• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan pembelajaran berbasis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh penerapan pembelajaran berbasis"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS

ETNOMATEMATIKA DENGAN PERMAINAN ENGKLEK TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI GEOMETRI

BANGUN DATAR SEGIEMPAT

Oleh

Nadia Husna NIM : 180103005

PRODI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2022

(2)

ii

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS

ETNOMATEMATIKA DENGAN PERMAINAN ENGKLEK TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI GEOMETRI

BANGUN DATAR SEGIEMPAT

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh Nadia Husna NIM : 180103005

PRODI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2022

(3)

iii m

(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

(5)

v

NOTA DINAS PEMBIMBING

(6)

vii

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

(7)

viii MOTO

“Tetap semangat lewati semuanya dengan ikhlas dan sabar insyaallah Allah SWT akan membalas apa yang kamu lakukan saat ini

Ndhsn_00

(8)

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku yang tiada hentinya mendoakan agar anaknya menjadi orang sukses dan bisa membawa perubahan yang

positif bagi diri sendiri dan orang sekitar.

Skripsi ini juga saya persembahkan untuk diri sendiri yang telah berjuang dan bertahan sampai detik ini

Dan juga untuk kedua pembimbing dan penguji, rekan-rekan guru di Mts Sullamul Ma’ad, teman-teman yang tidak bisa kusebutkan satu persatu terimakasih atas

bantuan dan suportnya

(9)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Etnomatematika Dengan Permainan Engklek Terhadap Pemahaman Matematis Siswa Pada Materi Geometri Bangun Datar Segiempat”. Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana pada Jurusan Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Mataram. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah mengajarkan manusia tentang arti kebijakan dan keluhuran dengan selalu berbuat jujur dalam segala bentuk apapun.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan bisa terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Kristayulita, S.Pd, M,Si selaku dosen pembimbing I dan Bapak Sofyan Mahfudy, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus menerus, dan tanpa bosan ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.

2. Ibu Dr. Parhaini Andriani, S.Pd., M.Pd.Si dan Bapak Afifurrahman, M.Pd., Ph.D selaku penguji yang telah memberikan saran konstruksf bagi penyempurnaan skripsi ini.

(10)

xi

3. Bapak Dr. Alkusairi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Tadris Matematika.

4. Bapak Dr. Jumarim, M.Hi selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

5. Bapak Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Mataram.

6. Segenap Dosen jurusan Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Mataram yang telah memberikan ilmu kepada peneliti.

7. Kedua Orang tua, Saudara-Saudaraku, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang yang telah tercurahkan selama ini.

8. Kepada guru-guru tempatku melakanakan penelitian atas bantuan dan semangatnya.

9. Teman-teman angkatan 2018 Tadris Matematika atas semangat dan dukungannya.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amiin.

Mataram, ……….Maret 2022

Nadia Husna NIM : 180103005

(11)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN LOGO ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING ... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vii

MOTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

ABSTRAK ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 7

1. Rumusan Masalah... 7

2. Batasan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat ... 7

1. Tujuan... 7

2. Manfaat ... 8

D. Definisi Operasional ... 9

1. Pembelajaran ... 9

2. Etnomatematika ... 9

(12)

xiii

3. Permainan Engklek ... 10

4. Pemahaman Matematis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

a) Studi Terdahulu ... 11

b) Kajian Teori ... 14

1) Pembelajaran ... 14

2) Etnomatematika... 16

3) Permainan Engklek ... 17

4) Pemahaman Matematis ... 24

5) Materi Segiempat ... 29

B. Kerangka Berpikir ... 32

C. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 35

1. Jenis Penelitian ... 35

2. Pendekatan Penelitian ... 35

B. Desain Penelitian ... 36

C. Populasi dan Sampel... 37

D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 38

E. Variabel Penelitian ... 38

F. Instrumen/Alat dan Bahan penelitian... 40

G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian... 40

1. Teknik pengumpulan data ... 40

2. Prosedur penelitian ... 41

H. Teknik Analisis Data ... 42

1. Uji Deskriptif Data ... 42

2. Uji prasyarat ... 43

3. Uji hipotesis ... 49

(13)

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Hasil Penelitian ... 53

1. Penerapan pembelajaran berbasis etnomatematika dengan permainan engklek terhadap pemahaman matematis siswa pada materi geometri segiempat. ... 53

2. Deskripsi data pemahaman matematis siswa yang menerapkan dan tidak pembelajaran berbasis etnomatematika dengan permainan engklek terhadap pemahaman matematis siswa pada materi geometri... 60

3. Hasil Analisis Data ... 63

B. Pembahasan ... 71

BAB V PENUTUP ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 83

(14)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Data Siswa Kelas VII Mts Sullamul Ma‟ad Al-Ma‟arif, 36.

Tabel 3. 2 Skema Posttest Only Countrol Group Desaign, 38.

Tabel 4. 1 Deskripsi Jadwal Penelitian, 53.

Tabel 4. 2 Hasil Posttest Kelas Kontrol, 61.

Tabel 4. 3 Hasil Posttest Kelas Eksperimen, 62.

Tabel 4. 4 Hasil Uji Normalitas, 64.

Tabel 4. 5 Hasil Analisis Setelah Melakukan Transformasi, 65.

Tabel 4. 6 Hasil Analisis Setelah Membuang Outlier, 67.

Tabel 4. 7 Hasil Uji Homogenitas, 68.

Tabel 4. 8 Hasil Analisis Uji Hipotesis, 69.

(15)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Jawaban Soal Latihan, 3.

Gambar 2. 1 Denah Permainan Engklek Palang Merah, 23.

Gambar 2. 2 Denah Permainan Engklek Kapal, 23.

Gambar 2. 3 Denah Permainan Engklek Kasor, 23.

Gambar 2. 4 Persegi Panjang, 29.

Gambar 2. 5 Persegi, 31.

Gambar 4. 1 Grafik Histogram, 65.

Gambar 4. 2 Gambar Kotak Boxplot, 66.

(16)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan

Lampiran 2 Surat Penelitian dari Universitas

Lampiran 3 Surat Penelitian dari BANGKASBANGPOL Lampiran 4 Surat Balasan dari Sekolah

Lampiran 5 Rubrik Penilaian Lampiran 6 Soal Tes Posttest

Lampiran 7 Validasi Soal Test Oleh Validator I Lampiran 8 Validasi Soal Tes Oleh Validator II Lampiran 9 RPP Kelas Eksperimen

Lampiran 10 RPP Kelas Kontrol Lampiran 11 Validasi RPP

Lampiran 12 Nilai Hasil Posttest Kelas Kontrol Lampiran 13 Nilai Hasil Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 14 Hasil Transformasi Data

Lampiran 15 Data Setelah Membuang Outlier

Lampiran 16 Jawaban Hasil Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 17 Jawaban Hasil Posttest Kelas Kontrol Lampiran 18 LKS Kelas Eksperimen

Lampiran 19 LKS Kelas Kontrol

Lampiran 20 Data Hasil analisis Ms. Word Uji Normalitas Lampiran 21 Data Hasil analisis Ms. Word Uji Homogenitas

(17)

xviii

Lampiran 22 Data Hasil analisis Ms. Word Uji Hipotesis Lampiran 23 Grafik transformasi

Lampiran 24 Tabel ai shapiro wilk Lampiran 25 Tabel t

Lampiran 26 Tabel t uji hipotesis Lampiran 27 Keterangan Cek Plagiasi Lampiran 28 Kartu Konsul

(18)

xix ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Etnomatematika Dengan Permainan Engklek Terhadap Pemahaman Matematis Siswa Pada Materi Geometri Bangun Datar Segiempat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan pembelajaran berbasis etnomatematika dengan permainan engklek terhadap pemahaman matematis siswa kelas VII MTs.

