LAPORAN PRATIKUM KIMIA DASAR I
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA
OLEH :
NAMA : KHONSA TAQIYYAH
NIM : B1B021008
HARI/TANGGAL : KAMIS, 28 OKTOBER 2021 ASISTEN : LARAS WIJAYATI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI INTERNASIONAL LABOTARIUM KIMIA DASAR
PURWOKERTO 2021
ii DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... ii
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA ... 1
I. TUJUAN ... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 1
III. METODOLOGI PERCOBAAN ... 2
3.1 Alat ... 2
3.2 Bahan ... 2
3.3 Cara Kerja ... 2
3.4 Skema Kerja ... 3
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4
4.1 Data Pengamatan ... 4
4.2 Pembahasan ... 7
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 12
5.1 Kesimpulan ... 12
5.2 Saran ... 12
DAFTAR PUSTAKA ... 13
1
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA
I. TUJUAN
1.1 Mengenal alat-alat kimia dan penggunaanya.
1.2 Mengenal bahan-bahan kimia.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut.
Perubahan materi atau reaksi kimia merupakan salah satu bagian yang penting dari ilmu kimia. Reaksi kimia digunakan untuk membuat bahan atau senyawa baru. Reaksi kimia yang terbentuk bergantung pada eksperimen yang kita lakukan. Oleh karena itu, laboratorium akan sangat membantu dalam mempelajari ilmu kimia.
Tepat mahasiswa, dosen, maupun peneliti melakukan percobaan disebut labotarium (Lasia, 2014). Menurut Budiarwati (2012), labotarium kimia bisa menjadi tempat yang berbahaya, apabila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dalam labotarium dapat berakibat pada pengguna, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya.
Oleh sebab itu, keselamatan kerja di labotarium memegang peranan penting dalam pencegahan kecelakaan. Salah satu upaya keselamatan kerja adalah dengan mengenal alat kimia dan sifat serta jenis bahan kimia (Muhtaridi, 2011).
Alat-alat kimia pada umumnya digunakan dalam analisis maupun pengukuran ketika penelitian berlangsung. Secara umum alat-alat yang digunakan dalam analisis kimia terbuat dari gelas. Namun, adapula alat kimia yang terbuat dari besi, porselin, dan karet. Penggunaan alat kimia yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kecelakaan di labotarium (Lasia, 2014). Menurut Ayu Rahayu (2020), penting bagi para praktisi sains untuk mengetahui dan mengenal alat kimia yang akan digunakan.
Bahan kimia atau kemikalia menjadi sumber kecelakaan terbesar di labotarium kimia (Putu, 2019). Kemikalia merupakan bahan atau zat yang digunakan praktisi sains dalam analisis kimia. Sebagian besar kemikalia termasuk senyawa yang berbahaya. Tidak ada bahan kimia yang sepenuhnya aman, dan dalam bentuk yang berbeda-beda, bahan kimia menghasilkan efek toksik pada sistem kehidupan (Putu, 2019). Bahkan, bahan seperti metil eter dapat menyebabkan efek berbahaya apabila terpapar berulang kali atau dalam durasi lama (Soeharto, 2013).
2
Kemikalia biasanya tersedia dalam bentuk cair maupun padat dan dikemas dalam botol plastik atau gelas yang gelap disertai label kemasan.
Pada umumnya, label kemasan memuat informasi tentang nama dan derajat kemurnian kemikalia. Label kemasan menjadi hal yang penting bagi praktisi sains ketika akan menggunakan suatu bahan kimia. Kekurangpahaman tentang bahan kimia beresiko merusak kesehatan pratikan dan lingkungan di sekitar labotarium (Moran dan Masciangioli, 2010). Oleh sebab itu, pemahaman jenis , sifat, dan cara menanggulangi kemikalia sangat diperlukan oleh pratikan di labotarium (Muhartidi, 2010).
III. METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat
3.1.1 Identifikasi alat kimia dan penggunaanya
Tidak ada alat yang digunakan dalam pratikum identifikasi atau pengenalan alat kimia dan penggunaanya.
3.1.2 Identifikasi bahan kimia atau kemikalia
Tidak ada alat yang digunakan dalam pratikum identifikasi atau pengenalan bahan kimia.
3.2 Bahan
3.2.1 Identifikasi alat kimia dan penggunaanya
Bahan yang digunakan dalam pratikum identifikasi alat kimia adalah semua alat kimia yang disediakan oleh asisten.
