PENGARUH BACAAN AL-QUR’AN TERHADAP TINGKAT STRES MAHASISWA KEDOKTERAN UIN JAKARTA TAHUN PERTAMA PREKLINIK YANG DIUKUR MENGGUNAKAN KUESIONER PSS-10 Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Regina Indra Setiawardani NIM : 11171030000008
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020 M/ 1441 H
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
PENGARUH BACAAN AL-QUR’AN TERHADAP TINGKAT STRES MAHASISWA KEDOKTERAN UIN JAKARTA TAHUN PERTAMA PREKLINIK YANG DIUKUR MENGGUNAKAN KUESIONER PSS-10
Laporan penelitian
Diajukan kepada Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh
Regina Indra Setiawardani NIM : 11171030000008
Pembimbing I
dr. Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed NIP. 198005222009121005
Pembimbing II
Alfiah S.Ag, Mag NIP. 197212172003122001
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020 M/ 1441 H
LEMBAR PENGESAHAN
iii
Laporan penelitian berjudul PENGARUH BACAAN AL-QUR’AN TERHADAP TINGKAT STRES MAHASISWA KEDOKTERAN UIN JAKARTA TAHUN PERTAMA PREKLINIK YANG DIUKUR MENGGUNAKAN KUESIONER PSS-10 yang diajukan oleh Regina Indra Setiawardani (NIM : 11171030000008), telah diujikan dalam siding di fakultas kedokteran pada 3 Desember 2020. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
DEWAN PENGUJI
Jakarta, 3 Desember 2020
PIMPINAN FAKULTAS Dekan FK UIN
dr. Hari Hendarto, Sp. PD, Ph.D, FINASIM NIP. 196511232003121003
Kaprodi Kedokteran FK UIN
dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp. OT NIP. 197805072005011005 Ketua Sidang
dr. Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed NIP. 198005222009121005
Penguji I
dr. Hiro Putra Faisal, MT NIP. 198503052018011001
Penguji II
dr. Ayat Rahayu, Sp. Rad NIP. 196409091996031001
Pembimbing II
Alfiah S.Ag, Mag NIP. 197212172003122001 Pembimbing I
dr. Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed NIP. 198005222009121005
KATA PENGANTAR
iv Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan judul “PENGARUH BACAAN AL-QUR’AN TERHADAP TINGKAT STRES MAHASISWA KEDOKTERAN UIN JAKARTA TAHUN PERTAMA PREKLINIK YANG DIUKUR MENGGUNAKAN KUESIONER PSS-10” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran. Tak lupa sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi umatnya.
Penyusunan penelitian ini bisa selesai dengan adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. dr. Hari Hendarto, Sp.PD-KEMD, FINASIM, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT, selaku Ketua Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed, selaku dosen pembimbing 1 saya, yang telah bersedia membimbing serta mengarahkan saya ditengah kesibukannya yang padat, sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
4. Ibu Alfiah, S.Ag., M.Ag, selaku dosen pembimbing kedua saya, yang telah bersedia membimbing serta mengarahkan saya ditengah kesibukannya yang padat, sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
5. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D, selaku penanggung jawab modul riset program studi kedokteran 2017.
6. Para dosen Fakultas Kedokteran UIN Jakarta, yang telah memberikan ilmunya kepada saya selama menempuh proses pembelajaran di preklinik.
v
7. Kedua orang tua saya, Abdul Yusuf dan Wiwik Indrawati, yang senantiasa medoakan dan memberikan dukungan baik moral maupun material, serta seluruh keluarga saya yang telah memberikan semangat dan memotivasi saya.
8. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Angkatan 2019, yang telah bersedia menjadi populasi penelitian ini. Khususnya bagi responden penelitian yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam penelitian ini, sehingga dapat terlaksana dengan baik
9. Teman-Teman seperjuangan riset saya, Ghinaa, Amalia, Ilfi, Kemal, yang selalu membantu, saling menyemangati serta berjuang bersama dalam menyelesaikan penelitian ini.
10. Teman-teman Callosum 2017 yang telah berjuang bersama untuk mewujudkan cita-cita, sebagai dokter muslim di masa mendatang.
11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang juga senantiasa memberikan dukungan serta membantu saya dalam menyeselsaikan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan pada penelitian ini, maka dari itu demi terwujudnya laporan penelitian yang lebih baik, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangyn dari berbagai pihak.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum warahmatullah hiwabarakatuh.
Pasuruan, 3 Desember 2020
vi ABSTRAK
Regina Indra Setiawardani. Program Studi Kedokteran. Pengaruh Bacaan Al- Qur’an Terhadap Tingkat Stres Mahasiswa Kedokteran UIN Jakarta Tahun Pertama Preklinik yang Diukur Menggunakan Kuesioner PSS-10. 2020 Latar belakang : Stres merupakan keadaan yang sering dilaporkan pada mahasiswa kedokteran. Stres adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang dalam mengatasi berbagai ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional dan spiritual. Salah satu terapi non farmakologi yaitu dengan mendengarkan bacaan Al- Qur’an yang dapat membuat perasaan menjadi lebih tenang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat stres.
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa kedokteran tahun pertama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode pre experiment one group pretest post test design, yang dilakukan pada 25 mahasiswa setelah sebelumnya ditentukan berdasarkan teknik non probability sampling berupa quota sampling. Subjek penelitian diminta untuk mengisi kuesioner PSS-10 sebelum dan sesudah mendengarkan bacaan Al-Qur’an surat Ar-Rahman. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji hipotesis mc nemar.
Hasil : Sebelum mendengarkan bacaan Al-Qur’an terdapat 19 mahasiswa yang mengalami stres, kemudian setelah mendengarkan bacaan Al-Qur’an terjadi penurunan jumlah mahasiswa yang mengalami stres yaitu 13 mahasiswa.
Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji mc nemar yang menunjukkan nilai P 0,031 (P<0.05).
Kesimpulan : Bacaan Al-Qur’an berpengaruh terhadap tingkat stres mahasiswa kedokteran tahun pertama preklinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis yang menunjukkan nilai P signifikan.
Kata kunci : Stres, Al-Qur’an, PSS-10
ABSTRACT
vii
Regina Indra Setiawardani. Medical Study Program. The Effect of Listening Al-Qur’an to Stress Level on First Year of Pre-clinical Medical Students in UIN Jakarta Measured Using PSS-10 Questionnaire. 2020
Background : Stress is a condition frequently reported in medical students. Stress is a form of a person’s inability to resolve various threats faced by mental, physical, emotional and spiritual. One of the non pharmacological therapies is listening Al- Qur’an which can make feel relax. The purpose of this study was to determine effect of listening Al-Qur’an on stress level. This research was conducted on first year medical students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Methods : This research used an pre experiment one group pretest post test design which was conducted on 25 students after being previously determined based on a non-probability sampling technique, namely quota sampling.
Result : Before listening Al-Qur’an there were 19 student who experienced stress, then after listening Al-Qur’an, there was a decrease number of students who experienced stress, namely 13 students. Furthermore, the hypothesis test was carried out using Mc Nemar test which showed a P value 0.031 (P<0.05).
Conclusion : Listening Al-Qur’an has an effect on the stress level of first year medical students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This is evidenced from the result of hypothesis testing which shows a significant P value.
