• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan dan Implementasi

N/A
N/A
Andzely Zahana putri

Academic year: 2024

Membagikan " Pengenalan dan Implementasi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FARMASI RUMAH SAKIT KONSELING

DISUSUN OLEH :

Andzely Zahana Putri (2248201102)

DOSEN PENGAMPU : apt. Medi Andriani, M. Pharm. Sci

PROGRAM STUDI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan banyak kemudahan dan limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas dalam membuat makalah yang berjudul “Konseling”.

Makalah dengan materi berjudul “Konseling” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Rumah Sakit. Pemilihan judul didasarkan oleh materi yang terdapat pada RPS mata kuliah ini. Saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karenanya, saya menerima kritik serta saran yang membangun dari pembaca agar kami dapat menulis makalah secara lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat dan berdampak besar sehingga dapat memberi inspirasi dan pengetahuan bagi para pembaca.

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah1 1.3 Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2 2.1 Definisi Konseling 2

2.2 Manfaat dan Tujuan Konseling 2

2.3 Kendala dalam pemberian obat dan Konseling 2 2.4 Tahapan Konseling 3

BAB III PENUTUP 4

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien.

Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik. Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan.

Oleh sebab itu apoteker dalam menjalankan praktek harus sesuai standar. Apoteker harus mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional. Sebagai upaya agar para apoteker dapat melaksanakan pelayanan kefarmasian dengan baik, Ditjen Yanfar dan Alkes, Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) menyusun standar pelayanan kefarmasian di apotek. Hal ini sesuai dengan standar kompetensi apoteker di apotek untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian kepada masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa definisi atau pengertian dari konseling?

b. Apa saja manfaat dan tujuan dilakukannya kegiatan konseling?

c. Apa saja kendala dalam pemberian obat dan konseling?

d. Bagaimana tahapan dari proses konseling?

1.3 Tujuan

a. Dapat mengetahui pengertian, manfaat, dan tujuan dari suatu konseling.

b. Mempelajari dan tau apa saja hal-hal yang harus disiapkan dalam memberikan pelayanan konseling pada pasien.

c. Mengetahui tahapan setiap proses dan kendala dalam konseling.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Konseling

Berdasarkan Permenkes 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotek Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.

Menurut KEPMENKES RI Nomor 1027/MENKES/ SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah yang sistematik antara apoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan obat dan pengobatan. Melalui konseling, apoteker dapat mengetahui kebutuhan pasien saat ini dan yang akan datang. Apoteker dapat memberikan informasi kepada pasien apa yang perlu diketahui oleh pasien, keterampilan apa yang harus dikembangkan dalam diri pasien, dan masalah yang perlu diatasi. Selain itu, apoteker diharapkan bisa menentukan perilaku dan sikap pasien yang perlu diperbaiki.

2.2 Manfaat dan Tujuan Konseling

a) Menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan

b) Pasien mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakit dideritanya c) Membantu dalam merawat atau perawatan kesehatan dari pasien

d) Membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentu e) Menurunkan kesalahan penggunaan obat

f) Meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terapi.

g) Menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan

h) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya kesehatan

2.3 Kendala dalam pemberian obat dan Konseling

Berbagai kendala dalam memberikan konseling dapat terjadi pada proses pengobatan dan pemberian konseling. Kendala yang berasal dari pasien antara lain adalah perasaan marah, malu, sedih, takut, ragu-ragu. Hal ini dapat diatasi dengan bersikap empathy, mencari sumber timbulnya masalah tersebut, tetap bersikap terbuka dan siap membantu. Untuk kendala yang

(6)

menggunakan istilah sederhana dan dapat dipahami, berhati-hati dalam menyampaikan hal yang sensitif, atau menggunakan penterjemah.

Untuk kendala yang berasal dari fisik dan mental dapat diatasai dengan upaya menggunakan alat bantu yang sesuai atau melibatkan orang yang merawatnya. Sedangkan kendala yang berasal dari tenaga farmasi dapat berupa mendominasi percakapan, menunjukkan sikap yang tidak memberikan perhatian dan tidak mendengarkan apa yang pasien sampaikan, cara berbicara yang tidak sesuai, menggunakan istilah yang terlalu teknis yang tidak dipahami pasien, sikap dan gerakan badan yang tidak sesuai yang dapat mengganggu konsentrasi pasien, sedikit atau terlalu banyak melakukan kontak mata dengan pasien. Bila ini terjadi pada upaya mengatasinya adalah dengan memberikan pasien kesempatan untuk menyampaikan masalahnya dengan bebas, menunjukan kepada pasien bahwa apa yang disampaikannya didengarkan dan diperhatikan melalui sesekali anggukan kepala, kata ya dansikap badan yang cenderung ke arah pasien.

Salah satu kendala lagi adalah lingkungan pada saat konseling dilakukan. Tempat yang terbuka, suasana yang bising, sering adanya interupsi, adanya partisi dapat mempengaruhi pasien dalam menerima konseling. Hal ini harus diperhatikan oleh tenaga farmasi dalam memberikan konseling. Adanya tempat khusus ataupun tidak menerima telepon atau tamu lain dapat memberikan rasa privasi dan nyaman kepada pasien.

2.4 Tahapan Konseling

- Pengenalan/ pembuka: Dapat dilakukan dengan menyapa pasien dengan ramah terlebih dahulu. Lalu, memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan konseling, mengapa dan berapa lama.

- Penilaian Awal/Identifikasi: Dengan menilai pengetahuan pasien dan kebutuhan informasi yang harus dipenuhi dan perhatikan apakah pasien baru/lama dan peresepan baru/lama/OTC.

- Pemberian Informasi Obat: Bertujuan untuk mendorong perubahan sikap/perilaku agar memahami dan mengikuti regimen terapi. Seperti memberi tahu nama dan bentuk, cara penyimpanan, efek samping, aturan pakai, cara penggunaan dan dosis suatu obat.

- Verifikasi: Kita harus memastikan apakah pasien memahami informasi yang sudah disampaikan dengan cara mengulangi beberapa hal-hal yang penting agar pasien dapat mengingat dengan mudah. Seperti, meminta pasien untuk menceritakan dan

memperagakan ulang cara penggunaan

(7)

BAB III PENUTUP

Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah yang sistematik antara apoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan obat dan pengobatan. Konseling akan memberikan manfaat tidak hanya bagi pasien dan farmasis, karena tujuan konseling adalah membantu pasien menggunakan obat sesuai tujuan terapi dengan memberikan cara/metode yang memudahkan pasien menggunakan obat dengan benar.

Kendala dalam melakukan konseling farmasi yang berasal dari pasien antara lain adalah perasaan marah, malu, sedih, takut, ragu-ragu, adanya kendala fisik dan mental. Sedangkan kendala yang berasal dari tenaga farmasi dapat berupa mendominasi percakapan, menunjukkan sikap yang tidak memberikan perhatian dan tidak mendengarkan apa yang pasien sampaikan, menggunakan istilah yang terlalu teknis yang tidak dipahami pasien.

Tahapan-tahapan proses konseling meliputi yaitu pengenalan/ pembuka, penilaian awal/identifikasi, pemberian informasi, dan verifikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Makalah ini membahas tentang tugas matakuliah Pengantar Belajar

Makalah ini membahas tentang cara menghitung

Artikel ini membahas tentang analisis tulang ikan yang diterapkan di rumah sakit untuk meningkatkan manajemen dan pengalaman ronde

Makalah ini membahas tentang populasi

Makalah ini membahas tentang pasar dan

Makalah ini membahas tentanginfeksi aliran

Makalah ini membahas tentang sejarah dan aplikasi