukum sehingga mampu mengukur sejauh mana upaya penataan sistem hukum dan kesadaran hukum di Indonesia, serta mengukur intervensi program dan kegiatan/capaian kebijakan Pemerintah pada kementerian/Lembaga yang menangani hukum. Indeks Pembangunan Hukum juga merupakan parameter untuk mengukur kesadaran hukum masyarakat berdasarkan fakta hukum saat ini.

4. Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK)

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) adalah metode pengukuran tingkat permisifitas masyarakat terhadap perilaku anti korupsi melalui survei perilaku anti korupsi yang dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2012.

5. Terpenuhinya Kekuatan Pokok Minimum Essential Force (MEF)

Kekuatan Pokok Minimum TNI (Minimum Essential Force/MEF) adalah suatu standar kekuatan pokok dan minimum yang merupakan bagian dari postur TNI secara utuh dan mutlak untuk disiapkan sebagai

(21)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

12 prasyarat utama serta mendasar bagi terlaksananya tugas pokok dan fungsi Tentara Nasional Indonesia (TNI) secara efektif dalam menghadapi ancaman aktual serta tercapainya efek tangkal yang tinggi.

6. Tingkat Kriminalitas

Tingkat kriminalitas merupakan indikator yang dapat merepresentasikan tingkat keamanan di Indonesia yang diukur melalui kuantitas kelompok atau komunitas yang melakukan pelanggaran hukum atau pelanggaran pidana sehingga mempengaruhi keseimbangan masyarakat.

7. Skor Global Cyber Secority Index (GCI)

Global Cyber Secority Index (GCI) adalah indeks yang mengukur komitmen negara anggota International Telecommunication Union (ITU) terhadap peningkatan kesadaran cybersecurity. CGI membahas seputar Global Cybersecurity Agenda dari ITU dengan 5 (lima) pilar yaitu:

a. Legal (hukum) b. Technical (teknis)

c. Organizational (organisasi)

d. Capacity Building (pengembangan kapasitas), dan e. Cooperation (kerja sama)

8. Indeks Pemerintah dengan Nilai Reformasi Birokrasi Baik Ke atas

Reformasi Birokrasi merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business process), dan sumber daya manusia aparatur.

Berikut Indikator Kinerja Utama Kemenko Polhukam beserta target capaiannya:

(22)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

13 Gambar 2. Indikator Kinerja Utama Kemenko Polhukam

B. Kinerja Organisasi Sekarang

Hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja pada Kemenko Polhukam Tahun 2021 menunjukkan bahwa penyusunan dan penjabaran kinerja pada Kemenko Polhukam belum sepenuhnya memenuhi hubungan kausalitas dan prinsip logis, serta belum menggambarkan pemecahan masalah untuk kondisi yang ada. Selain itu, penjabaran kinerja masih terfokus pada urusan dan struktur organisasi sehingga belum memperlihatkan hubungan lintas fungsi antar unit kerja.

Berdasarkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kemenko Polhukam Tahun 2021, diketahui bahwa terdapat dua Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemenko Polhukam yang mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya yaitu nilai Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) dengan capaian tahun 2019 sebesar 74,92 turun menjadi 73,66 pada tahun 2020. Selain itu capaian Minimum Essential Force (MEF) juga mengalami penurunan. Pada tahun 2019 capaian MEF sebesar 63,19%

sedangkan pada tahun 2020 capaian MEF sebesar 62,31%.

(23)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

14 Jika dibandingkan dengan capaian output program Kemenko Polhukam pada tahun yang sama, capaian output Kemenko Polhukam mencapai nilai 100%. Hal ini dapat dijadikan sebagai indikasi bahwa capaian output program Kemenko Polhukam tidak ter gambarkan secara terukur dampaknya terhadap pencapaian target-target pembangunan di bidang Polhukam.

Saat ini, belum terdapat ukuran yang dapat menggambarkan capaian kinerja pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian di bidang politik, hukum, dan keamanan. Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemenko Polhukam menggunakan indikator pembangunan nasional yang dikawal oleh kementerian teknis di bawah koordinasi Kemenko Polhukam dengan rincian sebagai berikut:

a. Bidang politik dalam negeri, IKU yang digunakan adalah capaian Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) yang secara langsung dikawal oleh Kementerian Dalam Negeri;

b. Bidang politik luar negeri, IKU yang digunakan adalah capaian Indeks Citra Indonesia di Mata Dunia Internasional yang secara langsung dikawal oleh Kementerian Luar Negeri;

c. Bidang hukum, IKU yang digunakan adalah capaian Indeks Pembangunan Hukum (IPH) yang secara langsung dikawal oleh Kementerian Hukum dan Ham serta Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) yang secara langsung dikawal oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK);

d. Bidang pertahanan, IKU yang digunakan adalah capaian Minimum Essential Force (MEF) yang secara langsung dikawal oleh Kementerian Pertahanan;

e. Bidang keamanan, IKU yang digunakan adalah tingkat kriminalitas yang secara langsung dikawal oleh Kepolisian Republik Indonesia;

f. Bidang telekomunikasi, IKU yang digunakan adalah skor Global Cybersecurity Index (GCI) yang secara langsung dikawal oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN); dan