Keyword : Stress, Al-Qur’an, PSS-10
DAFTAR ISI
viii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR SINGKATAN ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Hipotesis ... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 3
1.4.1 Tujuan Umum ... 3
1.4.2 Tujuan Khusus ... 3
1.5 Manfaat Penelitian... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Al-Qur’an ... 5
2.1.1 Pengertian Al-Qur’an ... 5
2.1.2 Keutamaan Al-Qur’an ... 5
2.1.3 Keutamaan Mendengarkan Al-Qur’an ... 6
2.2 Stres ... 9
2.2.1 Pengertian Stres ... 9
DAFTAR ISI
ix
2.2.2 Penyebab Stres ... 9
2.2.3 Patofisiologi Stres ... 11
2.2.4 Tingkat Stres ... 11
2.2.5 Jenis-Jenis Stres ... 12
2.2.6 Dampak Stres ... 13
2.2.7 Alat Ukur Tingkat Stres ... 13
2.3 Pendengaran ... 17
2.3.1 Anatomi Pendengaran ... 17
2.3.2 Fisiologi Pendengaran ... 20
2.4 Kerangka Teori ... 23
2.5 Kerangkan Konsep ... 24
2.6 Definisi Operasional ... 25
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 26
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 26
3.2.1 Waktu Penelitian ... 26
3.2.2 Tempat Penelitian ... 26
3.3 Populasi Penelitian ... 26
3.3.1 Populasi Target ... 26
3.3.2 Populasi Terjangkau ... 26
3.4 Sampel Penelitian ... 26
3.5 Besar Sampling ... 27
3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 28
3.6.1 Kriteria Inklusi ... 28
3.6.2 Kriteria Eksklusi ... 28
3.7 Instrumen Penelitian ... 28
3.8 Alur Penelitian ... 29
3.9 Managemen Data ... 30
DAFTAR ISI
x BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 31
4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 31
4.1.2 Hasil Pengaruh Bacaan Al-Qur’an terhadap Tingkat Stres . 32 4.1.3 Analisis Bivariat ... 33
4.2 Pembahasan Penelitian ... 34
4.3 Keterbatasan Penelitian ... 36
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 38
5.2 Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA ... 39
LAMPIRAN ... 42
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Distribusi subjek penelitian berdasarkan usia
Tabel 4.2 : Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.3 : Pengaruh bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat stres Tabel 4.4 : Uji mc nemar
Tabel 4.5 : Cut off point kuesioner PSS-10
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Kontrol sekresi kortisol
Gambar 2.2 : Anatomi telinga Gambar 2.3 : Anatomi telinga
Gambar 2.4 : Tulang pendengaran di telinga tengah Gambar 2.5 : Telinga bagian dalam
Gambar 2.6 : Labirin tulang Gambar 2.7 : Koklea
Gambar 2.8 : Labirin membranosa
Gambar 2.9 : Jaras pendengaran dan gerakan koklea
xiii
DAFTAR SINGKATAN PSS : Perceived Stress Scale
CRH : Corticotropin Releasing Hormone ACTH : Adenocorticotropic Hormone QS : Qur’an Surat
HR : Hadist Riwayat
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Persetujuan (informed Consent) Lampiran 2 : Kuesioner PSS-10
Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Kaji Etik Lampiran 4 : Dokumentasi saat intervensi Lampiran 5 : Hasil Uji SPSS
Lampiran 6 : Riwayat penulis
1 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN
Stres merupakan keadaan yang seringkali dialami oleh semua individu dari berbagai kalangan dan di berbagai lingkungan. Stres umumnya terjadi dalam keadaan yang sedang tertekan atau dalam tuntutan.
Pada lingkungan sekolah, stres paling sering dialami oleh para pelajar, karena para pelajar mempunyai banyak tuntutan, misalnya tuntutan akademik, tugas-tugas, keinginan mendapatkan nilai yang sempurna dan lain-lain.
Dampak dari stres sendiri dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari misalnya mengalami gangguan tidur, mempengaruhi perubahan pola makan dan managemen atau pengaturan emosinya juga menjadi tidak stabil.
Menurut KBBI mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.(1) Hal ini menyebabkan adanya masa transisi pada mahasiswa tahun pertama dari masa SMA menjadi mahasiswa baru di perguruan tinggi. Perubahan ini memicu mahasiswa untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penyesuaian tersebut dapat terjadi pada bidang akademik maupun non akademik.
Penyesuaian dalam bidang akademik misalnya mengenai gaya belajar dan tugas perkuliahan. Pada bidang non akademik mengalami perubahan dalam bentuk dukungan keluarga secara langsung serta cara management kebutuhan, keuangan dan waktu yang harus diatur dengan baik.
Pada mahasiswa kedokteran, stres merupakan kondisi yang sering terjadi, hal ini dapat disebabkan karena tuntutan kompetensi dan masa studi yang lebih panjang dibandingkan dengan mahasiswa non-kedokteran strata satu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh M.yusoff, dkk 2010 yang diterbitkan oleh Malaysian Journal of Medical Sciences menunjukkan adanya prevalensi stres pada mahasiswa kedokteran di USM yang tergolong tinggi.(2)
Dalam melakukan setiap kegiatan, diperlukan adanya kemampuan management emosi yang baik supaya kegiatan yang kita kerjakan hasilnya baik
2
pula. Emosi adalah keaadan psikologis dan fisiologis, yang berhubungan dengan berbagai macam perasaan, pikiran, dan perilaku.
Pada setiap individu pasti mempunyai naluri spritual atau naluri keagamaannya, dimana dia akan merasa tenang jika dekat dengan sang penciptanya, dan dia juga akan merasa tenang jika mempunyai tingkat keimanan dan ketaqwaan yang tinggi.
Al-Qur’an merupakan kitab suci bagi umat islam, yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Al-Qur’an menurut bahasa memiliki arti bacaan atau sesuatu yang harus dibaca dan dipelajari. Menurut istilah Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan sebagai mukjizat kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril yang berfungsi sebagai hidayah atau petunjuk, sehingga tidak ada keraguan sedikitpun untuk melaksanakan petunjuk yang terdapat di dalamnya.(3) Allah SWT berfirman pada Qur’an surat Al-Isra ayat 9 “ Sungguh, Al-Qur’an ini memberikan petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar”.
Sebagai umat muslim atau orang mukmin kita diharuskan sering membaca Al-Qur’an, selain membaca Al-Qur’an bernilai ibadah yang berpahala besar dan juga sebagai petunjuk serta pedoman bagi umat muslim, membaca Al-Qur’an juga dapat menurunkan ketenangan (sakinah) dan rahmat serta keutamaan kepada orang-orang yang berkumpul untuk membacanya. Seperti dalam hadist riwayat muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda “ Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah azza wa jalla untuk membaca kitabullah (Al-Qur’an) dan mereka saling mempelajarinya kecuali sakinah (ketenangan) akan turun kepada mereka, majelis mereka penuh dengan rahmat dan para malaikat akan mengelilingi (majelis) mereka serta Allah akan menyebutkan mereka (orang yang ada dalam majelis) dihadapan para malaikat yang di sisiNya”.(4)
Pada penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh bacaan Al-Qur’an terhadap penurunan tingkat stres individu, maka dilakukan pengukuran tingkat stres menggunakan kuesioner PSS-10.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat stres mahasiswa kedokteran UIN Jakarta tahun pertama preklinik yang diukur menggunakan kuesioner PSS-10?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, didapatkan hipotesisnya adalah :
Terdapat pengaruh bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat stres mahasiswa kedokteran UIN Jakarta tahun pertama preklinik yang diukur menggunakan kuesioner PSS-10.
1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mendengarkan bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat stres mahasiswa kedokteran tahun pertama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diukur menggunakan kuesioner PSS-10.
1.4.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mendengarkan bacaan Al-Qur’an terhadap penurunan tingkat stres mahasiswa kedokteran tahun pertama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diukur menggunakan kuesioner PSS-10.
4
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan didapatkan manfaat
• Bagi penulis
Mengetahui adanya penurunan tingkat stres pada mahasiswa kedokteran tahun pertama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta setelah mendengarkan bacaan Al-Qur’an.
