• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PDEODE (

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PDEODE ("

Copied!
240
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE, DISCUSS, EXPLAIN) BERBANTUAN SIMULASI PHET TERHADAP KEAKTIFAN

DAN HASIL BELAJAR MATERI GETARAN DAN GELOMBANG PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP

PLUS DARUS SHOLAH JEMBER

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh

Alvita Maulida Diana NIM: T201810049

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

MEI 2022

(2)

GELOMBANG PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PLUS DARUS SHOLAH JEMBER

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh

Alvita Maulida Diana T201810049

Dosen Pembimbing

Dr. A. Suhardi, S.T., M.Pd.

NIP. 197309152009121002

(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE, DISCUSS, EXPLAIN) BERBANTUAN SIMULASI PHET TERHADAP KEAKTIFAN

DAN HASIL BELAJAR MATERI GETARAN DAN GELOMBANG PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP

PLUS DARUS SHOLAH JEMBER

SKRIPSI

telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Hari : Senin Tanggal : 30 Mei 2022

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Dinar Maftukh Fajar, S.Pd., M.Pfis Rafiatul Hasanah, M.Pd NIP. 199109282018011001 NIP. 198711202019032006 Anggota

1. Dr. Indah Wahyuni, M.Pd ( )

2. Dr. A. Suhardi, S.T., M.Pd ( )

Menyetujui,

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I NIP. 196405111999032001

(4)































































Artinya: dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ―Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.‖ Mereka berkata, ―Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?

―Dia berfirman, ―Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.‖ (30) Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, ―Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!‖. (QS. Al-Baqarah [1]: 30-31)1

1 Kementerian Agama Republik Indonesia, Alquran Dan Terjemahan (Bandung: Semesta Al- Qur’an, 2013), 6.

(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan sangat spesial untuk kedua orang tua saya yang selalu memperjuangkan dan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Skripsi ini juga sebagai bentuk dedikasi saya kepada almarhum bapak saya yang belum sempat saya berikan kebahagiaan. Skripsi ini sebagai tanda bahwa perjuangan orang tua saya tidak sia-sia

(6)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya.

Selanjutnya, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah menerima penulis sebagai mahasiswa UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

2. Ibu Prof. Dr. Mukni’ah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

3. Bapak Dinar Maftukh Fajar, S.Pd., M.Pfis. selaku Koordinator Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

4. Bapak Dr. A. Suhardi, ST., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(7)

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan ilmunya kepada penulis

6. Bapak dan Ibu guru di SMP Plus Darus Sholah Jember yang telah membantu penulis selama proses penelitian

7. Kedua orang tua tercinta, Ibu Zur’ah dan Bapak Syaifuddin serta saudara tercinta, Ahmad Khoirul Muzadi yang selalu berkorban, mendoakan dan mendukung setiap saat.

8. Sahabat terbaik saya, Mela Mahardika Ilafi yang senantiasa menemani dan memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Teman-teman satu angkatan Tadris IPA 2018, khususnya teman-teman kelas IPA 2 terutama sahabat saya Dewi dan Findia yang telah membantu dan mensupport penyelesaian skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, harapan peneliti semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca serta peneliti memgharapkan masukan yang membangun untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya.

Jember, 17 Mei 2022 Penulis,

Alvita Maulida Diana T201810049

(8)

Peserta Didik Kelas VIII SMP Plus Darus Sholah Jember

Kata Kunci: PDEODE, Simulasi PhET, Keaktifan, Hasil Belajar

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat partisipasi, keaktifan dan hasil belajar IPA peserta didik di SMP Plus Darus Sholah Jember. Faktor yang mempengaruhi rendahnya keaktifan dan hasil belajar peserta didik yaitu proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru serta pembelajaran yang masih menggunakan pola lama, yaitu menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas atau pekerejaan rumah. Salah satu alternatif yang diharapkan dapat menjadi solusi adalah dengan penerapan model pembelajaran yang dapat memberikan keleluasaan pada siswa untuk membangun pengetahuannya dan menemukan ide- ide mereka sendiri sehingga peserta didik bisa aktif dalam pembelajaran, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran PDEODE dengan bantuan simulasi PhET sebagai media untuk melakukan percobaan.

Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: Apakah ada pengaruh model pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi PhET terhadap keaktifan dan hasil belajar materi getaran dan gelombang pada peserta didik kelas VIII SMP Plus Darus Sholah Jember. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran PDEODE (Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain) berbantuan simulasi PhET terhadap keaktifan dan hasil belajar materi Getaran dan Gelombang pada peserta didik kelas VIII SMP Plus Darus Sholah Jember.

Penelitian ini adalah penelitian Quasi Experiment dengan rancangan nonequivalent control group design. Pengambilan sampel dari populasi menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu kelas VIII D yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII F yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan angket. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji Independent Sampel T-Test. Data dianalisis menggunakan teknik analisis deskripstif dan statistik inferensial.

Berdasarkan hasil uji-t pada angket keaktifan belajar siswa diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan pada hasil belajar melalui nilai Posttest memiliki nilai signifikansi 0,000 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran PDEODE (Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain) berbantuan simulasi PhET terhadap keaktifan dan hasil belajar materi Getaran dan Gelombang pada peserta didik kelas VIII SMP Plus Darus Sholah Jember.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

1. Variabel Penelitian ... 9

2. Indikator Variabel ... 9

F. Definisi Operasional ... 13

G. Asumsi Penelitian... 14

H. Hipotesis ... 14

I. Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 17

A. Penelitian Terdahulu ... 17

B. Kajian Teori ... 23

1. Teori Belajar Konstruktivisme ... 23

2. Model Pembelajaran PDEODE ... 25

3. Simulasi PhET ... 27

4. Keaktifan ... 30

5. Hasil Belajar... 33

(10)

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 40

D. Analisis Data ... 50

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 59

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 59

1. Profil SMP Plus Darus Sholah ... 59

2. Visi dan Misi SMP Plus Darus Sholah ... 61

3. Struktur Organisasi SMP Plus Darus Sholah ... 61

B. Penyajian Data ... 61

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 66

1. Analisis Data ... 66

2. Pengujian Hipotesis ... 76

D. Pembahasan ... 80

BAB V PENUTUP ... 89

A. Simpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91

LAMPIRAN ... 96

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Indikator Keaktifan Peserta Didik ... 10

Tabel 1. 2 Indikator Hasil Belajar ... 12

Tabel 2. 1 Analisis Penelitian Terdahulu ... 20

Tabel 3. 1 Nonequivalent Control Group Design ... 38

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Angket Keaktifan Belajar Peserta Didik ... 43

Tabel 3. 3 Kriterian Penskoran Angket Keaktifan Belajar Peserta Didik ... 43

Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Instrumen Tes ... 44

Tabel 3. 5 Kriteria Validitas ... 48

Tabel 3. 6 Pedoman Kriteria Keaktifan Belajar Peserta Didik ... 53

Tabel 3. 7 Pengkategorian Kriteria Ketuntasan Nilai Hasil Belajar ... 53

Tabel 4. 1 Distribusi Populasi Siswa Kelas VIII SMP Plus Darus Sholah ... 62

Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Ahli ... 62

Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Soal Tes Hasil Belajar ... 63