3.2.2 Identifikasi bahan kimia atau kemikalia
Bahan yang digunakan dalam pratikum identifikasi bahan kemikalia adalah semua bahan kemikalia yang disediakan oleh asisten.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Identifikasi alat kimia dan penggunaanya
1. Bahan pratikum yang berupa alat kimia disediakan terlebih dahulu oleh asisten.
2. Alat kimia yang tersedia diamati secara seksama.
3. Nama alat kimia ditulis ke dalam tabel hasil pratikum beserta dengan fungsinya secara berurutan.
3
3.3.2 Identifikasi bahan kimia atau kemikalia
1. Bahan pratikum yang berupa bahan kimia disediakan terlebih dahulu oleh asisten.
2. Botol bahan kemikalia diamati dan dibaca label nya secara seksama.
3. Rumus kimia nama kemikalia, bobot molekul, derajat kemurnian yang tercantum di label botol ditulis ke dalam tabel hasil pratikum.
3.4 Skema Kerja
3.4.1 Identifikasi alat kimia dan penggunaanya
3.4.2 Identifikasi bahan kimia atau kemikalia
- Diamati secara seksama
- Dibaca labelnya yang tersedia di botol kemikalia
- Ditulis nama rumus kimia, bobot molekul, dan derajat kemurnian nya ke dalam tabel hasil pratikum
- Diamati secara seksama.
- Ditulis ke dalam tabel hasil pratikum beserta fungsinya.
Alat kimia yang tersedia
Tabel nama alat kimia dan penggunaanya
Bahan kimia yang tersedia
Tabel bahan kimia atau kemikalia
4 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
4.1.1 Identifikasi Alat Kimia
Hasil pengamatan pada kegiatan pratikum pertama mata kuliah biokimia yakni terkait identifikasi alat kimia. Berikut adalah tabel identifikasi alat kimia.
No. Perlakuan Pengamatan
1. Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan.
Variasi volume: 10 ml, 25ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1 liter, 2 liter.
2. Erlenmeyer Untuk menjadi wadah dari bahan kimia cair.
Variasi volume: 50 ml, 250 ml, 500 ml, 1 liter, 2 liter.
3. Beaker glass Sebagai tempat mereaksikan bahan.
Variasi volume: mulai dari 5 – 10.000 ml.
4. Labu ukur leher panjang
Untuk mengencerkan zat tertentu.
Variasi volume = mulai dari 5 – 5.000 ml.
5. Labu ukur Untuk mengencerkan zat tertentu.
Variasi volume : 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml.
6. Evaporating dish
Sebagai tempat penguapan bahan dari bahan yang tidak mudah menguap.
Berbentuk seperti mangkok kecil dan terbuat dari porselen.
7. Gelas arloji Sebagai tempat menimbang kemikalia berupa pasta, padatan atau bubuk.
Berbentuk bulat dan agak cekung kebawah serta terbuat dari kaca atau gelas.
5
8. Pipet ukur Untuk memindahkan sampel larutan.
Variasi volume: mulai dai 0,1 – 50 ml.
9. Pengaduk Untuk mencampur bahan kimia.
Berbentuk seperti sedotan minuman dengan salah satu ujungnya pipih dan terbuat dari kaca.
10. Pipet volume (pipet gondok)
Untuk mengambil cairan dengan volume tertentu dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Bentuknya mengembung seperti eceng gondok.
Variasi volume: 1 ml, 5 ml. 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml.
11 Tabung reaksi Sebagai wadah untuk menampung cairan dalam jumlah sedikit dan mereaksikan suatu zat.
Berbentuk silinder panjang.
Variasi volume: 5 ml, 10 ml, 15 ml, 25 ml, 50 ml.
4.1.2 Identifikasi Bahan Kimia atau Kemikalia
Hasil pengamatan pada kegiatan pratikum pertama mata kuliah biokimia yakni terkait identifikasi bahan kimia atau kemikalia adalah sebagai berikut.
