i Oleh:
Riyan Akti Kamiswara NIM. 170303056
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2021
ii
SELF CONTROL DAN ZIKIR DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI
(STUDI DI ASRAMA PUTRA HAMZANWADI PANCOR) skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Sosial
Oleh:
Riyan Akti Kamiswara NIM. 170303056
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2021
iii
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Riyan Akti Kamiswara, NIM : 170303056 dengan judul “Self Control Dan Zikir Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Santri (Studi Di Asrama Putra Hamzanwadi Pancor” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.
Disetujui pada tanggal: 2021
Pembimbing I
Dr. H. L. Ahmad Zaenuri, M.A.
NIP: 197608172006041002
Pembimbing II
Iqbal Bafadal, M, Si.
NIP: 198804112019031017
v NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram, ______________
Hal : Ujian Skripsi Kepada Yth
Rektor UIN Mataram di Mataram
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Dengan hormat, Setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama : Riyan Akti Kamiswara NIM : 170303056
Jurusan : Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Judul :Self Control dan Zikir Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Santri (Studi di Asrama Putra Hamzanwadi Pancor)
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.
Wassalamu'alaikum, Wr.Wb.
Pembimbing I
Dr. H. L. Ahmad Zaenuri, M.A.
NIP: 197608172006041002
Pembimbing II
Iqbal Bafadal, M, Si.
NIP: 198804112019031017
vii
PENGESAHAN
Skripsi oleh: Riyan Akti Kamiswara, NIM 170303056, dengan judul “Self Control dan Zikir Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Santri (Studi di Asrama Putra Hamzanwadi Pancor” telah dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam UIN Mataram pada tanggal____________________
Dewan Penguji
1. Dr. H. L. Ahmad Zaenuri, M.A. ____________
(Ketua Sidang / Pembimbing I) 2. Iqbal Bafadal, M,Si
(Sekertaris Sidang / Pembimbing II) 3. Dr. Rendra Khaldun, M.Ag
(Penguji I)
4. Dyah Luthfia Kirana, M.Pd (Penguji II)
Mengetahui
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram
Dr. Muhammad Saleh Ending, M.A NIP. 197209121998031001
viii MOTTO
Artinya, “ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”.1
1 Departemen Agama Republik Indonesia ALquran dan Terjemahan QS : Ar-Ra’d : 11
ix
PERSEMBAHAN
“Ku persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku tercinta yakni ibuku tersayang Hj. Eli Maryani dan bapakku Mukti Ali dan istriku tercinta dan juga kedua adikku Riyon Septiawan dan Rahmat Ramadhan yang selalu memotivasi ku dan mendo’akan ku, dan memberikan dukungan disaat aku lelah. Dan terima kasih juga buat almamaterku, semua guru-guru ku dan dosenku”.
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban kita dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses menyelsaikan skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut :
1. Bapak Dr. H. L. Ahmad Zaenuri, M.A. sebagai pembimbing 1 dan bapak Iqbal Bafadal, M,Si sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus menerus sehingga skripsi ini bisa diselsaikan dengan baik.
2. Dr. Mira Mareta, M.Si. Sebagai ketua jurusan.
3. Dr. Muhammad Saleh Ending, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
4. Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk berlama-lama di kampus tanpa pernah selsai.
xi
5. Teman-temanku Bki-C yang selalu memotivasi dan memberikan dukungan kepada saya dalam membuat skripsi.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah swt. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Amin.