Tabel 4. 4 Rekapitulasi Hasil Penelitian Kelas Kontrol ... 65

Tabel 4. 5 Rekapitulasi Hasil Penelitian Kelas Eksperimen ... 66

Tabel 4. 6 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai Angket Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 67

Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi Data Angket Keaktifan Kelas Kontrol ... 67

Tabel 4. 8 Distribusi Frekuensi Data Angket Keaktifan Kelas Eksperimen ... 68

Tabel 4. 9 Hasil Angket Keaktifan Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 68

Tabel 4. 10 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 68

(12)

Tabel 4. 14 Kategori Ketuntasan Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 70

Tabel 4. 15 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai Posttets Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 72

Tabel 4. 16 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 72

Tabel 4. 17 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 72

Tabel 4. 18 Kategori Ketuntasan Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 73

Tabel 4. 19 Kategori Ketuntasan Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 74

Tabel 4. 20 Nilai Rata-Rata Pretest dan Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 75

Tabel 4. 21 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 77

Tabel 4. 22 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas ... 78

Tabel 4. 23 Hasil Uji Independent Sampel T-Test ... 80

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Tampilan Simulasi Pandulum Lab ... 29

Gambar 2. 2 Tampilan Simulasi Gelombang pada Tali ... 30

Gambar 2. 3 Gerak Bolak Balik Bandul Sederhana ... 35

Gambar 2. 4 Grafik Simpangan terhadap Arah Rambat ... 36

Gambar 2. 5 Rapatan dan Renggangan pada Gelombang Longitudinal ... 37

Gambar 4. 1 Ketuntasan Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 71

Gambar 4. 2 Ketuntasan Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 74

Gambar 4. 3 Perbandingan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 75

(14)

Lampiran 3 - RPP Kelas Eksperimen... 98

Lampiran 4 - RPP Kelas Kontrol ... 114

Lampiran 5 - LKS Kelas Eksperimen ... 132

Lampiran 6 - LKS Kelas Kontrol ... 141

Lampiran 7 - Kisi-Kisi Soal Pretest/Posttest Sebelum Validasi ... 144

Lampiran 8 - Soal Uji Coba ... 160

Lampiran 9 - Kunci Jawaban Soal Uji Coba ... 167

Lampiran 10 - Nilai Rapot Semester 1 Kelas VIII D & VIII F... 168

Lampiran 11 - Kisi-Kisi Soal Pretest/Posttest ... 170

Lampiran 12 - Soal Pretest/Posttest ... 171

Lampiran 13 - Kunci Jawaban Pretest/Posttest ... 174

Lampiran 14 - Uji Validitas Soal ... 175

Lampiran 15 - Uji Reliabilitas... 176

Lampiran 16 - Nilai Pretest dan Posttest ... 177

Lampiran 17 - Uji Prasyarat Analisis Hasil Belajar ... 179

Lampiran 18 - Statistik Deskriptif Data Hasil Belajar ... 180

Lampiran 19 - Perhitungan Distribusi Frekuensi Data Pretest & Posttest ... 182

Lampiran 20 - Presentase Kognitif ... 184

Lampiran 21 - Uji Hipotesis Hasil Belajar ... 192

Lampiran 22 - Kisi-Kisi Angket Keaktifan Belajar ... 193

(15)

Lampiran 23 - Angket Keaktifan Belajar ... 197

Lampiran 24 - Data Angket Keaktifan ... 201

Lampiran 25 - Perhitungan Distribusi Frekuensi Data Angket Keaktifan ... 203

Lampiran 26 - Statistik Deskriptif Data Angket Keaktifan ... 204

Lampiran 27 - Uji Prasyarat Analisis Keaktifan Belajar ... 205

Lampiran 28 - Uji Hipotesis Keaktifan Belajar ... 206

Lampiran 29 - Contoh Hasil Pretest dan Posttest Siswa ... 207

Lampiran 30 - Contoh Jawaban Angket Keaktifan ... 209

Lampiran 31 - Surat Izin Penelitian ... 211

Lampiran 32 - Surat Permohonan Menjadi Validator Soal Tes ... 212

Lampiran 33 - Surat Permohonan Menjadi Validator Angket Keaktifan ... 213

Lampiran 34 - Hasil Validasi Soal Tes ... 214

Lampiran 35 - Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 216

Lampiran 36 - Hasil Validasi Angket Keaktifan... 219

Lampiran 37 - Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian ... 222

Lampiran 38 - Jurnal Penelitian ... 223

Lampiran 39 - Dokumentasi... 224

Lampiran 40 - Biodata Penulis ... 225

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ilmu dan teknologi yang berkembang secara pesat menuntut sumber daya manusia senantiasa berkembang dalam rangka mengikuti persaingan era globalisasi yang semakin kompetitif. Dalam menghadapi kondisi yang demikian, tidak dapat dipungkiri jika sektor pendidikanlah yang menjadi sektor penting untuk mengembangkan sumber daya manusia yang siap menghadapi persaingan arus globalisasi, termasuk sumber daya manusia Indonesia.2

Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah tertuang tujuan dan fungsi pendidikan. Di dalam Undang-undang tersebut disebutkan bahwa fungsi dan tujuan Pendidikan yakni, ―Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab‖.3 Jika fungsi pendidikan tersebut terwujud, maka hasil pendidikan

2 Mawar Indayani, Abdul Jalil Hunusalela, and Enggal Mursalin, ―Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SMP,‖ ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 7, no. 2 (2021): 359–65.

3 Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, n.d.

(17)

2

dapat dijadikan sebagai patokan tingkat peradaban suatu negara, karena maju mundurnya suatu negara dapat diukur melalui sistem dan proses pendidikannya. Sejalan dengan itu, sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal merupakan salah satu pionir dalam pencapaian tujuan pendidikan. Maka, Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang termasuk dalam lembaga pendidikan formal tingkat menengah juga turut bertanggung jawab dalam pengembangan sumber daya manusia serta termasuk dalam tahapan wajib belajar di Indonesia.

Salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum tingkat Sekolah Menengah Pertama (SM;P) adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran ini memuat tiga disiplin ilmu dalam satu mata pelajaran, yakni biologi, fisika, dan kimia. Mata pelajaran IPA erat kaitannya dengan hafalan dan berhitung, alasan inilah yang sering kali menjadikan peserta didik takut, malas, dan bosan untuk mempelajari IPA Menurut pengamatan langsung peneliti saat melaksanakan program Pengenalan Lapangan Sekolah (PLP) di SMP Plus Darus Sholah terlihat bahwa selama mengikuti proses pembelajaran peserta didik cenderung kurang memperhatikan, mengantuk, dan sibuk dengan kegiatannya sendiri. Selama proses kegiatan pembelajaran, banyak siswa yang merasa bosan karena guru tidak melibatkan siswa selama pembelajaran atau karena proses pembelajaran IPA masih berorientasi pada guru, belum berorientasi pada siswa.

