• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MATERI BERWUDHU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SDN 2 PAHANDUT PALANGKA RAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MATERI BERWUDHU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SDN 2 PAHANDUT PALANGKA RAYA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1103 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MATERI BERWUDHU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II

SDN 2 PAHANDUT PALANGKA RAYA

Kartini 1, Rio Irawan2

1,2Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

E-mail: kartinipky115@gmail.com 1, rioirawan@iain-palangkaraya.ac.id2

Abstract

Guru diharapkan dapat mengembangkan sumber daya manusia dan meningkatkan kualitasnya. Metode pembelajaran yang monoton dan tradisional selama ini diajarkan sehingga mengurangi dampaknya terhadap hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran, metode pengajaran yang digunakan oleh guru hanya terbatas pada ceramah, maka komunikasi yang terjalin dalam proses pembelajaran hanya bersifat komunikasi (satu arah) sebagai tindakan. Bagi peneliti penerapan metode demonstrasi pada materi kebersihan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan menerapkan metode yang tepat sesuai materi dan karakteristik siswa, kami mengangkat isu perbaikan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini. Hasilnya, setelah menerapkan metode demonstrasi dan mengikuti proses pembelajaran, hasil belajar siswa khususnya materi penyuluhan pada siklus I meningkat sebesar 10%, sedangkan angka ketuntasan klasikal hanya mencapai 70%. itu ada. Terjadi pula peningkatan hasil belajar siswa sebesar 30% pada siklus II setelah mengikuti proses pembelajaran melalui penerapan teknik demonstrasi oleh tutor sebaya.

Hal ini juga meningkatkan hasil belajar siswa karena semua siswa sudah mengenalnya di bawah bimbingan guru dan teman sebaya. Instruktur selalu aktif terlibat dalam pembelajaran, dan saya merasa sangat nyaman, dan penyelesaian pelajaran klasik mencapai 100%.

Kata kunci: Metode Demonstrasi, Hasil Belajar,Berwudhu

Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha untuk menciptakan lingkungan belajar di mana peserta didik dapat mencapai potensi penuhnya, sesuai dengan yang ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2003. Guru mendorong siswa untuk aktif mengembangkan kemampuan kognitif, emosional, dan psikomotoriknya agar mampu menjadi manusia yang kompeten dan kreatif, beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, bertakwa

(2)

1104 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”

kepada Tuhan, berakhlak mulia dan berilmu dan menjadi warga negara yang mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.

Tanggung jawab utama seorang guru adalah menjalankan proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran memiliki kualitas yang tinggi, guru harus selalu berusaha untuk meningkatkan kinerjanya. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan melakukan penelitian tindakan di dalam kelas.

Proses pembelajaran yang efektif akan menghasilkan pencapaian hasil belajar yang memuaskan. Prestasi belajar yang dicapai juga berfungsi sebagai informasi bagi guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian tindakan kelas bila dilaksanakan dengan baik mempunyai peranan penting dan strategis dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Hal ini melibatkan guru secara sadar mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang muncul dalam pembelajaran di kelas dengan melaksanakan tindakan yang direncanakan dan memantau dengan cermat pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Menurut Kunandar (2010), penelitian tindakan adalah suatu penelitian kolaboratif dan partisipatif dimana guru melakukan penelitian (kolaborasi) di kelas, secara bersamaan atau bersama orang lain, dengan tujuan untuk meningkatkan atau meningkatkan kualitas dengan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan. dari Menjelaskan proses pembelajaran di kelas melalui tindakan (perlakuan) tertentu dalam siklus tersebut.

Pendidikan Agama Islam dan Ciri-ciri Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan pada tingkat sekolah dasar (SD). Hukum ajaran agama Islam dan ciri-cirinya begitu kompleks sehingga memerlukan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajarannya agar dapat dipahami, dipahami dan dijadikan pedoman hidup. Salah satu ajaran yang mendasar dalam pendidikan agama islam adalah tentang taharah (bersuci).