Mataram, 2021 Penulis
Riyan Akti Kamiswara
xii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
LEMBAR JUDUL ... ii
HALAMAN LOGO ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING ... V PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... Vi PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vii
HALAMAN MOTO ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 8
E. Telaah Pustaka ... 8
F. Kerangka Teori... 16
G. Metode Penelitian... 27
H. Sistematika Pembahasan ... 34
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 35
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35
xiii
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Santri di Asrama Putra
Hamzanwadi Pancor ... 46
C. Bagaimanakah Self Control dan Zikir Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Pada Santri di Asarama Putra Hamzanwadi Pancor. ... 50
BAB III PEMBAHASAN ... 60
A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan Pada Santi di Asrama Putra Hamzanwadi Pancor. ... 60
B. Bagaimanakah Self Control dan Zikir Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Pada Santri di Asrama Putra Hamzanwadi Pancor. ... 63
BAB IV PENUTUP ... 68
A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
SELF CONTROL DAN ZIKIR DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PADA SANTRI (STUDI DI ASRAMA PUTRA
HAMZANWADI PANCOR)
Oleh
Riyan Akti Kamiswara NIM: 170303056
ABSTRAK
Disiplin merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang, karena dengan disiplinlah kesuksesan semakin dekat diraih. Dalam disiplin kita butuh kontrol diri yang tinggi sebab jika orang yang mempunyai kontrol diri yang tinggi akan mudah melaksanakan kedisiplinan. Asrama adalah lingkungan yang strategis untuk mengajarkan perilaku disiplin. System pendidikan pesantren yang mengharuskan santrinya untuk tetap tinggal di asrama, dan setiap santri harus selalu mengikuti aturan yang ada. Tujuannya untuk menggerakkan dan membiasakan para santri agar tetap disiplin dalam mentaati peraturan-peraturanya.
Pendekatan teori dalam penelitian ini menggunakan teori self control serta pendekatan islami melalui metode zikir. Pendekatan zikir merupakan salah satu cara untuk memiliki kontrol diri yang positif. Karena zikir dapat meningkatkan taraf kesadaran, yang selanjutnya dapat membawa proses-proses mental dapat lebih terkontrol dan terencana dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi oleh individu dengan tujuan mengembalikan, memelihara, dan mengembangkan kondisi seseorang agar akal dan hatinya memperoleh ketenangan. Metode ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterprestasikan kondisi yang sekarang ini terjadi. Dengan tujuan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kedisplinan santri dan bagaimanakah self control dan zikir dalam meningkatkan kedisplinan. Hasil dari penelitian ini pada ke empat subjek memiliki kontrol diri yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal sehingga terdapat subjek yang memiliki kontrol diri lemah dan kontrol diri kuat. Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa self control dan zikir dalam meningkatkan kedisiplinan santri memberikan dampak positif bagi santri.
Kata Kunci : Self Control, Zikir, dan Kedisiplinan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Disiplin merupakan salah satu kunci utama dalam menggapai kesuksesan. Selain sebagai kunci utama dalam menggapai kesuksesan , disiplin juga merupakan unsur yang esensial untuk setiap individu dalam membentuk pola perilaku yang baik, baik ditinjau dari manusia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Perilaku disiplin dapat diajarkan di berbagai lingkungan, baik di dalam keluarga, sekolah atau msyarakat. Individu yang disiplin, dapat melaksanakan tugas dengan tertib dan teratur sesuai dengan tata tertib yang berlaku yang akan menjadikan hidup mereka teratur.2
Kedisiplinan merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap santri. Karena dengan bersikap disiplinlah kesuksesan semakin dekat untuk diraih. Kedisiplinan adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada hatinya. Orang yang mempunyai sikap disiplin maka mempunyai keraturan dalam kehidupanya. Mengetahui mana yang sebaiknya dikerjakan dan mana yang sebaiknya ditinggalkan.
2 Safiruddin Al Baqi. “Faktor Pendukung Motivasi Berperilaku Disiplin SantriPondok Pesantren”, jurnal Vol. 01, No. 01, Februari 2017, hlm. 76.
Santri yang hidup di pondok pesantren akan di suguhkan dengan sejumlah aturan tata tertib yang harus di taati. Tata tertib yang ada di pondok pesantren tentunya akan sangat berbeda dengan yang ada di di sekolah umum, santri di pondok pesantren mempunyai jadwal kegiatan yang pada sejak bangun tidur hingga tidur kembali. Pada dasarnya, setiap kegiatan yang di jalankan oleh santri di atur dalam tata tertib dan bertujuan untuk menciptakan kemandirian dan menumbuhkan perilaku di siplin pada santri. Namun, terkadang masih ada santri yang mengabaikan tata tertib dan memilih untuk berperilaku tidak di siplin.