(24)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

15 g. Bidang tata kelola pemerintahan, IKU yang digunakan adalah Instansi Pemerintah dengan Indeks RB Baik ke atas yang secara langsung dikawal oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Kemenko Polhukam selaku Kementerian Koordinator berperan dalam melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan untuk memberikan dukungan, pelaksanaan inisiatif, dan pengendalian kebijakan berdasarkan agenda pembangunan nasional dan penugasan Presiden.

Jika mencermati uraian tugas Kemenko Polhukam di atas, maka dapat disimpulkan bahwa IKU yang digunakan saat ini belum sepenuhnya mencerminkan ukuran keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi utama Kemenko Polhukam selaku Kementerian Koordinator. IKU yang digunakan saat ini adalah ukuran pada level dampak (impact). Sejauh mana kinerja pelaksanaan tugas pokok Kemenko Polhukam dalam melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian terhadap K/L teknis berpengaruh terhadap tercapai atau tidaknya indikator pembangunan nasional di bidang Polhukam belum dapat dibuktikan secara terukur dan ilmiah.

Oleh karena itu, perlu dirumuskan sebuah ukuran yang mampu menilai keberhasilan pelaksanaan tugas Kemenko Polhukam dalam melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian sesuai dengan tugas pokok Kemenko Polhukam selaku Kementerian Koordinator.

C. Kinerja Organisasi yang Diharapkan

Kinerja organisasi yang diharapkan adalah meningkatnya akuntabilitas kinerja organisasi di Kemenko Polhukam yang diawali dengan adanya ukuran kinerja yang mampu menilai secara tepat capaian pelaksanaan tugas pokok Kemenko Polhukam dalam melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian dalam bentuk sebuah Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-Polhukam).

(25)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

16 Dengan adanya ukuran kinerja yang menggambarkan capaian pelaksanaan tugas pokok Kemenko Polhukam dalam melaksanakan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian, maka ukuran ini selanjutnya dapat dijabarkan secara berjenjang menjadi program kerja dan kegiatan di Kemenko Polhukam dengan mengedepankan prinsip logis dan menggambarkan hubungan kausalitas antara pelaksanaan tugas dengan pencapaian outcome dan impact. Dengan adanya keselarasan program kerja dan sasaran strategis organisasi maka dapat dipastikan seluruh anggaran digunakan secara efektif dan efisien dalam pencapaian kinerja. Selain itu dapat dilakukan evaluasi secara berkesinambungan dalam perbaikan manajemen kinerja di Kemenko Polhukam.

(26)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

17 BAB III ANALISIS MASALAH

A. Permasalahan yang Ada

Implementasi Reformasi Birokrasi di Kemenko Polhukam telah dimulai sejak tahun 2008. Dalam kurun waktu dua belas tahun implementasinya, Reformasi Birokrasi di Kemenko Polhukam belum mencapai hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penilaian Reformasi Birokrasi Kemenko Polhukam dari Kemenpan RB tidak mencapai target sebagaimana diamanatkan dalam rencana strategis Kemenko Polhukam.

Berikut data target dan realisasi nilai RB Kemenko Polhukam dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2021.

Tabel 2. Target dan Realisasi Nilai RB Kemenko Polhukam

Tahun Target Realisasi

2015 70 61,28

2016 71 67,77

2017 72 69,58

2018 75 71,78

2019 76 72,70

2020 77 75,60

2021 78 77,82

(27)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

18 Gambar 3. Target dan Realisasi Nilai RB Kemenko Polhukam

Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai RB Kemenko Polhukam belum mencapai target meskipun mengalami tren kenaikan dari tahun ke tahun.

Beberapa isu yang perlu diselesaikan untuk mengoptimalkan capaian target nilai RB di Kemenko Polhukam adalah sebagai berikut:

a. Manajemen pelaksanaan reformasi birokrasi di Kemenko Polhukam masih terfokus pada tingkat pusat, sehingga hasil dari perbaikan implementasi reformasi birokrasi belum merata dan menyeluruh;

b. Penguatan sistem manajemen SDM masih belum sepenuhnya optimal, antara lain belum dimanfaatkannya seluruh hasil pemetaan talenta sebagian dasar penempatan jabatan kritikal/suksesi dalam pengisian jabatan pimpinan tinggi;

c. Kualitas implementasi atas penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan penjabaran kinerja belum optimal sehingga belum mendorong pelaksanaan organisasi yang lebih efektif dan efisien dalam penggunaan anggaran dalam pencapaian kinerja;

d. Belum adanya evaluasi atas kesesuaian transformasi digital di bidang proses bisnis utama, administrasi, dan pelayanan publik dengan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target dan Realisasi Nilai RB Kemenko Polhukam

Target Realisasi

(28)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

19 arsitektur SPBE dan kebermanfaatan dari aplikasi-aplikasi yang dibangun;

e. Hasil pelaksanaan standar pelayanan publik belum sepenuhnya sesuai dengan harapan masyarakat.