Sebelum melaksanakan salat seorang muslim harus bersuci terlebih dulu.

Untuk dapat melaksanakan bersuci dengan benar, maka siswa harus betul- betul dilatih secara terus menerus agar pengetahuan dan keterampilan bersuci dapat tertanam dan terbiasa dalam kehidupan siswa.

Di SDN 2 Pahandut Palangka Raya hasil pembelajaran Tahara atau Bersuci di Kelas II belum mencapai hasil yang diharapkan. Artinya 85% siswa di kelas tersebut belum mencapai KKM.

Mulyasa (2009) mengemukakan bahwa berdasarkan konsep belajar menyeluruh, seorang murid dianggap telah berhasil jika ia telah memahami suatu kompetensi atau meraih setidaknya 65% dari keseluruhan sasaran pembelajaran. Efektivitas kelas diukur berdasarkan jumlah murid, minimal 85% dari keseluruhan populasi kelas, yang berhasil mencapai minimal 65%

tujuan pembelajaran.

(3)

1105 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”

Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini disebabkan karena proses pembelajaran yang kurang menyenangkan sehingga materi susah diingat oleh peserta didik. Dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah saja, sehingga komunikasi yang terbangun dalam proses pembelajaran adalah komunikasi sebagai aksi (satu arah) saja sehingga dalam proses pembelajaran yang lebih aktif adalah guru. Media yang digunakan kurang menarik dan monoton yaitu hanya buku paket saja, sehingga siswa kelihatan jenuh dan kurang bergairah dalam belajar. Kondisi ini menjadi tantangan bagi peneliti untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran dengan menerapkan metode yang tepat sesuai dengan karakteristik materidan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Metode/Metodologi

Desain investigasi tindakan kelas (PTK) atau jenis investigasi tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah tersebut dan hasilnya diuraikan secara rinci. Subyek penelitian PTK ini adalah siswa kelas 2 SDN 2 Pahandut kota Palangkaraya. Riset ini melibatkan dua rangkaian periode, yakni Rangkaian Pertama dan Rangkaian Kedua. Tiap rangkaian terbagi menjadi empat tahap yang meliputi Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, serta Refleksi.

Teknik penelitian yang sudah terkumpul, kemudian dianalisis sebagai berikut:

1. Guna mengevaluasi data yang diperoleh dari pengamatan kegiatan siswa dan guru selama proses pembelajaran, analisis dilaksanakan melalui penggunaan kuesioner (lembar observasi) dan penjelasan naratif terkait dua aspek tersebut.

2. Untuk menganalisis data tentang hasil belajar siswa dilakukan dengan cara:

a. Memberikan nilai hasil belajar siswa pada setiap akhir siklus/perolehan sebagai persentase yang dimodifikasi (hasil yang diperoleh setiap siswa dihitung dari persentase keterampilan yang dilakukan dengan benar dengan rumus sebagai berikut: (Ngalim Purwanto, 2008: 112).

S = x100 N

R

Keterangan:

S=Nilai yang diharapkan (dicari)

R=Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N=Skor maksimum dari test tersebut.

(4)

1106 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”

Ketuntasan hasil belajar siswa secara individu dalam penelitian ini diukur dengan KKM mata pelajaran PAI di SDN 2 pahandut yaitu 70.

b. Menghitung ketuntasan klasikal/keberhasilan pembelajaran, yang dihitung dengan rumus: (Anas Sudijono, 2008: 43)

Keterangan:

P = Angka presentase

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) Ketuntasan secara klasikal dalam penelitian ini diukur sesuai teori belajar tuntas yaitu 85%. (Mulyasa, 2009: 207 – 208).

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dampak dari penelitian tindakan kelas menggunakan pendekatan demonstrasi dalam mengajarkan metode pembersihan materi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 2 di SDN 2 Pahandut, Kota Palangka Raya, diamati secara bertahap melalui langkah-langkah yang diambil dalam setiap siklus pembelajaran di dalam kelas. Penelitian dimulai dengan tahap pra-tindakan, diikuti oleh dua periode siklus tindakan yang dijalankan.