• Bagi pembaca
Mengetahui pentingnya memahami kitab suci Al-Qur’an dan pengaruhnya terhadap penurunan tingkat stres.
• Bagi penelitian
Menerapkan ilmu dan mengasah kemampuan analisis diri dalam bidang penelitian dan menambah khazanah ilmu pengetahuan.
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Al-Qur’an
2.1.1 Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang berfungsi sebagai petunjuk serta pedoman bagi umat muslim. Secara bahasa Al-Qur’an berasal dari bentuk kata benda (masdar) qara’a, yang berarti “bacaan”.
Muhammad Abu Syahbah mendefinisikan pengertian Al-Qur’an menurut istilah sebagai : “firman Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, yang diriwayatkan secara mutawatir, yaitu dengan penuh kepastian dan keyakinan yang tertulis dalam mushaf, dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas”.
Menurut pendapat M. Qurais Shihab definisi Al-Qur’an sebagai : “firman- firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat jibril sesuai redaksinya dan diterima secara tawatur oleh umat islam”
Dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an adalah kitab Allah swt yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril, yang diriwayatkan secara mutawatir yang tertulis dalam mushaf, sebagai petunjuk bagi umat islam, dimulai dari surat Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Nas.(3)
2.1.2 Keutamaan Al-Qur’an
a. Al-Qur’an merupakan kalam Allah swt
Telah dijelaskan pada firman Allah swt dalam surat At-Taubah ayat 6, bahwa yang tertulis dalam lembaran-lembaran mushaf Al-Qur’an adalah kalam (perkataan) Allah swt.
“Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah agar dia dapat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya.
5
6
(demikian) itu karena sesungguhnya mereka kaum yang tidak mengetahui.”(5)
b. Al-Qur’an menuntun ke jalan yang paling lurus
Sesuai dengan definisi Al-Qur’an yang telah disebutkan sebelumnya, Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi umat islam. Dalam firman Allah surat Al-Isra’ ayat 9 menjelaskan bahwa kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah sebab untuk mendapatkan petunjuk ke jalan yang baik, lurus dan benar.(6)
c. Al-Qur’an merupakan kitab yang diberkahi
Berkah memiliki makna konsisten serta stabil dalam kebaikan dan selalu bertambah kebajikannya. Al-Qur’an adalah kitab yang diberkahi sejak dari sumbernya, dimana Al-Qur’an merupakan kalam (perkataan) Allah swt dan diturunkan melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw, sehingga diberkahi pula pada setiap isi, bacaan, ilmu dan pengetahuannya.
Allah swt berfirman, yang menggambarkan bahwa al-Qur’an sebagai kitab yang diberkahi dalam Q.S al-An’am (6) : 92
“Dan ini (Al-Qur’an), kitab yang telah kami turunkan dengan penuh berkah, membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (mekah) dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang beriman kepada (kehidupan) akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan mereka selalu memelihara salatnya.”(5)
2.1.3 Keutamaan Mendengarkan Al-Qur’an
Pada firman-Nya, Allah ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan khusyu’ supaya mereka dapat mengambil manfaat, hikmah dan kebaikan dari padanya serta mendapat rahmat dari Allah swt.
7
Artinya :
“ Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah , agar kamu mendapat rahmat.” [QS. Al-A’raf : 204]
Nabi Muhammad saw bersabda “ Tidaklah berkumpul suatu kaum di sebuah rumah Allah (masjid) , mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya diantara mereka, terkecuali akan turun ketentraman kepada mereka, hati-hati mereka dipenuhi rahmat, dipayungi para malaikat dan Allah menyebut mereka di hadapan makhluk-Nya”. Nabi telah memberitahukan bahwa terdapat manfaat yang sangat besar, diantaranya adalah mendapatkan rahmat dari Allah ta’ala bagi manusia yang berkumpul untuk mendengarkan dan mempelajari Al-Qur’an.
Ketika mendengarkan kalam Allah ta’ala, hati orang mukmin merenungi maknanya yang dipenuhi rasa khusyu’ dengan penuh rasa harap dan cemas sembari mendambakan ridha-Nya serta takut akan kemurkaan- Nya. (4)
Sebagaimana Allah ta’ala berfirman pada QS. Al-Isra’ ayat 107-109 :
8
Artinya :
Katakanlah (Muhammad), “berimanlah kamu kepadanya (Al-Qur’an) atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya apabila (Al-Qur’an) dibacakan kepada mereka, merka menyungkurkan wajah, bersujud” (107)
Dan mereka berkata “Mahasuci Tuhan kami; sungguh, janji Tuhan kami pasti dipenuhi.” (108)
Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. (109) (5)
Allah SWT sebagai satu-satunya pemberi ketenangan hati semua makhluk, sehingga dengan selalu dekat berada di sisi-Nya dan beriman kepada-Nya menjadikan hati orang-orang mukmin merasa lebih tenang.
Sebagaimana firman Allah ta’ala pada QS. Al-Fath 48 : Ayat 4 dan surat Ar-Ra’d 13 : Ayat 28.
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. Al-Fath 48 : 4)
9
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” (QS. Ar-Ra’d 13: 28)
2.2 STRES
2.2.1 Pengertian stres
Stres merupakan suatu bentuk ketidakmampuan seorang individu dalam mengatasi berbagai ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional dan spiritual manusia yang dapat mempengaruhi kesehatan individu tersebut.
Pengertian stres menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar.(1) Hans Selye pada tahun 1936 mendefinisikan stres sebagai respon tubuh non spesifik terhadap setiap permintaan perubahan.(7)
Pada Australian journal of ecology mendefinisikan stres sebagai respon fisiologis individu terhadap adanya gangguan atau proses ekologi (hubungan antara individu dengan lingkungannya).(8)
2.2.2 Penyebab stres
Stres merupakan keadaan yang hampir pernah dialami oleh semua individu, terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab stres. Penyebab stres atau dikenal dengan istilah stresor, merupakan segala situasi atau keadaan yang menyebabkan individu merasa tertekan sehingga mengalami kekacauan mental dan emosional.
Penyebab stres pada mahasiswa kedokteran dikelompokkan menjadi enam kategori yaitu : stresor terkait akademik, stresor terkait hubungan intrapersonal dan interpersonal, stresor terkait pengajaran dan pembelajaran, stresor terkait sosial, stresor terkait dorongan dan keinginan serta stresor terkait aktivitas kelompok.
Penyebab stres terkait akademik ini meliputi sistem ujian, metode penilaian, jadwal akademik, harapan diri yang tinggi untuk berprestasi, sebagian besar konten untuk dipelajari, kesulitan memahami isi, kurangnya waktu untuk melakukan revisi,
10
konteks pembelajaran.yang penuh persaingan, serta kesulitan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Adapun stresor terkait hubungan intrapersonal dan interpersonal adalah penyebab stres yang mengacu pada segala bentuk hubungan antara individu atau di dalam individu tersebut yang menyebabkan stres. Stresor intrapersonal berhubungan dengan segala bentuk hubungan di dalam individu itu sendiri, misalnya motivasi yang buruk untuk belajar. Sedangkan stresor interpersonal berhubungan dengan segala bentuk hubungan antar individu, misalnya : konflik antar individu serta pelecehan verbal, fisik dan emosional yang disebabkan oleh individu lain. Pada stresor terkait pengajaran dan pembelajaran yang berhubungan dengan segala sesuatu dalam pengajaran atau pengajaran yang menyebabkan stres, misalnya : kesesuaian tugas yang diberikan kepada mahasiswa, kompetensi pengajar dalam mengawasi dan mengajar, kualitas umpan balik yang diberikan pengajar terhadap mahasiswa, dukungan serta kejelasan tujuan pembelajaran yang diberikan pengajar kepada mahasiswa.
