• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "laporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA

Gambaran Umum Organisasi

  • Dasar Hukum Organisasi
  • Tugas Fungsi Organisasi
  • Susunan/ Struktur Organisasi dan Tata Kerja
  • Visi-Misi Kepala Organisasi
  • Tujuan Organisasi
  • Nilai-Nilai Budaya Organisasi

Menyiapkan media sosialisasi berupa materi siaran dan leaflet penggunaan pestisida sesuai prinsip sesuai jenisnya. Dalam melakukan kegiatan sosialisasi penggunaan pestisida yang tepat guna ini, saya selalu menunjukkan komitmen (loyalitas) yang tinggi terhadap pembangunan negara dengan selalu menyampaikan informasi secara transparan (akuntabilitas). Output dari tahap ini adalah peningkatan pengetahuan petani mengenai penggunaan pestisida sesuai prinsip jenis yang tepat.

Evaluasi kegiatan pendidikan penggunaan pestisida menurut prinsip tipe adil merupakan bentuk pelaksanaan tanggung jawab tugas tertentu. Tersedianya Lembar Penyusunan Saran (LPM) mengenai penggunaan pestisida sesuai prinsip jenis yang tepat sehingga penyuluhan dapat lebih terarah. Kelanjutan kegiatan sosialisasi penggunaan pestisida sesuai prinsip spesies yang sesuai pada kelompok petani lain di wilayah sasaran.

Judul : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani mengenai penggunaan pestisida sesuai prinsip jenis yang tepat di wilayah Desa Kemranggen Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo.

Gambar 1.2. Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian  Kabupaten Purworejo
Gambar 1.2. Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo

Tupoksi Jabatan Peserta

Role Model

Terkait implementasi nilai-nilai ASN, penulis mencontohkan Nurman Saifudin, S.Pt selaku Penyuluh Pertanian dan Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Bruno dengan satuan kerja di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Alasan penulis menjadikan beliau sebagai teladan dalam penerapan nilai-nilai ASN karena dalam menjalankan tugasnya selalu menerapkan nilai-nilai dasar ASN AKHLAK dan mendukung seluruh juniornya menjadi ASN cerdas. Beliau selalu menjadi teladan pengabdian dan pengabdian penuh dalam menjalankan tugas sehari-hari dan kepedulian terhadap sesama sehingga mampu membangun kerjasama yang sinergis.

Beliau dikenal di kalangan petani dan rekan-rekan penyuluh sebagai sosok yang berintegritas tinggi dan juga sosok yang jujur, bertanggung jawab, teliti, disiplin, berintegritas tinggi dan transparan. Beliau juga menerapkan nilai Kompeten dengan selalu mendorong dan mendukung masyarakat untuk terus maju. . mempelajari dan mengembangkan kemampuannya sendiri baik melalui pelatihan maupun bimbingan teknis (bimtek). Penerapan nilai-nilai Harmonis yang selalu beliau tunjukkan dalam menjalankan tugasnya adalah selalu peduli terhadap sesama, baik rekan kerja maupun masyarakat. Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kabupaten Bruno senantiasa menunjukkan pengabdian dan dedikasi penuh dalam menjalankan tugas sehari-hari dan kepedulian terhadap sesama, sehingga dapat membangun kerjasama yang sinergis dan sebagai wujud implementasi nilai kesetiaan kepada NKRI.

Selama aktualisasi ini beliau selalu memberikan nasehat, dukungan dan motivasi kepada penulis, serta membuka diskusi pada masa pelaksanaan aktualisasi nanti.Sebagai wujud sikap kooperatifnya beliau selaku koordinator di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Bruno selalu mengajak kami, rekan-rekannya untuk selalu saling bekerjasama dan proaktif dalam melaksanakan tugas kantor.

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Identifikasi Isu dan Deskripsi Isu

Dalam jangka panjang, penggunaan pupuk kimia secara terus menerus tanpa diimbangi dengan penggunaan pupuk organik akan membuat tanah mengeras dan tidak mampu menahan air dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman secara optimal. Penggunaan pupuk kimia sangat populer karena lebih praktis dan memberikan dampak yang lebih cepat terhadap tanaman dibandingkan dengan pupuk organik. Proses pembuatan yang lama dan jumlah bahan organik yang terbatas juga menjadi salah satu penyebab mengapa pupuk organik kalah populer dibandingkan pupuk kimia.