Sejalan dengan kedisiplinan, islam menganjurkan pemeluknya untuk berlaku disiplin, yakni taat terhadap peraturan peraturan maupun ketentuan Allah SWT. Misalnya melaksanakan apa yang menjadi perintahnya dan meninggalkan apa yang menjadi laranganya. Selain itu seseorang dianjurkan untuk melakukan perbuatan amar ma’ruf nahi munkar secara terus menerus. Adapun firman Allah SWT yang terdapat dalma Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 104 yang berbunyi :
Artinya : “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar dan mereka itulah orang-orang yang
Santri biasanya mendapatkan sikap disiplin di lingkungan pondok pesantren. Pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan islam tradisional untuk mempelajari, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari hari. Pengertian itu lengkap apabila di dalam peantren tersebut terdapat elemen dasar, seperti pondok, masjid dan kyai. Sebagai elemen dasar kyailah yang biasanya mengawali berdirinya pondok tersebut. Dimana seorang kyai menetap (bermukim) disuatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar kepadanya dan turut bermukim ditempat itu.3
Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya dalam pesantren disebut
“lurah pondok”. Pengurus adalah sekelompok orang yang mengurus dan memimpin suatu perkumpulan. Jadi pengurus pondok pesantren adalah sekelompok orang yang ditunjuk dan diberi wewenang oleh pengasuh untuk mengerahkan, menghadle, serta menyusun dan menjalankan peraturan peraturan pondok guna untuk dipatuhi santri. Ustadz berarti pendidik atau guru, ustadz ialah seseorang yang ahli dalam bidang tertentu dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain. Santri berarti orang yang mendalami agama islam. Sebutan bagi seseorang yang sedang belajar disebuah pondok pesantren.
3 Zulhimma. “Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia”, jurnal darul ilmi Vol. 01, No.02, Februari 2013, hlm. 166.
Kepemimpinan di pondok pesantren yang kental dan penuh dengan nuansa islami, maka kyai dapat memperluas dakwahnya melalui pengamalan ilmu agama dan pengetahuan umum yang diajarkan kepada para santri. Keberadaan sebuah peraturan disertai dengan sanksi yang jelas, tanpa adanya sanksi maka kewibawaan peraturan tidak berarti.
Adanya suri tauladan seorang pemimpin dalam mentaati peraturan yang ada dipondok pesantren dapat memberikan contoh perilaku yang baik bagi semua santri yang dipimpinya.
Salah satu misi dari berdirinya pondok pesantren adalah menanamkan kedisiplinan. Dalam menanamkan kedisplinan, banyak hal yang dilakukan pondok pesantren agar santri santrinya dapat menjalankan tata tertib dengan baik, meskipun awalnya harus melalui paksaan.
Sehingga upaya untuk menciptakan santri yang sholih, seorang santri tidak cukup hanya memberikan prinsip saja, karena yang lebih penting bagi santri adalah seorang figur yang dapat memberikan keteladanan dalam menerapkan prinsip tersebut, figur yang dimaksud yakni para kyai dan ustadz yang mengabdi dipondok serta pengurus yang membantu terlaksananya peraturan tersebut.4 Begitu pula hal nya yang ada di pondok pesantren Asrama Putra Hamzanwadi Pancor.
Asrama Putra Hamzanwadi Pancor adalah asrama yang didirikan oleh bapak Maulana Syaikh yang satu-satunya asrama memberikan suatu aturan yang menjadi kewajiban bagi para santrinya dalam mentaati
4 Dwi Cahyanti Wabulan. ”Peran Pengurus Pesantren Dalam Menanamkan Kedisiplinan Santri”, jurnal al-makrifat Vol 3, No. 02 Oktober 2018, hlm. 14.
peraturannya. Tujuanya untuk menggerakkan dan membiasakan para santri agar tetap disiplin dalam mentaati peraturan yang dibuat oleh pengasuh asrama.