Sullamul Ma‟ad Al-Ma‟arif Penujak.

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Posttest Only Control Group Design. Populasi pada penelitian ini berjumlah 41 siswa kelas VII Mts dimana sampel penelitian menggunakan nonprobability sampling yaitu sampling jenuh. Teknis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes Posttest. Kemudian untuk analisis data pada uji prasyarat menggunakan uji Shapiro Wilk untuk uji normalitas, uji Fisher F untuk uji homogenitas dan untuk uji hipotesis menggunakan uji independent sampel t-test.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui hasil uji hipotesis yaitu 0,209 > 0,05, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh penerapan pembelajaran berbasis etnomatematika dengan permainan engklek terhadap pemahaman matematis siswa pada materi geometri segiempat, sebab dalam permainan engklek ini terkait dengan geometri segiempat pada denah permainan engklek tersebut lebih fokus dalam pengenalan bidang seperti bentuk dari segiempat atau hanya memperlihatkan bentuk geometrinya saja sedangkan penyelsaian masalah sesuai dengan pemahaman matematis permainan engklek ini masih belum optimal untuk digunakan.

Kata Kunci : Pembelajaran, Etnomatematika, Permainan Engklek, Pemahaman Matematis

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemahaman matematis merupakan salah satu hal terpenting dalam pembelajaran. Pemahaman matematis dapat membantu siswa memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma secara luwes, efisien, akurat dan tepat dalam menyelesaikan masalah. Dengan adanya pemahaman matematis siswa akan lebih mudah dalam menyelesaikan permasalahan matematika, sehingga kemampuan siswa dalam pemahaman matematis perlu untuk terus dilatih.1 Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman matematis menjadi pilar utama dalam memecahkan permasalahan pada pembelajaran matematika.

Pentingnya pemahaman matematis dalam pembelajaran matematika ini senada dengan penjelasan NCTM (National Council of Teachers of Mathematics) dalam kutipan Rezkiyana Hikmah, menyatakan bahwa pemahaman matematis matematis merupakan hal penting dalam prinsip

1 Anajmi, Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa SMP Melalui Metode Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Geogebra. Jurnal of Mathematics Education and Science, Vol. 2, No. 1, 2016, h. 2

(20)

2

pembelajaran matematika dan menjadi komponen dasar.2 Maksud dari komponen dasar yaitu pemahaman matematis dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai dan mengukur sejauh mana materi yang telah dikuasai selama belajar. Penguasaan materi yang dilakukan oleh siswa merupakan tujuan dari visi dari pembelajaran matematika. Walaupun proses pembelajaran yang digunakan oleh pengajar berbeda-beda, namun pemahaman matematis tetap menjadi hal yang paling penting dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pemahaman matematis menjadi bagian penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam mempelajari matematika.

Pada laporan statistik Kemendikbud mengenai ujian nasional diketahui bahwa NTB menempati posisi ke-32 dari 34 provinsi dengan nilai hasil UN matematika yaitu 38,74. Sedangkan ditingkat provinsi nilai ujian nasional di Lombok Tengah 38,21. Kemudian, hasil UN matematika siswa MTs Sullamul Ma‟ad Al-Ma‟arif Penujak 46,62.3 Berdasarkan perolehan hasil UN dari Kemendikbud menunjukkan bahwa hasil pemahaman matematis siswa khususnya di MTs Sullamul Ma‟ad Al-Ma‟arif penujak dikategorikan kurang optimal.

Hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi di MTs Sullamul Ma‟ad Al-Ma‟arif Penujak pada saat melaksanakan PPL (praktik pengalaman

2 Rezkiyana Hikmah, „Penerapan Model Advance Organizer Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Siswa‟, SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 1.3 (2017), 271–80

<https://doi.org/10.30998/sap.v1i3.1204>.

3 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Penilaian Pendidikan.Diakses pada tanggal 22 februari 2022, 09 : 36 dari situs https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/

(21)

3

lapangan) kebanyakan siswa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan sehingga siswa masih kurang paham bagaimana cara menyelesaikan soal yang diberikan.4 Seperti salah satu jawaban siswa, dengan soal sebagai berikut : “Gambarlah bangun persegi panjang DEFG yang diagonal – diagonalnya berpotongan di titik H. jika perbandingan EF dan DE tersebut 6 : 3 dengan keliling bangun tersebut 54 cm, Maka tentukan luas bangun tersebut..”.

Gambar 1. 1 Jawaban Latihan Soal

Pada jawaban siswa yang terdapat pada Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tersebut yaitu siswa kurang

4 Observasi pada tanggal 8 september – 17 oktober 2021 di MTs Sullamul Ma‟ad Al-Ma‟arif Penujak.

Salah dalam menerjemahkan suatu permasalahan

(22)

4

tepat dalam menerjemahkan suatu permasalahan ke dalam bahasa matematis.

Sehingga penyelesaian yang dilakukan menjadi kurang tepat.

Pada penjelasan sebelumnya, kesalahan yang terjadi dalam penyelesaian soal tersebut salah satu faktornya yaitu kurangnya pemahaman matematis siswa karena media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar yang masih belum optimal. Media pembelajaran berperan penting dalam proses belajar mengajar. Menurut Azhar Arsyad, Media pembelajaran ini berfungsi sebagai alat atau perantara menyampaikan informasi dengan benar sehingga siswa bisa memahami dan menerima informasi yang disampaikan dengan baik.5 Setiap mata pelajaran memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda, ada materi yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi ada juga materi yang sulit sehingga memerlukan alat bantu untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang mampu menarik perhatian peserta didik, seperti media pembelajaran dalam bentuk tampilan yang dikombinasikan dengan beberapa gambar ataupun animasi sehingga proses pembelajaran lebih menarik.

Adapun media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran adalah media pembelajaran menggunakan permainan tradisional.6 Menurut Melyani, permainan tradisional merupakan

5 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,2017) hlm. 10.

6 Nataliya, P., Psikologi, F., & Malang, U. M. (2015). Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Permainan Tradisional Congklak Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Pada Siswa Sekolah Dasar Prima. 03(02), 343–358.

