Setelah diperiksa dan diperiksa kembali, tesis ini dinyatakan memenuhi syarat untuk diuji di hadapan Tim Ujian Disertasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Setelah diperiksa dan diperiksa kembali, tesis ini dinyatakan memenuhi syarat untuk diuji di hadapan Tim Ujian Disertasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Latar Belakang
Misalnya saja masyarakat, khususnya remaja di Desa Lompo Riaja, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru, ternyata masih memelihara atau menggunakan bahasa Bugis dalam kehidupan sehari-hari. Jadi degradasi yang terjadi dikalangan remaja di Desa Lompo Riaja Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru terhadap bahasa Bugis berarti bahasa Bugis bukanlah bahasa tuan rumah melainkan hanya bahasa tambahan saja.
Rumusan Masalah
Remaja di Desa Lompo Riaja Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru memberikan dampak yang sangat besar terhadap pelestarian budaya sehingga dampak degradasi bahasa Lontara dapat diminimalisir. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan dengan judul “Degradasi Nilai-Nilai Sosial Bahasa Lontara Bugis di Kalangan Remaja Desa Lompo Riaja Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.”
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
- Suku Bugis
- Pengertian Suku Bugis
- Huruf Bugis
- Degradasi dan Bahasa a. Pengertian Degradasi
- Remaja
Kini masyarakat Bugis juga tersebar di berbagai provinsi di Indonesia seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Saat ini suku Bugis tersebar di beberapa kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Barru. Yang mengkhawatirkan adalah mereka tidak berusaha mengajari anak-anaknya bahasa Bugis yang notabene merupakan bahasa ibu mereka, bahasa nenek moyang mereka.
Sikap masyarakat Bugis seperti disebutkan di atas menunjukkan bahwa mereka sudah tidak lagi mencintai budaya Bugis. 17. Suku Bugis sendiri dan non Bugis yang bahasa Jawanya berakar pada feodalisme, tidak demokratis dengan tingkatan yang berbeda-beda. Dalam dunia Antropologi, bahasa merupakan penanda utama suatu suku, sehingga tidak salah jika orang Bugis tidak menyebut dirinya orang Makassar karena mereka juga mempunyai bahasa sendiri walaupun ada beberapa kata yang sama. pengobatan penurunan kemampuan berbahasa pada remaja adalah dengan menggunakan beberapa cara yaitu.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemunduran bahasa Bugis adalah dengan menjaga hubungan silaturahmi dengan masyarakat lokal dimanapun kita berada dan membiasakan penggunaan bahasa Bugis dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam situasi non formal. Salah satu upaya yang dapat mencegah kemunduran bahasa Bugis adalah dengan bergabung pada organisasi-organisasi yang memiliki rekam jejak positif.
Kerangka Pikir
Ada beberapa unsur organisasi yang sangat penting bagi remaja agar mereka terhindar dari degradasi bahasa daerah bugi. Misalnya hubungan antar anggota yang menjadi landasan kerjasama antar anggota, peraturan yang mengikat anggota, sumber tenaga yang menunjang gerak kelompok atau organisasi agar organisasi selalu dinamis, proses kegiatan organisasi yang dilakukan oleh semua orang untuk mencapai tujuan tertentu. tujuan, apalagi jika di organisasi tersebut banyak teman-teman dari daerah lain atau memang organisasi khusus daerah tertentu. Terpuruknya nilai sosial bahasa Bugis di kalangan remaja saat ini cukup mengkhawatirkan karena setiap remaja sudah tidak lagi mengetahui bahasa daerahnya masing-masing.
Remaja yang hidup di era modern dengan kemajuan teknologi membuat mereka menganggap penggunaan bahasa daerah identik dengan bahasa desa. Hal ini pula yang menjadi peran orang tua, masyarakat, dan pemerintah untuk memberikan pemahaman yang benar kepada remaja. Peneliti melihat nilai-nilai sosial bahasa Bugis mulai terkikis, bahasa Bugis tidak lagi mempersatukan mereka. Mereka sangat jarang berkomunikasi dalam bahasa Bugis. Parahnya, terkadang dalam dialog salah satu pihak menggunakan bahasa Bugis dan pihak lainnya menggunakan bahasa campuran (Indonesia-Bugis) sehingga tidak terjadi interaksi atau proses komunikasi yang baik.
Dengan kemajuan teknologi dan pendidikan saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi bahasa Bugis untuk terus berkembang, namun saat ini remaja diidentikkan dengan ciri-ciri modern seperti westernisasi, penyuka peralatan teknologi dan segala sesuatu yang modern sehingga akan dianggap bahasa gaul. Bagan Kerangka Konseptual Degradasi Nilai-Nilai Sosial Bahasa Lontara Bugis di Kalangan Remaja di Kelurahan Lompo Riaja Kelurahan Tanete Riaja Kabupaten Barru.
Metode Penelitian,Teknik Penelitian dan Lokasi Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Probability Sampling, yaitu menentukan secara acak apakah sejumlah sampel mempunyai peluang untuk dijadikan sampel. Kemudian dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu seluruh populasi dipilih langsung secara acak. Jika populasinya seragam, sempurna (homogen sempurna), maka hanya satu unit dasar dari seluruh populasi yang cukup representatif untuk diteliti.
Sebaliknya jika populasinya sangat heterogen (heterogen sempurna), maka hanya pencacahan secara lengkap saja yang dapat memberikan gambaran yang representatif.” (Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, 1982:26). Jadi remaja yang akan diteliti berjumlah 9 remaja. di Kabupaten Lompo Riaja, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru.
Definisi Operasional
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Pengabsahan Data
Triangulasi sumber, yaitu menguji kredibilitas data dengan cara memeriksa kembali data yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Teknik triangulasi yang bertujuan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara membandingkan data dengan sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda dari sebelumnya. Jika ketiga teknik pengujian kredibilitas data menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti akan melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
Dalam menguji keabsahan data, peneliti menggunakan jenis triangulasi sumber yang membandingkan dan memeriksa silang tingkat kredibilitas informasi yang diperoleh dari waktu ke waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton 1987).
Hasil Penelitian
Gambaran umum dan Sejarah Kelurahan Lompo Riaja
Saat ini wilayah desa Lompo Riaja meliputi Ulo, Pacciro dan Watu yang merupakan wilayah desa Libureng saat ini, serta Parenring dan Tille yang merupakan wilayah desa Mattirowalie saat ini. Borahima Lolo, BA pensiunan, kemudian mundur sebagai kepala desa dan digantikan oleh Dr. Pada bulan Maret 2007, Kecamatan Lompo Riaja dikuasai oleh Pejabat Pemerintah Kabupaten Tanete Riaja yang ditunjuk yaitu Nahiruddin yang menjabat sebagai Kepala Urusan Pembangunan di Kantor Kecamatan Lompo Riaja.
September 2010 - Hari ini, 8 September 2010, Sulaeman, S.IP dilantik menjadi Kepala Desa Lompo Riaja menggantikan Arist Siddiq, SH.MH.
Kondisi Geografis
Sosial Budaya
Dari segi agama, mayoritas penduduk Kecamatan Lompo Riaja menganut agama Islam yaitu 99,32%, sisanya beragama Kristen Protestan yaitu 0,6.
Keadaan Ekonomi
Penduduk Desa Lompo Riaja mempunyai beberapa mata pencaharian, namun didominasi oleh petani tanaman pangan khususnya sawah karena wilayah Desa Lompo Riaja merupakan daerah pegunungan dengan hamparan sawah dan kebun yang luas, serta mata pencaharian sebagai PNS karena Lompo Riaja Desa ini merupakan pusat kota dari Kecamatan Tanete Riaja. , dan berbagai mata pencaharian lainnya. Berikut perbandingan persentase penghidupan warga Desa Lompo Riaja.
Visi dan Misi Kelurahan a. Visi
Dengan adanya pernyataan Misi diharapkan seluruh pemangku kepentingan dapat mengenali dan memahami peran, program dan hasil yang dicapai di masa depan. Pernyataan misi yang jelas akan memberikan arah dan stabilitas jangka panjang dalam pengelolaan dan kepentingan Desa Lompo Riaja.
Struktur Pemerintahan Kelurahan
Stratifikasi sosial yang tercermin dalam pergaulan sehari-hari di Desa Lompo Riaja pada umumnya didasarkan pada faktor kemampuan pribadi (keturunan, kekayaan, pendidikan atau kemampuan menggerakkan/memotivasi, dan lain-lain). Dengan kata lain stratifikasi sosial di Desa Lompo Riaja bersifat terbuka, sehingga setiap anggota masyarakat dapat mempunyai kesempatan yang sama untuk masuk ke dalam golongan atas. Namun proses stratifikasi sosial dalam suatu masyarakat selalu berkaitan dengan budaya dan sejarah perkembangannya, seiring dengan perubahan zaman akibat modernisasi dan kemajuan teknologi yang membawa perubahan nilai dan norma, sehingga membentuk sistem stratifikasi sosial yang baru.
Masyarakat Desa Lompo Riaja terdiri dari unit-unit kecil yang unsurnya adalah ayah, ibu, dan anak. Di beberapa desa, setiap orang mendapat pengaruh dari bahasa lain, sehingga setiap orang disebut Passibijaiang Bella yang artinya persaudaraan, dimana sekelompok orang menjadi anggota satu keluarga rumah tangga, dimana mereka semua makan dari satu periuk. Seperti halnya masyarakat Kecamatan Lompo Riaja pada umumnya, mereka masih memegang teguh adat istiadat setempat.
Masyarakat desa Lompo Riaja masih terikat dengan aturan-aturan yang ada seperti upacara pernikahan, upacara kematian, upacara keagamaan dll dalam aktivitas sehari-harinya. Seperti halnya dalam acara pernikahan, ada orang yang masih bermimpi untuk menghadiri acara tersebut, dengan harapan jika orang tersebut hadir maka akan dinilai tinggi oleh orang disekitarnya, dll.
Gambaran Hasil Pengolahan Data Dalam Penelitian
Informan yang kurang menyukai pembelajaran dengan muatan lokal (bahasa Bugis) karena pengetahuan bahasa Bugisnya hanya sedikit biasanya bisa memahami jika ada yang berbicara bahasa Bugis, namun itu sulit. Faktor lain penyebab terdegradasinya bahasa Bugis adalah daya dukung bahasa itu sendiri dan sikap masyarakat terhadapnya. Sejauh ini, belum ada upaya terencana dan terlembaga yang dilakukan untuk memperluas kosakata bahasa Bugis.
Dalam bahasa Bugis misalnya dikenal adanya sistem tuturan congaa, tuturan sanraa, dan tuturan cukuk. Oleh karena itu, prioritas diberikan pada bahasa daerah. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa remaja lebih memahami jika diajak bicara dalam bahasa Indonesia dibandingkan dengan remaja Bugis. “Bahasa Bugis harus kita lestarikan karena kita adalah penerus bangsa dengan tidak malu menggunakan bahasa Bugis” (Wawancara, 16 Oktober 2014).
Begitu pula dengan ibu rumah tangga di Kecamatan Lompo Riaja Kabupaten Barru yang mengalami perubahan dari segi bahasa Bugis. Perubahan ini merupakan perubahan yang lebih buruk karena bahasa Bugis hampir kehilangan pengaruhnya di wilayahnya.
Simpulan
Saran
Judul Skripsi: Degradasi Nilai-Nilai Sosial Bahasa Bugis Lontar di Kalangan Remaja di Desa Lompo Riaja Kecamatan Tanate Riaja.
SMA B. SMP
Bahasa Bugis merupakan warisan nenek moyang kita dan mempunyai keunikan tersendiri, hanya saja kita malas menggunakan bahasa Bugis karena tidak mengetahuinya dan orang tua kita jarang berbicara bahasa Bugis. Saya orang Bugis tetapi saya tidak bisa berbahasa Bugis tetapi jika seseorang berbicara bahasa Bugis kepada saya, saya mengerti. Bahasa Bugis itu belum modern Kak, jadi kita malas pakai bahasa Bugis, kadang teman-teman ketawa atau meledak-ledak juga, jadi mending pakai bahasa Indonesia saja.
Bahasa Bugis memang unik dan hanya terbatas pada orang-orang tertentu saja, daripada teman bicara yang tidak mengerti, jika kita menggunakan bahasa Bugis mendingan menggunakan bahasa campuran saja yaitu Bugis-Indo agar tidak ada ruginya. Aku masih SMP dan kata orang aku masih kecil, tapi aku sangat ingin melestarikan dan mensosialisasikan bahasa bugis karena bahasa bugis akan hilang nah sayang, begitulah bahasa bugis hidup. Saya kurang suka bahasa bugisnya gan, karena agak sulit dan kurang cocok untuk zaman sekarang. Itu adalah bahasa asing yang bagus, sehingga jika Anda meninggalkan negara itu, Anda tidak akan kehilangannya.
Saya suka dengan bahasa Bugis, namun saat ini jika kita ingin berbicara dengan seseorang yang berbahasa Bugis kita harus melihat-lihat dulu, jadi saya sering menggunakan bahasa Bugis saja di rumah bersama keluarga. Saya orang bugis asli, namun saya jarang menggunakan bahasa bugis dalam keseharian saya karena saya kurang memahaminya dan saya belum terbiasa dari keluarga saya, sehingga saya dan teman saya hanya menggunakan bahasa indonesia untuk berkomunikasi. dengan mudah.