• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM Analisa Partikulat

N/A
N/A
hanif saja

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM Analisa Partikulat "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN UDARA ANALISA PARTIKULAT

Disusun Oleh: Kelompok 3

1. Herdi Yanto Putra Pratama (09010521012) 2. Filza Rachmatul Aulia (09020521028) 3. Lutfiah Qa’ilina Adlaa (09020521030) 4. Mia Cahya Imania (09020521032) 5. Alifia Putri Darmansyah (09030521046) 6. M. Fakkarudin Rafi (09040521056) 7. M. Hanif Al Muttaqim (09040521064)

Dosen Pengampu:

Ida Munfarida, M.T.

NIP 198411302015032001

PRODI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2023

(2)

PERCOBAAN III ANALISA PARTIKULAT 1. Tujuan Percobaan

Tujuan praktikum ini adalah:

1.1. Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel menggunakan HVAS (High Volume Air Sampler) untuk uji partikulat.

1.2. Mahasiswa mampu menganalisa hasil HVAS 2. Prinsip Percobaan

Pengukuran partikulat jenis PM10 di udara ambien menggunakan HVAS berdasarkan metode gravimetri.

3. Dasar Teori

Partikulat pada umumnya terbentuk dari bahan penyusun berupa nitrat, sulfat, ammonium, dan ion organik seperti kalsium, sodium, nikel, tembaga,vanadium, dan zink.

Partikulat atau debu merupakan emisi polutan yang berasal dari aktivitas kendaraan, pabrik atau industri, dan pembuangan sampah terbuka. Partikulat terdiri dari beberapa ukuran yang ditentukan berdasarkan sumbernyaTotal Suspended articulate(TSP) dengan ukuran diameter <30µm, PM10 dengan ukuran diameter <10 µm, PM2,5 (Fine Particulate) berukuran 2,5 µm, serta ultra-fine partikulat berukuran 0,1 µm(5) (Ihsan, dkk. 2021).

Dalam menganalisa sampel digunakan alat berupa HVAS (High Volume Air Sampler) berupa motor putaran dengan kecepatan tinggi untuk pengambilan sampel dengan prinsip kerja yaitu menghisap partikel debu yang akan mengalir masuk dan tertahan pada kertas filter . Konsentrasi dari filtrat dapat ditentukan dengan menimbang kertas filter pada saat sebelum dan sesudah pengambilan sampel (Palureng,dkk.2023).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan baku mutu udara PM1075 µg/Nm3 (Fredrik, dkk, 2022).

Pengukuran partikulat di udara menggunakan HVAS (High Volume Air Sampler) yang berdasarkan prinsip gravimetri dengan rumus:

Qs = Qo x(𝑇𝑠 𝑥 𝑃𝑜𝑇𝑜 𝑥 𝑃𝑠)1/2

(3)

Dengan pengertian:

Qs adalah laju alir volum dikoreksi pada kondisi standar (m³/menit);

Qo adalah laju alir volume uji (m³/menit);

Ts adalah temperatur standar, 298 K;

To adalah temperatur absolut (273 + t ukur) dimana QooC ditentukan;

Ps adalah tekanan baromatik standar, 101.3 kPa (760 mmHg);

Po adalah tekanan baromatik dimana Qo ditentukan.

Qo = 𝑄𝑠1 + 𝑄𝑠22 x T Dengan pengertian:

V adalah volume udara yang diambil

Qs1 adalah laju alir awal terkoreksi pada pengukuran pertama (m³/menit);

Qs2 adalah laju alir akhir terkoreksi pada pengukuran kedua (m³/menit);

T adalah durasi pengambilan contoh uji (menit) C = 𝑊2 − 𝑊1 𝑥 106

𝑉

Dengan pengertian:

C adalah konsentrasi massa partikel tersuspensi (ug/Nm³);

W1 adalah berat filter awal (g);

W2 adalah berat filter akhir (g);

V adalah volume contoh uji udara (m³) 10⁶adalah konversi g ke ug.

4. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:

Alat:

1) HVAS (High Volume Air Sampler) 2) Thermometer digital

3) Kabel olor 3 buah 4) Pinset kayu 5) Neraca analitik Bahan:

1) Filter PM₁₀

(4)

5. Skema Kerja Udara ambien

- Disiapkan alat dan bahan yang akan diperlukan

- Ditimbang Filter sebelum digunakan dengan bantuan neraca analitik - Diletakkan Filter pada HVAS

- Diukur temperatur udara

- Dicatat flow rate pada menit pertama

- Diukur selama 1 jam dengan menggunakan alat HVAS - Dicatat flow rate pada menit terakhir

- Diambil Filter dan dan diinginkan dalam suhu ruang - Ditimbang Filter dengan neraca analitik

Hasil

6. Tabel Pengamatan

No. Nama Kegiatan Hasil Pengamatan Gambar 1. Menyiapkan alat Menyiapkan alat dan bahan, alat

yang digunakan dalam percobaan ini ialah HVAS, cawan petri, kertas saring, pinset dan bahan yang digunakan ialah Filter PM₁₀

2. Menimbang kertas

saring Menimbang kertas saring dengan bantuan neraca analitik

(5)

3. Meletakkan kertas saring dan mencatat flow rate menit pertama

Meletakkan kertas saring ke dalam HVAS dan Mencatat flow rate pada menit pertama

4. Mengukur HVAS selama 1 jam dan Mencatat flow rate menit terakhir

Mengukur selama 1 jam dengan menggunakan alat HVAS dan mencatat flow rate pada menit akhir dan Mencatat flow rate pada menit terakhir

5. Mengambil kertas saring

Mengambil kertas saring dari HVAS dan didinginkan dalam suhu ruang

6. Menimbang kertas saring

Menimbang kertas saring yang sudah didinginkan dengan bantuan neraca analitik

7. Hasil dan Pembahasan

Pada praktikum Mata Kuliah Pencemaran Udara akan membahas tentang

“Analisa Partikulat” yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 5 April 2023, pada pukul 08.00 WIB. Lokasi sampling dilakukan di sekitar Gedung Saintek Kampus 2 UINSA Gn.

Anyar, Kec. Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur.

Praktikum dilakukan menggunakan standar keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium yang dimana memakai jas laboratorium, sarung tangan, sepatu, dan juga masker. Keamanan terhadap praktikan di laboratorium telah mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah diberlakukan. Praktikum ini dilakukan sesuai protokol kesehatan yang telah diberitahukan pemerintah. Prinsip percobaan praktikum ini adalah pengukuran partikulat jenis PM10 di udara ambien menggunakan HVAS

(6)

berdasarkan metode gravimetri dan tujuan dari praktikum kali ini adalah melakukan pengambilan sampel menggunakan HVAS (High Volume Air Sampler) untuk uji partikulat dan menganalisa hasil HVAS.

Alat yang dibutuhkan yaitu thermometer, kabel olor, HVAS, pinset dan filter PM₁₀ (Sisanya ada di sub bagian alat dan bahan diatas).Langkah pertama yang kita lakukan pada praktikum kali ini adalah menentukan lokasi yang akan digunakan untuk pengambilan sampel. Lalu mempersiapkan alat HVAS pada titik pengambilan sampel.

Casing pada HVAS dibuka lalu memasukan kertas filter PM10dengan pinset, tancapkan kabel HVAS pada sumber listrik lalu menyalakan HVAS pada tombol pengatur on/off.

Pastikan tinggi HVAS kurang lebih 2 m di atas tanah. Setelah itu mencatat flow rate pada menit pertama dan menunggu sampai 60 menit. Pada menit akhir catat flow rate dan ukur temperatur dengan termometer.

7.1. Kondisi Lokasi Pengambilan Data

Lokasi pengambilan data dilakukan di depan gedung FST Kampus 2 UIN Sunan Ampel Surabaya, dengan tujuan dilakukanya penelitian ini untuk mengetahui kadar partikulat di udara ambien.

Gambar 7.1Lokasi Pengambilan Sampel

Gambar diatas merupakan titik lokasi pengambilan sampel dimana pengukuran dilakukan di siang hari sekitar pukul 12.00 WIB dan kondisi pada saat itu sedang hujan. Menurut pengamatan yang kami lakukan pada saat itu, suasana di depan gedung FST tidak terlalu ramai dikarenakan akses jalan pada titik tersebut tidak dilalui kendaraan ataupun mahasiswa dan arus angin cukup besar saat kondisi hujan.

7.2. Hasil Perhitungan Kadar Partikulat di Udara Ambien Sekitar Gedung FST Kampus 2 UIN Sunan Ampel Surabaya

(7)

Menurut Environmental Pollution Centers (2021) aktivitas manusia seperti pertambangan, konstruksi, transportasi, pekerjaan industri, pertanian, dll merupakan sumber adanya TSP seperti debu, asap, dan uap. Partikel udara dengan diameter yang sangat kecil (< 1μm) disebut dengan Total Suspended Particulate (TSP).