(23)

5

sebuah warisan nenek moyang yang mengandung unsur yang bermanfaat bagi orang yang memainkannya dan nilai-nilai kearifan lokal yang perlu dilestarikan secara turun temurun.7 Salah satu permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak adalah permainan engklek. Permainan engklek merupakan permainan tradisional yang bisa dimainkan oleh anak- anak dengan cara melompati satu kotak ke kotak lainnya dengan menggunakan kaki.8 Secara bentuk dan konsep permainan engklek memiliki banyak ragam yang memuat banyak unsur matematika di dalamnya. salah satu unsur matematika tersebut dapat dijadikan pengenalan berbagai bentuk bangun datar didalamnya seperti setengah lingkaran, trapesium, persegi, segitiga persegi panjang dan lingkaran.9

Ada beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan permainan tradisional sebagai media pembelajaran, seperti pada penelitian Dini Wahyu Mulyasari menunjukkan pembelajaran etnomatematika menggunakan

“permainan engklek” efektif meningkatkan pemahaman konsep geometri pada siswa.10 Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Razak, Laras Retno Widyastuti dan Lina Revilla Malik menyatakan bahwa permainan tradisional engklek

7 Elfan Fanhas, dkk, Indonesia Parenting, (Riau : Edu Publisher, 2020) hlm.85

8 Febriyanti, C., Rendi P., Ari I., Etnomatematika Pada Permainan Tradisional Engklek dan Gangsing Khas Kebudayaan Sunda Barekeng, (Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan), 12 (1), 2017, 1-16

9 Chatarina Febriyanti, Rendi Prasetya, Ari Irwan, "Etnomatematika pada Permainan Tradisional Engklek dan Gasing Khas Kebudayaan Sunda", BAREKENG : Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan, Vol.2 No.1, 2018.

10 Dini Wahyu Mulyasari and others, „Efektivitas Pembelajaran Etnomatematika “ Permainan Engklek ” Terhadap Pemahaman Konsep Geometri Siswa Sekolah Dasar‟, 4.1 (2021), 1–14.

(24)

6

dapat membuat siswa lebih mudah menerima materi yang disampaikan sehingga hasil belajar matematika dapat meningkat.11 Pada penelitian yang dilakukan oleh Heny Tri Muthmainnah dkk menyatakan ada pengaruh metode pembelajaran permainan tradisional engklek dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MI Muhammadiyah Waru.12 Penelitian yang dilakukan oleh Dedek Yunita juga membuktikan bahwa adanya pengaruh permainan tradisional engklek terhadap pemahaman matematis siswa kelas III di SDN Bangsa Negara OKU Timur dengan materi kubus dan balok.13

Pada penelitian ini memiliki beberapa kesamaan dengan penelitian terdahulu seperti sama-sama menggunakan permainan engklek sebagai media pembelajaran. Namun, materi yang digunakan pada penelitian ini berbeda yaitu bangun datar segiempat ( persegi, persegi panjang dan trapesium).

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat topik penelitian dengan judul “pengaruh penerapan pembelajaran berbasis etnomatematika dengan permainan engklek terhadap pemahaman matematis siswa pada materi geometri bangun datar segiempat”.

11 Abdul Razak, Laras Retno Widyastuti, dan Lina Revilla Malik, Efektivitas Permainan Tradisional Engklek Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika, Jurnal Primatika, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020

12 Heny Tri Muthmainnah and others, Metode Permainan Tradisional Engklek Pada Pembelajaran Bangun Datar Menumbuhkembangkan Motivasi Belajar Siswa, The University Research Colloquium 2018 Universitas Muhammadiyah Purwokerto‟, 2018, 189–95.

13 Yunita, D., Islam, U., Raden, N., Palembang, F., & Konsep, P. (2018). Pengaruh Permainan Tradisional Engkleng terhadap Pemahaman Konsep Siswa KelaS III Mata Pelajaran Matematika di SDN Bangsa Negara Kabupaten OKU Timur. 7, 209–216.

(25)

7 B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini perlu adanya suatu rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh penerapan pembelajaran berbasis etnomatematika dengan permainan engklek terhadap pemahaman matematis siswa?

2. Batasan Masalah

Pada penelitian ini perlu adanya batasan masalah yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi pemahaman terhadap media pembelajaran berbasis etnomatematika, adapun batasan masalahnya yaitu : a. Jenis permainan engklek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

engklek kasor, engklek kapal, dan engklek kali.

b. Materi yang digunakan pada penelitian ini yaitu tentang bangun datar segiempat : persegi dan persegi panjang.

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran berbasis etnomatematika dengan permainan engklek terhadap pemahaman matematis siswa kelas VII Mts Sullamul Ma‟ad Al-Ma‟arif Penujak.

(26)

8 2. Manfaat

Salah satu syarat penelitian dalam skripsi adalah dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung tertarik untuk menggunakan penelitian dalam skripsi ini, maka penulis memberikan penjabaran manfaat penelitian skripsi sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

1) Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melaksanakan penelitian serupa.

2) Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan bagi pendidik dalam pembelajaran matematika tingkat SMP/MTs.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi guru, peneliti ini dapat bermanfaat sebagai alternatif dalam pemilihan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika sehingga proses belajar mengajar dapat diterima dengan baik.

2) Bagi siswa, untuk belajar secara aktif dan serius tetapi tetap menyenangkan karena pembelajarannya menggunakan media

(27)

9

etnomatematika dapat memudahkan siswa dalam mengembangkan pikiran, gagasan, ide - ide dalam meningkatkan pemahaman matematisnya.

3) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat dalam proses belajar mengajar untuk membantu siswa memahami materi yang disampaikan.

D. Definisi Operasional

Definisi Operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul skripsi. sesuai dengan judul penelitian "pengaruh penerapan pembelajaran berbasis etnomatematika dengan permainan engklek terhadap pemahaman matematis siswa pada materi geometri bangun datar segiempat", maka definisi operasional yang perlu dijelaskan, yaitu :

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar sehingga menciptakan kondisi belajar yang aktif dan menyenangkan.

2. Etnomatematika

Etnomatematika adalah studi budaya yang terdapat unsur-unsur matematika yang terkandung dalam budaya yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran matematika.

(28)

10 3. Permainan Engklek

Permainan engklek adalah permainan tradisional yang bisa dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan dengan cara menggambar garis kotak-kotak di lantai ataupun di tanah kemudian melemparkan batu kesalah satu kotak lalu melompat dengan satu kaki dari satu kotak ke kotaknya.

4. Pemahaman Matematis

Pemahaman matematis adalah kemampuan menguasai materi, mengingat rumus dan konsep matematika serta mampu menerapkannya untuk memecahkan permasalahan matematika.