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan di Asrama Putra Hamzanwadi Pancor peneliti menemukan santri di asrama putra Hamzanwadi Pancor tersebut masih jauh dari sikap disiplin. Seperti terlambat sekolah, terlambat shalat berjamaah, tidur saat belajar, tidak mengikuti kegiatan dan tidak mengerjakan tugasnya sebagai santri, santri tidak memiliki Al-Qur’an, Hizib, Al-Barzanji, Buku Do’a, santri tidak menaga keamanaan, kenyamanan, ketenangan, kedamain serta tidak memelihara asrama dengan baik dan penuh tanggung jawab dan santri tidak memakai baju takwa ketika shalat berjamaah.
Kondisi santri di atas sangat tidak sesuai dengan teori kedisiplinan yang di jelaskan oleh hasibuan, dimana aspek-aspek kedisiplinan menurutnya adalah ketepatan, mengerjakan pekerjaan dengan baik dan mematuhi peraturan dan norma yang berlaku5. Ketiga aspek tersebut tidak terlihat atau Nampak dari perilaku santri di Asrama Putra Hamzanwadi Pancor. Berdasarkan situasi diatas, peneliti tertarik untuk mendalami fenomena tersebut dengan lebih dalam. Berdasarkan pandangan sebelumnya di asrama putra Hamzanwadi Pancor bahwa disiplin masih bisa di tingkatkan melalui tehnik self control. Selain itu peneliti juga menambahkan aspek religi yakni dengan menambahkan kegiatan zikir
5 Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1997).
sebagai bentuk motivasi terhadap perilaku disiplin santri di Asrama Putra Hamzanwadi Pancor.
Permasalahan yang terlihat tersebut penulis tertarik menggunakan Self Control dan Zikir dalam Meningkatkan Kedisiplinan Santri. Karena santri yang kurang Kontrol diri akan berperilaku beresiko, dan menyimpang atau melanggar peraturan peraturan yang dibuat oleh pengurus asrama. Sedangkan santri dengan kontrol diri yang tinggi akan menyadari akibat dan efek jangka panjang dari perbuatan menyimpang.
Kontrol diri adalah kemampuan untuk mengelola, mengatur dan mengarahkan kepada tindakan dan perilaku kearah positif. Kontrol diri menekankan pada penanganan dan pertanggung jawaban pada segala usaha yang dilakukan seseorang baik dalam pelaksanaan, koreksi dan evaluasi dari suatu perubahan tingkah laku yang meliputi segala aktifitas kehidupan seseorang yang disesuaikan dengan keadaan diri, kemampuan dan kondisnya.
Lalu di sisi lain, Zikir adalah salah satu cara untuk memiliki kontrol diri yang positif. Karena Zikir dapat meningkatkan taraf kesadaran, yang selanjutnya dapat membawa proses-proses mental dapat lebih terkontrol. Dengan berzikir mampu melepaskan atau menjauhkan diri dari segala gangguan lahir dan batin ataupun segala sesuatu yang mengganggu pikiran6. Jadi zikir merupakan salah satu alat alternatif yang bisa menjadikan seseorang itu memiliki kontrol diri yang baik. Karena
6 Machfu syaefudin, “pembentukan kontrol diri siswa dengan pembiasaan zikir asmaul husna dan shalat berjama’ah”, jurnal peurawi, vol.03 No. 1 tahun 2020, hlm. 81-83.
pada dasarnya zikir merupakan ibadah yang sangat mudah dilakukan.
Tidak seperti ibadah ibadah lain yang telah ditetapkan waktu dan ketentuan-ketentuan lainya. Arti zikir atau al-dzikir adalah ingat. Zikir berarti mengingat Allah. Dengan mengingat Allah kita akan merasakan penjagaan dan pengawasanya. dan zikir juga akan mendekatkan kita kepada Allah. Sebab, jika kita senantiasa mengingat Dia, tentu Dia pun akan mengingat kita, menyayangi kita, dan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Jika kita selalu dekat kepada Allah, niscaya Dia akan mengabulkan permohonan kita kepada-Nya. Dia akan mengabulkan permohonan hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan taat kepada-Nya.
