LK 3.1 Menyusun Best Practices
NAMA : ARRUUM LINGGAR OVITA
BIDANG STUDI/KELAS : KIMIA/001
NO. UKG : 201698420143
Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran
Lokasi SMA INSAN CENDEKIA BOARDING SCHOOL
Lingkup Pendidikan SEKOLAH MENENGAH ATAS
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal yang Berbasis Literasi pada Materi Kimia Hijau Menggunakan Model Problem Base Learning (PBL) terintegrasi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Fase E Kurikulum Merdeka di SMA Insan Cendekia Boarding School.
Penulis Arruum Linggar Ovita, S.Pd
Tanggal Kegiatan Pembelajaran
Jumat, 11 November 2022 dan Senin, 14 November 2022
Penulisan Best Practice Sabtu, 3 Desember 2022 Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Kondisi peserta didik yang menjadi latar belakang dilakukannya praktik pembelajaran ini adalah : 1. Seluruh peserta didik di SMA Insan Cendekia
Boarding School sudah memiliki laptop yang kurang dimaksimalkan dalam kegiatan pembelajaran,
2. Beberapa peserta didik kurang mampu mengolah informasi yang dia baca,
3. Situasi pembelajaran yang kurang memotivasi peserta didik untuk mempelajari dan membaca buku-buku materi pelajaran,
4. Perkembangan teknologi yang tidak dimanfaatkan dengan baik, baik oleh guru dalam proses pembelajaran maupun oleh peserta didik,
5. Peserta didik malas membaca untuk memahami soal,
6. Peserta didik lebih senang mencari informasi sepotong-sepotong dari google daripada membaca buku/informasi secara keseluruhan,
7. Pemilihan metode dan model pengajaran oleh guru kurang tepat,
8. Kurangnya stimulus pada soal-soal latihan yang diberikan oleh guru
9. LKPD dari guru kurang melatih literasi peserta didik.
Praktik pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan karena :
Saya rasa banyak guru yang mengalami permasalahan seperti saya karena ketertarikan peserta didik untuk membaca dan kemampuan literasi rata-rata peserta didik di Indonesia masih rendah. Selain itu materi Kimia Hijau merupakan materi yang baru pada Mata Pelajaran Kimia kelas X (Fase E) Kurikulum merdeka, sehingga praktik ini selain diharapkan dapat memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan bisa menjadi referensi bagi rekan guru lain.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik pembelajaran ini:
Melihat masalah peserta didik dalah hal literasi yang masih rendah, saya sebagai guru merasa mempunyai tanggung jawab untuk menumbuhkan budaya kegemaran membaca dan literasi informasi peserta didik.
Sebab kemampuan literasi memiliki kaitan erat dengan keberhasilan peserta didik dalam belajar dan kehidupannya. Literasi memberikan manfaat kepada peserta didik berupa memperluas pengetahuan, pengalaman, dan mempertinggi daya pikir serta mempertajam penalaran. Dengan keterampilan berliterasi ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar peserta didik, baik dalam menempuh pendidikan selanjutnya, maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai guru juga saya bertanggung jawab mendidik para generasi penerus bangsa supaya tidak tertinggal dengan negara-negara maju, dengan melakukan proses pembelajaran yang efektif, menggunakan model pembelajaran yang tepat dan inovatif.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
Setelah dilakukanya identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru, kepala sekolah dan pakar serta pengawas, maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu :
1. Guru masih kurang terbiasa menerapkan model pembelajaran yang tepat dan inovatif yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dalam pembelajaran.
2. Pembelajaran masih sering berpusat pada guru dimana metode ceramah, tanya jawab dan memberi tugas pada peserta didik masih banyak dilakukan dalam proses pembelajaran.
3. Kemampuan dan kemauan peserta didik untuk membaca yang masih rendah yang menyebabkan kesulitan memahami materi.
4. Guru harus menyiapkan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi peserta didik yang memuat bacaan/informasi keterikatan materi dengan kehidupan sehari-hari.
5. Guru harus mengintegrasikan model pembelajaran dengan TPACK, agar peserta didik antusias dalam mengikuti pembelajaran dan tujuan praktik ini untuk meningkatkan kemampuan literasi dapat tercapai.
Dilihat dari tantangan tersebut bahwa tantangan yang dihadapi merupakan sisi kompetensi guru yang harus ditingkatkan baik dalam bidang pedagogik maupun profesional sedangkan dari sisi peserta didik adalah minat dan dan kemampuan literasi. Dan yang terlibat dalam tantangan ini adalah guru dan peserta didik dan pihak manajemen sekolah dalam menyediakan sarana dan prasarana yang memadai.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk
menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini
Langkah-langkah dan strategi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah:
1. Pemilihan model pembelajaran inovatif
Langkah awal dalam menentukan model pembelajaran inovatif adalah dengan melakukan kajian literatur dan wawancara. Kajian literatur dilakukan dengan mencari referensi dari jurnal penelitian pendidikan sedangkan wawancara dilakukan dengan pakar, pengawas sekolah, teman sejawat dan kepala sekolah. Dari kajian literatur dan wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu cara yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis literasi dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan instrumen Lembar Kerja Peserta Didik yang memuat bacaan-bacaan hubungan materi tersebut dengan kehidupan sehari-hari, agar peserta didik lebih antusias dalam mempelajari materi tersebut dan dapat dalam menerapkan konsep yang ia pelajari dalam kehidupan sehari- hari.