Kemudian, stresor terkait dorongan dan keinginan yang berhubungan dengan segala bentuk kekuatan baik dari internal maupun eksternal yang mempengaruhi sikap, emosi, pikiran, dan perilaku seseorang yang kemudian menjadi penyebab stres. Misalnya keengganan belajar mengenai kedokteran karena beberapa alasan, seperti salah memilih mata kuliah, kehilangan motivasi setelah mengetahui realitas kedokteran, keinginan orang tua untuk belajar kedokteran. Pada penyebab stres terkait dengan aktivitas kelompok yang mengacu pada peristiwa dan interaksi kelompok. Hal ini berhubungan dengan partisipasi dalam diskusi kelompok, presentasi kelompok serta harapan untuk melakukannya dengan baik.(9)
Berdasaskan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh S. Salgar pada tahun 2014 mengenai stress in first year medical student menunjukkan bahwa faktor penyebab stres yang paling umum dilaporkan adalah ekspektasi orang tua yang tinggi (80.9%), sedangkan yang paling rendah adalah kurangnya dukungan emosional dan sosial (38%).(10)
11
2.2.3 Patofisiologi Stres
Pada mahasiswa kedokteran, stres merupakan kondisi yang sering dialami.
Keadaan ini dapat merangsang sistem simpatis, hal ini dapat mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada dibawah pengendaliannya, misalnya sistem simpatis ini akan meningkatkan kecepatan denyut jantung, menyebabkan pupil berdilatasi. Stres juga dapat menginduksi hipotalamus untuk mensekresikan CRH, CRH kemudian menginduksi hipofisis anterior untuk mensekresikan hormon ACTH, selamjutnya ACTH akan menginduksi korteks adrenal sehingga terjadi sekresi hormon kortisol. Hormon kortisol ini berperan dalam meregulasi kadar gula darah.(11)(12)
Gambar 2.1 : kontrol sekresi kortisol Sumber : Sherwood L (2014)
2.2.4 Tingkat Stres
Klasifikasi stres berdasarkan tingkat stresnya dibagi menjadi 3, yaitu stres ringan, stres sedang dan stres berat.
a. Stres ringan
12
Stres ringan bersifat tidak merusak aspek fisiologis, umumnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan hampir dialami oleh semua orang, misalnya kemacetan, lupa, mendapatkan kritik dan lain-lain.
Stres ringan ini tidak mempengaruhi kesehatan individu kecuali jika terjadi secara berulang.
b. Stres sedang
Stres sedang ini mempengaruhi aspek fisiologis, onset kejadian pada stres jenis ini lebih lama daripada stres ringan, bisa sampai berhari-hari, misalnya : beban pekerjaan yang terlalu banyak, tugas yang belum tuntas, anggota keluarga yang meninggal. Stres jenis ini dapat mempengaruhi kesehatan individu, misalnya seseorang merasa sakit perut, maag kambuh, gangguan pola tidur, gangguan siklus menstruasi dan lain-lain.
c. Stres berat
Onset pada stres jenis ini merupakan onset kronik, dapat terjadi dalam beberapa minggu hingga beberapa tahun, misalnya : keterbatasan ekonomi atau gangguan finansial, masalah keharmonisan dalam keluarga atau rumah tangga. Menderita penyakit yang kronis.
Stres berat sangat mempengaruhi aspek fisiologis dan kesehatan individu, misalnya : jantung berdebar, gangguan system pencernaan, rasa cemas yang berlebihan, sesak napas, merasa takut dan panik.(13)
2.2.5 Jenis-Jenis Stres
Selye membedakan stres menjadi dua jenis, yaitu eustress dan distress.(14) Eustress (stres positif) merupakan pengalaman yang memuaskan dan bersifat menyenangkan. Stres positif ini dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk mengatasi keadaannya secara efektif. Distress (stres negatif) merupakan stres yang bersifat tidak menyenangkan, yang dirasakan sebagai rasa cemas, khawatir, ketakutan maupun gelisah. Setiap perubahan yang terjadi, baik posistif maupun negatif membutuhkan tanggapan dari tubuh kita untuk beradaptasi dan membawa kita kembali pada keadaan yang relatif damai.(15)(16)
13
2.2.6 Dampak Stres
Menurut Adi Ardani (2007), Stres merupakan keadaan yang tertekan baik secara fisik maupun psikologis.(17) Terdapat dua aspek yang dipengaruhi akibat timbulnya stres, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis.(18) Aspek fisik meliputi adanya penurunan kondisi tubuh seseorang yang dapat menyebabkan sakit, misalnya sakit kepala ataupun gangguan pencernaan, hilangnya nafsu makan, produksi keringat yang berlebihan, gangguan tidur. Sedangkan pada aspek psikologis terdapat beberapa gejala, diantaranya : pertama, gejala kognisi, adanya penurunan daya ingat, gangguan konsentrasi yang menyebabkan kurangnya perhatian seseorang terhadap suatu hal. Kedua, gejala emosi, misalnya seseorang menjadi udah marah, kecemasan yang berlebihan, merasa sedih dan depresi.
Ketiga, gejala tingkah laku, misalnya seseorang menjadi lebih mudah menyalahkan orang lain dan suka mencari kesalahan orang lain, berbuat tak acuh terhadap sekelilingnya, serta suka menunda pekerjaan.(15)
2.2.7 Alat Ukur Tingkat Stres
Terdapat beberapa jenis instrumen kuesioner yang dspat digunakan untuk mengukur tingkat stres.
a. Kuesioner DASS (Depression Anxiety Stress Scale)
Kuesioner DASS (Depression Anxiety Stress Scale) ini merupakan instrumen kuesioner yang digunakan untuk menilai depresi, kecemasan, dan stres. kuesioner ini tidak digunakan sebagai alat bantu diagnosis tetapi kuesioner ini digunakan sebagai alat untuk menentukan tingkat keparahan stres pada seorang individu.
Terdapat dua jenis kuesioner DASS, yaitu DASS-42 dan DASS-21, yang merupakan jenis singkat atau pendek dari kuesioner DASS-42.
DASS-42 terdiri dari 42 butir pertanyaan, sedangkan DASS-21 terdiri dari 21 butir pertanyaan. Setiap pertanyaan diberikan skor 0 samapai 3, kemudian dilakukan akumulasi skor pada semua butir pertanyaan dan selanjutnya dikategorikan serta diinterpretasikan
14
berdasarkan interpretasi normal, ringan, sedang, berat dan sangat berat.(19)
b. Kuesioner MSSQ (Medical Student Stressor Questionnaire)
Kuesioner MSSQ (Medical Student Stressor Questionnaire) merupakan self report questionnaire yang terdiri dari 40 butir pertanyaan. Pertanyaan pada kuesioner ini meliputi 6 domain stresor pada mahasiswa kedokteran, yaitu : ARS (Academic Related Stressor), IRS (Intrapersonal & Interpersonal Related Stressor), TLRS (Teaching and Learning Related Stressor), SRS (Social Related Stressor), DRS (Drive and Desire Related Strressor), GARS (Group Activities Related Stressor). Pada kuesioner ini responden akan diminta untuk memilih salah satu jawaban pertanyaan pada tiap butir soal dengan skor sebaga berikut :
Tidak menimbukan stres = diberikan skor 0 Sedikit menimbulkan stres = diberikan skor 1 Cukup menimbulkan stres = diberikan skor 2 Sangat menimbulkan stres = diberikan skor 3 Sangat banyak menimbulkan stres = diberikan skor 4
Penilaian pada kuesioner ini didapat dari akumulasi skor pada tiap butir soalnya.(9)
c. Kuesioner HASS/col (Hassles Assessment Scale for Student in College)
Kuesioner HASS/col (Hassles Assessment Scale for Student in College) merupakan instrumen yang terdiri dari kejadian umum tidak menyenangkan bagi mahasiswa. Kuesioner ini terdiri dari 54 butir dengan skor 0 sampai 5. Jawaban responden dari setiap butir pertanyaan ini didasarkan pada frekuensi setiap kejadian yang terjadi dalam satu bulan. Bagi responden yang tidak pernah diberi
15
skor 0, sangat jarang diberi skor 1, beberapa kali diberi skor 2, sering diberi skor 3, sangat sering diberi skor 4, dan hampir setiap saat diberi skor 5.