Penggunaan pupuk kimia oleh petani seringkali tidak memenuhi dosis anjuran setempat dan seringkali berlebihan. Sebagian besar lahan pertanian telah diubah menjadi bangunan perumahan, jalan dan diubah menjadi tanaman komersial. Dengan memahami pentingnya lahan pertanian, diharapkan konversi lahan secara besar-besaran dapat dihindari sehingga menjamin keberlanjutan upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Petani diharapkan dapat menggunakan benih unggul bersertifikat sebagai bahan tanam agar hasil produksi pertanian dapat optimal.

Tabel 2.1 Identifikasi isu dan deskripsi isu di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.
Tabel 2.1 Identifikasi isu dan deskripsi isu di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.

Analisis Isu

Jika saya tidak menerapkan nilai dasar Tanggung Jawab pada kegiatan 3, saya tidak akan dapat segera menyiapkan dan menyelesaikan PPT materi edukasi penggunaan pestisida sesuai prinsip jenis yang sesuai. Luaran dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan petani mengenai penggunaan pestisida sesuai prinsip jenis yang tepat dalam mengatasi organisme pengganggu tanaman (OPT). Evaluasi kegiatan sosialisasi penggunaan pestisida sesuai prinsip Appropriate Type harus dilakukan secara jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi sesuai dengan kode etik dan pedoman perilaku ASN.

Tabel 2.3 Identifikasi/ Analisis Isu (USG)
Tabel 2.3 Identifikasi/ Analisis Isu (USG)

Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan …

Gagasan Pemecahan Isu

Untuk menyelesaikan permasalahan inti yang dianalisis dengan beberapa cara di atas, maka perlu dilakukan upaya penyelesaian permasalahan tersebut melalui kegiatan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani mengenai penggunaan pestisida sesuai prinsip yang benar di wilayah Desa Kemranggen, Distrik Bruno.

Rancangan Aktualisasi dan Habituasi

Melaksanakan tugas ASN sebagai pelayan masyarakat dengan memberikan informasi yang jelas melalui materi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dengan tetap mengedepankan Kode Etik dan Perilaku ASN yaitu memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang membutuhkan informasi tentang kepentingan resmi. . Saya mengumpulkan referensi penggunaan pestisida dengan bekerja sama (Kolaborator) dengan Petugas Pengawasan Hama dan Penyakit Tanaman yang ahli di bidangnya (Kompeten). Melaksanakan tugas ASN sebagai pelayan masyarakat dengan memberikan informasi yang jelas melalui media informatif yang dapat diterima oleh petani, dengan tetap mengedepankan Kode Etik dan Perilaku ASN yaitu memberikan informasi yang benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang terlibat. membutuhkan informasi tentang kepentingan resmi.

Saya cepat (berorientasi pelayanan) segera mencetak brosur untuk dibagikan kepada para petani dan berkomitmen (setia) terhadap pembangunan negara dengan selalu menyampaikan informasi secara transparan (akuntabel). Dalam melaksanakan tugasnya harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip ASN sebagai suatu profesi, salah satunya adalah kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya, dalam hal ini sebagai penyuluh pertanian, melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada petani, dengan tetap mengutamakan Kode ASN. Etika dan Perilaku yaitu memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan pihak lain yang membutuhkan informasi, berkaitan dengan kepentingan kedinasan. Saya terampil membagikan brosur (berorientasi pelayanan) dan membantu menyiapkan alat dan bahan agar kegiatan dapat berlangsung secara harmonis (harmoni).

Adanya laporan penilaian kegiatan berkontribusi terhadap visi Purwore berdaya saing 2025 dan meningkatkan daya saing sektor pertanian dalam arti yang lebih luas dan sinergis.

Tabel 2.5 Matriks Rancangan Aktualisasi Peserta Latsar CPNS Tahun 2022
Tabel 2.5 Matriks Rancangan Aktualisasi Peserta Latsar CPNS Tahun 2022

Jadwal Rancangan Aktualisasi

PELAKSANAAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal

Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi

Sekiranya saya tidak menerapkan nilai asas Kompetensi, lembaran penyediaan kaunseling tidak akan berkualiti dan tidak akan dapat mencapai keputusan yang terbaik dalam kaunseling. Jika saya tidak menerapkan nilai asas Harmonis, saya tidak akan mendapat cadangan dan input yang sesuai dan LPM tidak dapat disatukan dengan kualiti yang baik. Jika saya tidak menerapkan nilai asas Loyal, saya tidak akan menyusun LPM dan saya tidak akan menyumbang kepada pembangunan pertanian sehingga kaunseling dapat dilakukan.