Pembelajaran dengan sistem yang demikian berakibat pada tingkat partisipasi dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Guru yang masih

(18)

menerapkan sistem teacher oriented misalnya dengan metode ceramah atau tanya jawab tanpa adanya inovasi menjadikan siswa bosan dan menjadi pasif sehingga berakibat pada rendahnya keaktifan siswa.4 Dari permasalahan yang teramati tersebut, dapat dirangkum bahwa keaktifan belajar peserta didik masih kurang.

Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA di SMP Plus Darus Sholah, diketahui bahwa minat siswa terhadap materi Fisika cukup rendah, dijelaskan pula bahwa pembelajaran di sekolah ini mayoritas masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab dengan diselingi pemberian tugas atau pekerjaan rumah (PR). Peserta didik cenderung hanya duduk, mendengarkan, dan mencatat poin-poin penting dari penjelasan guru selama pembelajaran. Selain itu, peserta didik juga belum terbiasa bertanya, mengungkapkan pendapat, merumuskan pemikirannya sendiri dan lebih cenderung menjadi peserta didik yang hanya menerima materi dari guru saja, sehingga pada akhirnya kegiatan belajar mengajar menjadi membosankan dan kurang menarik bagi siswa khususnya bagi peserta didik yang lemah dalam pembelajaran Fisika. Adanya kesulitan tersebut terlihat pada hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA yang relatif rendah dan tidak memenuhi KKM. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena kurang maksimalnya kegiatan belajar akibat penerapan pembelajaran konvensional, sehingga tidak ada tahapan yang dapat membantu siswa mengkonstruk pemahaman kognitifnya, seperti membuat prediksi tentang suatu masalah,

4 Agustina Novitasari Pour, Lovy Herayanti, and Baiq Azmi Sukroyanti, ―Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick terhadap Keaktifan Belajar Siswa,‖ Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: e-Saintika 2, no. 1 (2018): 36–40.

(19)

4

diskusi untuk mengkaji suatu permasalahan yang diajukan oleh guru, presentasi tingkat awal, mencari fakta melalui observasi, berdiskusi dan bertukar pikiran tentang hipotesis awal yang dicocokkan dan dibandingkan dengan fakta yang telah diperoleh pada tahap observasi, presentasi tingkat lanjut untuk mengetahui pemikiran siswa lain. 5

Dalam rangka mewujudkan keaktifan dan peningkatan hasil belajar siswa, maka sudah seharusnya guru mampu melakukan inovasi untuk kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan masalah di atas, peneliti akan mencoba memberikan suatu altern.atif solusi yang bisa menjadi pilihan, yakni dengan penerapan mod.el pemb.elajaran yang dapat memb,erikan kebebas,an kepada siswa untu.k membangun pengetahuannya juga menemukan ide-ide mereka sendiri sehingga peserta didik bisa aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual, dan emosional akan berpengaruh dalam perolehan hasil belajar baik yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, efektif maupun psikomotorik sehingga sangat diperlukan bagi seorang siswa untuk belajar aktif untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, jika seorang siswa dalam belajarnya pasif maka siswa tersebut akan memiliki kecenderungan untuk mengabaikan apa yang disampaikan oleh guru.6

5 Raden Raisa Wulandari and Fauzi Bakri, ―Pengaruh Model Pembelajaran Pdeode Terhadap Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa SMA,‖ Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) 4 (2015):

181–86.

6 Suwarni La Usa and Fatmawati Mahudiri, ―Pengaruh Keaktifan Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sampolawa,‖ Jurnal Akademik Pendidikan Matematika 7, no. 1 (2021): 87–92.

(20)

Salah satu model pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar mandiri bagi siswa adalah model pembelajaran PDEODE (Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain). Model pembelajaran Predict, Discus, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) adalah pengembangan dan modifikasi dari model pembelajaran POE (Predict-Discuss-Explain) yang berdasarkan atas teori konstruktivisme. Dengan penerapan model pembelajaran PDEODE, siswa memiliki kesempatan untuk terlibat aktif dalam mencari konsep dan berpartisipasi dalam setiap tahap proses pembelajaran sehingga pemahaman yang didapat peserta didik menjadi lebih bermakna.7 Selain itu, penerapan model pembelajaran PDEODE dapat meningkatkan hasil belajar siswa8 dan dapat pula meningkatkan keterampilan proses sains siswa.9

Supaya penerapan model pembelajaran PDEODE lebih optimal, maka peneliti mencoba menggunakan bantuan media pembelajaran maka diperlukan adanya dukungan media pembelajaran. Salah satu media yang telah tersedia dan cocok untuk digunakan adalah media simulasi PhET. PhET merupakan media simulasi interaktif dengan fitur seperti laboratoirum sehingga peserta didik dapat melakukan pembelajaran dengan berlandaskan penemuan dan dapat digunakan untuk memperjelas konsep-konsep fisis.

7 Devi Raini, R Usman Rery, and Johni Azmi, ―Implementation Of Learning Model Of Cooperative PDEODE (Predict Discuss Explain Observe Discuss Explain) To Improve Student Achievement On The Balanced Chemical Subject In The Class XI MIPA SMAN 3 Pekanbaru.,‖

Jurnal Online Mahasiswa Fakultas dan Ilmu Pendidikan 6, no. 1 (2019): 1–10.

8 Farid Rahman Ardiyan, ―Pengaruh Strategi Pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain Observe-Discuss-Explain) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Kompetensi Dasar Menerapkan Macam-Macam Gerbang Dasar Rangkaian Logika Di SMKN 2 Surabaya.,‖ Jurnal Pendidikan Teknik Elektro UNESA 4, no. 3 (2015): 681–86.

9 Mamah Halimah, ―Penerapan Model Pembelajaran PDEODE untuk Meningkatkan KPS Siswa pada Materi Larutan Penyangga,‖ Jurnal Profesi Keguruan 5, no. 1 (2019): 15–22.

(21)

6

Kegiatan percobaan dengan memanfaatkan media PhET membuat siswa terlibat dal.am proses pembelajaran. Meskipun dengan media ini menjadikan siswa tidak mendapatkan pengalaman lansung kar.ena tidak menggunakan alat-alat yang konkrit, namun dengan menggunakan laboratorium virtual semacam PhET ini lebih efektif dalam mening.katkan pema.haman sisw.a.10 Simulasi PhET dapat membantu mengenalkan konsep baru, menguatkan ide- ide, dan membangun konsep atau keterampilan pada mata pelajaran IPA di kelas VIII pada kompetensi dasar 3.11 menganalisis konsep getaran, gelombang dan bunyi dalam kehidupan sehari-hari termasuk sistem pendengaran manusia dan sistem sonar pada hewan. Jadi terdapat hubungan antara simulasi PhET dengan materi getaran dan gelombang di SMP sesuai KD 3.11. Sebagaimana dijelaskan dalam Sapitri Rahayu, ―simulasi PhET sangat cocok digunakan dalam pembelajaran materi gelombang karena karakteristik materi gelombang yang abstrak dapat menyebabkan kesulit.an bagi siswa, misalnya ketika akan menentukan amplitudo atau frekuensi.