Semua skor pada tiap butir soal dilakukan penjumlahan dan kemudian dikategorikan berdasarkan tingkat stres.
d. Kuesioner Kessler Psychological Distress Scale
Kuesioner Kesler Psychological Distress Scale merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres yang dikategorikan sebagai normal, stres ringan, stres sedang, dan stres berat. Kuesioner ini terdiri dari 10 butir pertanyaan dengan skor 1 sampai 5 untuk setiap butir soalnya, skor 1 diberikan pada responden yang tidak pernah mengalami stres. Skor 2 diberikan untuk responden yang jarang mengalami stres. skor 3 diberikan pada responden yang kadang-kadang mengalami stres. Skor 4 untuk responden yang sering mengalami stres, dan skor 5 diberikan untuk jawaban responden yang selalu mengalami stres.(20)
e. Kuesioner PSS-10 (Perceived Stress Scale)
Perceived Stress Scale merupakan instrumen psikologis yang paling banyak digunakan untuk mrngukur presepsi stres.
Instrumen ini dirancang untuk penggunaan dalam sampel komunitas yang setidaknya berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Butir pertanyaan pada instrument ini mudah dipahami serta bersifat umum dan karenanya relatif bebas dari konten yang spesifik untuk setiap populasi.(21) Instrumen penilaian stres Perceived Stress Scale ini sudah dikembangkan sejak tahun 1983. Instrumen ini membantu kita untuk memahami bagaimana situasi yang berbeda dapat mempengaruhi perasaan dan stres.(22)
Kuesioner Perceived Stress Scale ini terdiri dari sepuluh soal, dimana pada setiap penilaiannya yaitu, 0 : tidak pernah, 1 :
16
hampir tidak pernah, 2 : kadang-kadang, 3 : sering, 4 : sangat sering.
Terdapat empat soal yang bersifat positif, yakni pertanyaan nomor 4, 5, 7, dan 8. Pada ke empat soal ini terjadi reversing responses, dimana pilihan jawaban 0 bernilai 4, 1=3, 2=2, 3=1, 4=0. Tingkat stres didapatkan dari penjumlahan semua skor pada sepuluh pertanyaan pada kuesioner PSS ini, kemudian berdasarkan cut off point yang digunakan pada instrument PSS ini untuk responden yang berusia 18-29 tahun adalah 14,2.(21)(19)
Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan nilai koefisien chronbach alpha sebesar 0,82. Adereau, et all juga telah menguji kembali kuesioner PSS-10 ini, didapatkan hasil koefisien chronbach alpha sebesar 0,82. Sehingga kuesioner ini dapat dinyatakan valid dan reliable dan dapat digunakan sebagai skala ukur tingkat stres.(23)
17
2.3 PENDENGARAN
2.3.1 Anatomi Pendengaran
Gambar 2.2 anatomi telinga
Sumber : Sherwood L (2014)
Telinga terdiri dari 3 bagian :
1. Telinga luar : bagian telinga yang terdiri dari daun telinga, liang telinga atau meatus acusticus externus dan membran timpani.
Bagian ini berfungsi untuk mengumpulkan atau lokalisasi suara hingga menuju membran timpani dan meneruskannya menuju ke bagian telinga tengah.(11)(24)
Gambar 2.3 : anatomi telinga
Sumber : Netter FH (2013)
18
2. Telinga tengah : terdiri dari tiga tulang pendengaran yaitu malleus, incus, stapes.
Gambar 2.4 : Tulang pendengaran di telinga tengah
Sumber : Tortora GJ (2014)
Tulang pertama : malleus melekat pada membran timpani.
Tulang kedua : incus, berada diantara malleus dan stapes.
Tulang pendengaran ketiga : stapes melekat pada jendela oval (oval window)
Ketiga tulang ini ikut bergetar saat membran timpani bergetar akibat rangsangan suara, dan meneruskannya pada telinga bagian dalam.
Rangkaian osikulus ini yang akan memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh gelombang suara supaya cairan di koklea ikut bergetar.
3. Telinga dalam :
Gambar 2.5 : telinga bagian dalam
Sumber : Tortora GJ (2014)
19
Terdiri dari labirin tulang dan labirin membranosa Labirin tulang
Bagian ini berisi perilimf dan mempunyai tiga komponen yaitu : kanal semisirkular, vestibulum dan koklea.
Kanal semisirkular terdiri dari tiga bagian yaitu : kanal semisirkular superior atau anterior, kanal semisirkular posterior dan kanal semisirkular lateral.
Terdapat pelebaran pada ujung kanal yang disebut ampula, ketiga kanal semisirkular ini bermuara pada vestibulum, tetapi pada kanal semisirkularis superior dan kanal semisirkularis posterior bagian ujungnya menyatu sebelum bermuara ke vestibulum, sehingga hanya terdapat lima ampula.
Vestibullum adalah bagian dari labirin tulang yang terdapat diantara koklea dan kanalis semisirkularis. Bagian lateralnya terdapat round window dan oval window yang berhubungan dengan stapes pada telinga tengah.