Jika saya tidak menerapkan nilai inti Akuntabilitas pada kegiatan 2, maka kebenaran materi yang saya buat tidak dapat dipertanggungjawabkan. Jika saya tidak menerapkan nilai-nilai inti Kompetensi pada kegiatan 2, maka materi konseling tidak jujur ​​sehingga berpotensi menyebarkan informasi yang tidak benar. Jika saya tidak menerapkan nilai inti Adaptif pada kegiatan 2, maka media yang saya buat tidak akan inovatif dalam membuat materi sehingga materi menjadi tidak menarik dan mengurangi efektivitas kegiatan penyuluhan.

Jika saya tidak menggunakan nilai inti kompetensi pada kegiatan 3, saya bisa saja menyampaikan informasi yang salah di media TV dan leaflet yang dibuat. Jika saya tidak menggunakan nilai inti yaitu loyalitas, maka saya tidak akan membuat materi dan media, sehingga saya tidak akan berkontribusi terhadap pembangunan pertanian Indonesia. Jika saya tidak menerapkan nilai-nilai inti Adaptif, maka saya tidak akan membuat handout dan leaflet secara inovatif, sehingga dapat mempengaruhi efektivitas kegiatan konseling.

Jika saya tidak menerapkan nilai-nilai dasar koperasi pada kegiatan 4 maka saya tidak akan melibatkan petani dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan sehingga penyuluhan tidak berjalan dengan baik dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani tidak terwujud. Jika saya tidak menerapkan nilai-nilai dasar Harmoni pada kegiatan 4, maka saya tidak akan berusaha melakukan koordinasi yang baik dengan para petani sehingga dapat menimbulkan perbedaan persepsi yang dapat mengakibatkan kegiatan tidak terlaksana dengan baik. Jika saya tidak menerapkan nilai dasar Orientasi Pelayanan pada kegiatan 4, maka saya tidak akan melakukan kegiatan penyuluhan secara maksimal dan memberikan penjelasan yang tidak sesuai dengan keinginan petani, sehingga petani tidak tertarik untuk mengubah perilakunya sehingga kembali ke masa lalu. penggunaan pestisida secara sembarangan.

Jika saya tidak menerapkan nilai dasar akuntabilitas pada kegiatan 4, saya bisa saja menyebarkan informasi yang tidak benar pada saat sosialisasi. Jika saya tidak menerapkan nilai inti Adaptif pada kegiatan 4, saya tidak akan proaktif membantu petani mengisi kuesioner, sehingga evaluasi awal tidak akan selesai dengan lancar. Jika saya tidak menerapkan nilai dasar Kompeten pada kegiatan 4, maka saya tidak akan menampilkan kinerja terbaik dalam melakukan kegiatan penyuluhan, sehingga penyuluhan tidak akan berjalan dengan lancar.

Dampak tidak menerapkan nilai-nilai dasar dalam kegiatan sebagai PNS 1) Jika saya tidak menerapkan nilai-nilai dasar yang berorientasi pada pelayanan.

Gambar 3.1. Melakukan wawancara identifikasi kondisi lapangan penggunaan  pestisida di wilayah desa kemranggen
Gambar 3.1. Melakukan wawancara identifikasi kondisi lapangan penggunaan pestisida di wilayah desa kemranggen

Kondisi Sebelum dan Sesudah

Evaluasi yang diperoleh adalah pada aspek pengetahuan dan perilaku serta efektivitas program edukasi penggunaan pestisida sesuai prinsip jenis yang tepat sebesar 88%, sedangkan efektivitas peningkatan pengetahuan dalam kegiatan sosialisasi penggunaan pestisida sesuai terhadap prinsip tipe yang tepat sebesar 71,5%. Biopestisida organik adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan, hewan, dan bahan organik lainnya yang efektif dalam mengendalikan hama tanaman. Dampak negatif penggunaan pestisida sintetik adalah (1) bahan pencemar dapat kembali ke manusia melalui makanan, karena residu pestisida sulit terurai. 2) Terganggunya ekosistem akibat matinya musuh alami hama.