Hasil dari perhitungan tersebut menggunakan metode gravimetri yang mengacu pada SNI 7119.3.2017 untuk pengukuran Total Suspended Particulate (TSP). Hasil pengamatan dan pengukuran konsentrasi PM10 pada satu interval yang dilakukan di satu titik lokasi yaitu depan gedung FST UINSA Gunung Anyar adalah sebagai berikut:

Tabel 7.1Data Pengukuran berat Filter menggunakan Neraca Analitik

NO Kondisi Berat filter (gram) Laju Alir

(m3/menit) 1 Sebelum pengambilan

contoh uji 0.5204 gram 0.9 m3/ menit

2 Setelah pengambilan contoh uji

0,5226 gram 0.7 m3/ menit

Sumber : Hasil Praktikum 2023

7.2.1 Berat Partikulat

Perhitungan berat partikulat yang tersaring dalam kertas saring menggunakan HVAS sebagai berikut:

Diketahui :

W1 = 0.5204 W2 = 0.5226 Ditanya : Berat Partikulat?

Jawab :

Berat Partikulat = 0.5226 - 0.5204 = 0.0022 7.2.2 Laju Alir Volume Uji

Perhitungan laju alir selama proses menggunakan HVAS sebagai berikut:

Diketahui :

Qo1 = 0.9 m3/menit Qo2 = 0.7 m3/menit Ditanya : Laju alir volume uji?

Jawab :

(8)

Qo = 0.9 + 0.72 = 0.8 m3/menit 7.2.3 Koreksi Laju Alir Pada Kondisi Standar

Perhitungan koreksi laju alir pada kondisi standar berdasarkan prinsip gravimetri dengan rumus sebagai berikut:

Diketahui :

Qo = 0.8 m3/menit Ts = 298 K

To = 302,15 K Ps = 760 mmHg Po = 788 mmHg

Ditanya : Koreksi laju alir pada kondisi standar?

Jawab :

Qs = 0.8 x(302.15 𝑥 760298 𝑥 788 )1/2 =0.80899 7.2.4 Volume Udara yang Diambil

Perhitungan volume udara yang diambil sebagai berikut:

Diketahui :

Qs = 0.80899 T = 60 menit

Ditanya : Volume udara yang diambil?

Jawab :

V = 0.808522 x 60 menit = 48.5394 m3

7.2.5 Konsentrasi Partikel tersuspensi Total dalam Udara Ambien

Perhitungan konsentrasi partikel tersuspensi total dalam udara ambien sebagai berikut:

Diketahui :

W2 = 0.5226 gram W1 = 0.5204 gram V = 48.51132 Ditanya : C ?

Jawab :

C1 = 0.5226 − 0.5204 𝑥 106 = 45.324

48.5394

7.3 Analisis Hasil

Keberadaan polutan partikulat dapat mempengaruhi kondisi kesehatan manusia, diantaranya dapat menyebabkan peningkatan gangguan pernafasan, misalnya iritasi saluran pernafasan, batuk, atau asthma. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengukuran konsentrasi TSP yang terdapat pada udara ambien di tempat-tempat dimana kegiatan manusia sering berlangsung. Hasil konsentrasi Total

(9)

Suspended Particulate(TSP) di udara ambien di depan gedung FST UINSA Gunung Anyar masih di bawah baku mutu dan tergolong baik dengan nilai sebesar 45.324 µg/Nm3. berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan baku mutu udara PM10 75 µg/Nm3 (Fredrik, dkk, 2022). Namun berdasarkan data hasil pengukuran kadar konsentrasi PM10 di lapangan yang dilakukan pada siang hari dengan kondisi angin cukup besar dan saat hujan. Hal ini berhubungan langsung dengan salah satu faktor penyebab PM10 pada udara ambien karena dikatakan dalam penelitian Nurhalifah & Ilham (2022) yang dimana ketika terjadinya peningkatan jumlah kendaraan bermotor akan meningkatkan konsentrasi PM10. Sedangkan untuk faktor-faktor yang mempengaruhi dimana kondisi suhu udara pada sore hari yang cukup lembab pada 28,70°C, semakin lembab suhu maka partikel pencemar akan semakin tinggi. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara jumlah lalu lintas dan tingkat materi partikulat (Amrizal, dkk, 2021).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Isfiyah, dkk (2020) mengenai analisis pengukuran partikulat udara outdoor di Kampus PSDKU UNAIR, menunjukkan bahwa pengukuran yang telah dilakukan pada semua area kampus berada dalam kategori baik dan sesuai standar AQI (US) untuk PM 2,5 yakni tergolong baik apabila nilai pengukuran 0-12 µg/m3. Akan tetapi, dari kelima titik lokasi tersebut dapat dilihat bahwa pada lokasi tempat parkir mahasiswa memiliki nilai pengukuran tertinggi dibandingkan dengan nilai dari keempat titik lokasi lainnya yakni sebesar 1,572 µg/m3. Kadar partikulat debu yang tinggi memberikan dampak buruk bagi kesehatan sehingga diperlukannya upaya penanggulangan. Upaya yang dapat dilakukan oleh mahasiswa adalah dengan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, serta selalu menutup kaca helm dan memakai masker pada saat berkendara supaya dapat mencegah terjadinya masalah kesehatan pada mahasiswa ataupun warga kampus lainnya.