1. Pra Tindakan

Tahap pra-tindakan dilaksanakan untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi yang menjadi fokus pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas. Langkah ini melibatkan penelaahan dokumen seperti catatan nilai keterampilan berwudhu.. Data pra-tindakan sebagai berikut:

a. Siswa yang mendapatkan nilai 70 – 100 adalah 10 orang dari 10 orang siswa atau 60%.

b. Siswa yang mendapatkan nilai < 70 adalah 5 orang dari 15 orang siswa atau 40%.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Berdasarkan data yang diperoleh sebelumnya, hasil belajar siswa masih rendah, yaitu rata-rata hanya mencapai 66 poin, sedangkan KKM mata pelajaran PAI di SDN 2 Pahandut adalah 70 poin, dan tingkat kemahiran klasikal hanya sedikit. mencapai 60%.

(5)

1107 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti/guru menyusun modul pendidikan dengan metode demonstrasi, menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan, dan menyiapkan alat yang diperlukan untuk melakukan tindakan pada siklus I. .

b. Pelaksanaan dan Obserasi

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilakukan pada hari Senin, 24 Juli 2023.Berdasarkan hasil observasi, penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran materi berwudhu secaraumum sudah berjalan sesuai yang direncanakan.

Pada kegiatan awal, pertama-tama guru mengucap salam, kemudian mengecek kehadiran dan kesiapan siswa dan berdo’a dengan dipimpin salah satu siswa. Kemudian guru mengajak siswa untuk membaca doa sebelum belajar. Setelah itu melakukan appersepsi, kemudian guru menyampaikan topik yang akan dipelajari serta tujuan pembelajarannya, kemuadia guru membagi siswa menjadi 3 kelompok dan menyampaikan langkah-langkah yang akan dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru menayangkan video tentang tata cara berwudhu, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan terkait video yang telah disimak, guru memberikan stimulus. Setelah itu guru memberikan LKPD yang akan dikerjakan siswa secara berkelompok dan mempersilakan siswa untuk mengejakan LKPD dengan berdiskusi kelompok. Langkah berikutnya guru melakukan bewudhu, kemudian mengajak siswa menirukan guru melakukan berwudhu, kemudian membimbing siswa melakukan berwudhu dan mempersilakan siswa melakukan berwudhu perkelompok.

Pada tahap akhir pelajaran, instruktur memberikan ujian pasca pembelajaran, menginspirasi serta memberi nasihat, memperkenalkan topik yang akan dijelajahi selanjutnya, dan mengakhiri sesi pembelajaran dengan berdoa bersama dan salam penghormatan.

c. Hasil Belajar Siswa

Treatment atau tindakan yang telah dilakukan pada siklus pertama yaitu menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkanhasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa diambil dari hasil post test yang dikerjakan siswa pada akhir proses pembelajara nuntuk aspek pengetahuan dan pada saat proses pembelajaran untuk aspek keterampilan.

Data hasil belajar siswa pada siklus pertama dapat dideskripsikan sebagai berikut:

(6)

1108 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”

1) Siswa yang memperoleh nilai 70 – 100 atau tuntas adalah 11 siswa dari 10 siswa atau 70%

2) Siswa yang memperoleh nilai <70 atau tidak tuntas adalah 4 siswa dari 10 siswa atau 30%.