Menggunakan percobaan manual seperti dengan menggunaan tali, menyebabkan siswa tidak bisa memanipulasi variabel gelombang seperti variabel amplitudo dan frekuensi. Dengan menggunakan simulasi PhET, maka siswa dapat melakukan percobaan yang dapat memudahkan mereka

10 Tantawi Jauhari, Hikmawati Hikmawati, and Wahyudi Wahyudi, ―Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Phet Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMAN 1 Gunungsari Tahun Pelajaran 2015/2016,‖ Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi 2, no. 1 (April 22, 2017): 7–12.

(22)

dalam memanipulasi variabel khususunya pada matari gelombang.11 Pada penelitian Widyastuti, dkk ditemukan bahwa penerapan pembelajaran berbasis PDEODE (Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain) berbantuan PhET Simulation mampu meningkatkan keterampilan berfikir tinggi.12

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul ―Pengaruh Model Pembelajaran PDEODE (Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain) Berbantuan Simulasi PhET Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Getaran dan Gelombang pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Plus Darus Sholah Jember‖.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi PhET terhadap keaktifan peserta didik materi getaran dan gelombang pada peserta didik kelas VIII SMP Plus Darus Sholah Jember?

2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi PhET terhadap hasil belajar materi getaran dan gelombang pada peserta didik kelas VIII SMP Plus Darus Sholah Jember?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan untuk:

11 Sapitri Rahayu, ―Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Media Simulasi PhET Pada Materi Gelombang Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMP,‖ Pendidikan Sains 5, no. 3 (2017): 253–56.

12 F Widyastuti et al., ―Implementation of PDEODE (Predict, Discuss, Explain,Observe, Discuss, Explain) Supported by PhET Simulation on Solubility Equilibrium Material,‖ Journal of Physics:

Conference Series 1155 (February 2019): 012071.

(23)

8

1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi PhET materi getaran dan gelombang terhadap keaktifan pada peserta didik kelas VIII SMP Plus Darus Sholah

2. Mengetahui pengaruh model pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi PhET materi Getaran dan Gelombang terhadap hasil belajar pada peserta didik kelas VIII SMP Plus Darus Sholah

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari adanya penelitian ini adalah:

1. Bagi Peserta Didik

Dengan menggunakan model pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi PhET, diharapkan dapat memberikan semangat, pengetahuan, dan pengalaman baru, sehingga peserta didik mampu menguasai materi getaran dan gelombang dengan baik dan bisa mencapai tujuan belajar dengan maksimal.

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk guru IPA kelas VIII di sekolah dalam mengimplementasikan model pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi PhET

3. Bagi Sekolah

Melalui penerapan model pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi PhET dapat meningkatkan kualitas mutu Pendidikan di SMP Plus Darus Sholah

(24)

4. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan sumbangsih dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pengelolaan kelas terutamanya dalam penerapan model pembelajaran dan media pembelajaran. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat menjadi bahan koreksi atau pertimbangan dalam kesesuaian penerapan model pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi PhET pada materi getaran dan gelombang untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar aspek kognitif peserta didik kelas VIII.

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas (Independent) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi PhET.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat (Dependent) dalam penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar.

2. Indikator Variabel a. Indikator Keaktifan

Dalam penelitian ini terdapat aspek dan subaspek untuk menilai keaktifan belajar peserta didik. Tingkat keaktifan peserta

(25)

10

didik dalam pembelajaran mengacu pada indikator keaktifan belajar dari pendapat Oemar Hamalik sebagaimana pada tabel 1.1 berikut: 13

Tabel 1. 1

Indikator Keaktifan Peserta didik

Variabel Indikator Sub Indikator

Keaktifan Belajar

Siswa

Visual Activities

1. Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan materi 2. Siswa memperhatikan

teman yang sedang presentasi di depan kelas 3. Siswa memperhatikan

ketika guru

mendemostrasikan percobaan

Oral Activities

1. Siswa aktif bertanya saat diskusi

2. Siswa mengemukakan pendapat saat diskusi 3. Siswa bertanya kepada

guru apabila tidak paham mengenai materi yang disampaikan

Listening Activities

1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru 2. Siswa mendengarkan

presentasi yang dilakukan oleh kelompok yang lain

Writing Activities

1. Siswa mencatat penjelasan guru

2. Siswa mencatat hasil diskusi setiap selesai melakukan diskusi dengan teman kelompok

Drawing Activities

1. Siswa merangkum materi pelajaran dalam bentuk gambar/mind mapping dari presentasi yang dilakukan Motor Activities 1. Siswa mengerjakan tugas

13 Ulfaturrona Nur Labibah, ―Efektivitas Model Pembelajaran Simulasi Berbantuan PhET pada Pembelajaran Fisika Ditinjau dari Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Aspek Kognitif Peserta Didik SMA‖ (Skripsi, Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, 2018), 33, https://eprints.uny.ac.id/56657/.

(26)

Variabel Indikator Sub Indikator

tanpa diselingi pekerjaan lain

2. Siswa melakukan diskusi sesuai petunjuk guru 3. Siswa bergerak cepat

ketika guru meminta membentuk kelompok 4. Siswa mengajak teman

yang lain untuk segera membentuk kelompok 5. Siswa maju ke depan saat

melakukan presentasi

Mental Activities

1. Siswa memecahkan permasalahan dari materi pelajaran yang dicari 2. Siswa menganalisis

permasalahan yang muncul dengan materi yang didapatkan

3. Siswa mengabaikan permasalahan yang muncul saat diskusi

4. Siswa mampu

memecahkan soal setelah kegiatan presentasi

Emotional Activities

1. Siswa cenderung diam ketika mencari materi pelajaran

2. Siswa senang ketika guru memberikan motivasi terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran dimulai

3. Antusias dalam mengikuti proses pembelajaran IPA 4. Minat siswa ketika belajar b. Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar yang diteliti pada pembelajaran dengan model PDEODE berbantuan simulasi PhET difokuskan pada hasil Pretest

(27)

12

dan Posttest ranah kognitif C1, C2, C3, dan C4 menurut taksonomi bloom edisi revisi dengan rincian sebagaimana pada Tabel 1.2 berikut:

Tabel 1. 2

Indikator Hasil Belajar KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

3.11 menganalisis konsep getaran, gelombang dan bunyi dalam kehidupan sehari- hari termasuk sistem pendengaran manusia dan sistem sonar pada hewan.