Berdasarkan fenomena diatas terkait kondisi kedisiplinan santri yang berada Asrama Putra Hamzanwadi Pancor peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji fenomena tersebut secara lebih dalam sehingga peneliti mengambil judul : Self Control dan Zikir Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Santri (Studi Di Asarama Putra Hamzanwadi Pancor).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti memberikan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan pada santri Asrama Putra Hamzanwadi Pancor?
2. Bagaimanakah self control dan zikir dalam meningkatkan kedisiplinan pada santri Asrama Putra Hamzanwadi Pancor?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan fokus kajian diatas, maka peneliti akan menguraikan tujuan penelitian dibawah ini sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apa saja faktor faktor yang mempengaruhi kedisiplinan pada santri Asrama Putra Hamzanwadi Pancor?
b. Untuk mengetahui bagaimanakah self control dan zikir dalam meningkatkan kedisiplinan pada santri Asrama Putra Hamzanwadi Pancor?
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan sebagai berikut : a. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling islam, khusunya permasalahan yang berkaitan dengan self control dan zikir dalam meningkatkan kedisiplinan pada santri Asrama Putra Hamzanwadi Pancor.
b. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan diharapkan mampu menjadi bahan refrensi dalam membantu peneliti-peneliti berikutnya jika meneliti hal yang sesuai dengan masalah yang peneliti angkat.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Untuk membatasi masalah dalam penelitian ini, maka penelitian difokuskan pada aspek Self Control dan Zikir Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Santri Asrama Putra Hamzanwadi Pancor. Hal ini dikarenakan agar penelitian tidak keluar dari apa yang diteliti. Sedangkan setting atau lokasi yang dijadikan subjek penelitian ini adalah Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Pondok Pesantren Darunnahdlatain Pancor (ASRAMA PUTRA HAMZANWADi PANCOR).
E. Telaah Pustaka
kajian pustaka berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap “Self Control dan Zikir Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Santri Asrama Putra Hamzanwadi Pancor” maka perlu kiranya dilakukan telaah study yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini dimaksud untuk melihat sumber sumber yang di jadikan rujukan dalam penelitian ini dan sekaligus sebagai upaya menghindari duplikasi terhadap penelitian ini.
1. Skripsi Riswan Andika yang berjudul”Pembinaan Kedisiplinan Shalat Berjamaah di Dayah Darul Ulum Abu Lueng Ie Aceh Besar”.
Berfokus pada :
a. Pendekatan apa saja yang ditempuh dalam pembinaan shalat berjamaah di dayah darul ulum abu lueng ie ?
b. Strategi apa yang digunakan oleh teungku dalam pembinaan shalat berjamaah di dayah darul ulum abu lueng ie ?
Didalam skripsi Riswan andika “Pembinaan Kedisiplinan Shalat Berjamaah di Dayah Darul Ulumabu Lueng Ie Aceh Besar”
menyimpulkan :
a. Pembinaan shalat fardu berjamaah di Dayah Darul Ulum dilakukan dengan pendekatan keteladanan tengku, pembiasaan, pengajaran, menasehati, mendisiplinkan dan memberi sanksi bagi yang melanggar kedisiplinan.
b. Strategi peningkatan pembiasaan shalat berjamaah pada santri di Dayah Darul Ulum adalah dengan memberi peringatan kepada santri yang tidak shalat berjamaah secara berjamaah (hukuman dalam bentuk lisan).
c. Faktor-faktor pendukung peningkatan pembiasaan shalat berjamaah pada santri di Dayah Darul Ulum adalah adanya tata tertib dayah yang ditindak lanjuti dengan adanya sanksi pelanggaran dengan tegas, seperti ditegur saat pertama tidak mengikuti shalat berjamaah.