No. Perlakuan Pengamatan
1 Petroleumbenzen - Flammable = mudah terbakar - Exclamation mark =
menyebabkan efek kesehatan yang kurang serius
2 Pottasium iodide - Health Hazard = menyebabkan efek Kesehatan yang serius
3 tri-Natriumcitrate - Corrosion = bersifat korosif 4 Natrium wolframat - Exclamation mark =
menyebabkan efek kesehatan yang kurang serius
5 Aquades Tidak terdapat hazard symbol.
6
6 Aquades DM Tidak terdapat hazard symbol.
7 Aquabides Tidak terdapat hazard symbol.
8 Kalium natrium tatrat
- Exclamation mark = menyebabkan efek Kesehatan yang kurang serius
9 Natrium sulfat Tidak terdapat hazard symbol.
10 Oxalicsaure - Corrosion = bersifat korosif - Exclamation mark =
menyebabkan feel Kesehatan yang kurang serius
11 Natrium
hydroghenphospat
- Corrosion = bersifat korosif 12 Natrium karbonat - Exclamation mark =
menyebabkan efek kesehatan yang kurang serius
13 Kupfer (II) sulfat - Exclamation mark = menyebabkan efek kesehatan yang kurang serius
- Environmental hazard = berbahaya bagi lingkungan 14 Kupfer (II) sulfat
pentahydrate
- Exclamation mark = menyebabkan feel Kesehatan yang kurang serius
- Environmental hazard = berbahaya bagi lingkungan 15 Hydrogen peroxide - Flammable = mudah terbakar
- Environmental hazard = berbahaya bagi lingkungan 16 Ammonia - Corrosion = bersifat korosif
- Exclamation mark = menyebabkan feel Kesehatan yang kurang serius
- Environmental hazard = berbahaya bagi lingkungan
7
17 Kalium iodide - Exclamation mark = menyebabkan efek kesehatan yang kurang serius
- Skull and crossbones = bersifat toksik
18 Silica gel - Health Hazard =
menyebabkan efek Kesehatan yang serius
19 Barium chloride - Skull and crossbones = bersifat toksik
20 Tetrachloride - Skull and crossbones = bersifat toksik
- Environmental hazard = berbahaya bagi lingkungan
4.2 Pembahasan
Kimia merupakan salah satu cabang ilmu yang berkaitan erat dengan labotarium. Menurut Budimarwati (2012), labotarium kimia bisa menjadi tempat yang berbahaya, apabila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dalam labotarium dapat berakibat pada pengguna, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, keselamatan kerja di labotarium memegang peranan penting dalam pencegahan kecelakaan. Salah satu upaya keselamatan kerja adalah dengan mengenal alat kimia dan sifat serta jenis bahan kimia (Muhtaridi, 2011).
4.2.1 Pengenalan alat kimia
Alat – alat kimia merupakan semua alat laboratorium yang digunakan dalam pengukuran maupun analisis kimia. Ketetapan hasil analisis kimia sangat bergantung pada alat kimia yang digunakan. Beberapa jenis peralatan kimia yang biasa digunakan di laboratorium kimia adalah sebagai berikut.
1. Gelas ukur adalah silinder gelas berskala untuk mengukur volume larutan, mulai dari volume 10 ml hingga 2 liter.
2. Erelenmeyer berbentuk kerucut dengan leher silinder dan dasar yang datar. Erelenmeyer digunakan untuk menjadi wadah bagi bahan kimia cair. Ukuran labu erelenmeyer bervariasi mulai dari 50 – 2.000 ml.
3. Beaker glass berfungsi sebagai tempat mereaksikan bahan kimia. Beaker glass sendiri memiliki variasi ukuran mulai dari 5 – 10.000 ml.
8
4. Labu ukur leher panjang adalah alat yang digunakan untuk mengencerkan zat tertentu. Alat ini memiliki ukuran mulai dari 5 ml hingga 5 liter.
5. Labu ukur memiliki fungsi yang sama dengan labu ukur leher panjang. Namun, labu ukur memiliki variasi ukuran volume yang lebih kecil. Ukuran labu ukur biasanya Mulai dari 100 – 1000 ml.
6. Evaporating dish berbentuk seperti mangkok kecil dan berfungsi sebagai tempat penguapan bahan dari bahan yang tidak mudah menguap.
7. Gelas arloji merupakan gelas yang berbentuk bulat agak cekung kebawah dengan berbagai diameter. Gelas ini berfungsi sebagai tempat menimbang kemikalia yang berupa pasta dan apadatan atau bubuk.
8. Pipet ukur digunakan untuk memindahkan sampel larutan dengan volume tertentu. Pipet ini memiliki variasi ukuran mulai dari 0,1 – 50 ml.
9. Pengaduk berbentuk seperti sedotan minuman dengan salah satu ujungya pipih dan berfungsi untuk mencampur bahan kimia.
10. Pipet gondok atau pipet volume merupakan pipet yang memiliki bentuk mengembung seperti eceng gondok. Pipet ini berfungsi untuk mengambil cairan dengan volume tertentu dengan tingkat akurasi yang tinggi. Ukuran volume pipet ini mulai dari 1 – 100 ml.
