• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model active learning tipe permainan bingo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model active learning tipe permainan bingo"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Masalah Penelitian

Model pembelajaran aktif tipe bingo game belum pernah digunakan dalam pembelajaran IPS siswa kelas V MI Al-Markaz Al-Islami Maros. Untuk itu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran aktif jenis permainan bingo. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran aktif tipe bingo game dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V MI Al-Markaz Al-Islami Maros.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di kelas IPS. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran aktif tipe bingo game untuk menciptakan pembelajaran kreatif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dalam meningkatkan proses pembelajaran guru dengan menggunakan model pembelajaran aktif jenis permainan bingo.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Model Pembelajaran

Pengertian Model Active Learning

Keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan semangat dan minat siswa dalam proses pembelajaran.

Pengertian Model Active Learning

Dengan demikian diharapkan model pembelajaran aktif jenis permainan bingo dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V MI Al-Markaz Al-Islami Maros melalui penggunaan model pembelajaran aktif tipe bingo game. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Al-Markaz Al-Islami Maros pada pembelajaran IPS dengan model Active Learning tipe bingo game.

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir

Kekurangan Pengertian Model Active

Pengertian Belajar

Slameto (2003: 2) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku baru secara menyeluruh, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Bell-Gredler (Winataputra 2008:5), belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh berbagai kemampuan, keterampilan, dan sikap. Berdasarkan berbagai pendapat mengenai pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui berbagai aktivitas dengan lingkungan sekitarnya.

Prinsip-Prinsip Belajar

Menurut Suhanji, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku (change in behavior) yang disebabkan oleh pengalaman dan latihan. Untuk dapat mengolah dan memproses pembelajarannya secara efektif, siswa dituntut aktif secara fisik, intelektual, dan emosional. Siswa akan dapat belajar dengan baik apabila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah proses pembelajaran.

Pengertian Hasil Belajar

Tes tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran aktif tipe bingo. Berdasarkan tabel yang mengkategorikan hasil belajar siswa terlihat bahwa hasil belajar IPS siswa kelas V MI Al-Markaz Al-Islami Maros pada siklus I masih rendah. Penerapan pembelajaran IPS yang menggunakan model pembelajaran aktif tipe bingo game, belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I secara maksimal.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pengertian IPS

Sumaatmadja (Yulia, 2016:6) menjelaskan bahwa ilmu-ilmu sosial tidak lain hanyalah suatu mata pelajaran atau mata kuliah yang mempelajari kehidupan sosial, yang kajiannya memadukan bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Kemendikbud (Yulia, 2016: 7) menjelaskan bahwa ilmu-ilmu sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu sosial terbentuk atas dasar realitas dan fenomena sosial, yang mewujudkan pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu sosial.

Ruang Lingkup IPS

Seomatri (Yulia, 2016: 6) mengatakan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah program pendidikan yang menyeleksi materi pendidikan dari disiplin ilmu ilmu sosial dan humaniora (ilmu pedagogi dan sejarah) yang disusun dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan berdasarkan Pancasila dan budaya Indonesia. Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah, yang berasal dari muatan materi cabang-cabang ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. Sistem sosiokultural meliputi: individu, keluarga dan masyarakat, sosiologi sebagai ilmu dan metode, interaksi sosial, sosialisasi, pranata sosial, kebudayaan dan perubahan sosiokultural.

Karakteristik IPS

Wahab (Yulia menyatakan bahwa kehidupan manusia dalam konteks sosial sangat banyak dan luas, sehingga IPS pada setiap jenjang pendidikan hendaknya dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didik pada setiap jenjang. Organisasi kurikulum IPS akan berbeda dengan integrasi). , struktur yang berkorelasi (connected), hingga yang terpisah (terpisah) Unsur sosiologi dan ilmu pengetahuan sosial lainnya akan melengkapi kurikulum IPS, demikian pula unsur sains, teknologi, matematika dan agama juga akan memperkaya materi pembelajaran.

Tujuan dan Fungsi IPS

Sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 81% yang berkategori sangat baik. Peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas karena jenis penelitian ini dianggap cocok untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V MI Al-Markaz Al-Islami Maros. Berdasarkan tabel yang mengkategorikan hasil belajar siswa terlihat bahwa hasil belajar siswa Kelas V mengalami peningkatan pada Siklus II.

Penelitian Yang Relavan

Kerangka Pikir

Siswa kurang tanggap terhadap guru ketika bertanya, siswa takut bertanya atau berpendapat, dan kurangnya interaksi siswa dengan siswa lain mengenai proses pembelajaran. Sehingga kegiatan belajar siswa menjadi lebih bervariasi karena siswa saling berkompetisi dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dapat berdiskusi dengan teman kelompoknya, sehingga guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar di kelas.