2. Jurnal Machfud Syaefudin yang berjudul “Pembentukan Kontrol Diri Siswa dengan Pembiasaan Zikir Asmaul Husna dan Shalat Berjamaah”. Berfokus pada :
a. Ada pengaruh positif dan signifikan antara intensitas membaca Zikir Asmaul Husna terhadap kontrol diri siswa?
b. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kebiasaan melakukan shalat dzuhur berjamaah terhadap kontrol diri siswa?
Didalam jurnal machfud syaefudin “Pembentukan Kontrol Diri Siswa dengan Pembiasaan Zikir Asmaul Husna dan Shalat Berjamaah” menyimpulkan :
a. Ada pengaruh yang signifikan antara intensitas membaca Zikir Al-asma’ul al-husna terhadap kontrol diri siswa MA di kota pekalongan. Hasil pengujian hipotesis nol (HO) pertama diterima. Nilai signifikansi t untuk variabel kebiasaan membaca asmaul husna adalah 0,056. Dan nilai tersebut lebih kecil dari probabilitas a yang ditetapkan yaitu 0,495 (0,495>0,05).
Dengan demikian pengujian menunjukkan HO diterima dan Ha hal ini berarti bahwa kebiasaan membaca asmaul husna berpengaruh positif terhadap kontrol diri siswa.
b. Ada pengaruh yang signifikan kebiasaan melakukan shalat dzuhur berjamaah terhadap kontrol diri pada siswa MA di kota pekalongan. Hasil pengujian hipotesis nol (HO) diterima. Nilai signifikasi t untuk variabel 100 melakukan shalat dzuhur berjamaah adalah berpengaruh positif terhadap kontrol diri siswa
c. Ada pengaruh yang signifikan antara intensitas membaca Zikir Asmaul husna dan kebiasaan dan kebiasaan melakukan shalat dzuhur berjamaah bersama sama berpengaruh positif terhadap kontrol diri pada siswa MA di kota pekalongan. Berdasarkan hasul uji regeresi linear berganda secara persial, dapat disimpulkan bahwa intensitas kebiasaan membaca asmaul husna berpengaruh positif dan signifikan terhadap kontrol diri siswa dengan nilai signifikasi sebesar 0,509. Sedangkan
kebiasaan melakukan shalat dzuhur berjamaah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kontrol diri siswa dengan nilai signifikansi sebesar 0,610. Dengan demikian “semakin tinggi intensitasdalam berzikir asmaul husna dan melakukan shalat dzuhur berjamaah siswa, maka makin tinggi pula tingkat kontrol diri pada siswa-siswi MA di kota pekalongan”.
3. Skripsi Muhammad Basori yang berjudul “Kedisiplinan Shalat Berjamaah dalam Pembinaan Akhlak Siswa di Sekolah Menengah Atas Pondok Modern Selamat Kendal” berfokus pada :
a. Bagaimana pelaksanaan Kedisiplinan Shalat Berjamaah dalam Pembinaan Akhlak Siswa di sekolah Menengah Atas Pondok Modern Selamat Kendal?
b. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Pelaksanaan Kedisiplinan Shalat Berjamaah dalam Pembinaan Akhlak Siswa di Sekolah Menengah Atas Pondok Modern selamat Kendal?
Di dalam skripsi Muhammad Basori “Kedisiplinan Shalat Berjamaah dalam Pembinaan Akhlak Siswa di Sekolah Menegah Atas Pondok Pesantren Modern Selamat Kendal” menyimpulkan :
a. Penelitian yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas Pondok Modern Selamat Kendal merupakan jenis penelitian lapangan (field research). Field reseach yaitu penelitin yang dilakukan dilapangan untuk mendapatkan data yang konkret dari data penelitian sebagai bahan laporan. Penelitian ini juga
menggunakan pendekatan kualitatif, yang mana pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain lain.
b. Pelaksanaan Kedisiplinan Shalat Berjamaah di Sekolah Menengah Atas Pondok Modern Selamat Kendal sudah berjalan dengan lancar. Hal ini dapat terlihat dari proses kegiatan shalat berjamaah di sana, semua civitas akademik wajib mengikuti kegiatan shalat berjamaah. Tidak hanya itu saja, perencanaan yang tersusun secara terstruktur, mulai dari guru, pihak asrama, serta karyawan yang lain ikut membantu mensukseskan kegiatan shalat berjamaah dengan tepat waktu.