3.11.1 Menjelaskan konsep getaran 3.11.2 Menjelaskan perbedaan

frekuensi dan periode getaran bandul

3.11.3 Menghitung frekuensi dan periode getaran

3.11.4 Mengaitkan hubungan antara frekuensi dan periode getaran

3.11.5 Menganalisis besaran yang mempengaruhi periode pada peristiwa getaran bandul 3.11.6 Menjelaskan pengertian

gelombang

3.11.7 Menjelaskan karakteristik gelombang transversal dan gelombang longitudinal 3.11.8

Membedakan karakteristik gelombang transversal dan longitudinal

3.11.9 Menghitung panjang gelombang dan kecepatan gelombang

3.11.10 Mendeskripsikan hubungan antara panjang gelombang, frekuensi, cepat rambat dan periode gelombang

(28)

F. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran PDEODE

Secara operasional didefinisikan sebagai model pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student centered learning) yang terdiri dari enam tahap yakni memprediksi, diskusi tahap awal, presentasi tahap awal, observasi, diskusi tingkat lanjut, dan presentasi tingkat lanjut.

2. Physics Education Technology (PhET)

Secara operasional didefinisikan sebagai laboratorium virtual yang digunakan sebagai media pembelajaran pada materi getaran dan gelombang.

3. Keaktifan

Secara operasional didefinisikan sebagai keterlibatan/partisipasi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Hasil Belajar

Secara operasional didefinisikan sebagai skor yang diperoleh peserta didik dari hasil tes (Pretest dan postest) yang terfokuskan pada ranah kognitif C1 sampai C4.

5. Materi Getaran dan gelombang

Secara operasional didefinisikan sebagai materi pelajaran IPA kelas VIII SMP/MTs semester genap dengan kompetensi dasar menganalisis konsep getaran, gelombang, dan bunyi dalam kehidupan sehari-hari termasuk sistem pendengaran manusia dan sistem sonar pada hewan.

(29)

14

G. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian atau anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. SMP Plus Darus Sholah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA mengacu pada kurikulum 2013, namun dalam pembelajarannya lebih sering berpusat pada guru (teacher centered) 2. Model pembelajaran PDEODE dapat membantu peserta didik dalam

belajar IPA, meningkatkan keaktifan siwa, dan dapat meningkatkan hasil belajar aspek kognitif.

3. Model pembelajaran PDEODE dapat digunakan oleh guru sebagai alternatif dan solusi dalam mengajar mata pelajaran IPA.

4. Hasil belajar peserta didik dapat diketahui setelah melakukan Posttest dengan menggunakan soal tes yang valid dan reliabel.

5. Kemampuan siswa dianggap sama berdasarkan hasil Pretest dan kelas yang digunakan untuk penelitian merupakan kelas reguler (bukan kelas unggulan)

H. Hipotesis

1. Hipotesis Alternatif (Ha1) :―Model pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi PhET berpengaruh terhadap keaktifan siswa materi getaran dan gelombang pada peserta didik kelas VIII SMP Plus Darus Sholah

Hipotesis Alternatif (Ha2) :―Model pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi PhET berpengaruh terhadap hasil belajar materi getaran dan gelombang pada peserta didik kelas VIII SMP Plus Darus Sholah

(30)

2. Hipotesis Nihil (Ho1) : ―Model pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi PhET tidak berpengaruh terhadap keaktifan siswa materi getaran dan gelombang pada peserta didik kelas VIII SMP Plus Darus Sholah”.

Hipotesis Nihil (Ho2) : ―Model pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi PhET tidak memiliki pengaruh terhadap hasil belajar materi getaran dan gelombang pada peserta didik kelas VIII SMP Plus Darus Sholah”.

I. Sistematika Pembahasan

Pada bagian ini akan dideskripsikan tentang alur penulisan skripsi dari bagian pendahuluan sampai dengan penutup. Dalam penelit.ian ini menggunakan peneliti.an kuantitatif yang berisi V bab penting dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I: Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi operasional, asumsi penelitian, hipotesis, dan sistematika pembahasan.

BAB II: Bab ini berisi dua sub bab penting di dalamnya yaitu penelitian terdahulu yang memuat beberapa penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, yang kedua kajian teori berisi pembahasan yang dijadikan perspektif atau sudut pandang dalam melakukan penelitian.

(31)

16

BAB III: Bab ini memuat metode penelitian berupa pendekatan dan jenis penelitian, populasi, dan sampel, kemudian teknik dan instrumen pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV: Bab ini berisi penyajian data dan analisis yang meliputi gambaran obyek penelitian, penyajian data, analisis data dan pengujian hipotesis serta pembahasan.

BAB V: Bab ini merupakan bab terakhir atau penutup. Pada bagian bab ini berisis kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang mendukung penelitian.

(32)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini, peneliti mencantumkan penelitian terdahulu yang relavan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti:

1. Suci Heryani, Nurul Azmi, Hadi Pramono. ―Penerapan Model Pembelajaran PDEODE (Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Pencemaran Lingkungan Kelas X MIPA SMA Negeri 5 Kota Cirebon‖. Jurnal Pendidikan Fisika dan Sains (JPFS) 4, no. 2 (2021): 48- 57.14

Penelitian ini menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji penerapan strategi Active Learning Tipe Everyone is A Teacher Here, mengkaji perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang menerapkan strategi Active Learning Tipe Everyone is A Teacher Here, mengetahui respon peserta didik terhadap penerapan strategi Active Learning Tipe Everyone is A Teacher Here.

Hasil dari penelitian tersebut adalah (1) Aktivitas siswa meningkat setelah diterapkan model pembelajaran PDEODE dan menunjukkan kriteria baik dengan rata-rata 82%, (2) Antara ke.las

14 Suci Heryani, Nurul Azmi, and Hadi Pramono, ―Penerapan Model Pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe- Discuss-Explain) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Pencemaran Lingkungan Kelas X MIPA SMA Negeri 5 Kota Cirebon,‖

Jurnal Pendidikan Fisika & Sains (JPFS) 4, no. 2 (2021): 48–57.

(33)

18

eksp.erimen dan kelas kont.rol terdap.at perbed.aan peninkatan kemam.puan berfikir kritis yang signifikan dengan ra.ta-rata N-Gain kela.s eksperimen 0,492 dan rata-rata kelas kontrol 0,382, (3) ) Penerapan model PDEODE mendapat respon baik peserta didik dengan presentase 77%.

2. Iwan Wicaksono, Indrawati, Supeno. ―PhET (Physics Education Technology) sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemmapuan Berpikir Kritis Siswa‖. Prosiding Webinar Pendidikan Fisika 5, no. 1 (2020): 1-5.15

Penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pre-test post-test design. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran simulasi interaktif PhET terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMP/MTs.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest dan possttest yang berarti bahwa terdapat pengaruh penggunaaan media pembelajaran simulasi PhET dalam meningkatkan kemampuan berpiki kritis siswa.

3. N. Lh. Pt. Krisna Dewi, Ni. Wyn. Arini, Pt. Nanci Riastini. ―Pengaruh Model Pembelajaran PDEODE terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

15 Iwan Wicaksono, Indrawati, and Supeno, ―PhET (Phisics Education Technology) Sebagai Media

Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa,‖ FKIP E-Proceeding 5, no. 1 (2020): 1–5.

(34)

dalam Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas SD Laboratorium Undiksha‖. Mimbar PGSD 1, no. 1 (2013): 1-9.16

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode quasi eksperimen dan rancangan penelitiannya adalah posttest only control group design. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif IPA antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran PDEODE dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah thitung > ttabel dan rata- rata kemampuan berpikir berpikir kreatif IPA siswa kelas eksperimen adalah 12,89 pada kategori tinggi sedangkan pada siswa kelas kontrol adalah 8,4 tergolong pada kategori sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PDEODE berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kreatif IPA pada siswa kelas V SD Laboratorium Undiksha tahun pelajaran 2012/2013.

Adapun rangkuman analisis persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:

16N. L. P.K. Dewi, Ni. Wyn. Arini, and P. N. Riastini, ―Pengaruh Model Pembelajaran PDEODE Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas V SD Laboratorium Undiksha,‖ Mimbar PGSD Undiksha 1, no. 1 (2013): 1–9.

(35)

20

Tabel 2. 1

Analisis Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul

Analisis Penelitian

Terdahulu

Penelitian yang Akan Dilakukan Suci Heryani,

Nurul Azmi, Hadi Pramono

Penerapan Model Pembelajaran PDEODE

(Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain) untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa Pada

Konsep Pencemaran Lingkungan Kelas X MIPA SMA Negeri 5 Kota Cirebon

- Merupakan penelitian

tindakan kelas (PTK)

- Menerapkan model

pembelajaran PDEODE

- Materi yang digunakan untuk penelitian adalah konsep

pencemaran lingkungan - Subyek penelitian

yang diteliti adalah siswa kelas X MIPA SMAN 5 Kota Cirebon

- Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest- Posttest control group design - Bertujuan untuk

mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik - Tidak

menggunakan media simulasi PhET

- Menunjukkan hasil bahwa terdapat

perbedaan peningkatan keterampilan

- Merupakan penelitian kuantitatif - Menerapkan

model

pembelajaran PDEODE

- Materi yang digunakan untuk penelitian adalah materi getaran dan gelombang

- Subyek penelitian yang diteliti adalah siswa kelas VIII SMP Plus Darus Sholah Jember - Desain penelitian

yang digunakan adalah

nonequivalent control group design

- Bertujuan untuk mengetahui

pengaruh model PDEODE

berbantuan

simulasi PhET terhadap keaktifan dan hasil belajar - Menggunakan

media simulasi PhET

(36)

Nama Peneliti Judul

Analisis Penelitian

Terdahulu

Penelitian yang Akan Dilakukan berpikir kritis

siswa yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Iwan Wicaksono,

Indrawati, dan Supeno.

PhET (Physics Education

Technology) sebagai Media Pembelajaran untuk

Meningkatkan Kemmapuan Berpikir Kritis Siswa

- Bertujuan untuk mengkaji

keefektifan media pembelajaran simulasi PhET terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa

- Merupakan penelitian pengembangan yang masuk pada tahap efektivitas - Subyek

penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMP/MTs di Eks-Karesidenan Besuki

- Menerapkan pada materi Getaran dan Gelombang - Desain penelitian

yang digunakan adalah one group pretest posttest - Analisis data

dengan uji Paired Sample T-Test - Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh media simulasi PhET dalam

meningkatkan kemampuan

- Bertujuan untuk mengetahui

pengaruh model PDEODE

berbantuan

simulasi PhET terhadap keaktifan dan hasil belajar - Merupakan

Penelitian Kuantitatif - Subyek

penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMP Plus Darus Sholah Jember

- Menerapkan pada materi Getaran dan Gelombang

- Desain penelitian yang digunakan adalah

nonequivalen control group design

- Analisis data

dengan uji

Independent Sampel T-Test

(37)

22

Nama Peneliti Judul

Analisis Penelitian

Terdahulu

Penelitian yang Akan Dilakukan berpikir kritis

siswa N. Lh. Pt. Krisna

Dewi, Ni. Wyn.

Arini, Pt. Nanci Riastini

Pengaruh Model Pembelajaran PDEODE terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dalam

Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas SD Laboratorium Undiksha

- Bertujuan untuk mengetahui

Pengaruh Model Pembelajaran PDEODE terhadap kemampuan berpikir kreatif - Metode penelitian

yang digunakan quasi eksperimen dan rancangan penelitiannya adalah posttest only control group design - Pemilihan sampel

dengan teknik sampling jenuh - Subyek penelitian

yang diteliti adalah siswa kelas V SD Undiksha - Tidak

menggunakan media simulasi PhET

- Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran PDEODE berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa

- Bertujuan untuk mengetahui

pengaruh model pembelajaran PDEODE berbantuan

simulasi PhET terhadap keaktifan dan hasil belajar - Metode penelitian

yang digunakan quasi eksperimen

dan desain

penelitiannya adalah

nonequivalent control group design

- Pemilihan sampel dengan teknik purposie sampling - Subyek penelitian

yang diteliti adalah siswa kelas VIII SMP Plus Darus Sholah Jember - Menggunakan

media simulasi PhET

(38)

B. Kajian Teori

1. Teori Belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah istilah yang sering digunakan dalam konteks pembelajaran dewasa ini. Ahli filsafat menggunakan istilah konstruktivisme sebagai teori epistimologi yang merujuk pada sifat alami pengetahuan bagi seseorang. Ahli psikologi kognitif menggunakan istilah tersebut untuk mendeskripsikan segala aktivitas belajar manusia.

Konstruktivisme didefinisikan sebagai teknik pembelajaran yang melibatkan siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya secara aktif dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.17

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan suatu pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh siswa. Siswa harus aktif dalam melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari, tetapi yang penting adalah minat belajar siswa sendiri. Peran guru dalam proses pengkontruksi sebagai mediator dan fasilitator. Adapun kegiatan-kegiatan guru sebagai mediator dan fasilitator dalam pembelajaran konstruktivisme yaitu:18

a. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab, mengajar dan berceramah.

17 A. Wahab Jufri, Belajar Dan Pembelajaran Sains (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), 32.

18 Yuberti, Teori Pembelajaran Dan Pengembangan Bahan Ajar Dalam Pendidikan (Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja, 2013), 49.

(39)

24

b. Menyediakan atau memberikan kegiatan yang mampu menstimulus keingintahuan siswa dan membantu siswa dalam mengekspresikan gagasannya.

c. Guru memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan pemikiran siswa berjalan atau tidak.

Salah satu teori yang melandasi pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran IPA yaitu teori kognisi sosial dari Vygotsky. Kognisi adalah perbuatan atau proses mengetahui. Penekanannya bukanlah pada proses memperoleh informasi, melainkan pada aktivitas mental atau pikiran yang terlibat dalam pemahaman. Menurut vygotsky siswa sebaiknya belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu. Interaksi sosial ini memacu terbentuknya ide dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Konsep ini oleh Vygotsky dinamakan pemagangan kognitif (cognitive apprenticeship). Pemagangan kognitif mengacu pada proses dimana seseorang yang sedang belajar tahap demi tahap memperoleh keahlian melalui interksinya dengan pakar. Pakar yang dimaksud ini adalah orang yang menguasai permasalahan yang dipelajari.