Racun lambung, sejenis pestisida yang membunuh serangga sasaran jika tertelan dan masuk ke organ pencernaannya. Selama ini hanya pestisida yang mampu memberantas hama dan berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil (Sudarno, 1991). Selain itu, penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat mengakibatkan hama dan penyakit tanaman menjadi resisten terhadap pestisida (Supriadi, 2013).

Jenis yang benar yaitu penentuan jenis pestisida yang tepat yang akan digunakan untuk mengendalikan organisme sasaran. Agar pengendalian hama dan penyakit yang akan kita lakukan dapat efektif dan efisien maka pestisida yang akan kita gunakan harus mempunyai mutu dan kualitas yang baik. Dalam hal ini, pengetahuan dan identifikasi berbagai organisme pengganggu tanaman, biologi hama, dan cara memilih pestisida yang tepat sangatlah penting.

Penggunaan jenis pestisida yang tidak sesuai dengan hama sasaran akan mengakibatkan limbah dan pencemaran lingkungan serta hama sasaran tidak dapat dikendalikan. Pentingnya mengetahui jenis pestisida yang cocok untuk serangan hama adalah agar pengendalian hama dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Pestisida yang diformulasikan dalam bentuk AS umumnya merupakan pestisida yang memiliki kelarutan tinggi dalam air.

Dengan demikian, setiap jenis pestisida mempunyai tempat atau wadah resmi yang telah ditentukan sejak pendaftaran pestisida tersebut. Pencampuran pestisida dapat dilakukan antara dua atau lebih pestisida yang mempunyai bahan aktif berbeda atau antara pestisida yang berbeda jenis (nabati, hayati, dan sintetik). Pengaplikasian pestisida campuran dalam tangki penyemprot dapat digunakan secara bergantian pada musim tanam, pada satu waktu, atau dibuat formula turunan pestisida dengan bahan aktif berbeda (Clyod, 2011).

Jangan mencampurkan pestisida yang mempunyai cara kerja yang sama terhadap organisme sasaran, misalnya mencampurkan pestisida racun kontak dengan racun kontak, pestisida racun sistemik dengan racun sistemik.

Tabel 1. Jenis pestisida sesuai target OPT
Tabel 1. Jenis pestisida sesuai target OPT

Gambar

Gambar 1.1 Gedung Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian KabupatenPurworejo
Gambar 1.2. Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian  Kabupaten Purworejo
Tabel 1.4. Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 1.5 Tujuan Organisasi Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian   Kabupaten Purworejo
+7

Referensi

Dokumen terkait

adalah peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CXXXVI tahun 2022 berkomitmen untuk menindaklanjuti aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar

Keterkaitan dengan agenda 2 Adanya sosialisasi mengenai media yang digunakan juga membantu rekan kerja belajar memahami media yang telah dibuat untuk mensukseskan tujuan yang hendak

Belum optimalnya Kawasan Tanpa Rokok KTR di RSUD R.A.A Tjokronegoro Kabupaten Purworejo Sumber isu : individu Ruang lingkup : tupoksi jabatan Peran ASN : Membangun lingkungan

Tjokronegoro; 3 Unit kasir berjumlah 5 orang mengetahui dan mendapatkan penjelasan mengenai tata cara akses sistem informasi rekonsiliasi Rawat Jalan dan Rawat Inap menggunakan

Aktualisasi dan habituasi dalam agenda Pelatihan Dasar CPNS bertujuan agar peserta dapat mengimplementasikan Core Value ASN yang meliputi BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan,

Masih rendahnya nilai IKS di wilayah kerja Puskesmas Dadirejo Kabupaten Purworejo Sumber isu: unit kerja 4 3 3 10 III Kesimpulan : dari hasil analisis isu melalui

Membuat powerpoint dan leaflet tentang pengendalian penggerek batang padi dengan membuat bumbung konservasi dan light trap Sumber kegiatan : Inovasi Tersedianya powerpoint

18 Data dukung isu: Tabel 2.3 Data kunjungan pasien yang tidak melakukan kontrol perawatan di poli gigi Puskesmas Mranti Bulan kunjungan Jumlah Pasien Gigi Pasien Gigi tidak