(29)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

a) Studi Terdahulu

Berdasarkan Telaah pustaka yang dilakukan oleh peneliti ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan, diantaranya yaitu : 1) Hasil penelitian terdahulu menunjukkan pembelajaran

etnomatematika menggunakan “permainan engklek” pada kelas III SDN 4 Sepanjang Glenmore efektif meningkatkan pemahaman konsep geometri pada siswa.14

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu menggunakan permainan engklek sebagai media pembelajaran, dan menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui perbedaan pemahaman siswa.

Adapun perbedaannya, pada penelitian terdahulu waktu dan tempat penelitian, populasi pada penelitian ini menggunakan siswa kelas 3 SDN, menggunakan metode penelitian mixed method dengan desain one group pretest-posttest design, untuk uji prasyarat menggunakan uji kolmogorov smirnov untuk uji

14 Dini Wahyu Mulyasari and others, „Efektivitas Pembelajaran Etnomatematika “ Permainan Engklek ” Terhadap Pemahaman Konsep Geometri Siswa Sekolah Dasar‟, 4.1 (2021), 1–14

(30)

12

normalitas, rencana pembelajaran metode dan pendekatan pembelajaran menggunakan ceramah, sedangkan penelitian ini populasi pada penelitian ini menggunakan siswa kelas VII Mts, menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain posttest only control group design, untuk uji prasyarat menggunakan shapiro-wilk untuk uji normalitas, uji levene untuk homogenitas, dan uji hipotesis menggunakan uji independent sample t-test.

2) Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa berdasarkan analisis data yang dilakukan terdapat adanya pengaruh permainan tradisional engklek terhadap pemahaman konsep siswa Kelas III pada mata pelajaran matematika di SDN Bangsa Negara OKU Timur.15

Persamaan pada penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan desain posttest control group design, dan menggunakan permainan engklek sebagai sarana belajar.

Perbedaannya, penelitian terdahulu populasi yang digunakan siswa kelas 3 SDN Bangsa Negara Kabupaten OKU Timur, uji hipotesis menggunakan uji-t, menggunakan model pembelajaran

15 Yunita, D., Islam, U., Raden, N., Palembang, F., & Konsep, P. (2018). Pengaruh Permainan Tradisional Engkleng terhadap Pemahaman Konsep Siswa KelaS III Mata Pelajaran Matematika di SDN Bangsa Negara Kabupaten OKU Timur. 7, 209–216.

(31)

13

kumon dengan materi kubus dan balok, sedangkan penelitian ini populasi pada penelitian ini menggunakan siswa kelas VII Mts Sullamul Ma‟ad Al-Ma‟arif Penujak, menggunakan uji independent sample t-test, menggunakan model CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan materi bangun datar segiempat : persegi, persegi panjang dan trapesium.

3) Hasil penelitian lainnya juga menyatakan bahwa permainan tradisional engklek dapat membuat siswa lebih mudah menerima materi yang disampaikan sehingga hasil belajar matematika dapat meningkat. sehingga, permainan engklek ini efektif meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas 2 SD Muhammadiyah 1 Anggana.16

Persamaan penelitian terdahulu dan sekarang yaitu menggunakan permainan engklek sebagai media pembelajaran, menggunakan metode kuantitatif, dan teknik pengumpulan data menggunakan tes.

Perbedaannya, penelitian terdahulu populasi menggunakan siswa Kelas 2 SD Muhammadiyah 1 Anggana, desain penelitian menggunakan one group pretest-posttest, dan analisis data menggunakan uji t. sedangkan penelitian sekarang populasi

16 Abdul Razak, Laras Retno Widyastuti, dan Lina Revilla Malik, Efektivitas Permainan Tradisional Engklek Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika, Jurnal Primatika, Volume 9, Nomor 1, Juni 2020

(32)

14

menggunakan siswa kelas VII Mts, desain penelitian posttest only control group design, untuk uji prasyarat menggunakan shapiro- wilk untuk uji normalitas, uji levene untuk homogenitas, dan uji hipotesis menggunakan uji independent sample t-test.

b) Kajian Teori 1) Pembelajaran

(a). Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Bab pertama, adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.17

Sedangkan menurut Degeng, sebagaimana dikutip oleh Hamzah B. Uno bahwa pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.18 Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan.

Surya, sebagaimana dikutip oleh Abdul Majid, berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan

17 Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 5.

18 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hlm. 2.

(33)

15

individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.19 Senada dengan itu, E. Mulyasa mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.20

Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar sehingga menciptakan kondisi belajar yang aktif dan menyenangkan.

(b). Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran ini menjadi titik awal yang sangat penting dalam pembelajaran. Menurut Daryanto tujuan pembelajaran (tujuan instruksional) yaitu tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang

19 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 4

20 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hlm. 129

(34)

16

dapat diamati dan diukur.21 Sehingga dalam proses pembelajaran terdapat tiga tujuan pembelajaran yaitu :

(1). Untuk mendapatkan pengetahuan

(2). Untuk menananmkan konsep dan pengetahuan (3). Untuk membentuk sikap atau kepribadian 2) Etnomatematika

Pada penelitian Cinthia Kurnia Dewi, istilah etnomatematika pertama kali digunakan pada akhir tahun 1960 oleh matematikawan Brazil. D'Ambrossio mengatakan bahwa etnomatematika disebut sebagai matematika yang dipraktikkan di dalam suatu budaya.22 budaya yang dimaksud adalah kebiasaan-kebiasaan suatu kelompok yang diwariskan dari generasi ke generasi. Sedangkan etnomatematika menurut Georgius Rocki Agasi dan Yakobus Dwi, menyatakan bahwa etnomatematika adalah studi budaya untuk mengidentifikasi unsur-unsur matematika yang terkandung dalam budaya yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika.23

Berdasarkan pengertian beberapa ahli dapa disimpukan bahwa etnomatematika adalah studi budaya yang terdapat unsur-unsur

21 Daryanto, H. (2010). Media Pembelajaran. Yokyakarta: Gava Media. hlm 58

22 Cinthia Kurnia Dewi, “Kajian Etnomatematika Pada Kerajinan Anyaman Bambu di Susun Brajan, Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika Tingkat SMP”, (Skripsi, Universitas Sanata Darma, Yogyakarta, 2021) hlm. 7

23 Agasi, G. R., & Wahyuono, Y. D. “Kajian Etnomatematika : Studi Kasus Penggunaan Bahasa Lokal Untuk Penyajian Dan Penyelesaian Masalah Lokal Matematika”. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 527–540. 2016..

(35)

17

matematika yang terkandung dalam budaya yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran matematika.