Jadi, dapat berupa orang dewasa atau kawan sebaya.19

Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding:

19 Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif (Jakarta:

Kencana, 2017), 94.

(40)

a. Zone of Proximal Development (ZPD)

Zone of Proximal Development (ZPD adalah wilayah diantara tingkat perkembangan anak saat ini ―yang ditentukan oleh kemampuan mengatasi masalah secara mandiri‖ (taraf perkembangan aktual) dan tingkat perkembangan yang dapat dicapai anak ―melalui bimbingan orang dewasa atau berkolaborasi dengan sebaya yang lebih mampu

(tingkat perkembangan potensial).20 b. Scaffolding

Scaffolding adalah pemebrian bantuan dan bimbingan kepada anak selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Scaffolding dari Vygotsky berbeda dengan sistem pembelajaran yang menggunakan modul yang telah diterapkan di Indonesia saat ini. Modul lebih mengacu pada paket- paket yang harus diselesaikan oleh peserta didik, sedangkan scaffolding ini mengacu pada kegiatan guru dalam membimbing kegiatan belajar anak.21

2. Model Pembelajaran PDEODE

Model pembelajaran Predict Discuss Explain Observe Discuss Explain (PDEODE) sebagai hasil pengembangan dan modifikasi dari model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) pertama kali

20 Anita Woolfolk, Educational Psychology Active Learning Edition (Yogyakarta, Pustaka Pelajar,

2009), 74.

21 Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, 96.

(41)

26

diusulkan oleh Savender-Ranne dan Kalori. Model Pembelajaran PDEODE pertama kali digunakan oleh Kalori dalam penelitian bidang pendidikan teknik. Perbedaan utama dengan model POE adalah terdapat penambahan sintaks pembelajaran yaitu diskusi yang mendukung keragaman pendapat.22

Model pembelajaran Predict Discuss Explain Observe Discuss Explain (PDEODE) adalah model pembelajaran yang berbasis teori belajar konstruktivisme. ―Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai‖. Yang berarti bahwa peserta didik membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA peserta didik.23 Model pembelajaran PDEODE merupakan model pembelajaran berbasis proses yang membandingkan pengetahuan awal peserta didik dengan pengetahuan yang didapat berdasarkan percobaan, sehingga keterampilan proses sains peserta didik akan terstimulus karena tahapan model pembelajaran PDEODE.24

22Bayram Costu, ―Learning Science through the PDEODE Teaching Strategy: Helping Students Make Sense of Everyday Situations,‖ Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technologi Education 4, no. 1 (2008): 3–9.

23 Yuyu Yuliati, Dudu Suhandi Saputra, and Neneng Siti Aisah, ―Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran PDEODE Improving Student Learning Outcomes Through theLearning Model PDEODE,‖ Jurnal Lensa Pendas 4, no. 2 (2019): 142–53.

24 Mamah Halimah, ―Penerapan Model Pembelajaran PDEODE untuk Meningkatkan KPS Siswa pada Materi Larutan Penyangga,‖ Jurnal Profesi Keguruan 5, no. 1 (2019): 15–22.

(42)

Adapun enam tahapan model pembelajaran PDEODE adalah 1) tahap predict, pada tahap ini peserta didik secara mandiri memprediksi permasalahan yang sudah diberikan oleh guru terkait dengan materi yang akan dibahas. 2) tahap discuss, pada tahap ini peserta didik diberikan waktu dan juga kesempatan untuk melakukan diskusi dalam bentuk kelompok yang sudah ditentukan oleh guru. 3) tahap explain, pada tahap ini peserta didik dari setiap kelompok akan diberikan kesempatan untuk mencaapi suatu kesepakatan kemudian nantinya akan dibagikan kepada kelompok lain pada saat diskusi. 4) tahap observe, pada tahap ini peserta didik akan dibimbing guru untuk melakukan pengamatan untuk membuktikan prediksi awal yang sudah peserta didik utarakan. 5) tahap discuss II, pada tahap ini peserta didik akan mendiskusikan kembali prediksi yang sudah diprediksikan sebelumnya dengan hasil pegamatan yang sudah dilakukan. 6) tahap explain II, pada tahap ini peserta didik diminta untuk menyamakan pendapat antara sebelum pengamatan dengan sesudah melakukan pengamatan.25 3. Simulasi PhET

PhET simulation merupakan laboratorium virtual yang dibuat oleh University of Colorado yang memuat simulasi untuk pembelajaran fisika, kimia, dan biologi. Laboratorium ini dapat menjadi solusi alternatif untuk melaksanakan praktikum ketika guru dan peserta didik dihadapkan dengan

25 Khossy Alviaturrohmah et al., ―Efektivitas Model Pembelajaran PDEODE (Predict – Discuss – Explain – Observe – Discuss – Explain) Berorientasi pada Socio Scientific Issue terhadap Kemampuan Observasi Peserta Didik,‖ Jurnal Tadris IPA Indonesia 1, no. 2 (July 26, 2021): 171–

78.

(43)

28

kondisi terbatasnya fasilitas alat dan bahan di laboratorium nyata, Pembelajaran dengan menggunakan laboratorium virtual dapat memudahkan peserta didik dalam memahami konsep sains dan memacu minat belajar peserta didik 26 serta menarik untuk digunakan dalam pembelajaran.27 Berdasarkan hal ini sesuai dengan tujuan pembuatan softwere simulasi PhET, yakni ―help students visually comprehend concepts, ensure educational effectiveness and usability‖ yaitu membantu peserta didik untuk memvisualisasikan konsep secara utuh dan jelas dan menjamin pendidikan yang efektif serta kebergunaan yang berkelanjutan.

Simulasi PhET ini dibuat dalam bentuk Java atau Flash sehingga simulasi PhET ini dapat dijalankan langsung dari situs web juga dapat diunduh dan diinstal untuk digunakan secara offline. Simulasi PhET ini berjalan paling baik di PC (Personal Komputer). 28 PhET dapat diakses melalui http://phet.colorado.edu/.

Media simulasi PhET merupakan salat satu alat bantu yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran yang tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari penggunaan media simulasi PhET dalam proses pembelajaran antara lain:29

26 Rahmiati Darwis and Muhammad Rizal Hardiansyah, ―Pengaruh Penerapan Laboratorium Virtual PhET Terhadap Motivasi Belajar IPA Siswa Pada Materi Gerak Lurus,‖ ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 7, no. 2 (2021): 271–77.

27 Rivo Alfarizi Kurniawan, M. Ricky Rifa’i, and Dinar Maftukh Fajar, ―Analisis Kemenarikan Media Pembelajaran PhET Berbasis Virtual Lab Pada Materi Listrik Selama Perkuliahan Daring Ditinjau Dari Perspektif Mahasiswa,‖ Vektor: Jurnal Pendidikan IPA 1, no. 1 (2020): 19–28.