8. Kesimpulan

(10)

Berdasarkan hasil dan pembahasan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

8.1. Pengambilan sampel menggunakan HVAS untuk uji partikulat dengan cara Casing pada HVAS dibuka lalu memasukan kertas filter PM10 dengan pinset, tancapkan kabel HVAS pada sumber listrik lalu menyalakan HVAS pada tombol pengatur on/off. Pastikan tinggi HVAS kurang lebih 2 m di atas tanah. Setelah itu mencatat flow rate pada menit pertama dan menunggu sampai 60 menit. Pada menit akhir catat flow rate dan ukur temperatur dengan termometer.

8.2. Hasil konsentrasi Total Suspended Particulate (TSP) di udara ambien di depan gedung FST UINSA Gunung Anyar masih di bawah baku mutu dan tergolong baik dengan nilai sebesar 45.324 µg/Nm3

9. Daftar Pustaka

Amrizal, Z., Munfarida, I., & Amrullah, A. (2021). Pemetaan particulate matter 10 di Bundaran Taman Pelangi Kota Surabaya. Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan, 7(1), 44-51.

Environmental Pollution Centers, "What Is Air Pollution,"

https://www.environmentalpollutioncenters.org/air/, 2021.

Fredrik, M., Ilham, I., & Sumarlin, S. (2022). Analisis Konsentrasi Particulate Matter (PM10) pada Udara Ambien di Pasar Sentral Kota Kendari. Jurnal TELUK:

Teknik Lingkungan UM Kendari,2(1), 43-48.

Ihsan, I. M., Yani, M., Hidayat, R., & Permatasari, T. (2021). Fluktuasi Cemaran Udara Partikulat dan Tingkat Risikonya terhadap Kesehatan Masyarakat Kota Bogor.

Jurnal Teknologi Lingkungan,22(1), 038-047.

Isfiya, A., Mila, W., & Puspikawati, S. (2020). ANALISIS PENGUKURAN PARTIKULAT KUALITAS UDARA OUTDOOR DI KAMPUS PSDKU UNIVERSITAS AIRLANGGA DI BANYUWANGI. Journal of Community Mental Health and Public Policy,2(2), 1-11.

Nurhalifa, N., Ilham, I., & Sumarlin, S. (2022). Analisis Pencemar PM10 Pada Udara Ambien Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor:(Studi Kasus: Jalan Poros Puuruy-Morosi, Desa Puuruy, Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe).Jurnal TELUK: Teknik Lingkungan UM Kendari,2(2), 050-053.

(11)

Palureng, C. M., Yulinawati, H., & Wijayanti, A. (2023). Analisis Partikulat di Udara Ambien Kawasan Kota Tua Jakarta.Jurnal Serambi Engineering,8(1).

Referensi

Dokumen terkait

Membuat larutan sampel X dengan mengikuti langkah yang sama dari no.1 hingga 8 pada pengukuran titik didih NaCl... Dari kenaikan titik didih suatu larutan yang

Untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka dilakukan koreksi terhadap data medan magnetik total hasil pengukuran pada setiap titik lokasi atau

Dalam melakukan pengukuran terhadap tanaman biji kacang hijau diperlukan ketelitian agar data hasil pengamatan lebih akurat, yaitu dengan menggunakan alat pengukuran yang sama

Laruta elektrolit memiliki titik didih yang lebih tinggi dan titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan nonelektrolit pada konsentrasi yang sama.. Hal ini

Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu digunakan pengamatan dengan indikator bil pH pada titik ekuivalen 4-10. Demikian juga titik akhir

Pengukuran sifat datar melintang dilakukan dengan meletakkan rambu secara horisontal yang masing-masing menyamping 1,5 m ke kanan dan 1,5 m ke kiri dari titik ikat yang disebut

Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan getaran mekanis pada sepeda motor 4 tak (revo), dapat disimpulkan bahwa getaran pada 3 titik pengukuran pada motor tidak melebihi NAB

Skema Kerja 5.1 Pengukuran CO dan Temperatur Udara ● Disiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum Analisa CO ● Dinyalakan alat CO Analyzer sesuai dengan ● Diambil