Tabel 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No Nama

Nilai Peningkata n (%) Pra

tindakan Siklus I

1 Pratama Juna Arifin 70 80 10

2 Alpian Ardhani 70 80 10

3 M.Fakhruzi 60 70 10

4 Naila Putri Ar Rahmah

60 70 10

5 M.Rikco Prasetyo 70 80 10

6 Firda Ramadania 70 70 0

7 Khairunnisa 60 70 10

8 Siffa Aulia 60 60 0

9 M.Ibrahim Mofiq 70 80 10

10 M.Syarif Anwar 60 70 10

11 Putri Chania Lestari 70 70 0

12 Raihan Al Fateh 60 70 10

13 M.Nazriel 70 70 0

14 Haikal 70 70 0

15 Nazaenatul Humairah

70 80 10

Jumlah 990 1.090 100

Nilai Rata-rata 66 72,7 6,7

% KetuntasanKlasikal 60% 70% 10%

Informasi dalam tabel di atas mengindikasikan bahwa perlakuan yang diberikan menghasilkan peningkatan prestasi belajar siswa pada periode pertama, dengan nilai rata-rata mencapai 70%, dan juga meningkatkan pencapaian ketuntasan secara keseluruhan sebesar 10%.

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replaning)

Berdasarkan pengamatan dan penilaian terhadap pencapaian belajar siswa pada periode pertama, terungkap bahwa pelaksanaan

(7)

1109 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”

pembelajaran berjalan dengan sukses sesuai rencana yang telah dibuat.

Terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebanyak 13%, dan juga terjadi kenaikan sebesar 20% dalam pencapaian ketuntasan secara keseluruhan.

Menurut teori belajar tuntas bahwa kelas dianggap tuntas apabila siswa yang mencapai KKM mencapai 85% dari jumlah siswa di dalam kelas. Melihat hasil belajar siswa siklus pertama pada aspek pengetahuan ketuntasan klasikal sebesar 80% dan aspek keterampilan ketuntasan kelas mencapai 70%. Ini berarti menurut teori belajar tuntas, ketuntasan klasikal belum tercapai dengan baik, sehingga perlu disusun perencanaan siklus kedua dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemui dalam proses pembelajaran dengan langkah-langkah baru yang duharapkan mampu meningkatkan hasilbelajar siswa baik aspek pengetahuan maupun keterampilan.

Untuk mengatasi kekurangan dan menjaga pencapaian yang telah diperoleh, langkah selanjutnya dalam siklus berikutnya adalah merencanakan hal-hal sebagai berikut:

1) Memberikan motivasi yang lebih kuat kepada siswa untuk meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses belajar.

2) Mengadakan kompetisi antar kelompok sehingga diharapkan akan meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan prestasi.

3) Meningkatkan intensitas bimbingan kepada siswa yang menghadapi kesulitan dalam memahami materi.

4) Memberikan apresiasi kepada siswa atau kelompok yang berhasil mencapai prestasi.

5) Mengadopsi pendekatan pembelajaran berbasis tutor sebaya, di mana siswa yang memiliki pemahaman dan keterampilan yang baik bertanggung jawab membimbing rekan-rekan dalam kelompok yang memerlukan bantuan.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus kedua ini sesuai dengan replaning siklus pertama, yaitu:

1) Memberikan motivasi yang lebih kuat kepada siswa untuk meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses belajar.

2) Mengadakan kompetisi antar kelompok sehingga diharapkan akan meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan prestasi.

3) Meningkatkan intensitas bimbingan kepada siswa yang menghadapi kesulitan dalam memahami materi.

(8)

1110 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”

4) Memberikan apresiasi kepada siswa atau kelompok yang berhasil mencapai prestasi.

5) Mengadopsi pendekatan pembelajaran berbasis tutor sebaya, di mana siswa yang memiliki pemahaman dan keterampilan yang baik bertanggung jawab membimbing rekan-rekan dalam kelompok yang memerlukan bantuan

b. Pelaksanaan dan Observasi

Pelaksanaan pembelajaran pada tahap kedua dilakukan pada tanggal Senin, 31 Juli 2023. Berdasarkan hasil observasi, penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran materi berwudhu secara umum sudah berjalan sesuai yang direncanakan.