Hipotesis Tindakan

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Subjek Penelitian
  • Faktor yang Diselidiki
  • Prosedur Penelitian
  • Instrument Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Indikator Keberhasilan

Dari data hasil belajar IPS siklus I dapat dilihat nilai kesempurnaan pembelajaran IPS kaitannya dengan daya serap siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah menggunakan metode bingo game, hasil belajar pada I., II. dan AKU AKU AKU. Penggunaan model pembelajaran aktif tipe bingo dapat meningkatkan hasil belajar IPS, rata-rata skor hasil belajar pada siklus I sebesar 65,4 dan pada siklus II sebesar 82,6.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siklus I

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah menyiapkan rancangan yang akan dilaksanakan sesuai dengan penemuan masalah dan ide awal. Pada tahap ini guru melaksanakan skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran aktif seperti permainan bingo yang telah direncanakan sebelumnya. Refleksi merupakan kegiatan evaluatif terhadap perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh dari data yang dikumpulkan sebagai bentuk pengaruh terhadap tindakan yang telah dirancang.

Siklus II

Pengumpulan data melalui lembar observasi dan tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas IPS. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil belajar pada siklus I masih tergolong rendah dan belum mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data hasil belajar IPS siswa kelas V MI Al-Markaz Al-Islami Maros pada siklus I dapat dijelaskan bahwa hasil tes menunjukkan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 80, sedangkan nilai terendah 40, dengan rata-rata 65,4.

Hal ini ditunjukkan dengan sebaran hasil belajar siswa yang masih berada pada kategori rendah. Hasil pengkategorian nilai tes hasil belajar IPS siswa pada Siklus I menunjukkan 28% siswa berada pada kategori sedang dan 36%. Menyikapi hal tersebut, bentuk refleksi lebih menekankan pada pengelolaan kelas untuk meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Hasil belajar tes akhir siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai siswa setelah dilakukan tes evaluasi. oleh siswa adalah 100 dan nilai terendah adalah 60. Hasil di atas menunjukkan bahwa pada Siklus II hasil belajar IPS siswa kelas V berada pada kategori penuh, karena banyaknya siswa yang tuntas atau mencapai KKM (skor 75) terdiri dari 23 siswa yang merupakan persentase. Hal ini terlihat dari sebaran hasil belajar siswa meningkat pada kategori sangat tinggi dengan persentase sebesar 28%, pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 48%, dan pada kategori sedang dengan persentase sebesar 20%.

Hal ini terlihat dari jumlah siswa kelas V yang lebih dari 80% siswanya berada pada kategori hasil belajar tuntas, sehingga penelitian ini berakhir pada siklus II.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I.

Pembahasan

  • Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
  • Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
  • Distribusi Frekuensi dan Persentase Jumlah Siswa Dalam
  • Deskriptif Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pada Siklus I
  • Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
  • Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
  • Distribusi Frekuensi dan Persentase Jumlah Siswa Dalam
  • Deskriptif Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pada Siklus II

Jika ditinjau dari indikator kinerja pada penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa penelitian pada siklus I masih belum maksimal, karena kesempurnaan klasikalnya belum mencapai 80%, atau kesempurnaan individu sudah mencapai nilai 75, sehingga perlu dilakukan perbaikan. mengambil tindakan dalam siklus tersebut. II dengan meninjaunya kembali. mencerminkan) hal-hal yang perlu dibenahi, diperbaiki dan ditingkatkan saat memasuki Siklus II agar hasil belajar siswa selanjutnya dapat lebih ditingkatkan. Pelaksanaan pembelajaran IPS yang menggunakan model pembelajaran aktif berupa permainan bingo pada II. 82.6 Berdasarkan nilai ketuntasan hasil belajar siswa terlihat banyaknya siswa yang mengalami ketuntasan belajar pada II. siklus sebanyak 23 siswa dan persentase 92%, sedangkan jumlah siswa yang masih belum tuntas sebanyak 2 siswa dengan persentase 8%.

Berdasarkan data tersebut, perbaikan siklus berakhir pada siklus II dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 92%. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan di atas diperoleh informasi bahwa penggunaan model pembelajaran aktif tipe bingo game dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hartati (2015) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Bingo Game Pada Siswa Kelas III SDN Kelapa Dua 06 Pagi Jakarta”.

Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan 56,25% atau 18 siswa tuntas dengan nilai 70, pada siklus II siswa yang berada pada kategori tuntas meningkat namun belum. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran aktif tipe bingo game dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan hasil belajar IPS dan terdapat perubahan positif pada siswa kelas V MI Al-Markaz Al-Islami Maros saat pelaksanaan aksi. . Penerapan model pembelajaran aktif tipe bingo game dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas V MI Al-Markaz Al-Islami Maros, terlihat jelas pada sebaran observasi aktivitas siswa pada siklus I sebesar 59,71%. menjadi 77,42% pada siklus II.

Siswa diharapkan meningkatkan motivasinya dalam belajar dan aktif dalam kegiatan pembelajaran lainnya sehingga hasil belajarnya meningkat. Guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran aktif jenis permainan bingo sebagai metode pengajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan permainan bingo untuk meningkatkan hasil belajar IPS dan lebih memperhatikan pengondisian siswa saat bermain bingo.

Peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS melalui model permainan pembelajaran kooperatif pada siswa SMPN 1 Bantarsari Cilacap. Setelah melihat peta, siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan di buku siswa yang berhubungan dengan peta yang dimilikinya.

Gambar

Gambar                                                                                                        Halaman  2
Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir
Gambar  3.  Model  Spiral  dari  Kemmis  dan  McTaggart  (Sukidin,  dkk.  2010:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I.
+7

Referensi

Dokumen terkait

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Tasya Nim : 1247041088 Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Judul skripsi : Penerapan Model