Etnomatematika juga mengakui bahwa ada cara-cara yang berbeda dalam melakukan matematika di dalam aktivitas masyarakat dengan menggunakan konsep matematika meliputi cara mengelompokkan, berhitung, mengukur, merancang bangunan atau alat, bermain dan lain sebagainya.24 Dengan demikian etnomatematika juga bisa dijadikan sebagai pendekatan pembelajaran sehingga mempermudah siswa dalam memahami suatu materi karena materi tersebut berkaitan langsung dengan budaya mereka dalam aktivitas masyarakat sehari- hari. Beberapa hasil penelitian ditemukan bahwa pendekatan etnomatematika dapat melengkapi berbagai pendekatan yang ada, seperti matematika realistik, konstruktivis, dan lain sebagainya.25 3) Permainan Engklek

(a). Pengertian Permainan Engklek

Permainan engklek (dalam bahasa jawa) merupakan permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke kotak

24 Novia Winanda, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Etnomatematika Pada Materi Bangun Ruang", (Skripsi, Universitas Muhamadiyah Sumatra Utara, Sumatra Utara, 2020) hlm.

26

25 Kusaeri, A., & Pardi, M. H. H. (2019). Matematika dan Budaya Sasak: Kajian Etnomatematika di Lombok Timur. Jurnal Elemen, 5(2), 125

(36)

18

berikutnya.26 Menurut Wardani, permainan engklek disebut juga dengan nama somdah. Somdah merupakan permainan yang menggunakan media gambar persegi empat yang digambar di lantai ataupun di tanah.27 Sedangkan menurut Dita Anggraini dan Heni Pujihastuti, permainan engklek adalah permainan tradisional yang biasa dimainkan oleh anak-anak dengan cara melempar batu ke kotak lalu melompat dengan satu kaki dari satu kotak ke kotak lain.28 Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan engklek adalah permainan tradisional yang bisa dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan dengan cara menggambar garis kotak-kotak di lantai ataupun di tanah kemudian melemparkan batu kesalah satu kotak lalu melompat dengan satu kaki dari satu kotak ke kotaknya.

(b). Sejarah Permainan Engklek

Adapun sejarah permainan tradisional engklek,29 yaitu Indonesia kaya dengan beragam permainan tradisional rakyat, sebagai salah satu warisan seni-budaya nenek-moyang bangsa

26 P G Paud and F I P Unesa, „Penerapan Permainan Tradisional Engklek Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Ra Al Hidayah 2 Tarik Sidoarjo Latar Belakang‟, 2009, 1–13.

27 Wardani, Permainan Tradisional yang Mendidik, (Jakarta : Oriza, 2011) hlm. 15

28 Dita Anggraini dan Heni Pujiastuti‟, Peranan Permainan Tradisional Engklek dalam Mengembangkan Kemampuan Matematika di Sekolah Dasar, (Jurnal Matematika Ilmiah), 6 (2020), 87–101.

29 Dikutip dari blog indonborneonatural, pada tanggal 8 april 2022, pukul 21:44 https://indoborneonatural.blogspot.com/2014/07/permainan-tradisional-engklek.html

(37)

19

Indonesia. Salah satu permainan tersebut adalah permainan engklek. Permainan engklek ini masih sangat populer, dan dapat dimainkan berbagai kalangan usia, baik anak-anak maupun orang dewasa.

Permainan tradisional engklek sering disebut juga sebagai permainan tradisional Sunda Manda. engklek merupakan sebuah ” permainan tradisional yang sudah banyak dikenal oleh anak-anak di Indonesia. Telah banyak dimainkan oleh anak-anak pada masa dahulu, bahkan sekarang ini permainan tradisional engklek juga dimainkan oleh anak-anak muda. Permainan tradisional engklek juga disebut dengan sunda manda ini diyakini mempunyai nama asli 'Zondag Maandag' yang merupakan bahasa Belanda. Jadi berdasar sejarahnya memang permainan tradisional engklek ini masuk ke Indonesia melalui Belanda yang pada masa lalu menjajah Indonesia. Diyakini pada masa penjajahan inilah permainan tradisional engklek dibawa masuk ke Indonesia oleh Belanda. Sunda manda atau juga disebut engklek, teklek, ingkling, sundamanda / sundah-mandah, jlong Jing. lempeng, atau dampu adalah permainan anak tradisional yang populer di Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan.

Permainan ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, di Sumatra, Jawa, Bah, Kalimantan dan Sulawesi

(38)

20

dengan nama yang berbeda-beda tentunya. Nama-nama untuk permainan engklek atau dalam bahasa Inggris "Hopscotch", antara lain Engklek (Jawa ), Asinan, Gala Asin (Kalimantan), Intingan (Sampit), Tengge-tengge (Gorontalo), Cak Lingking (Bangka), Dengkleng, Teprok (Bali), Gili-gili (Merauke), Deprok (Betawi), Gedrik (Banyuwangi), Bakbaan, engkle (Lamongan), Bendang (Lumajang), Engkleng (Pacitan), Sonda (Mojokerto), Tepok Gunung (Jawa Barat), dan masih banyak lagi nama yang lain.

Memang sampai dengan saat ini tidak ada bukti sejarah yang otentik yang dapat menyimpulkan mengenai sejarah permainan tradisional engklek. Namun permainan tradisional engklek ini sudah sangat populer di kalangan anak perempuan di Eropa pada masa perang dunia. Sedangkan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda banyak dijumpai anak-anak perempuan Belanda bermain permainan tradisional engklek ini. Memang permainan ini lebih banyak dimainkan oleh anak perempuan, walaupun ternyata kemudian anak-anak lelaki pun banyak yang turut bermain permainan tradisional engklek.

Setelah Indonesia merdeka dari penjajahan, permainan tradisional engklek tetap bertahan di Indonesia dan menjadi semakin dikenal oleh anak-anak kecil di Indonesia. Begitupun

(39)

21

dalam hal penyebarannya, semakin lama permainan tradisional engklek semakin populer dan menyebar ke - seluruh pelosok negeri ini. Hingga akhirnya bisa dibilang tidak ada anak kecil yang tidak tahu permainan tradisional engklek.

(c). Aturan dan Langkah-Langkah Permainan Engklek Adapun aturan-aturan dalam permainan engklek,30 yaitu : (1). Dalam permainan hanya diperbolehkan untuk menggunakan

salah satu kaki terkuat untuk berpijak pada setiap kotak pada arena bermain.

(2). Pemain tidak diperbolehkan menginjak garis yang dibuat dalam arena bermain.

(3). Pelemparan gaco dilakukan hanya pada kotak secara urut pada kotak yang dituju dan jika gaco dilempar kemudian mendarat pada garis arena atau diluar kotak arena maka pemain tidak diperbolehkan untuk melanjutkan permainan.

(4). Pemain dilarang menginjak kotak yang berisi gaco milik sendiri dan kotak kekuasaan yang telah dimiliki lawan.

(5). Permainan selesai apabila seluruh kotak pada arena permainan telah dikuasai oleh pemain.

30 Mayang P. Cecylia M. C., Dava I. B., Emilia A. W., Diah L. D., Nur A., Indri A. R., Nor C., Ragil T. L., Sabilla P. A., Nimas I. A., Fristian A. A., Nikmatus S. A., Lupita W., Evalia N., Aqila F.. I., Revlin A. K., “Etnomatematika : beberapa sistem budaya di indonesia”…, hlm.45

(40)

22

Sedangkan langkah-langkah dalam permainan engklek,31 yaitu : permainan engklek adalah permainan tradisional yang dapat dimainkan di lapangan ataupun tempat yang lumayan luas.