11. Tabung reaksi adalah tabung berbentuk silinder panjang yang berfungsi sebagai wadah untuk menampung cairan dalam jumlah sedikit dan mereaksikan suatu zat.
Sebagian besar alat-alat yang digunakan dalam analisis kimia terbuat dari gelas. Namun, ada pula alat yang terbuat dari porselin, besi, dan karet. Berikut ini merupakan jenis alat berdasarkan bahan dasar pembuatan alat.
1. Alat yang terbuat dari gelas. Gelas dipilih karena memiliki sifat tembus cahaya, kaku, tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia, tidak mudah meleleh, dan mudah dilas.
Namun, gelas sendiri merupakan bahan yang mudah retak dan pecah. Contoh alat – alat yang terbuat adalah tabung reaksi, gelas ukur, labu ukur, erlenmeyer, beaker glass, dan lain lain.Alat yang terbuat dari porselin. Porselin digunakan
9
2. karena termasuk bahan yang tahan pada suhu yang sangat tinggi, tahan karat, dan korosi. Cawan porselin, sendok porselin, dan mortar adalah alat – alat yang terbuat dari porselin.
3. Alat yang terbuat dari logam. Logam dipilih karena kuat dalam menahan beban yang ada dan tidak mudah pecah maupun retak. Logam sendiri hanya dapat tahan terhadap suhu tertentu. Contoh alat dari logam adalah statif, kaki tiga, dan pembakar bunsen.
4. Alat yang terbuat dari karet. Karet digunakan karena memiliki daya elastis dan aus yang tinggi. Karet sendiri merupakan bahan yang tidak tahan terhadap suhu yang tinggi. Filler dan prop adalah salah satu dari alat-alat labotarium yang terbuat dari karet.
4.2.2 Pengenalan Bahan kimia
Kemikalia merupakan bahan atau zat yang digunakan praktisi sains dalam analisis kimia. Kemikalia biasanya tersedia dalam bentuk cair maupun padat dan dikemas dalam botol plastik atau gelas yang gelap disertai label kemasan. Kemikalia padat merupakan bahan kimia yang berbentuk padatan berupa serbuk atau bubuk maupun pasta. Natrium fosfat dan natrium karbonat merupakan slah satu dari bahan – bahan kimia padat.
Selain padat, kemikalia juga berbentuk cair. Kemikalia cair merupakan bahan kimia yang berupa larutan atau cairan, seperti petroleum benzine dan aquades.
Sebagian besar kemikalia termasuk senyawa yang berbahaya. Tidak ada bahan kimia yang sepenuhnya aman, dan dalam bentuk yang berbeda-beda, bahan kimia menghasilkan efek toksik pada sistem kehidupan (Putu, 2019). Berdasarkan dampak yang ditimbulkan, bahan kimia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Bahan kimia berbahaya. Bahan kategori ini dapat mencemarkan lingkungan atau merusak lingkungan hidup serta Kesehatan makhluk hidup lain termasuk manusia baik secara langsung maupun tidak langsung (Utomo, 2012).
Penggunaan bahan ini harus disertai pemahaman memgenai bahan ini agar tidak salah digunakan. Amonia, potassium iodide, dan klorofrom merupakan contoh dari bahan kimia kategori benzene.
10
2. Bahan kimia tidak berbahaya. Bahan kimia tidak berbahaya didefinisikan sebagai bahan kimia yang memiliki dampak yang relatif kecil bagi lingkungan maupun makhluk hidup.
Contoh kemikalia tidak berbahaya adalah aquades, biquades, dan aquades BM.
Berdasarkan Global Harmonized System (GHS), bahan kimia berbahaya di klasifikasikan menjadi 9 kriteria. Kriteria – kriteria tersebut ditandai dengan suatu simbol atau label yang disebut hazard symbol (pictograms). Setiap pictogram mencakup bahaya tertentu dan dirancang agar dapat segera dikenali oleh siapa pun yang menangani bahan berbahaya. Di bawah ini adalah gambar dari 9 pictrogram beserta jenis bahaya dari bahan kimia.
Gambar 4.2.2 1 Hazard symbol
Bahan kimia atau kemikalia menjadi sumber kecelakaan terbesar di labotarium kimia (Putu, 2019). Penyimpanan bahan kimia yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Hal penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate
11
chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information). Berikut ini merupakan sedikit penjelasan dari berbagai aspek penyimpanan bahan kimia.