28 Dedi Riyan Rizaldi, A. Wahab Jufri, and Jamal Jamal, ―PhET: Simulasi Interaktif dalam Proses Pembelajaran Fisikan,‖ Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan 5, no. 1 (May 9, 2020): 10–14.

29 Rizaldi, Jufri, and Jamal, "PhET: Simulasi Interaktif dalam Proses Pembelajaran Fisikan," 12.

(44)

1) Menyajikan informasi mengenai proses atau konsep fisika yang cukup kompleks

2) Bersifat mandiri, karena memberi kemudahan dan kelengkapan isi sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain 3) Menarik perhatian peserta didik sehingga dapat meningkatkan

motivasi belajar di dalam kelas

4) Dapat digunakan secara offline baik ketika di kelas ataupun di rumah.

Adapun kekurangan simulasi PhET antara lain:

1) Kurang mendukung jika digunakan di sekolah dengan fasilitas komputer kurang memadai

2) Guru dan peserta didik harus terlebih dahulu memahami simbol- simbol yang digunakan dalam simulasi PhET

3) Terdapat beberapa simulasi yang mengharuskan untuk menginstal program java untuk mengoperasikannya

4) Bahasa yang digunakan pada simulasi PhET menggunakan Bahasa Inggris, dapat diubah kebahasa lain namun hanya sebatas untuk menerjemahkan judul. Jika simulasi telah terbuka maka komponen di dalamnya menggunakan Bahasa Inggris.

Gambar 2. 1

Tampilan Simulasi Pandulum Lab Sumber: Dokumentasi Pribadi

(45)

30

Gambar 2. 2

Tampilan Simulasi Gelombang pada Tali Sumber: Dokumentasi Pribadi 4. Keaktifan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata aktif berarti giat (bekerja, berusaha). Keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat dartikan sebagai keadaan dimana peserta didik terlibat atau ikut serta dalam proses belajar sebagai respon atas materi yang disampaikan guru selama proses pembelajaran berlangsung.30 Keaktifan peserta didik dapat diamati dari berbagai aspek, seperti keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran, misalnya kegiatan peserta didik selama diskusi, mendengarkan penjelasan, memecahkan masalah, aktif mengerjakan tugas membuat laporan dan mampu mempresentasikan hasil laporan. Sehingga, pembelajaran tidak hanya berlangsung satu arah atau guru yang mendominasi, melainkan peserta didik juga turut berpartisipasi dalam pembelajaran.

Actieve Learning dikembangkan oleh Mel Silberman, seorang guru besar kajian psikologi pendidikan di Temle Uniersitas yang berspesialisasi dalam psikologi pengajaran. Menurut Silberman Active Learning adalah

30 Maxima E.J. Elu, Steafanus Notan Tupen, and Ningsih Ningsih, ―Penerapan Model Talking Stick untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar pada MateriI Operasi Bentuk Aljabar,‖

Factor M 3, no. 2 (June 30, 2021): 139–48.

(46)

apabila pelajar senang untuk mencari sesuatu yang dapat ditunjukkan dengan menjawab pertanyaan, memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk melakukan pekerjaan. Belajar secara aktif lebih mengajak peserta didik untuk terlibat secara langsung melalui pengalaman nyata daripada konsep atau sekedar teori.31

Merujuk pada pendapat Silberman tersebut, jika model pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan melibatkan siswa secara langsung selama proses pembelajaran melalui pengalaman nyata (siswa mendominasi aktifitas pembelajaran) maka dapat menghasilkan keaktifan belajar siswa. Menurut Oemar Hamalik dalam penelitian Ulfaturrona,

―keaktifan belajar sebenarnya mesti terjadi dan terdapat pada semua kegiatan pembelajaran, hanya saja kadarnya tergantung pada jenis kegiatannya, materi yang dipelajari, dan tujuan yang hendak dicapai.‖32

Atas dasar tersebut, maka diperlukan adanya indikator keaktifan belajar yang digunakan sebagai acuan guru atau peneliti guna menilai keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Adapun indikator keaktifan peserta didik berdasarkan pendapat para ahli dapat diamati melalui: (1) memperhatikan penjelasan guru dan teman, (2) memperhatikan gejala yang muncul (3) berdiskusi dengan teman, (4) mengajukan pertanyaan, (5) menjawab pertanyaan, (6) menyelesaikan

31 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung: Nuansa Cendikia, 2013), 24.

32 Ulfaturrona, ―Efektivitas Model Pembelajaran Simulasi Berbantuan PhET pada Pembelajaran Fisika Ditinjau dari Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Aspek Kognitif Peserta Didik SMA,‖ 53.

(47)

32

masalah yang diberikan (7) menanggapi pendapat peserta didik, (8) menyimpulkan diskusi, (9) mencatat materi pembelajaran yang disampaikan guru dan (10) menulis kesimpulan diskusi.33

Keaktifan belajar suatu individu berbeda dengan individu lainnya.

Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktir yang menyebabkan perbedaan tingkat keaktifan seseorang. Keaktifan belajar peserta didik dipengaruhi oleh enam faktor yaitu:34

1) Adanya keterlibatan peserta didik baik secara fisik, mental, emosional maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran.

2) Peserta didik belajar secara langsung (Experiential Learning).

3) Adanya keinginan peserta didik untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif.

4) Keterlibatan peserta didik dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.

5) Adanya keterlibatan peserta didik dalam melakukan prakarsa.

Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara peserta didik dengan peserta didik atau antara guru dengan peserta didik

Faktor

Gambar

Grafik Simpangan terhadap Arah Rambat
Tabel 3. 5  Kriteria Validitas
TABEL PERCOBAAN  1.  MENYELIDIKI PENGARUH MASSA TERHADAP PERIODE
TABEL PERCOBAAN PANJANG GELOMBANG PADA TALI
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 2.1 Lanjutan Penelitian Terdahulu Nama, Tahun, Variabel dan Metode/ Judul Penelitian Indikator Analisis atau Fokus Data Penelitian Ariani Sita Profitabilitas, Analisis

Nama Penulis/ Tahun Judul Penelitian Nama Peneliti Terdahulu Pendekatan & Analisis Penelitian Terdahulu Persamaan Perbedaan Onik Warsonik 2016 Pembelajaran

Sutarto Hadi dengan judul “Pemahaman konsep matematika siswa SMP melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe memeriksa berpasangan (pairs chekcs)” dengan

2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 I Desak Made Ita Purnamasari dkk 2014 Analisis Kinerja Dinas Pendapatan

Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Nama Judul Penelitian Tempat/Subjek Penelitian Pendekatan Analisis Hasil penelitian Perbedaan Persamaan 1 Nadira Zahra

Tabel Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti dan Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Posma Sariguna Johnson Kennedy 2003 Analisis pengaruh

Penelitian Terdahulu Lanjutan No Nama Penulis Tahun Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian 5 Ade Sri Mariawati, Ani Umyati, Febi Andiyani 2017 Analisis Penerapan

Adapun penelitian terdahulu yang telah digambarkan secara umum dapat disajikan melalui tabel berikut, Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama dan Judul Penelitian Persamaan