Permainan ini bisa dilakukan sendiri, dua orang ataupun lebih, apabila permainan ini dilakukan lebih dari satu orang maka permainan engklek tersebut dimainkan secara bergantian.

Sebelum bermain terlebih dahulu menggambar bentuk engklek nya setelah sudah digambar masing-masing peserta mencari batu yang akan di lempar pada kolom-kolom kosong di gambar tersebut. Lalu menentukkan siapa yang main, terlebih dahulu dilakukan undian dengan cara suit atau hompimpa, yang menang suit itulah yang pertama kali main.

Pemain pertama berdiri dekat dengan garis, lalu masing- masing melempar batu pada kotak nomor satu. Apabila /batunya berada ditengah kotak, permainan dilanjutkan dengan melompati kotak pertama menggunakan satu kaki melangkah ke satu kotak menuju kotak lainnya, kemudian ke kotak-kotak selanjutnya lalu balik lagi ke awal tetapi pada saat sudah berada di kotak pertama sebelum melompati kotak pertama ambillah batu tersebut di dalam kotak barulah melompati kotak pertama.

31 Ika Muslimah, Permainan Engklek Dalam Meningkatkan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun Di RA Hikmah Kecamatan Medan Denai Tahun Ajaran 2017/2018, (Skripsi, FTK UIN Sumatera Utara, 2018). Hlm.13

(41)

23

Lakukan kegiatan ini secara bergantian tetapi ketika nanti batu berada di garis kotak atau pemain lupa mengambul batunya ataupun salah langkah smaka lawan yang main. Siapa pemain yang lebih dahulu menyelesaikannya, itulah yang menjadi pemenang.

(d). Jenis-Jenis Permainan Engklek

Adapun jenis-jenis permainan engklek ada 6 yang sering ditemui antara lain : pola permainan engklek palang merah, pola permainan engklek baling-baling, pola permainan engklek berbentuk menara, pola permainan engklek berbentuk ibu tani, pola permainan engklek kapal, dan pola permainan engklek kasor.

Gambar 2. 1

Pola Permainan Engklek Palang Merah

Sumber : https://kabarlumajang.pikiran-rakyat.com

Gambar 2. 2

Pola permainan engklek Kapal

Sumber : https://kabarlumajang.pikiran-rakyat.com

Gambar 2. 3

Pola permainan engklek Kasor

Sumber : https://lokalklik.com/permainan/engklek

(42)

24 4) Pemahaman Matematis

(a). Pengertian Pemahaman Matematis

Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Menurut Van de Walle pemahaman dapat didefinisikan sebagai ukuran kualitas dan kuantitas hubungan suatu pengetahuan yang sudah ada.32 Sedangkan menurut Kilpatrick dan Findell, pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk memahami ide -ide matematika secara keseluruhan dan fungsional.33 Pemahaman matematis adalah kemampuan untuk mengklasifikasikan objek matematika, menafsirkan ide atau konsep, menemukan contoh konsep, memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, dan menyampaikan konsep matematika dengan bahasanya sendiri.34

Pemahaman matematis menurut Eka Kurnia Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara adalah kemampuan menyerap dan memahami ide-ide matematika.35 Sedangkan menurut Jarnawi Afgani konseptual understanding atau pemahaman

32 A. Van de Well, Jhon, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, ( Jakarta : Erlangga, 2008), hlm.28

33 Kilpatrick, Jeremy. Jane, Swafford dan Bradford, Findell. (2001). Adding It Up: Helping Children Learn Mathematics. Washington, DC: National Academy Press.

34 Abd Qohar, „Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Pada Pembelajaran Dengan Model Reciprocal Teaching‟, Prosiding, 2009, 453–65

35 Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2017), hlm. 81

(43)

25

matematika berkaitan dengan kemampuan memahami konsep, operasi dan kaitan atau relasi dalam matematika.36 Begitu juga dengan pendapat Wiharno dalam Heris Hendriana dkk yang menyatakan bahwa pemahaman matematis merupakan suatu kekuatan yang harus diperhatikan selama proses pembelajaran matematika, terutama untuk memperoleh pengetahuan matematika yang bermakna.37

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman matematis adalah kemampuan menguasai materi, mengingat rumus dan konsep matematika serta mampu menerapkannya untuk memecahkan permasalahan matematika.

(b). Jenis-Jenis Pemahaman Matematis

Pemahaman matematis ini dibagi menjadi dua yaitu pemahaman konseptual matematis dan pemahaman matematis prosedural. Menurut Kilpatrick, Swafford, & Findel “Conceptual understanding is comprehension of mathematical concepts, operations, and relations” artinya artinya pemahaman konseptual adalah kemampuan untuk memahami konsep matematika,

36 Jarnawi Afgani, Materi Pokok Analisis Kurikulum Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), hlm. 2.

37 Heris Hendriana, dkk, Hard Skill dan Soft Skill Matematika Siswa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2017), hlm. 4

(44)

26

operasi, dan relasi.38 Adapun pemahaman prosedural Menurut Kilpatrick, Swafford, & Findel “skill in carrying out procedures flexibly, accurately, efficiently, and appropriately” artinya kemampuan peserta didik dalam menggunakan prosedur secara fleksibel, akurat, dan efisien untuk menyelesaikan tugas langkah demi langkah.39

Pemahaman konseptual dan prosedural ini sangat berkaitan erat, kedua pemahaman ini berguna dalam memecahkan tugas untuk mendapatkan solusi yang logis serta menentukan kedalaman pemahaman seseorang.40

Abidin menyatakan bahwa pengetahuan konseptual yang tidak didukung oleh pengetahuan prosedural akan mengakibatkan siswa mempunyai intuisi yang baik tentang suatu konsep tetapi siswa tidak mampu menyelesaikan suatu masalah. Di lain pihak, pengetahuan prosedural yang tidak didukung oleh pengetahuan konseptual akan mengakibatkan siswa mampu memanipulasi simbol-simbol tetapi tidak memahami dan mengetahui makna dari simbol tersebut.41 Hal ini dapat memungkinkan siswa memberikan jawaban dari suatu permasalahan

38 Kilpatrick, J., Swafford, J., & Findell, B. (2001). Adding it up: Helping children learn mathematics. Washington, DC: National Academy Press. hlm 5

39 ibid

40 Baroody, A. J., Feil, Y., & Johnson, A. R. (2007). An alternative reconceptualization of procedural and conceptual knowledge. Journal for Research in Mathematics Education, 38(2), 115–

131. Retrieved from https://eric.ed.gov/?id=EJ757032

41 Abidin, Z. (2012). Pentingnya Pemahaman Konseptual dan Prosedural dalam Belajar Matematika. Malang: Universitas Islam Malang.