Proses yang diterapkan dalam model pembelajaran PBL adalah :
Pendahuluan
Peserta didik diberikan apersepsi, berupa materi sebelumnya dan juga motivasi serta manfaat materi dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti
Peserta didik diminta mengamati permasalah dari tayangan video, dan juga membaca modul yang di share melalui Google Class Room. Kemudian peserta didik dirangsang untuk menemukan permasalahan yang ada dan menyelesaikanya
dalam diskusi kelompok. Hasil diskusi kelompok mereka tuangkan dalam bentuk presentasi dengan aplikasi canva. Guru membimbing peserta didik selama diskusi berlangsung dengan memberikan poin-poin yang harus ada dalam presentasi yang mereka buat, dan boleh dikembangkan menurut kreativitas masing-masing. Peserta didik dapat membagi tugas dalam membuat presentasi supaya tugas dapat selesai tepat waktu, dengan memanfaatkan fitur share this design pada canva.
Hasil diskusi kemudian dipresentasikan di depan kelas. Setelah itu peserta didik saling Tanya jawab, memberi tanggapan dan membuat kesimpulan.
Kemudian guru memberikan penguatan dari hasil presentasi diskusi tersebut.
Kegiatan Penutup
Guru memberikan soal post test yang mengandung wacana dan grafik, guru dan siswa melakukan refleksi dan menutup pembelajaran dengan berdoa.
2. Mengemas pembelajaran lebih menarik, diintegrasikan dengan TPACK
Kemampuan peserta didik memecahkan masalah yang berbasis literasi, dibutuhkan pembiasaan peserta didik untuk mau membaca/berliterasi. Agar peserta didik mau membiasakan diri untuk membaca/berliterasi dalam proses kegiatan pembelajaran, maka harus ada ketertarikan peserta didik untuk mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang monoton akan membuat peserta didik bosan. Maka dalam proses pembelajaran, guru harus mengintegrasikan proses pembelajaran dengan teknologi, agar peserta didik lebih antusias dan termotivasi untuk mau membaca, memahami serta mampu mengolah informasi yang mereka baca.
Dalam praktik pembelajaran ini digunakan media pembelajaran yang mengoptimalkan penggunaan teknologi sebagai upaya untuk mengintegrasikan model pembelajaran Problem Based Learning dengan TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) yaitu dengan optimalisasi penggunaan canva dalam slide presentasi guru dan juga dalam penyelesaian tugas oleh peserta didik.
Selain itu guru juga memberikan kumpulan video- video youtube dan modul bacaan tentang Kimia Hijau yang di share di Google Class Room.
Yang terlibat dalam melaksanakan Aksi ini tentunya adalah dosen pembimbing, guru pamong yang memberikan masukan dalam pemilihan model dan metode, peserta didik kelas X SMA Insan Cendekia Boarding School, teman sejawat yang membantu dalam mendokumentasikan kegiatan, serta kurikulum dan kepala sekolah yang mengizinkan pelaksanaan Aksi serta memberikan arahan, saran dan masukan dalam kelancaran aksi ini.
Sumber daya materi yang diperlukan dalam pelaksanaan Aksi yaitu jurnal-jurnal penelitian Pendidikan yang telah melakukan penelitian serupa terkait kemampuan literasi dan penggunaan model Problem Base learning, buku naskah model-model pembelajaran untuk memperkuat pemahaman model Problem Base Learning yang diterapkan, Modul mengenai Kimia Hijau, Video-video yang terkait dengan materi pembelajaran serta buku paket IPA Fase E Kurikulum Merdeka sebagai sumber materi ajar guru dan sumber belajar peserta didik.
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor
keberhasilan atau ketidakberhasilan dari
strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut
Dampak dari penggunaan media berbasis TPACK yang diimplementasikan dalam pembelajaran dapat membuat peserta didik lebih semangat dan tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran dan dari hasil evaluasi tersebut diperoleh hasil peserta didik yang memuaskan dilihat dari peserta didik mampu menyelesaikan soal post test, dan mampu mengolah informasi dari sebuah bacaan maupun video yang mereka tuangkan dalam presentasi.
Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning membuat peserta didik lebih termotivasi untuk membaca dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional yang selama ini sering digunakan. Dikarenakan pada model PBL, materi bacaan yang disajikan sangat erat kaitannya dengan masalah dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Respon dari lingkungan sekitar yaitu dari peserta didik, teman sejawat, kepala sekolah diantaranya sebagai berikut :
1. Peserta didik merasa senang dengan proses pembelajaran karena tidak monoton, Peserta didik juga semangat untuk membaca dan mencari informasi untuk mereka tuangkan ke dalam presentasi mereka. Membuat presentasi dengan canva juga membuat peserta didik lebih kreatif, mereka tertarik membuat desain-desain yang menarik, dan aplikasi ini pun cukup mudah untuk digunakan untuk peserta didik.
2. Dari teman sejawat dan kepala sekolah secara keseluruhan sudah dapat mengkondisikan kelas dan terarah, peserta didik dapat terlibat aktif dan kegiataanya menyenangkan.
Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh penguasaan guru terhadap model pembelajaran, ketepatan media pembelajaran yang digunakan dan langkah-langkah rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
Selain itu, faktor yang menentukan adalah kondisi peserta didik. Peserta didik di lingkungan SMA Insan Cendekia Boarding School merupakan peserta didik yang sudah tidak asing dengan perkembangan teknologi. Semua peserta didik wajib memiliki laptop dan dalam kegiatan pembelajaran di SMA Insan Cendekia Boarding School, guru sangat ditekankan untuk memanfaatkan laptop peserta didik untuk menunjang pembelajaran. Dikarenakan kondisi tersebut, maka penerapan pembelajaran TPACK dapat dilaksanakan dengan baik.
Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan kegiatan yang sudah dilakukan oleh guru tentunya dapat menjadikan guru lebih kreatif dan inovatif dalam memilih dan mengembangkan model-model pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.