Dari kelima isu terkait kurang optimalnya implementasi RB di Kemenko Polhukam, dilakukan analisis menggunakan alat analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak). Parameter APKL adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Parameter Analisis APKL

No. Indikator Keterangan

1. Aktual (A) Isu yang sering terjadi atau dalam proses kejadian sedang hangat dibicarakan.

2. Problematik (P) Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya.

3. Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak.

4. Layak (L) Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Berikut penetapan isu terkait belum optimalnya implementasi Reformasi Birokrasi di Kemenko Polhukam dengan metode APKL.

(29)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

20 Tabel 4. Analisis Isu Utama Menggunakan APKL

No. Identifikasi Isu Kriteria

Keterangan A P K L

1. Manajemen pelaksanaan reformasi birokrasi di Kemenko

Polhukam masih terfokus pada tingkat pusat.

√ √ √ √ Memenuhi syarat

Aktual = masalah ini terjadi pada saat evaluasi RB Kemenko Polhukam Tahun 2021

Problematik = Permasalahan cukup kompleks,

mengintegrasikan penerapan 8 area perubahan RB ke 8 unit eselon I

Kekhalayakan = meliputi seluruh unit eselon I di Kemenko Polhukam

Layak = Permasalahan layak diatasi karena mempengaruhi nilai RB Kemenko Polhukam

(30)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

21 No. Identifikasi Isu Kriteria

Keterangan A P K L

2. Penguatan sistem

manajemen SDM masih belum sepenuhnya optimal, antara lain belum

dimanfaatkannya seluruh hasil pemetaan talenta sebagian dasar penempatan jabatan

kritikal/suksesi dalam pengisian jabatan pimpinan tinggi.

√ - √ √ Tidak memenuhi syarat Aktual = masalah ini terjadi pada saat evaluasi RB Kemenko Polhukam Tahun 2021

Tidak Problematik = Masalah sudah dapat teratasi dengan arahan dari Sesmenko Polhukam

Kekhalayakan =

mempengaruhi pola karier seluruh pegawai di Kemenko Polhukam

Layak = Permasalahan layak diatasi karena mempengaruhi nilai RB Kemenko Polhukam 3. Kualitas

implementasi atas penerapan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan penjabaran kinerja belum optimal.

√ √ √ √ Memenuhi syarat

Aktual = masalah ini terjadi pada saat evaluasi RB Kemenko Polhukam Tahun 2021

Problematik = permasalahan cukup kompleks terkait

dengan penjabaran kinerja organisasi mulai dari level tertinggi organisasi sampai level terendah organisasi, dan memastikan penjabarannya logis dan menggambarkan hubungan sebab akibat dari setiap level

(31)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

22 No. Identifikasi Isu Kriteria

Keterangan A P K L

Kekhalayakan = meliputi seluruh unit kerja di Kemenko Polhukam

Layak = Permasalahan layak diatasi karena mempengaruhi nilai RB Kemenko Polhukam 4. Belum adanya

evaluasi atas kesesuaian transformasi digital di bidang proses bisnis utama,

administrasi, dan pelayanan publik dengan arsitektur SPBE dan

kebermanfaatan dari aplikasi- aplikasi yang dibangun.

√ √ √ √ Memenuhi syarat

Aktual = masalah ini terjadi pada saat evaluasi RB Kemenko Polhukam Tahun 2021

Problematik =

Permasalahan tata kelola IT di Kemenko Polhukam cukup kompleks karena belum pernah dilakukan penataan yang memadai terhadap berbagai aplikasi penunjang kinerja di Kemenko Polhukam Kekhalayakan = hampir seluruh unit kerja di Kemenko Polhukam memiliki dan

membangun aplikasi penunjang kinerja

Layak = Permasalahan layak diatasi karena mempengaruhi nilai RB Kemenko Polhukam 5. Hasil

pelaksanaan standar

pelayanan publik belum

√ √ √ √ Memenuhi syarat

Aktual = masalah ini terjadi pada saat evaluasi RB Kemenko Polhukam Tahun

(32)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

23 No. Identifikasi Isu Kriteria

Keterangan A P K L

sepenuhnya sesuai dengan harapan

masyarakat.