Koklea yang berbentuk spiral tulang berongga dan biasanya disebut rumah siput, terdiri dari dua setengah putaran. Bagian ini terdiri dari tiga saluran melingkar yang bersebelahan yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani.(25)
Gambar 2.6 : Labirin tulang
Sumber : Meyer HS (2007)
Gambar 2.7 : koklea
Sumber : Guyton and Hall (2011)
20
Labirin membranosa
Labirin membranosa berisi endolimf Bagian ini terdiri dari : sakulus dan utrikulus; duktus semisirkular; duktus koklear.(26)(27)
2.3.2 Fisiologi Pendengaran
Gambar 2.8 : Labirin membranosa
Sumber : Meyer HS (2007)
Gambar 2.9 jaras pendengaran dan gerakan koklea
Sumber : Sherwood L (2014)
Gelombang suara atau bunyi yang kita dengarkan, dikumpulkan di auricula kemudian melewati meatus acusticus externus atau liang telinga menuju membran timpani atau biasanya disebut gendang telinga, yang menghubungkan gelombang suara dari udara dengan telinga bagian tengah. Setelah melewati
21
membran timpani, suara diteruskan menuju telinga bagian dalam melewati telinga bagian tngah yang terdiri dari 3 tulang pendengaran, yaitu malleus, incus, stapes. Getaran tulang pendengaran di telinga tengah ini menggetarkan jendela oval lalu kemudian menggerakkan cairan di dalam koklea, kemudian menggetarkan membran basilaris yang menyebabkan menekuknya rambut di sel rambut reseptor dalam organ corti sehingga terjadi perubahan potensial berjenjang atau potensial reseptor di sel reseptor yang menyebabkan perubahan frekuensi potensial aksi. Neuron aferen yang membawa sinyal auditorik dari sel rambut dalam keluar koklea melalui saraf auditorius. Kemudian melalui thalamus sinyal auditorik diteruskan menuju korteks auditorius di lobus temporalis otak untuk mempresepsikan suara serta diteruskan ke bagian sistem limbik sebagai pengaturan emosi.(11)
Getaran membran timpani
Getaran tulang telinga tengah
Getaran oval window
Gerakan cairan di dalam koklea
Getaran membran basilaris
Menekuknya rambut di sel rambut dalam organ corti sewaktu getaran membran basilaris menggeser rambut-
rambut ini relatif terhadap membran tektorium diatasnya yang berkontak dengan rambut-
rambut tersebut
Perubahan potensial berjenjang (potensial reseptor) di sel reseptor
Perubahan frekuensi potensial aksi yang dihasilkan di saraf auditorius
Perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di lobus temporalis otak untuk
persepsi suara
22
Melewati meatus acusticus externus
Gelombang suara atau bunyi
23
Menggetarkan 3 tulang pendengaran di
telinga tengah
Menggetarkan membran basilaris
Menggetarkan oval window 2.4 Kerangka Teori
Gerakan cairan di dalam koklea Menuju membran
timpani
Menekuknya rambut di sel rambut dalam
organ korti Melalui meatus
acusticus externus
Perubahan potensial di sel reseptor Gelombang suara dari
bacaan Al-Qur’an
Perubahan potensial aksi yang dihasilkan di
saraf auditorius Mendengarkan
bacaan Al-Qur’an
Menuju thalamus Stres psikologis
Terjadi respon non spesifik tubuh terhadap
perubahan yang mempengaruhi mental
dan emosional
Perambatan potensial aksi menuju korteks auditorus di
lobus temporalis untuk persepsi suara Mengalami penyesuaian
atau beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan
saraf otonom
Menuju sistem limbik sebagai pusat emosi
dan memori Merupakan masa
transisi
Sistem saraf parasimpatis Mahasiswa
kedokteran tahun pertama
Rileks/perasaan tenang
24
Mahasiswa kedokteran tahun
pertama
Mendengarkan bacaan Al-Qur’an
Gelombang suara dari bacaan Al-Qur’an
2.5 Kerangka Konsep
Perambatan potensial aksi menuju korteks auditoruus di
lobus temporalis untuk persepsi suara
Terjadi perubahan potensial aksi di saraf
auditorius
Perasaan tenang Pengaturan emosi
oleh sistem limbik
Bacaan Al-Qur’an memberikan ketentraman hati Menuju sistem limbik
sebagai pusat emosi dan memori
pengukuran tingkat stres menggunakan kuesioner PSS-10 setelah mendengarkan Al Qur’an pengukuran tingkat stres
menggunakan kuesioner PSS-10 sebelum mendengarkan Al-Qur’an
25
2.6 Definisi Operasional No Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Cara Pengukuran Skala Pengukuran 1 Bacaan Al-Qur’an Audio Sampel penelitian Nominal
Al-Qur’an adalah kalam Device diperdengarkan
Allah yang bacaan Al-Qur’an
Diturunkan surat Ar-Rahman
Sebagai melalui audio device
Mukjizat masing-masing.
kepada Nabi Muhammad SAW melalui Perantara
malaikat Jibril yang berfungsi Sebagai
hidayah atau Petunjuk
2 Tingkat Stres adalah Kuesioner Sampel penelitian Kategorik Stres gangguan atau PSS-10 diminta untuk
Kekacauan mengisi kuesioner
mental dan PSS-10 sebelum dan
emosional yang setelah mendengarkan
Disebabkan bacaan Al-Qur’an
oleh berbagai faktor. Dalam penelitian ini tingkat yg diukur adalah Stres
Psikologis
3.1 Desain Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian pre experiment one group pretest post test design, yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok dan tidak diketahui keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Juli sampai dengan November 2020.
3.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian bertempat di fakultas kedokteran UIN Syarif Hidayatullah dan bertempat di rumah masing-masing sampel terpilih dan di rumah peneliti melalui pertemuan secara online melalui virtual meeting dengan Google Meet dan Whats App atau LINE.
3.3 Populasi Penelitian 3.3.1 Populasi Target
Mahasiswa Fakultas Kedokteran seluruh Indonesia tahun pertama pre-klinik.
3.3.2 Populasi Terjangkau
Mahasiswa tahun pertama preklinik yaitu angkatan 2019 FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.4 Sampel Penelitian
Teknik sampling yang digunakan ialah non probability sampling berupa quota sampling. Non probability sampling atau dikenal juga dengan sebutan teknik non random adalah pengambilan sampel tidak didasarkan pada probabilitas, sehingga memberikan peluang atau kesempatan yang tidak sama bagi anggota populasi untuk menjadi sampel.
26
27
Quota sampling ialah memilih sampel dari anggota populasi berdasarkan ciri-ciri tertentu sampai memenuhi jumlah sampel yang diinginkan oleh peneliti..
3.5 Besar Sampling
Penentuan besar sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus sebagai berikut :
n = ((𝑍∝ +𝑍𝛽) 𝑆
𝑋1− 𝑋2 )2
keterangan :
n = jumlah sampel
Z∝ = deviat baku alfa Z𝛽 = deviat baku beta
S = simpang baku
X1 – X2 = effect size (perbedaan rerata)(28)
n = ((1,960+1,645)7,204
−5,957 )2 n = 19,006
Nilai ∝ dan nilai 𝛽 ditentukan oleh peneliti, nilai ∝ dan nilai 𝛽 adalah 5%, sehingga nilai untuk Z∝ adalah 1,645 dan nilai Z𝛽 adalah 1,960.Nilai S (simpang baku) diambil dari kepustakaan penelitian sebelumnya, nilai S yang didapat adalah 7,204. Nilai X1-X2 juga berdasarkan kepustakaan sebelumya, yaitu -5,957.(29)
Setelah dimasukkan menggunakan rumus diatas, maka didapatkan jumlah sampel pada penelitian ini adalah minimal 20 orang.Peneliti juga mempertimbangkan adanyakemungkinanresponden yang Drop Out sebesar 20% dari total minimal sampel, sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 25 orang.
28
3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.6.1 Kriteria Inklusi
Seluruh mahasiwa/mahasiswi tahun pertama Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.6.2 Kriteria Eksklusi
Subjek yang tidak memenuhi persyaratan kriteria sampel oleh peneliti, seperti :
1. Tidak menyetujui lembar informed consent 2. Mahasiswa dengan gangguan pendengaran
3. Mahasiwa yang tidak mengikuti prosedur sesuai alur pengambilan data
3.7 Instrumen Penelitian 1. Kuesioner PSS-10 2. Bacaan Al-Qur’an
29
Populasi penelitian : seluruh mahasiswa kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun pertama (mahasiswa angkatan
2019, 103 mahasiswa)
Menetapkan sampel penelitian berdasarkan kriteria inklusi
Penyaringan responden sesuai dengan jumlah yang telah
ditentukan oleh peneliti
25 sampel penelitian
Pengajuan kaji etik
Membagikan informed consent kepada subjek penelitian
Responden mengisi kuesioner PSS-10 sebelum mendengarkan
bacaan Al-Qur’an
Sampel mendengarkan bacaan
Al-Qur’an surat Ar-Rahman Penyajian hasil
Pengisian kuesioner PSS 10 setelah mendengarkan bacaan 3.8 Alur Penelitian
Analisis dan pengolahan data
30
3.9 Managemen Data
• Input data
Pada penelitian ini dilakukan penginputan data subjek penelitian menggunakan gform dan kemudian dilakukan penyusunan menggunakan Ms Excel.