(45)

27

tanpa memahami apa yang mereka lakukan. Sehingga, pemahaman konseptual sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah matematika, begitu pun dengan pemahaman proseduralnya harus dipenuhi dalam menyelesaikan masalah matematika.

(c). Indikator Pemahaman Matematis

Dalam penelitian ini pemahaman matematis dibagi menjadi dua yaitu pemahaman matematis konseptual dan pemahaman matematis prosedural.

Adapun indikator pemahaman konseptual matematis siswa menurut Kilptric dan Findell,42 yaitu:

1. Kemampuan menyatakan ulang secara verbal konsep yang telah dipelajari.

2. Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematika.

3. Kemampuan mengklasifikasikan obyek-obyek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut.

4. kemampuan mengaitkan berbagai konsep (internal dan eksternal matematika.

5. kemampuan menerapkan konsep secara algoritma.

42 Kilpatrick, Jeremy. Jane, Swafford dan Bradford, Findell. (2001). Adding It Up: Helping Children Learn Mathematics. Washington, DC: National Academy Press.

(46)

28

6. Kemampuan mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep.

7. Kemampuan memberikan contoh dan lawan contoh dari konsep yang telah dipelajari.

Sedangkan indikator pemahaman prosedural menurut Kilptric dan Findell,43 yaitu :

(1). Pengetahuan mengenai prosedur secara umum.

(2). Pengetahuan mengenai kapan dan bagaimana menggunakan prosedur dengan benar.

(3). Pengetahuan dalam menampilkan prosedur secara fleksibel, akurat dan efisien.

(d). Pengukuran Pemahaman Matematis

pengukuran dapat didefinisikan sebagai proses untuk memperoleh informasi tentang atribut atau karakteristik dari objek, orang, atau kejadian yang dapat ditentukan atau dibedakan.44 Dalam penelitian ini, untuk mengukur pemahaman matematis siswa peneliti menggunakan tes objektif berbentuk uraian. Tes adalah alat atau cara yang sistematis untuk mengukur suatu perilaku sampel.45 Sebagai suatu alat ukur, maka di dalam

43 Kilpatrick, Jeremy. Jane, Swafford dan Bradford, Findell. (2001). Adding It Up: Helping Children Learn Mathematics. Washington, DC: National Academy Press

44 Ambiyar, Pengukuran & Tes Dalam Pendidikan, (Padang : UNP PRESS, 2011), hlm. 3

45 Abdul Qodir, Evaluasi Dan Penilaian Pembelajaran, (Yogyakarta : K-Media, 2017) hlm. 6

(47)

29

tes terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik.

5) Materi Segiempat

⃡ melambangkan garis AB, melambangkan sinar garis AB, dan ̅̅̅̅ melambangkan ruas garis AB.

(1). Pengertian, unsur dan sifat-sifat bangun datar persegi panjang.

Persegi panjang merupakan jajargenjang yang memiliki sudut siku-siku. Perhatikan gambar persegi panjang ABCD berikut :

Gambar 2. 4 Persegi Panjang Unsur-unsur suatu persegi panjang yaitu :

(a). ̅̅̅̅ dan ̅̅̅̅ dinamakan panjang persegi panjang (b). ̅̅̅̅ dan ̅̅̅̅ dinamakan lebar persegi panjang (c). dan BD dinamakan diagonal

Sifat-sifat persegi panjang, yaitu :

(a). Sisi persegi panjang yang berhadapan sama panjang dan sejajar.

AB = CD dan ̅̅̅̅ // ̅̅̅̅

AD = BC dan ̅̅̅̅ // ̅̅̅̅

(48)

30

(b). Seluruh sudut pada persegi panjang adalah sudut siku-siku.

m = m = m = m = 90 (c). Diagonal persegi panjang adalah sama panjang.

AB = BD

(d). Diagonal suatu persegi panjang saling membagi dua sama panjang.

AO = OC OB = OD Rumus :

Luas persegi panjang = Keliling persegi panjang = ( ) Keterangan :

= sisi

p = Panjang l = Lebar

(2). Pengertian, unsur dan sifat-sifat bangun datar persegi

Persegi adalah persegi panjang yang memiliki dua sisi yang berdekatan dan sama panjang. Perhatikan gambar persegi ABCD berikut :

(49)

31

Gambar 2. 5 Persegi Unsur-unsur persegi, yaitu :

(a). ̅̅̅̅, ̅̅̅̅, ̅̅̅̅, ̅̅̅̅ dinamakan sisi persegi (b). ̅̅̅̅ dan ̅̅̅̅ dinamakan diagonal persegi Sifat-sifat persegi, yaitu :

(a). Sisi-sisi persegi adalah sama panjang AB = BC = CD = AD

(b). Diagonal persegi adalah sama panjang AC = BD

(c). Diagonal suatu persegi saling membagi dua sama panjang AO = OC

OB = OD

(d). Seluruh sudut pada persegi adalah sudut siku-siku m = m = m = m = 90 Rumus :

(50)

32 Luas persegi = Keliling persegi = Keterangan :

= sisi B. Kerangka Berpikir

Pemahaman matematis merupakan salah satu tujuan terpenting dalam pembelajaran, materi-materi yang diberikan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman matematis siswa lebih mengerti konsep dan prosedur materi dari pelajaran yang diberikan.

Adapun indikator pemahaman konsep matematis dan prosedural yang dikemukakan oleh Kilptric dan Findell. Indikator pemahaman konsep matematis, yaitu (1) kemampuan menyatakan ulang secara verbal konsep yang telah dipelajari; (2) kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematika; (3) kemampuan mengklasifikasikan obyek-obyek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut; (4) kemampuan mengaitkan berbagai konsep (internal dan eksternal matematika); (5) kemampuan menerapkan konsep secara algoritma; (6) kemampuan mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep; (7) kemampuan memberikan contoh dan lawan contoh dari konsep yang telah dipelajari. Sedangkan, indikator pemahaman prosedural matematis yaitu : (1) pengetahuan mengenai prosedur secara

(51)

33

umum, (2) pengetahuan mengenai kapan dan bagaimana menggunakan prosedur dengan benar, (3) pengetahuan dalam menampilkan prosedur secara fleksibel, akurat dan efisien. Melalui indikator tersebut, peneliti bisa mengukur sejauh mana pemahaman matematis masing-masing siswa.

Selain pemahaman matematis, alat yang digunakan untuk mendukung dalam proses pembelajaran juga sangat penting digunakan sebagai perantara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan isi materi pembelajaran untuk meningkatkan interaksi serta komunikasi dalam proses belajar mengajar sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran sangat mempengaruhi pemahaman matematis siswa, sehingga diperlukan model pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman matematis siswa.