2021

Problematik =

Dimensi masalah cukup kompleks karena luasnya bidang pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Kemenko Polhukam meliputi dimensi politik, hukum, pertahanan, dan keamanan

Kekhalayakan = berkaitan dengan masyarakat luas Layak = Permasalahan layak diatasi karena mempengaruhi nilai RB Kemenko Polhukam

Dari kelima isu di atas, terdapat satu isu yang tidak memenuhi kriteria untuk diangkat sebagai isu yang memerlukan penyelesaian masalah yang kompleks yaitu isu terkait Penguatan sistem manajemen SDM masih belum sepenuhnya optimal, antara lain belum dimanfaatkannya seluruh hasil pemetaan talenta sebagian dasar penempatan jabatan kritikal/suksesi dalam pengisian jabatan pimpinan tinggi”. Kemenko Polhukam telah melaksanakan pemetaan talenta dan telah memiliki database dokumen talenta ASN.

Sesmenko Polhukam telah memberikan arahan agar dokumen dimaksud dapat digunakan sebagai dasar penempatan jabatan kritikal/suksesi dalam pengisian jabatan pimpinan tinggi. Oleh karena itu, isu ini dianggap tidak memenuhi kriteria problematik.

Selanjutnya masih terdapat empat isu utama yang perlu diselesaikan dalam rangka peningkatan capaian target implementasi reformasi birokrasi di Kemenko Polhukam.

(33)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

24 Penulis akan menggunakan analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG) untuk menganalisis isu yang paling prioritas. Analisis USG adalah salah satu metode scoring untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Pada tahap ini masing-masing masalah dinilai tingkat risiko dan dampaknya. Bila telah didapatkan jumlah skor maka dapat ditentukan masalah yang paling prioritas.

Analisis USG atas empat isu belum optimalnya implementasi reformasi birokrasi di Kemenko Polhukam adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Analisis Isu Utama Menggunakan USG

No. Isu Kriteria Total

Skor Peringkat U S G

1. Manajemen pelaksanaan reformasi birokrasi di Kemenko Polhukam masih terfokus pada tingkat pusat.

7 7 9 23 III

2. Kualitas implementasi atas penerapan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan penjabaran kinerja belum optimal.

9 9 9 27 I

3. Belum adanya evaluasi atas kesesuaian transformasi digital di bidang proses bisnis utama, administrasi, dan pelayanan publik

dengan arsitektur SPBE dan kebermanfaatan dari

aplikasi-aplikasi yang dibangun.

7 7 7 21 IV

(34)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

25

No. Isu Kriteria Total

Skor Peringkat U S G

4. Hasil pelaksanaan standar pelayanan publik belum sepenuhnya sesuai dengan harapan masyarakat.

8 8 9 25 II

(skala 1-10)

Hasil analisis USG menunjukkan bahwa masalah utama atas belum optimalnya implementasi Reformasi Birokrasi di Kemenko Polhukam adalah

Kualitas implementasi atas penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan penjabaran kinerja belum optimal, sehingga belum mendorong pelaksanaan organisasi yang lebih efektif dan efisien dalam penggunaan anggaran dalam pencapaian kinerja”. Hal ini dapat diperkuat dengan data dukung tren nilai evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kemenko Polhukam periode tahun 2015 s.d.

2021 sebagaimana tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 6. Nilai SAKIP Kemenko Polhukam Tahun 2015 - 2021 Tahun Target Realisasi

2015 70 67,02

2016 70,5 68,12

2017 71 69,04

2018 72 69,70

2019 73 69,74

2020 73 70,10

2021 74 71,05

(35)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

26 Gambar 4. Nilai SAKIP Kemenko Polhukam Tahun 2015 - 2021 B. Penyebab Masalah

Dari hasil analisis USG pada tahap sebelumnya, diketahui bahwa permasalahan utama belum optimalnya implementasi RB di Kemenko Polhukam adalah kualitas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan penjabaran kinerja di Kemenko Polhukam yang belum optimal.

Terdapat setidaknya empat penyebab belum optimalnya kualitas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan penjabaran kinerja di Kemenko Polhukam yaitu:

1. Penjabaran kinerja belum sepenuhnya memenuhi hubungan kausalitas dan prinsip logis, serta belum menggambarkan pemecahan masalah untuk kondisi yang ada;

2. Implementasi SAKIP masih bersifat administratif, belum didukung dengan kepemilikan kinerja oleh unit organisasi;

3. Laporan kinerja belum memuat analisis faktor pendorong maupun penghambat ketercapaian kinerja; dan

62 64 66 68 70 72 74 76

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Nilai SAKIP Kemenko Polhukam Tahun 2015 - 2021

Target Realisasi

(36)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

27 4. Refocusing program belum sampai pada level penghapusan program dan kegiatan yang dinilai tidak memiliki kontribusi signifikan terhadap pencapaian kinerja organisasi.

Selanjutnya akan dilakukan analisis USG untuk mendapatkan penyebab dominan belum optimalnya kualitas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan penjabaran kinerja di Kemenko Polhukam.