Pada kegiatan awal, pertama-tama guru mengucap salam, kemudian mengecek kehadiran dan kesiapan siswa dan berdo’a dengan dipimpin salah satu siswa. Setelah itu guru melakukan appersepsi, kemudian guru menyampaikan topik yang akan dipelajari serta tujuan pembelajarannya, kemuadia guru membagi siswa menjadi 3 kelompok dan menyampaikan langkah-langkah yang akan dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru menayangkan animasi tentang tata cara berwudhu, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan terkait video yang telah disimak, guru memberikan stimulus. Setelah itu guru memberikan LKPD yang akan dikerjakan siswa secara berkelompok dan mempersilakan siswa untuk mengejakan LKPD dengan berdiskusi kelompok tentang tatacara berwudhu dan menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, guru mempersilakan kelompok lain memberikan tanggapan, dan guru memberikan penguatan. Langkah berikutnya guru melakukan berwudhu, kemudian mengajak siswa menirukan guru melakukan berwudhu, kemudian membimbing siswa melakukan berwudhu. Siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik diberi tugas untuk membimbing siswa yang masih memerlukan bimbingan, dan mempersilakan siswa melakukan berwudhu di depan kelas.

Saat menjelang akhir sesi pembelajaran, guru menyediakan ujian pasca-pembelajaran, memberikan dorongan semangat serta pesan bijak, menginformasikan topik yang akan diajarkan selanjutnya, dan mengakhiri pelajaran dengan doa bersama serta salam penghormatan.

c. Hasil Belajar Siswa

(9)

1111 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”

Treatment atau tindakan yang telah dilakukan pada siklus kedua yaitu menerapkan metodedemonstrasimelaluiturorsebayadapat meningkatkanhasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa diambil dari hasil post test yang dikerjakan siswa untuk aspek pengetahuan dan saat proses pembelajaran untuk aspek keterampilan.

Tabel 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Aspek Pengetahuan Siklus II

No Nama Nilai Peningkatan

Siklus I Siklus II (%)

1 Pratama Juna Arifin 80 90 0

2 Alpian Ardhani 80 90 20

3 M.Fakhruzi 80 70 10

4 Naila Putri Ar Rahmah 80 90 10

5 M.Rikco Prasetyo 80 90 0

6 Firda Ramadania 70 90 0

7 Khairunnisa 80 80 10

8 Siffa Aulia 80 80 20

9 M.Ibrahim Mofiq 80 80 0

10 M.Syarif Anwar 80 90 20

11 Putri Chania Lestari 80 90 10

12 Raihan Al Fateh 80 90 10

13 M.Nazriel 80 70 10

14 Haikal 80 90 0

15 Nazaenatul Humairah 80 80 20

Jumlah 1.090 1.190 100

Nilai Rata-rata 72,7 79,3 9

% Ketuntasan Klasikal 70% 100% 30%

Data hasil belajar siswa pada siklus pertama dapat dideskripsikan sebagai berikut:

(10)

1112 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”

1) Siswa yang memperoleh nilai 70 – 100 atau tuntas adalah 15 siswa dari 15 siswa atau 100%

2) Tidakada siswa yang memperoleh nilai <70 atau tidak tuntas.

Penerapan metode demonstrasi melalui tutor sebaya pada siklus kedua mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi berwudhu.

Pada aspek pengetahuan hasil belajar siswa meningkat dari nilai rata- rata 81,0 menjadi 90,0 dan ketuntasan klasika l dari 70% menjadi 100%.

Sedangkan hasil belajar aspek keterampilan meningkat dari nilai rata- rata 74,0 menjadi 80,0 dan ketuntasan kelas meningkatdari 70% menjadi 100%.

d. Refleksi

Selama tahap pelaksanaan pembelajaran di siklus kedua, guru atau peneliti bekerja sama dengan seorang pengamat dalam melakukan refleksi atas observasi yang dilakukan. Hasil refleksi ini menggambarkan pencapaian-pencapaian yang berhasil dicapai selama siklus kedua..

Siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam aktivitas pembelajaran, mereka cermat dalam mengikuti demonstrasi, dan mampu berkolaborasi dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Mereka juga berhasil dalam melakukan mandi dengan cara yang benar.

Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran bisa dicapai melalui penggabungan berbagai metode pembelajaran, penyelenggaraan kompetisi antar kelompok untuk menyelesaikan tugas, serta memberikan penghargaan kepada kelompok yang mencapai prestasi dengan menyelesaikan tugas sesuai waktu. Lingkungan belajar yang kondusif juga berperan penting dalam kesuksesan ini. Guru yang penuh perhatian mampu memberikan dukungan kepada siswa yang menghadapi hambatan dalam pembelajaran, serta memberikan dorongan untuk mengambil peran aktif dalam proses belajar..

Hasil belajar siswa meningkat dari rata-rata skor siklus I 66 menjadi 69,3, ketuntasan klasikal aspek pengetahuan meningkat dari 60% menjadi 70%, rata-rata skor pengetahuan meningkat dari 72,7 menjadi 79,3, ketuntasan meningkat dari 70% menjadi 100%. Aspek Kemampuan Aspek. Berdasarkan observasi, hal ini dipengaruhi oleh penerapan teknik demonstrasi yang dilakukan oleh tutor sebaya untuk meningkatkan proses pembelajaran.

Dari analisis data tersebut menunjukan bahwa penerapan metodedemonstrasipada siklus pertama dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa sebesar 10% tetapi ketuntasan klasikal belum

(11)

1113 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”

tercapai. Pada siklus kedua penerapan metode demonstrasi melalui tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa sebesar 30% dan ketuntasan kelas telah mencapai 100%. Ini berarti semua siswa telah mampu melakukan berwudhu sesuai dengan syari’at islam.

Data tersebut mengindikasikan bahwa penerapan metode demonstrasi oleh tutor sesama berhasil diterima dan dijalankan dengan baik oleh siswa dan guru, serta berdampak positif pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti dan rekan kolaborator memutuskan untuk mengakhiri penelitian setelah Siklus II.

Kesimpulan

Hasil penelitian selama dua siklus ini menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik khususnya materi berwudhu pada siklus pertama meningkat 10%

setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi, tetapi ketuntasan secara klasikal baru mencapai 70%. Hasil belajar siswa pada siklus kedua juga meningkat 30% setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi melalui tutor sebaya dan hasil belajar siswa meningkat karena semua siswa dikondisikan untuk selalu aktif dalam pembelajaran dengan bimbingan guru dan tutor sebaya yang sangat menyenangkan, ketuntasan secara klasikal mencapai 100%.

Referensi

Sabri, Ahmad. (2005). Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Quantum Teaching.

Ahmadi,Abu. (1997). Strategi Belajar Mengajar. CV Pustaka Setia

Sudijono Anas. (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. (2008). Standar Isi dan Standar Kelulusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006). Departemen Agama RI.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. (2006). Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan. Departemen Agama RI.

Sudjana S,Djudju. (2005). Strategi Pembelajaran. Falah Production.

Zaini, Hisyam. Munthe Bermawy, & Ayu Aryani Sekar. (2004). Strategi Pembelajaran Aktif. CTSD (Center for Teaching Staff Development) IAIN Sunan Kalijaga.

(12)

1114 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

“Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”

Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT Rajawali Pers.

Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah (Clasroom Action Research) Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional. Bumi Aksara.

Mulyasa. (2009). Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto,Ngalim. (2008). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT.

Remaja Rosdakarya.

Poerwadarminta. (1999). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Silbermen, M. L. (2006). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Nusamedia dan Nuansa.

Syafaruddin, & Nasution Irwan. (2005). Manajemen Pembelajaran. Quantum Teaching.

Bahri ,Djamarah Syaiful. (2000). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.

Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Kencana Pernada Media Group.

Rochiati Wiriatmadja. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa materi berwudhu pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan penerapan

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan penerapan metode demonstrasi di

2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital” UPAYA PENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MATERI

2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital” PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MELAKUKAN

2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital” PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MEDIA AUDIO

2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital” Tabel.8 Hasil Belajar Siswa Siklus I dan

2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital” Keterangan : N : Jumlah peserta didik

2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital” UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK