Nila Karmila*, Mukhni**, Melisa**
*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR.
**) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR.
ABSTRACT
Teaching learning process of math in SMPN 7 Padang visibly inclined one direction that is from teacher to students. This case has impact to students activity generally only for listening, nothing and doing exercise and result of their math still low. The case in this research is limited to students are active less in studying and result of their math still low. The purpose of this research is to know how is student activity in studying during applying teaching learning math in class VIII SMPN 7 Padang and to know whether the result of student in studying math by applying teaching cooperative model type TPS is better than applying teaching conventional for students class VIII SMPN 7 Padang. Genre of this research experiment by designing randomly to ward subject. Population of this research are students class VIII SMPN 7 Padang 2015/2016. Technique of sample is random, chosen class VIII.3 as experiment class and class VIII.4 as control class.
Instrument is students paper observation activity and students final test in studying math of test that is description. The test is examined in SMPN 2 Padang.
Technique of data analyze that is used for learning activity is perscentage calculation and for final test is t test. The result of research conclude that students learning activity during applying teaching cooperative type TPS can improve their competence in each meeting and result of students learning math by applying teaching cooperative model type TPS is better than students learning math by applying teaching students conventional class VIII SMPN 7 Padang.
Keywords : Students achievement, Think Pair Share type of cooperative lea rning.
PENDAHULUAN
Matematika mempunyai peranan penting yang dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berfikir secara kritis, logis, cermat, efektif dan efisien. Tujuan mempelajari matematika adalah : (1)Memahami
konsep matematika,
(2)Menggunakan penalaran pada
pola dan sifat (3)Memecahkan masalah, (4)Mengomunikasikan gagasan, (4)Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Diharapkan siswa dapat mencapai tujuan mempelajari matematika tersebut agar siswa paham terhadap konsep pembelajaran matematika. Menurut PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 7 PADANG
Nikson dalam Muliyardi (2002: 3)
“Pembelajaran matematika adalah upaya membantu siswa untuk mengkontruksi konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali”.
Kenyataan hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Banyak siswa memperoleh nilai yang rendah dalam pembelajaran matematika, hal ini masih menjadi permasalahan yang terus dihadapi oleh pihak sekolah. Permasalahan tersebut juga ditemukan di SMPN 7 Padang.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 3 dan 5 Agustus 2015 di kelas VIII SMPN 7 Padang diketahui bahwa pembelajaran cenderung berlansung satu arah yaitu dari guru ke siswa,jadi aktivitas siswa hanya terbatas pada mendengar, mencatat dan mengerjakan soal.
Salah satu solusi untuk mengatasi aktivitas dan hasil belajar siswa yang rendah dapat digunakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa juga lebih baik. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran koopertif Suherman, dkk (2003: 259) memaparkan bahwa
“Cooperatif learning dalam matematika akan dapat membantu
para siswa meningkatkan sikap positif siswa dalam matematika.
Para siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya utuk menyelesaikan masalah-masalah matematika, sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas terhadap matematika (math anxiety) yang banyak dialami para siswa. Cooperatif learning juga telah terbukti sangat bermanfaat bagi siswa yang heterogen. Dengan menonjolkan interaksi dalam kelompok, model belajar ini dapat membuat siswa menerima siswa lain yang berkmampuan dan berlatar belakang berbeda”.
Pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Menurut Trianto (2007:61) TPS memiliki tahap-tahap sebagai berikut:
“(1)Berfikir (Thinking), guru mengajukan suatu petanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk befikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berfikir.
(2)Berpasangan (Pairing), selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu
petanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi.
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. (3)Berbagi (Sharing), pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan melaporkan”.
Selama menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS juga dilihat aktivitas siswa. Menurut Diedrich yang dikutip Sadirman (2012: 101) mengemukakan 177 aktivitas belajar siswa yang secara garis besar dapat di kelompokan atas 8 kelompok yaitu : “(1)Visual activities seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, mengamati percobaan, (2)Oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi, (3)Listening activities seperti mendengarkan uraian, mendengarkan percakapan, mendengarkan diskusi dan mendengarkan pidato, (4)Writing activities seperti menulis, membuat laporan, mengisi angket dan menyalin (5)Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik, membuat peta dan diagram
(6)Motorik aktivities seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi model dan melakukan demontrasi (7)Mental activities seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa melihat hubungan dan mengambil keputusan (8)Emostional activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tegang dan gugup”.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1)Mengetahui bagaimana aktivitas siswa selama menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas VIII SMPN 7 Padang, (2)Mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik daripada hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 7 Padang.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh : (1)Riska Amelia Feminata (2015) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMPN 2 Kubung Kabupaten Solok, (2)Erza Maiyori (2015) Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Dalam Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMPN Ranah Pesisir.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimen, yang dilaksanakan pada Tanggal 18 Agustus sampai 8 September pada tahun pelajaran 2015/2016 di kelas VIII SMPN 7 Padang.
Model rancangannya Random Terhadap Subjek. Menurut Arikunto (2010: 126) rancangan penelitian ini dapat digambarkan seperti Tabel 1.
Tabel 1. Rancangan Penelitian
Kelas Perlakuan Hasil
Eksperimen X O
Kontrol - O
Sumber: Arikunto (2010: 126)
Keterangan:
X = Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS
O = Tes akhir
Pengambilan sampel dilakukan secara acak karena populasi dalam penelitian ini normal, homogen dan memiliki kesamaan rata-rata, dan kelas yang terpilih menjadi kelas eksperimen adalah kelas VIII.3 dan terpilih menjadi kelas kontrol adalah kelas VIII.4.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1)Lembar observasi aktivitas siswa (2)Tes akhir, soal tes akhir diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba soal dilakukan di SMPN 2 Padang.
Analisis data penelitian: (1)Analisis data aktivitas siswa Data jumlah siswa yang terlibat dalam masing- masing aktivitas dan dipersentasekan seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2005: 131) sebagai berikut : 100 % , (2)Analisis data
hasil belajar, teknik analisis data yang digunakan untuk melihat hasil belajar adalah dengan menggunakan uji t. Menurut Sudjana (2005: 239) dengan rumus: ̅̅̅ ̅̅̅
√
Proses perhitungan data pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan program MINITAB.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Berdasarkan penelitian diperoleh data hasil belajar matematika siswa dan selain itu pada kelas eksperimen juga dilakukan pengamatan tentang lembar observasi aktivitas siswa selama pembelajaran dengan model pembelajaran kooperetif tipe TPS berlangsung.
1. Aktivitas belajar siswa
Tabel 2. Persentase Aktivitas Siswa Selama Penerapan Model Pembelajaran TPS
No Indikator
Persentase aktivitas siswa
1 2 3 4 1 Siswa membaca
LKS secara individu
66 72 75 81
2 Siswa berdiskusi dengan pasangan
63 69 75 81 3 Membuat laporan
hasil diskusi kelompok
63 66 75 78
4 Mempresentasika n hasil diskusi kelompok
9 13 16 19
5 Siswa bertanya kepada kelompok yang tampil
31 34 44 50
Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS, dapat dilihat pada Tabel 2, aktivitas siswa cenderung meningkatan pada setiap pertemuannya berdasarkan indikatornya yaitu (1)Visual Activities dengan indikator membaca LKS terjadi peningkatan setiap kali pertemuan. Siswa mulai memahami bahwa membaca LKS menjadi penentu keberhasilan siswa saat belajar karena aktivitas tersebut siswa dapat membuat siswa memahami materi pelajaran, dimana pada saat persentasi siswa akan mempersentasikan materi yang ada pada LKS, untuk itu siswa harus membaca LKS terlebih dahulu supaya lebih paham (2)Oral Activities dengan indikator siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mendiskusikan yang mereka anggap belum dipahami, Persentase siswa setiap kali pertemuan selalu meningkat dengan demikian dapat memperlihatkan bahwa banyak siswa yang aktif dalam berdiskusi dengan kelompok dan mereka sudah mulai terbiasa untuk berdiskusi dengan kelompok masing-masing. (3)Mental Aktivities dengan indikator siswa bertanya ataupun memberi saran saat teman melakukan persentasi. Telihat bahwa aktivitas ini meningkat pada setiap pertemuan dapat disimpulkan bahwa siswa tidak hanya menerima pendapat temannya tetapi mereka juga bisa mengemukakan pendapat sendiri jika mereka menganggap pendapat temannya belum benar
(4)Writing avtivities dengan indikator siswa membuat laporan hasil diskusi, terlihat bahwa pada setiap pertemuan aktivitas ini meningkat. Disini siswa menyadari bahwa membuat laporan bukan hanya satu orang tetapi berpasangan karena itu merupakan tugas kelompok jadi semua anggota kelompok harus terlibat dalam membuat laporan tersebut.