Sementara itu banyak dari siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan shalat berjamaah. Kedisiplinan shalat berjamaah ini dalam pelaksanaanya akan membentuk akhlak mahmudah seperti ikhlas, tawadhu’, sabar, taat, sopan santun, saling menghargai dan menghormati (toleran), displin waktu, saling mempererat silaturrahmi, peduli, dan kontrol diri pada siswa.
c. Faktor pendukung Kedisiplinan Shalat Berjamaah dalam Pembinaan Akhlak di Sekolah Menengah Atas Pondok Modern Selamat Kendal seperti kinerja guru, pihak asrama dan karyawan yang berpengalaman dan bertanggung jawab dalam
segi perencanaan, penggerakan, pengarahan, pelaksanaan, dan pengevaluasikan program kedisiplinan shalat berjamaah dalam pembinaan akhlak siswa.
Tabel 1.1 Analisis Telaah Pustaka
No Penelitian dan Judul Kerangka Teori Perbedaan Persamaan Kesimpulan 1. Riswan andika “pembinaan
kedisiplinan shalat berjamaah di dayah darul ulum abu lueng ie aceh besar”.
Kedisiplinan. Perbedaan terletak pada fokus penelitian dan subjek penelitian.
Sama sama membahas kedisiplinan.
Strategi yang dipakai dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah shalat berjamaah, adalah melalui pendekatan pembiasaan, santri selalu dibiasakan diajak terus melaksanakan shalat berjamaah dengan tertib dan disiplin.
Dampaknya membuat santri akan terbiasa melaksanakan shalat secara berjamaah, diharapkan nanti di rumah santri menjalankan shalat berjamaah bersama keluarganya atau pergi ke masjid dekat rumahnya.
2. Machfud syaedin “pembentukan kontrol diri siswa dengan
pembiasaan zikir asmaul husna dan shalat berjamaah”.
Pendekatan kontrol diri dan te zikir.
Perbedaan terletak pada fokus penelitian dan subjek penelitian.
Sama sama membahas pendekatan kontrol diri dan zikir.
Berdasarkan hasil uji regeresi linear berganda secara persial,dapat disimpulkan bahwa intensitas kebiasaan membaca asmaul husna berpengaruh positif dan signifikan terhadap kontrol diri siswa dengan nilai signifikasi sebesar 0,509.
Sedangkan kebiasaan melakukan sholat dhuhur berjamaah
nilai signifikansi sebesar 0,610.
Dengan demikian “semakin tinggi intensitas dalam berdzikir asmaul husna dan melakukan shalat dhuhur berjamaah siswa, maka semakin tinggi pula tingkat kontrol diri pada siswa-siswi MA di kota
pekalongan”.
3. Muhamad Basori “kedisiplinan shalat berjamaah dalam
pembinaan akhlak siswa di sekolah menengah atas pondok modern selamat kendal”.
Kedisiplinan. Perbedaan terletak pada fokus penelitian dan subjek penelitian.
Sama sama membahas kedisiplinan.
Pelaksanaan program kedisiplinan shalat berjamaah lima waktu sangat menyokong bagaimana akhlak siswa nantinya. Hal ini karena shalat merupakan barometer amal seseorang, yaitu sebagai penentu baik buruknya amalan lain. Shalat memiliki kekuatan sebagai benteng diri, menjauhkan manusia dari perbuatan keji dan munkar. Jika shalatnya baik, seluruh amalnya punakan menjadi baik, sebaliknya, jika shalatnya buruk, maka seluruh amalnya pun buruk. Kualitas dan intensitas amal saleh dan ibadah lainya menjadi kurang bermakna jika ibadah shalat seseorang tidak sempurna apalagi terabaikan.