1. Pemisahan. Bahan kimia harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi. Hal ini dimaksudkaan untuk mencegak pencampuran dengan su,ber bahaya lain.
2. Tingkat resiko bahaya. Penyimpanan bahan kimia tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko bahayanya yang paling tinggi.
Misalnya benzene memiliki sifat flammable dan toxic. Sifat flammable memiliki resiko bahaya lebih tinggi daripada toxic maka benzene harus ditempatkan pada kabinet tempat menyimpan zat cair flammable.
3. Pelabelan. Label wadah harus mencantumkan nama bahan, tingkat bahaya, tanggal diterima dan dipakai. Label juga diberi warna seusai dengan tempat penyimpanan masing – masing kelompok atau kabinet.
4. Fasilitas penyimpanan. Bahan kimia harus ditempatkan pada fasilitas penyimpanan secara tertutup seperti dalam cabinet, loker, dan sebagainya. Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan jauh dari sumber panas atau kena sengatan sinar matahari serta meimiliki ventilasi.
5. Wadah sekunder. Wadah sekunder digunakan ketika menyimpan bahan kimia cair berbahaya. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya kecelaakaan akibat botol bocor maupun pecah.
6. Bahan kadaluarsa. Setiap bahan kimia selalu di cek tanggal kadaluarsa agar kondisi kemikalia selalu terjaga.
7. Inventarisasi. Inventarisai dilakukan dengan membuat katalog bahan kimia. Hal ini dilakukan agar kita dapat mengatahui dan mengkontrol bahan kimia yang masuk ke ruang laboratorium serta karakteristik setiap bahan kimia.
8. Informasi resiko bahaya. Informasi resiko bahaya biasanya ditulis dalam MSDS (Materials Safety Data Sheets). Di dalam MSDS biasanya terdapat informasi tentang nama produk dan industri, komposisi bahan, identifikasi tingkat bahaya, pertolongan pertama bila terkena bahan itu, cara menangani kecelakaan, penanganan dan penyimpanan, cara perlindungan fisik, kestabilan dan kereaktifan, informasi toksikologi, ekologi, transportasi, pembuangan dan aturan pemerintah yang diberlakukan.
12 V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengenalan alat dan bahan kimia ini adalah :
1. Alat kimia adalah semua alat laboratorium yang digunakan dalam pengukuran maupun analisis kimia.
2. Bahan dasar penyusun alat kimia berupa gelas atau kaca, besi, porselen, karet, dan logam.
3. Bahan kimia adalah bahan atau zat yang digunakan praktisi sains dalam analisis kimia.
4. Hazard symbol digunakan untuk mengenali bahaya tertentu dan simbol tingkat resiko bahaya suatu bahan kimia.
5. Bahan kimia harus disimpan sesuai dengan aspek – aspek penting dalam penyimpanan bahan kimia
6. Pemahaman tentang alat dan bahan kimia sangat diperlukan bagi praktisi sains agar tidak menimbulkan kecelakaan kerja.
5.2 Saran
Pengetahuan dan pemahaman tentang alat dan bahan kimia yang lebih luas sangat diperlukan dalam melakukan pratikum ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Budimarwati, C. 2012. Pengelolaan Alat dan Bahan di Labotarium Kimia. 1-12.
Makalah dalam pelatihan laboran di Makassar.
Lasia, I. K., Gunamantha, I. M., dan Budiada, I. K. 2014. Pelatihan Teknik Penggunaan Bahan Kimia untuk Peningkatan Keselamatan Kerja di Labotarium Kimia . Wahana Matematika dan Sains, 44-56. Bali:
Universitas Pendidikan Ganesha.
Purba, M., dan Sarwiyati, E. 2017. Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
Rahayu, A. 2020. Analysis of Students Science Process Skills in Practicum on the Basics of Analytical Chemistry. Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia, Volume 3 Nomor 1, Mei 2020, 1-10. Sulawesi Tenggara: USN Kolaka.
Subamia, I. D., Wahyuni, S., & Widiasih, N. N. 2019. Analisis Resiko Bahan Kimia Berbahaya di Labotarium Kimia Organik. Wahana Matematika dan Sains, 49-70. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.
Utomo, suratmin. 2012. Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3) dan Keberadaannya di dalam Limbah. Konversi Vol.1, 37-46. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta.