• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Teks Hikayat Pertemuan 3

N/A
N/A
Syahira Robiatul Hapidah

Academic year: 2025

Membagikan "Modul Teks Hikayat Pertemuan 3"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS X SEMESTER 2

BAB III: MENYUSURI NILAI DALAM CERITA LINTAS ZAMAN PERTEMUAN KE-3

(Mengalihwahanakan nilai-nilai yang terkandung pada Hikayat ke dalam Cerpen) INFORMASI PENYUSUN

Penyusun Syahira Robiatul Hapidah Intansi SMKN 6 Bandung

Kelas/Fase X/E

Alokasi Waktu 4 x 45 Menit

Tujuan

Pembelajaran

Siswa dapat memahami perbedan kaidah bahasa pada teks Hikayat dan Cerpen.

Siswa dapat membuat cerpen dengan menyertakan nilai-nilai yang terkandung seperti pada teks hikayat.

Profil Pelajar Pancasila

Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan YME.

Bernalar Kritis.

Berakhlak Mulia.

Sarana dan Prasarana

Hp/Laptop/Komputer/Infocus.

Jaringan Internet, E-Book, Alat Tulis, dan Bahan Ajar KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Awal (20 Menit)

 Guru memberi salam serta menanyakan kabar siswa.

 Siswa dan guru memulai pelajaran dengan berdo’a.

 Guru mengabsen siswa dengan mendeskripsikan sifat baik yang menonjol.

 Guru memotivasi siswa.

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran.

 Guru memberikan pertanyaan pemantik dengan pertanyaan sebagai berikut:

(2)

o Ada yang bisa mendefinisikan apa itu cerpen?

o Sudah berapa cerpen yang kalian baca?

o Di antara kalian apa ada yang pernah membuat cerpen?

o Kira-kira apa saja yang terkandung dalam cerpen?

Kegiatan Inti (120 Menit)

 Guru memulai pembelajaran dengan mengenalkan dua video berbeda (Video hikayat dan video cerpen)

 Guru memberi pertanyaan kepada siswa:

o Apa ada perbedaan yang terkandung pada dua video tadi?

 Guru menjelaskan materi penjelasan tentang apa itu cerpen dan hubungannya dengan hikayat.

 Siswa membuka materi pada e-book halaman 99.

 Siswa membaca materi tersebut lalu menyusun kesimpulan dari materi lalu menulis hasil kesimpulan di buku catatan.

 Salah satu siswa dimintai untuk menginterpretasikan kesimpulan perbedaan hikayat dan cerpen yang ia susun.

 Guru menarik kesimpulan materi dan memberi sedikit pemahaman yang mudah dimengerti.

 Guru menjelaskan cara membuat cerpen.

 Guru mengajak siswa untuk membuat cerpen dengan menyertakan contoh pembuatannya.

 Siswa mulai membuat cerpen.

Kegiatan Akhir (20 Menit)

 Siswa mengumpulkan cerpen.

 Guru memberikan pertanyaan refleksi sebagai berikut:

o Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?

o Apa saja kendala yang anda alami saat melaksanakan pembelajaran hari ini?

o Apa yang anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya?

 Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini dengan menyebutkan poin-poin yang telah dibahas.

 Guru memberi klu untuk pembelajaran selanjutnya.

(3)

 Siswa dapat mengajukan pertanyaan yang ingin diketahui lebih lanjut.

 Guru dan siswa mengakhiri pembelajaran.

MATERI PEMBELAJARAN

Cerpen adalah singkatan dari Cerita Pendek, cerpen adalah sebuah karya sastra berbentuk prosa fiksi yang dituangkan secara naratif atau menceritakan sebuah kisah.

Meskipun hikayat dan sama-sama cerita naratif, memiliki perbedaan yang signifikan, terutama disebabkan oleh perbedaan zaman dan konteks sosial budaya saat cerita tersebut diciptakan.

Hikayat cenderung lebih kental dengan nuansa kerajaan, baik dalam hal tokoh, setting, maupun konflik. Tokoh-tokohnya seringkali berasal dari kalangan kerajaan atau memiliki kekuatan magis. Konflik yang muncul pun seringkali berkaitan dengan perebutan kekuasaan atau perselisihan antar kerajaan. Alur cerita hikayat cenderung lebih kompleks dan sering menggunakan alur berbingkai. Sudut pandang yang digunakan umumnya adalah orang ketiga.

Cerpen lebih fleksibel dalam pemilihan tokoh, latar, dan konflik. Tokoh-tokoh dalam cerpen bisa berasal dari berbagai kalangan masyarakat dan konflik yang muncul pun lebih beragam, tidak hanya terbatas pada konflik kerajaan. Alur cerita cerpen juga lebih variatif, begitu pula dengan sudut pandang penceritaan.

Perbedaan mendasar ini dipengaruhi oleh:

Zaman dan budaya: Hikayat lahir pada masa kerajaan, sehingga cerita-ceritanya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan pandangan hidup masyarakat pada masa itu.

Cerpen modern lebih bebas bereksplorasi dengan berbagai tema dan gaya penulisan.

(4)

Fungsi sosial: Hikayat seringkali berfungsi sebagai sarana untuk mendidik dan menghibur masyarakat, sementara cerpen modern memiliki fungsi yang lebih luas, termasuk sebagai bentuk ekspresi diri penulis.

Langkah-langkah membuat Cerpen:

 Menentukan tema (pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, fenomena/peristiwa yang kita lihat, khayalan).

 Membuat kerangka karangan (Peristiwa awal, penampilan masalah, penyelesaian masalah)

 Mengembangkan kerangka menjadi cerita utuh (ToKo ATLAS dan nilai-nilai yang terkandung)

 Memberi judul pada karangan (buat semenarik mungkin)

 Memeriksa kembali dan memperbaiki.

Contoh cerpen dengan tema dari sebuah fenomena:

(5)

"Liburan Seru di Kampung Nenek"

Orientasi:

Setting: Kampung halaman yang asri dengan sawah, sungai, dan pohon-pohon rindang.

Tokoh Utama: Andi, seorang anak kota yang bosan dengan hiruk pikuk kota.

Pengenalan: Andi diajak oleh neneknya untuk berlibur di kampung halaman.

Awalnya Andi merasa bosan, namun lambat laun ia mulai menikmati suasana pedesaan.

Komplikasi:

Peristiwa Pemicu: Andi bertemu dengan Beni, anak tetangga yang pandai memancing.

Konflik: Andi ingin belajar memancing seperti Beni, tetapi selalu gagal.

Meningkatnya Tegangan: Andi merasa minder karena tidak bisa memancing sebaik Beni.

Resolusi:

Penyelesaian Masalah: Dengan bantuan Beni, Andi akhirnya berhasil menangkap ikan pertama.

Pelajaran: Andi belajar bahwa kesabaran dan latihan adalah kunci untuk menguasai sesuatu.

Akhir Cerita: Andi sangat senang dengan keberhasilannya dan memutuskan untuk sering-sering berkunjung ke kampung nenek.

Alur Cerita dalam Bentuk Paragraf:

Andi, seorang anak kota yang bosan dengan hiruk pikuk kota, diajak oleh neneknya untuk berlibur di kampung halaman. Awalnya Andi merasa bosan, namun lambat laun ia mulai

(6)

menikmati suasana pedesaan yang tenang. Suatu hari, Andi bertemu dengan Beni, anak tetangga yang pandai memancing. Andi ingin sekali bisa memancing seperti Beni, namun setiap kali mencoba selalu gagal. Ia merasa minder dan hampir menyerah. Namun, Beni tidak menyerah pada Andi. Dengan sabar, Beni mengajari Andi cara memasang umpan, melempar joran, dan menunggu ikan memakan umpan. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya Andi berhasil menangkap ikan pertama. Andi sangat senang dan merasa bangga dengan dirinya sendiri. Dari pengalaman itu, Andi belajar bahwa kesabaran dan latihan adalah kunci untuk menguasai sesuatu.

Referensi

Dokumen terkait

Memberi motivasi kepada peserta didik dan apersepsi berupa guru memberikan pertanyaan "Unsur apa saja yang terdapat pada bahan makanan yang sering kalian konsumsi?"  Kegiatan Inti

6 guru memberi motivasi dengan membimbing peserta didik memahami pentingnya keterampilan sofskill bagi seorang yang bekerja di bidang Prosedur dan Instruksi Kerja Inti 45 Menit 1

Kegiatan Inti 90 Menit Proyeksi Peta  Guru memberikan motivasi untuk mengkondisikan suasana belajar yang kondusif dengan memberikan stimulus berupa pertanyaan atau gambar yang dapat

Kegiatan Inti 90 Menit Tenaga Endogen Vulkanisme dan pengaruhnya terhadap kehidupan  Guru memberikan stimulus melalui tayangan video atau gambar proses vulkanisme yang ada di

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memfinalisasi editing video tutorial atau desain teks prosedur yang telah dibuat dengan memperhatikan struktur, bahasa, dan penggunaan