2. Hasil belajar matematika siswa Tabel 3. Perhitungan ̅, S,
dan Tes Hasil Belajar Siswa
Kelas Sampel Eksperimen Kontrol
̅ 70,94 55,17
S 21,53 23,86
100 97,5
27,5 20
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa skor rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari skor rata-rata kelas kontrol yang artinya kemampuan siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diketahui bahwa tes hasil belajar siswa pada kelas sampel berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan uji-t, di dapat = 0,004.
Berdasarkan hasil perhitungan terlihat pada taraf nyata ( ) diperoleh P-value kecil dari α. Maka tolak dan terima . Dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.
Pembelajaran kooperatif tipe TPS pada awalnya guru membentuk siswa dalam kelompok yang terdiri dari 2 orang dan selanjutnya guru membagikan LKS kepada setiap siswa setelah itu guru meminta siswa untuk membaca pertanyaan yang telah disediakan pada LKS selanjutnya siswa diminta untuk membaca LKS dan memikirkan jawaban dari pertanyaan yang ada pada LKS, setelah siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan secara individu siswa diminta untuk duduk berpasangan mendiskusikan tentang apa yang kurang dipahami mengenai jawaban dari pertanyaan yang tersedia pada LKS. Selanjutnya siswa diminta untuk melaporkan hasil diskusi kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Proses pembelajaran pada pertemuan pertama, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS belum berjalan dengan baik karena sebagian anggota kelompok belum aktif dalam melakukan diskusi. Siswa masih bingung dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan pada saat persentasi siswa masih takut dan malu-malu menjelaskan materi didepan kelas.Pada saat kelompok lain bertanya kepada perwakilan kelompok yang tampil, perwakilan kelompok yang tampil binggung menjawab tanpa ada bantuan dari teman sekelompoknya yang tidak tampil. Kemudian guru
menegaskan bahwa kelompok harus membantu setiap anggota kelompoknya yang tampil untuk menjawab pertanyaan dari kelompok lain.
Pada pertemuan kedua, proses pembelajaran sudah berjalan baik dibandingkan dengan pertemuan pertama, siswa sudah mulai aktif dalam berdiskusi, siswa sudah mulai berani untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas dan kelompok yang tampil sudah bekerjasama dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh kelompok lain.
Pada pertemuan ketiga dan keempat, proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Siswa sudah terbiasa melakukan diskusi dan saling bertukar pendapat. Siswa juga sudah terbiasa untuk mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas dan sudah terbiasa bertanya ataupun memberikan saran kepada kelompok yang tampil.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa : (1)Aktivitas siswa meningkat selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yaitu aktivitas membaca LKS, berdiskusi dengan pasangannya, membuat laporan diskusi, mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas dan bertanya kepada kelompok yang tampil, (2)Hasil belajar matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS lebih baik daripada menerapkan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMPN 7 Padang tahun pelajaran 2015/2016.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan beberapa hal sebagai berikut : (1)Guru bidang studi khususnya guru matematika di SMPN 7 Padang dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa (2)Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian serupa, diharapkan lebih memperhatikan dan menumbuhkan sikap kerja sama siswa dalam kelompok (3)Guru harus mampu mengatur waktu dengan baik agar proses pembelajaran berjalan efektif sehingga setiap kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. (2010).
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Feminata, Riska Amelia.Penerapan
Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair
Share (TPS) Dalam
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Kubung Kabupaten Solok.
Padang: STKIP PGRI SUMBAR.
Maiyori, Erza. 2015. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share (TPS) Dalam
Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMPN Ranah Pesisir. Padang: STKIP PGRI SUMBAR.
Sadirman. 2012. Interaksi &
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT.
Tarsito.
Syafriandi. 2001. Analisis Statistika
Inferensia Dengan
Menggunakan minitab.
Padang: UNP
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.