Tabel 7. Analisis Penyebab Masalah Menggunakan USG

No. Isu Kriteria Total

Skor Peringkat U S G

1. Penjabaran kinerja belum sepenuhnya memenuhi

hubungan kausalitas dan prinsip logis, serta belum

menggambarkan pemecahan masalah untuk kondisi yang ada.

9 9 9 27 I

2. Implementasi SAKIP masih bersifat administratif, belum didukung dengan kepemilikan kinerja oleh unit organisasi.

8 9 7 24 III

3. Laporan kinerja belum memuat analisis faktor pendorong maupun penghambat ketercapaian kinerja.

7 9 9 25 II

4. Refocusing program belum sampai pada level penghapusan program dan kegiatan yang dinilai tidak memiliki kontribusi signifikan terhadap pencapaian kinerja organisasi.

8 7 7 22 IV

(37)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

28 (skala 1-10)

Setelah dilakukan analisis USG, diketahui bahwa penyebab dominan belum optimalnya kualitas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan penjabaran kinerja di Kemenko Polhukam adalah penjabaran kinerja belum sepenuhnya memenuhi hubungan kausalitas dan prinsip logis, serta belum menggambarkan pemecahan masalah untuk kondisi yang ada.

C. Akar Penyebab Masalah

Selanjutnya akan dijabarkan akar masalah spesifik penyebab penjabaran kinerja belum sepenuhnya memenuhi hubungan kausalitas dan prinsip logis, serta belum menggambarkan pemecahan masalah untuk kondisi yang ada. Setidaknya terdapat empat akar masalah spesifik yaitu:

1. Belum adanya struktur organisasi yang menangani pengelolaan kinerja di Kemenko Polhukam;

2. Rumusan Indikator Kinerja Utama Kemenko Polhukam kurang tepat;

3. Penilaian kinerja internal hanya berorientasi pada output; dan 4. Tidak adanya SOP/Pedoman pencapaian kinerja.

Selanjutnya keempat akar masalah spesifik akan dianalisis kembali menggunakan analisis USG untuk mengetahui masalah spesifik yang paling dominan menyebabkan masalah penjabaran kinerja belum sepenuhnya memenuhi hubungan kausalitas dan prinsip logis, serta belum menggambarkan pemecahan masalah untuk kondisi yang ada. Analisis USG disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 8. Analisis Akar Penyebab Masalah Menggunakan USG

No. Isu Kriteria Total

Skor Peringkat U S G

1. Belum adanya struktur organisasi yang menangani pengelolaan kinerja di

8 8 8 24 II

(38)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

29

No. Isu Kriteria Total

Skor Peringkat U S G

Kemenko Polhukam.

2. Rumusan Indikator Kinerja Utama Kemenko Polhukam kurang tepat.

9 9 9 27 I

3. Penilaian kinerja internal hanya berorientasi pada output.

7 7 9 23 III

4. Tidak adanya

SOP/Pedoman pencapaian kinerja.

8 7 7 22 IV

(skala 1-10)

Dari analisis USG di atas diperoleh hasil bahwa akar masalah spesifik yang paling dominan menyebabkan penjabaran kinerja belum sepenuhnya memenuhi hubungan kausalitas dan prinsip logis, serta belum menggambarkan pemecahan masalah untuk kondisi yang ada adalah rumusan indikator kinerja utama Kemenko Polhukam kurang tepat.

Secara umum, analisis masalah dapat digambarkan dalam pohon masalah berikut ini:

(39)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

30 Gambar 5. Pohon Masalah

MASALAH UTAMA Implementasi reformasi birokrasi di Kemenko Polhukam belum optimal

Kualitas implementasi atas penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan penjabaran kinerja di Kemenko Polhukam belum optimal

Penjabaran kinerja belum

sepenuhnya memenuhi

hubungan kausalitas dan prinsip logis, serta

belum menggambarkan

pemecahan masalah untuk kondisi yang ada.

Belum ada struktur organisasi yang

menangani pengelolaan

kinerja

Rumusan Indikator Kinerja Utama Kemenko Polhukam kurang

tepat Implementasi SAKIP masih

bersifat administratif, belum didukung

dengan kepemilikan kinerja oleh unit

organisasi

AKIBAT

Laporan kinerja belum memuat analisis faktor

pendorong maupun penghambat ketercapaian

kinerja

Refocusing program belum sampai pada level

penghapusan program dan kegiatan yang

dinilai tidak memiliki kontribusi

signifikan terhadap pencapaian kinerja organisasi

SEBAB

Penilaian kinerja internal hanya berorientasi pada

output

Tidak adanya SOP/Pedoman

pencapaian kinerja

MASALAH SPESIFIK

Dokumen cascading kinerja belum terjabar

secara tajam

Belum adanya indeks koordinasi bidang politik, hukum, dan

keamanan

Belum adanya pedoman akuntabilitas kinerja

AKAR MASALAH

(40)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

31 D. Alternatif Solusi Mengatasi Masalah

Dari hasil pemetaan masalah sebagaimana tersaji dalam pohon masalah di atas, diperoleh hasil bahwa masalah spesifik yang dominan menyebabkan terjadinya masalah pokok adalah rumusan indikator kinerja utama Kemenko Polhukam kurang tepat. Setidaknya terdapat tiga akar masalah yang menyebabkan rumusan indikator kinerja utama Kemenko Polhukam kurang tepat yaitu:

1. Dokumen cascading kinerja belum dirumuskan secara tajam;

2. Belum adanya indeks koordinasi bidang politik, hukum, dan keamanan;

dan

3. Belum adanya pedoman akuntabilitas kinerja.

Berdasarkan akar masalah di atas, maka dirumuskan beberapa alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Adapun beberapa alternatif solusi yang dapat dilaksanakan untuk merumuskan indikator kinerja utama Kemenko Polhukam secara tepat adalah sebagai berikut:

1. Mempertajam dokumen cascading kinerja;

2. Menyusun indeks koordinasi bidang politik, hukum, dan keamanan; dan 3. Membuat pedoman akuntabilitas kinerja.

Ketiga alternatif solusi tersebut akan dianalisis menggunakan tapisan Mc Namara.

Tabel 9. Analisis Alternatif Solusi Menggunakan Tapisan Mc Namara Alternatif Kontribusi Biaya Kelayakan Total Keterangan Mempertajam

dokumen cascading kinerja.

5 7 7 19 Kontribusi =

Penajaman dokumen

cascading kinerja tidak dapat memberikan

kontribusi signifikan

(41)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

32 Alternatif Kontribusi Biaya Kelayakan Total Keterangan

terhadap perbaikan rumusan IKU Kemenko

Polhukam, hanya mempertajam jabaran IKU yang sudah ada dari level organisasi tertinggi sampai level individu

Biaya = biaya yang dibutuhkan cukup murah, hanya biaya rapat dan

penggandaan dokumen

Kelayakan = penajaman dokumen

cascading layak dilakukan karena dapat

meningkatkan akuntabilitas kinerja

Menyusun Indeks

9 5 9 23 Kontribusi =

Penyusunan Indeks

(42)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

33 Alternatif Kontribusi Biaya Kelayakan Total Keterangan Koordinasi

Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan akan memberikan kontribusi yang sangat besar

terhadap perbaikan indikator kinerja utama Kemenko Polhukam

Biaya = Biaya yang dibutuhkan lebih besar dibandingkan dengan alternatif 1 karena lebih

banyaknya tahapan kegiatan dan

pelibatan

stakeholder yang lebih luas

Kelayakan =

Penyusunan indeks koordinasi bidang Polhukam sangat layak dilaksanakan, akan memperbaiki ukuran kinerja

(43)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

34 Alternatif Kontribusi Biaya Kelayakan Total Keterangan

Kementerian Koordinator dan dapat dijadikan rujukan bagi

Kemenko yang lain di Indonesia

Membuat pedoman akuntabilitas kinerja

7 5 8 20 Kontribusi =

Pembuatan pedoman

akuntabilitas kinerja dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan akuntabilitas di Kemenko

Polhukam, namun tidak dapat secara langsung

memperbaiki rumusan indikator kinerja utama Kemenko Polhukam

Biaya = Perkiraan biaya yang

dibutuhkan akan setara dengan

(44)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

35 Alternatif Kontribusi Biaya Kelayakan Total Keterangan

biaya penyusunan indeks karena tahapan kegiatan dan lingkup stakeholder yang terlibat cenderung sama

Kelayakan = Pembuatan pedoman

akuntabilitas layak dilakukan karena dapat

meningkatkan akuntabilitas kinerja, namun tidak dapat secara langsung

memperbaiki indikator kinerja utama Kemenko Polhukam

(skala 1-10)

E. Solusi Mengatasi Masalah

Setelah melakukan analisis terhadap tiga alternatif solusi dengan menggunakan metode tapisan Mc Namara maka diperoleh solusi untuk mengatasi permasalahan yaitu penyusunan indeks koordinasi bidang

(45)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

36 politik, hukum, dan keamanan. Pemilihan alternatif solusi ini karena penyusunan indeks koordinasi bidang dinilai memiliki kontribusi besar terhadap perbaikan indikator kinerja utama Kemenko Polhukam. Selain itu, alternatif ini sangat layak untuk dilaksanakan karena akan meningkatkan akuntabilitas kinerja di Kemenko Polhukam.

(46)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

37 BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

A. Terobosan / Inovasi

Indeks koordinasi bidang politik, hukum, dan keamanan (selanjutnya akan disingkat IKO-POLHUKAM) merupakan sebuah indeks yang disusun untuk mengukur efektivitas pelaksanaan tugas pokok Kemenko Polhukam yaitu koordinasi, sinkronisasi, pengendalian, dan penugasan presiden.

IKO-POLHUKAM disusun berdasarkan kerangka teoritis di bidang tata kelola negara dengan mendefinisikan konsep koordinasi dan menjabarkannya menjadi variabel, sub variabel dan indikator. IKO- POLHUKAM juga disusun berdasarkan telaah literatur dan masukan para pakar terkait dengan tugas pokok dan fungsi serta proses bisnis Kemenko Polhukam. Para [akar terdiri dari para deputi di Kemenko Polhukam serta akademisi di bidang administrasi negara dan tata kelola pemerintahan. Jadi kerangka konseptual IKO-POLHUKAM menggabungkan antara normative theories dan empirical theories.

Secara umum, rancangan desain IKO-POLHUKAM dapat dijelaskan dengan gambar berikut:

Sumber: Tim Penyusun, 2022

Gambar 6. Desain Kerangka Teoritis IKO-POLHUKAM

(47)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

38 Perhitungan IKO-POLHUKAM didasarkan pada data faktual (evidence based) atas pelaksanaan tugas dan fungsi (tusi) Kemenko Polhukam dalam melaksanakan koordinasi terhadap kementerian teknis. Responden terdiri dari perwakilan dari setiap Kedeputian dan perwakilan dari kementerian teknis. Penilaian bersifat dua arah, Kemenko Polhukam memberikan nilai terhadap koordinasi yang dilaksanakannya juga terhadap respons dari kementerian teknis yang dikoordinasikan. Sebaliknya kementerian teknis ikut memberikan penilaian atas pelaksanaan koordinasi oleh Kemenko Polhukam.

Skor IKO-POLHUKAM diperoleh dari total skor dimensi koordinasi, sinkronisasi, pengendalian, penugasan presiden, serta memperhitungkan ketercapaian outcome sebagai faktor penyeimbang.

(48)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

39 Gambar 7. Metode Perhitungan IKO-POLHUKAM

(49)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

40 B. Tahapan Kegiatan / Milestone

Milestone pada aksi perubahan ini dibedakan antara jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Milestone jangka pendek dengan alokasi waktu dua bulan (2 bulan) adalah sebagai berikut:

(50)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

41 Tabel 10. Milestone Jangka Pendek

No. Tahapan Rincian Kegiatan Minggu Ke

Pelaksana Output 1 2 3 4 5 6 7 8

1. Persiapan Pelaksanaan Aksi Perubahan

Konsultasi kepada

mentor Project Leader Arahan Mentor

Membentuk Tim Efektif

Project Leader SK Tim Efektif

Rapat Dengan Tim Teknis

Project Leader Masukan teknis dan substansi 2. FGD dengan Kedeputian

untuk menghimpun masukan terkait pelaksanaan tusi dan proses bisnis

Rapat Pendahuluan dengan para Kabag Program Deputi 1-7

Project Leader Notulen rapat pendahuluan rencana penyusunan IKO-

POLHUKAM FGD dengan Para

Deputi, Asep, dan Sesdep

Project Leader dan Tim

Substansi

Gambaran pelaksanaan tusi dan proses

(51)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

42 bisnis

Kedeputian 3. Penyusunan Rancangan

Indeks, Teori, Variabel, dan Indikator

Studi Literatur Teori Koordinasi

Project Leader dan Tim

Substansi

Dokumen hasil studi literatur

Penyusunan konstruk, variabel, dimensi, indikator

Project Leader dan Tim

Substansi

Dokumen konstruk, variabel, dimensi, indikator Penyusunan

metodologi

Project Leader dan Tim

Substansi

Dokumen metodologi

Penyusunan rancangan indeks

Project Leader dan Tim

Substansi

Dokumen rancangan awal indeks

4. Pembobotan AHP dengan para pakar

Rapat pendahuluan dengan para kabag

Project Leader Notulen rapat dengan kabag

(52)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

43

program deputi 1-7 program

rencana pembobotan AHP

Rapat pendahuluan dengan perwakilan mitra dari KL Teknis

Project Leader Notulen rapat dengan K/L teknis rencana pembobotan AHP

FGD dengan para pakar

Project Leader dan Tim

Substansi

Hasil

pembobotan AHP

5. Penyusunan Kuesioner Verifikasi akhir instrumen dan hasil pembobotan AHP

Project Leader dan Tim

Substansi

Buku panduan

Penyusunan kuesioner

Project Leader dan Tim

Substansi

Kuesioner manual

(53)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

44 6. Pembuatan portal E-

KOPOLHUKAM

Analisis dan desain awal aplikasi E- KOPOLHUKAM

Project Leader dan Tim IT

Dokumen analisis dan desain awal E- KOPOLHUKAM Hosting aplikasi E-

KOPOLHUKAM pada server Kemenko Polhukam

Project Leader dan Tim IT

Aplikasi E- KOPOLHUKAM terhubung ke server

Integrasi aplikasi E- KOPOLHUKAM pada website

www.polkam.go.id

Project Leader dan Tim IT

Aplikasi E- KOPOLHUKAM terintegrasi pada website Kemenko Polhukam Pembuatan buku

panduan

Project Leader, Tim Substansi dan Tim IT

Buku panduan IKO-

POLHUKAM

(54)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

45 7. Uji coba pengukuran IKO-

POLHUKAM

Rapat persiapan pengukuran IKO- POLHUKAM dengan kabag program deputi 1-7

Project Leader Notulen rapat persiapan pengukuran IKO-Polhukam dengan kabag program Rapat persiapan

pengukuran IKO- POLHUKAM dengan K/L teknis

Project Leader Notulen rapat persiapan pengukuran IKO-Polhukam dengan K/L teknis 7.

8.

Uji coba pengukuran IKO- POLHUKAM

Pengolahan data dan penyusunan laporan

Pelaksanaan pengukuran IKO- POLHUKAM melalui portal e-survey

Project Leader, Tim Substansi dan Tim IT

Hasil

pengukuran IKO-

POLHUKAM Pengolahan data

survei IKO-

Project Leader, Tim

Skor IKO- POLHUKAM

(55)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

46

POLHUKAM Substansi dan

Tim IT

Penyusunan Laporan Project

Leader, Tim Substansi

Laporan IKO- POLHUKAM

9. Sosialisasi dan evaluasi hasil pengukuran indeks

FGD sosialisasi dan evaluasi hasil

pengukuran IKO- POLHUKAM

Project Leader Masukan dari para

stakeholder

(56)

Penyusunan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (IKO-POLHUKAM)

47 Milestone jangka pendek berakhir dengan output Laporan Indeks Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Tahap selanjutnya adalah milestone jangka menengah yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 6 (enam). Milestone jangka menengah dilaksanakan dengan target output revisi Indikator Kinerja Utama Kemenko Polhukam.

Tabel 11. Milestone Jangka Menengah

No. Tahapan Bulan Ke

Pelaksana Output 1 2 3 4 5 6

1. Penyusunan buku pedoman strategi peningkatan kinerja berdasarkan IKO- POLHUKAM

Project Leader dan Tim

Substansi

Buku pedoman IKO-

POLHUKAM

2. Sosialisasi ke Bappenas, Kemenpan RB, dan 3 Kemenko

Project Leader

Dokumentasi sosialisasi

3. Revisi IKU Kemenko Polhukam

Project Leader

Revisi IKU

4. Revisi Renstra Kemenko Polhukam

Project Leader

Revisi Renstra

Milestone jangka menengah berakhir dengan output revisi IKU dan Renstra Kemenko Polhukam. Tahapan selanjut

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Kemenko Polhukam
Tabel 3. Parameter Analisis APKL
Tabel 6. Nilai SAKIP Kemenko Polhukam Tahun 2015 - 2021  Tahun  Target  Realisasi
Tabel 7. Analisis Penyebab Masalah Menggunakan USG
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Berdasarkan analisa organisasi pada Kantor Pertanahan Kabupaten Konawe Selatan, diketahui bahwa ketersediaan data pertanahan yang masuk dalam sistem aplikasi KKP berupa

Hasil Akuntabilitas Kinerja yang dicapai dari capaian kinerja kegiatan sasaran melalui program kerja yang telah ditetapkan dalam Renstra Balai Besar Perbenihan dan

Tujuan utama dari rencana aksi perubahan adalah untuk memudahkan dan menyeragamkan Format Aplikasi laporan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) ASN dalam bentuk Aplikasi

Keluaran yang diharapkan dengan adanya aksi perubahan ini, secara umum yaitu hilirisasi hasil riset dapat menjadi media penyuluhan untuk peningkatan kapasitas

LAPORAN AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI “JAKET MIKA” JEJARING KOLABORASI HEBAT ADMINISTRASI PERKAWINAN UNTUK IMPLEMENTASI PENINGKATAN PERUBAHAN ELEMEN DATA PERKAWINAN PADA

Manajemen Perubahan mempengaruhi kinerja ASN pada Biro Hukum dapat dilihat dari adanya komunikasi yang baik antara pimpinan dan pegawai mengenai perubahan yang terjadi di organisasi

Aksi perubahan ini secara umum membahas penyelenggaraan kearsipan di lingkungan BPOM RI untuk mewujudkan penyelenggaraan organisasi yang efektif dan efisien, baik dan bersih, serta

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan I yang dilakukan di BBPP Lembang dengan fokus pengupasan kulit buah kopi menggunakan mesin pengupas buah kopi diharapkan dapat memudahkan pengupasan