Salah satu alternatif pembelajaran yang efektif meningkatkan pemahaman matematis siswa salah satunya dengan menggunakan permainan engklek dalam proses pembelajaran. Permainan engklek adalah permainan tradisional yang dapat dimainkan di lapangan ataupun tempat yang lumayan luas. Permainan ini bisa dilakukan sendiri, dua orang ataupun lebih, apabila permainan ini dilakukan lebih dari satu orang maka permainan engklek tersebut dimainkan secara bergantian. Selain itu, desain permainan engklek bermacam-macam seperti bentuk palang merah, ibu tani, menara, baling- baling dan masih banyak lagi. Dari permainan tersebut terdapat beberapa jenis

(52)

34

bangun datar yang bisa dijadikan media dalam pembelajaran. Sehingga besar kemungkinan permainan engklek ini efektif untuk membangun kemampuan matematis siswa.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti dan masih perlu diuji kebenarannya. Selain itu hipotesis ini dapat memberikan petunjuk tentang prosedur apa saja yang harus diikuti dan jenis data seperti apa yang harus dikumpulkan.46 Hipotesis pada penelitian ini yaitu ada pengaruh penerapan pembelajaran berbasis etnomatematika dengan permainan engklek terhadap pemahaman matematis siswa.

46 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2019).

hlm 99.

(53)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experimental). Ekperimental semu (Quasi) ini merupakan pengembangan dari True eksperimental design yang sulit dilaksanakan khususnya di bidang sosial maupun pendidikan.desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel – variabel luar yang mempengaruhi hasil penelitian eksperimen.47 Quasi eksperimen desain ini merupakan jenis penelitian yang memiliki kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengukur pengaruh dari penerapan pembelajaran berbasis etnomatematika dengan permainan engklek terhadap pemahaman matematis.dan tidak menggunakan sampel acak.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dimana penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesa

47 Adnan G., Rukminingsih, M. Adnan L., Metode Penelitian Pendidikan, (Yohyakarta : Erhaka Utama, 2020) hlm.50

(54)

36

dari penelitian yang akan dilaksanakan. Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.48

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah tipe posttest-only control design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing- masing dipilih secara random kemudian kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lainnya tidak diberi perlakuan.49 Dalam penelitian ini posttest-only control design digunakan untuk membandingkan antara kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan untuk mengetahui efektivitas pemahaman siswa. Adapun skema posttest- only control design ditunjukkan pada tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 3. 1

Skema Posttest-Only Control Design

KELOMPOK PERLAKUAN POSTEST

Eksperimen X O

Kontrol - O

48 Ali, Sandu, Dasar Metodologi Penelitian, (Sleman : Literasi Media, 2015) hlm. 17 .

49 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2019).

hlm 115.

(55)

37 C. Populasi dan Sampel

a) Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek yang memiliki kualitas, karakteristik, atapun sifat tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.50 Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII MTs Sullamul Ma‟ad Al-Ma‟arif Penujak yang 42 siswa.

b) Sampel

Sampel pada penelitian ini menggunakan nonprobability sampling. Menurut Sugiyono, nonprobability sampling adalah:teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.51 Jenis nonprobabilitiy sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling total. Menurut sugiyono pengertian dari sampling total adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.52 Adapun data siswa kelas VII Mts Sullamul Ma‟ad Al-Ma‟arif Penujak, yaitu :

50 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Tangerang : PT Kharisma Putra Utama, 2016) hlm 117.

51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2017).

Hlm 131

52 Ibid .133

(56)

38

Tabel 3. 2

Data Siswa Kelas VII MTs Sullamul Ma’ad Al-Ma’arif Penujak KELAS JUMLAH SISWA KETERANGAN

VII A 13 Siswa Perempuan VII B 12 Siswa Perempuan VII C 16 Siswa Laki-Laki

Total 41 Siswa

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian yang akan peneliti lakukan pada bulan juni 2022 di Mts Sullamul Ma‟ad Al-Ma‟arif Penujak. Alasan peneliti memilih MTs Sullamul Ma‟ad Al-Ma‟arif Penujak sebagai tempat penelitian karena disekolah tersebut masih menerapkan metode pembelajaran konvensional dan belum ada yang menggunakan permainan tradisional sebagai media dalam proses pembelajaran. Kebanyakan proses belajarnya menggunakan ceramah, kelompok, tanya jawab dan penugasan.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.53 Namun dalam penelitian ini variabel dalam penelitian

53 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2016).

hlm 38.

(57)

39

ini hanya menggunakan variabel bebas yaitu X1 dan X2, sebab dalam penelitian kausal komparatif, semua kejadian yang dipersoalkan sudah berlangsung lewat tidak memungkinkan untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimen memberikan batasan tentang penelitian ex post facto, yakni penyelidikan empiris yang sistematis.54 Dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi.

Penelitian kausal komparatif dan eksperimen kedua-duanya berupaya untuk menciptakan hubungan sebab akibat. Keduanya melibatkan kelompok-kelompok perbandingan, perbedaannya adalah pada penelitian eksperimen, penyebab yang dicuriga, dimainkan, (dimanipulasi).55 Maka dari itu, variabel pada penelitian ini, yaitu :

a. Variabel ( ) hasil pemahaman matematis siswa menggunakan media pembelajaran permainan engklek.

b. Variabel ( ) hasil pemahaman matematis siswa tanpa menggunakan media pembelajaran permainan engklek.

54 Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan (Cet. III; Yogyakarta: Pustaka Pelajat, 2007), h. 26.

55 Hamid Darmadi, Dimensi-Dimensi Metode Penelitian (Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2013), h.

7.

Gambar

Lampiran 24  Tabel ai shapiro wilk Lampiran 25  Tabel t
Gambar 1. 1  Jawaban Latihan Soal
Gambar 2. 4 Persegi Panjang Unsur-unsur suatu persegi panjang yaitu :
Gambar 2. 5  Persegi  Unsur-unsur persegi, yaitu :
+5

Referensi

Dokumen terkait

Guru memberikan salam, dan mengajak semua siswa berdoa sebelum memulai kegiatan menurut agama dan keyakinan masing-masing(Religius).. Menginformasikan tema yang

Pendahuluan 1. Guru menyampaikan salam kepada peserta didik melalui google classroom dan mengajak berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran, serta mengecek kehadiran siswa

bersama dan mengucapkan salam. 4 Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama dan mengucap salam dan semua siswa memperhatikan.. Berdasarkan hasil observasi

1) Kegiatan Pendahuluan: guru masuk kelas dan mengucapkan salam kepada siswa serta membuka proses pembelajaran dengan mengajak semua siswa untuk berdoa, guru

Salam Anak mengucapkan salam bersama guru menjawab Anak Observasi Disiplin i.. Doa Anak dan guru berdoa

Salam Anak mengucapkan salam bersama guru menjawab Anak Observasi Disiplin i.. Doa Anak dan guru berdoa

 Siswa berdo’a bersama sama dipimpin oleh ketua kelas  Siswa menjawab salam  Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. 10

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Langkah pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa bersama  Guru mengecek kehadiran