• Analisis data
Data pada penelitian ini dianalisis dengan analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan aplikasi SPSS 22. Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi subjek penelitian. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis dengan uji mc nemar untuk menilai adanya pengaruh bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat stres mahasiswa kedokteran tahun pertama preklinik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Karakteristik subjek penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi mahasiswa tahun pertama preklinik yaitu angkatan 2019 FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 103 mahasiswa. Kemudian dilakukan pendataan menggunakan kuesioner yang disebar dalam bentuk gform pada seluruh populasi.
Didapatkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 91 mahasiswa dan yang mengikuti penelitian ini sebanyak 25 mahasiwa (jumlah minimal subjek penelitian 20 mahasiswa).
Karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan usia
USIA Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 18 3 12,0 12,0 12,0
19 18 72,0 72,0 84,0
20 3 12,0 12,0 96,0
22 1 4,0 4,0 100,0
Total 25 100,0 100,0
31
32
Tabel 4.2 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
JENIS_KELAMIN Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid L 7 28,0 28,0 28,0
P 18 72,0 72,0 100,0
Total 25 100,0 100,0
Dari data distribusi subjek penelitian diatas, didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan usia dengan frekuensi terbanyak pada kelompok usia 19 tahun sebesar 18 orang (72%), lalu usia 18 tahun dan 20 tahun berjumlah masing - masing 3 orang (12%), sedangkan jumlah subjek penelitian pada usia 22 tahun hanya 1 orang (4%). Kemudian distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dengan frekuensi terbanyak jenis kelamin perempuan sebanyak 18 orang (72%) sedangkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 7 orang (28%).
4.1.2 Hasil pengaruh bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat stres Tabel. 4.3 Pengaruh bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat stres
Stres Tidak stres Sebelum mendengarkan Al-Qur’an 19 orang 6 orang
Setelah mendengarkan Al-Qur’an 13 orang 12 orang
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh jumlah mahasiswa yang mengalami stres sebelum mendengarkan bacaan Al-Qur’an sebanyak 19 orang. Kemudian terjadi penurunan jumlah mahasiswa yang mengalami stres setelah mendengarkan bacaan Al-Qur’an sebanyak 6 orang.
33
4.1.3 Analisis bivariat
Analisis bivariat pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat stres mahasiswa kedokteran tahun pertama preklinik.
• Uji hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel, dengan jenis variabel kategorik dan berasal dari individu yang sama, sehingga hipotesis yang sesuai adalah hipotesis komparatif kategorik berpasangan.(30)
Berdasarkan dari jenis hipotesisnya, maka untuk menguji hipotesis komparatif kategorik pada penelitian ini menggunakan uji mc nemar.
Setelah dilakukan uji bivariat hipotesis tersebut menggunakan SPSS, didapatkan hasil signifikansi sebagai berikut :
Test Statisticsa
pre & post N
Exact Sig. (2-tailed)
25 ,031b a. McNemar Test
b. Binomial distribution used.
Tabel 4.4 uji mc nemar
Dari hasil statistik uji hipotesis bivariat tersebut, didapatkan nilai signifikansi berdasarkan uji mc nemar SPSS sebesar 0,031 (P
<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat stres pada subjek penelitian sebelum mendengarkan Al- Qur’an dan setelah mendengarkan Al-Qur’an.
34
4.2 Pembahasan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mendengarkan bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat sres mahasiswa kedokteran tahun pertama menggunakan kuesioner PSS-10.
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang diturunkan melalui perantara malaikat jibril kepada nabi Muhammad sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat Islam. Terdapat beberapa keutamaan mendengarkan Al-Qur’an, salah satunya ialah memberikan ketentraman jiwa. Pada penelitian ini subjek didengarkan bacaan Al- Qur’an berupa surat Ar-Rahman.
Pemilihan surat Ar-Rahman didasarkan pada adanya beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, salah satunya pada penelitian yang dilakukan oleh Nugroho A dan Kusrohmaniah S pada tahun 2019, menunjukkan adanya penurunan skor tingkat stres yang signifikan pada subjek yang didengarkan murattal Al- Qur’an surat Ar-Rahman.(29)
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susilawati A pada tahun 2019, menunjukkan adanya pengaruh terapi murotal surat Ar-Rahman terhadap penurunan tekanan darah.(31) Penelitian serupa juga dilakukan oleh Tama R, dkk pada tahun 2016, yang menunjukkan adanya pengaruh terapi mendengarkan ayat suci Al- Qur’an surat Ar-Rahman terhadap tingkat stres pada lansia.(32)
Penelitian ini menggunakan instrumen Perceived Stress Scale (PSS-10) dengan distribusi subjek penelitian berdasarkan usia rentang 18-22 tahun, sehingga didapatkan cut off point tingkat stres dengan skor 14.2
35
Tabel 4.5 cut off point kuesioner PSS-10
Berdasarkan nilai cut off point tersebut didapatkan 19 subjek penelitian (76%) dengan skor PSS-10 lebih dari 14.2 sebelum diperdengarkan bacaan Al-Qur’an, yang menunjukkan bahwa sebelum diperdengarkan bacaan Al-Qur’an terdapat 19 subjek penelitian yang mengalami stres. Kemudian subjek penelitian diperdengarkan bacaan Al-Qur’an sehingga gelombang suara dari bacaan Al-Qur’an surat Ar-Rahman tersebut masuk menuju pendengaran subjek melalui meatus acusticus externus yang kemudian diteruskan melewati telinga bagian tengah yang terdiri dari 3 tulang pendengaran, yaitu malleus, incus, stapes, kemudian gelombang suara diteruskan menuju telinga bagian dalam lalu menuju talamus melalui saraf auditori yang selanjutnya diteruskan ke korteks auditori lobus temporalis otak untuk presepsi suara dan kemudian menuju sistem limbik khususnya amigdala sebagai pusat emosi dan memori yang dapat mempengaruhi emosi seseorang dan menimbulkan rasa tenang serta dapat merangsang saraf otonom, yang kemudian merangsang sistem saraf parasimpatis dan menimbulkan rileks sehingga menurunkan tingkat stres psikologi.
36
Setelah subjek penelitian mendengarkan bacaan Al-Qur’an tersebut dilakukan pengukuran kembali tingkat stres menggunakan instrumen kuesioner PSS-10 dengan cut off point yang sama dengan sebelumnya, yaitu 14,2. Didapatkan skor PSS-10 yang lebih dari cut off point tersebut sebanyak 13 subjek, dalam hal ini dapat kita simpulkan terjadi penurunan jumlah subjek yang mengalami stres sebelum dan sesudah mendengarkan bacaan Al-Qur’an.
Penelitian ini menggunakan metode pre-experiment one group pre test post test design sehingga peneliti tidak mengetahui keadaan kelompok responden sebelum diberi perlakuan. Adanya responden yang tidak mengalami penurunan tingkat stres setelah diperdengarkan bacaan Al-Qur’an kemungkinan dikarenakan kerentanan yang lebih besar terhadap gejala depresi yang ditimbulkan oleh peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.(33)
Pada penelitian ini, uji hipotesis bivariat yang digunakan adalah uji mc nemar, dikarenakan jenis hipotesis penelitian ini adalah hipotesis komparatif kategorik berpasangan.
Setelah didapatkan hasil pengaruh bacaan Al-Qur’an terhadap tingkat stres dilakukan uji hipotesis berupa uji mc nemar dan didapatkan nilai signifikansi pada uji mc nemar sebesar 0,031 (P<0,05). Hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan adanya perbedaan tingkat stres pada subjek penelitian sebelum mendengarkan bacaan Al-Qur’an surat Ar-Rahman dan setelah mendengarkan bacaan Al-Qur’an surat Ar-Rahman.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, berikut merupakan keterbatasan penelitian :
1. Penelitian ini dilakukan dengan studi cross sectional, dimana hanya satu kali pengambilan data yang berarti tidak dilakukan intervensi secara continue atau terus menerus dan berkala, sehingga pengaruh yang didapatkan kurang optimal.
37
2. Penelitian dilakukan dengan cara online dikarenakan keterbatasan situasi program pembelajaran jarak jauh pada saat pandemik covid-19, yang kemungkinan berpengaruh terhadap tingkat fokus sampel penelitian.
38 5.1 Simpulan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat kita simpulkan :
a. Mendengarkan bacaan Al-Qur’an berpengaruh terhadap penurunan tingkat stres mahasiswa kedokteran UIN Jakarta tahun pertama preklinik, hal ini didasarkan pada uji hipotesis yang menunjukkan adanya nilai P signifikan.
b. Mendengarkan bacaan Al-Qur’an surat Ar-Rahman dapat dijadikan salah satu terapi untuk menurunlan tingkat stres.
5.2 Saran
Bagi mahasiswa kedokteran:
• Untuk mahasiswa kedokteran yang sedang mengalami gejala stres atau sedang dalam keadaan tidak tenang, disarankan untuk sering mendengarkan bacaan Al-Qur’an.
Bagi peneliti berikutnya :
• Dapat dilakukan dengan intervensi yang berkelanjutan sehingga pengaruhnya lebih optimal.
• Dilakukan pengukuran secara objektif, seperti pengukuran tekanan darah atau kadar hormon kortisol, sebagai pengaruh adanya peningkatan stres secara fisiologis.
• Jika keadaannya memungkinkan, dapat dilakukan secara tatap muka agar suasana lebih kondusif.
• Dilakukan dengan intervensi yang lebih aktif, seperti pengukuran tingkat stres setelah responden membaca Al-Qur’an.
• Dilakukan perbandingan dengan intervesi mendengarkan musik untuk melihat pengaruhnya terhadap penurunan tingkat stres.
39
DAFTAR PUSTAKA
1. Https://kbbi.kemdikbud.go.id. KBBI Daring. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesi. 2016.
2. Yusoff MSB, Abdul Rahim AF, Yaacob MJ. Prevalence and sources of stress among Universiti Sains Malaysia medical students. Malaysian J Med Sci. 2010;
3. Wahyuddin W, Saifulloh S. ULUM AL-QURAN, SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA. J Sos Hum. 2013;
4. Prof. DR. Mahmud al-Dausary. Keutamaan- Keutamaan Al- Qur ’ an. :0–
113.
5. Kementerian Agama. Qur’an Kemenag. Lajnah Pentashihan Mushaf Al- Qur’an. 2020.
6. Siregar IH. NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM ALQURAN SURAH AL-ISRA’ AYAT 9-22. 2016.
7. American Institute of Stress. What is Stress? - The American Institute of Stress. The American Institute of Stress. 2018.
8. RYKIEL EJ. Towards a definition of ecological disturbance. Aust J Ecol.
1985;
9. Saiful M, Yusoff B. The Medical Student Stressor Questionnaire ( MSSQ ) Manual An explanatory guide on stress and stressors in medical study to help you. 2014;(May).
10. Salgar S. Stress in first year medical students. Int J Biomed Adv Res. 2014;
11. Sherwood L. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem (Introduction to Human Physiologi). Penerbit Buku Kedokt EGC. 2014;
12. Rachmadi F. Pengaruh Tingkat Intensitas Belajar Terhadap Terjadinya Stres Pada Mahasiswa Pspd 2011 FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta [Skripsi]. 2014;
40
13. Wulandari F, Hadiati T, Sarjana W. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT INSOMNIA MAHASISWA/I ANGKATAN 2012/2013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO. J Kedokt Diponegoro.
2017;
14. Selye H. Chapter 1 . What is Stress ? 1956;
15. Legiran, Azis MZ, Bellinawati N. Faktor Risiko Stres dan Perbedaannya pada Mahasiswa. J Kedokt dan Kesehat. 2015;
16. Kozusznik MW, Rodríguez I, Peiró JM. Eustress and distress climates in teams: Patterns and Outcomes. Int J Stress Manag. 2015;
17. Rachamayanie RMA dan AS. KEEFEKTIFAN TEKNIK ‘SELF-
INSTRUCTION’ DALAM MENGURANGI STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2013 FKIP ULM BANJARMASIN. J Konseling. 2016;2(2).
18. Sarafino EP. Health psychology: Biopsychosocial interactions, 3rd ed.
Health psychology: Biopsychosocial interactions, 3rd ed. 1998.
19. Indira IE. 44. Stress Questionnaire: Stress Investigation From
Dermatologist Perspective. Psychoneuroimmunology in Dermatology.
2016;141–2.
20. Maharani S et. all. STRES (Kessler psychological distress scale, Perceived stress scale (PSS-10), Hassles Assessment Scale for Student in College (HASS/Coll). 2018;
21. Chan SF, La Greca AM. Perceived Stress Scale (PSS). Encycl Behav Med.
2020;1–2.
22. State of New Hampshire Employee Assistance Program. Perceived Stress Scale Score Cut Off. State New Hampsh Empl Assist Progr. 1983;2.
23. Nuraini DA. Efek Intervensi Musik Untuk Menurunkan Stress Pasien Pra Operasi. Keperawatan. 2016;18, 29–31.
41
24. Netter FH. Atlas of Human Anatomy Sixth. Journal of Chemical Information and Modeling. 2013.
25. Khonsary S. Guyton and Hall: Textbook of Medical Physiology. Surg Neurol Int. 2011;
26. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy & Physiology 14th Edition. Wiley. 2014.
27. Meyer HS. Color Textbook of Histology 3rd Edition. Vol. 286, JAMA: The Journal of the American Medical Association. 2007. 95–95 p.
28. Dahlan MS. Besar Sampel dan cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3 Seri Evidence Based Medicine 2. 2010.
232 p.
29. Nugroho AZW, Kusrohmaniah S. Pengaruh Murattal Alquran Terhadap Tingkat Stres Mahasiswa Muslim di Yogyakarta. Gadjah Mada J Prof Psychol. 2019;5(2):108.
30. Dahlan S. Statistik-Untuk-Kedokteran-Dan-Kesehatan-M-Sopiyudin- Dahlanpdf.Pdf. 2014. p. 0–49.
31. Susilawati A. Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Surah Ar-Rahman terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di PSTW Budi Luhur Kota Jambi. J Akad Baiturrahim Jambi. 2019;8(2):1–5.
32. Tama RV, Suerni T, Sawab. Pengaruh Terapi Mendengarkan Ayat Suci Al Quran Surat Ar Rahman Terhadap Tingkat Stres Pada Lansia Di Rw 1 Kelurahan Blotongan Kota Salatiga. J Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.
2016;
33. Cohen S. Perceived stress scale. Psychology. 1994;
Lampiran 1
42
43
Lampiran 2
44
45
Lampiran 3
46
Lampiran 4
47
Lampiran 5
Analisis Univariat Subjek Penelitian Berdasarkan Usia USIA
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 18 3 12,0 12,0 12,0
19 18 72,0 72,0 84,0
20 3 12,0 12,0 96,0
22 1 4,0 4,0 100,0
Total 25 100,0 100,0
Analisis Univariat Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin JENIS_KELAMIN
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid L 7 28,0 28,0 28,0
P 18 72,0 72,0 100,0
Total 25 100,0 100,0
Uji Hipotesis Mc Nemar
Test Statisticsa
pre & post N
Exact Sig. (2-tailed)
25 ,031b a. McNemar Test
b. Binomial distribution used.