F. Kerangka Teori 1. Self Control
a. Pengertian self control
kontrol diri (self control) adalah pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Pengertian yang dimaksud menekankan pada kemampuan dalam mengelolah yang perlu di berikan sebagai bekal untuk membentuk pola perilaku pada individu yang mencakup dari keseluruhan proses yang membentuk dalam diri individu yang berupa pengaturan fisik, psikologis, dan perilaku.
Kontrol diri adalah kemampuan individu untuk menentukan perilakunya berdasarkan standar tertentu seperti moral, nilai, dan aturan di masyarakat agar mengarah pada perilaku yang positif yang menguntungkan individu.7
Kontrol diri merupakan tingkah laku yang berfokus pada keberhasilan menangkal pengerusakan diri, mengubah diri pribadi, perasaan mandiri atau bebas dari pengaruh orang lain, perasaan mampu pada diri sendiri, kemampuan untuk memisahkan perasaan dan pikiran rasional, kebebasan menentukan tujuan, dan prilaku yang terfokus pada tanggung
7 Mohammad Arif Sentana, “Agresifitas dan Kontrol Diri Pada Remaja di Banda Aceh”, jurnal Vol. 06, Nomor 02, November 2017, hlm. 52.
jawab atas diri pribadi.8
Kontrol diri adalah kemampuan individu untuk memodifikasi prilaku, kemampuan individu dalam mengelola informasi yang diinginkan dan yang tidak diinginkan, dan kemampuan individu untuk memilih salah satu tindakan berdasarkan sesuatu yang di yakini.
Dapat di simpulkan bahwa kontrol diri sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa arah konsekuensi positif serta merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan di gunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat dilingkungan sekitarnya.
b. Ciri-ciri Self Control
Adapun ciri-ciri self control adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan mengontrol perilaku, yaitu kemampuan untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi.
2. Kemampuan mengontrol situasi/keadaan.
3. Kemampuan mengantisipasi peristiwa.
4. Kemampuan menafsirkan peristiwa.
c. Aspek aspek self control
aspek-aspek kontrol diri menurut Averil yang dikutip oleh Juli
8 Moh. Chablul Chaq,” Religiusitas, Kontrol Diri dan Agresivitas Verbal Remaja”, jurnal psikologi Vol. 27, Nomor 02, Desember 2018, hlm. 24.
Yanti Harahap terdiri dari kontrol perilaku (behavior control), kontrol kognitif (cognitive control), dan kontrol dalam mengambil keputusan (decesional control).
1. Kontrol perilaku (behavior control)
Kontrol perilaku merupakan kesiapan tersedianya suatu respon yang secara langsung dapat digunakan untuk mengambil suatu tindakan guna menghindari situasi yang tidak menyenangkan dan mengurangi dampak dari situasi tersebut. Kemampuan mengontrol perilaku ini dibagi menjadi dua komponen yaitu kemampuan mengatur pelaksanaan dan kemampuan memodifikasi stimulus.
2. Kemampuan mengatur pelaksanaan
Merupakan kemampuan yang dimiliki individu untuk menentukan siapa yang mendalikan situasi atau keadaan.9
3. Kemampuan memodifikasi stimulus
Merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi.
4. Kontrol kognitif
Merupakan kemampuan individu dalam mengelola informasi yang tidak diinginkan. Kontrol kognitif terdiri dari dua komponen yaitu:
a. Memperoleh informasi
Indivimdu dapat memperoleh informasi berdasarkan kejadian
9 Juli Yanti Harahap,” Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Ketergantungan Internet di Pustaka Digital Perpustakaan Daerah Medan”, jurnal Vol. 03, No.02, Juli 2017, hlm.139.
atau pengalaman yang dialaminya.
b. Melakukan penilain
Individu berusaha menilai serta menafsirkan keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi positif secara subjyektif.
5. Kontrol dalam pengambilan keputusan
Merupakan kemampuan individu untuk menetapkan suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujui.
d. Faktor yang mempengaruhi self control
pembentukan kontrol diri pada individu dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor internal
faktor internal merupakan faktor yang berasal dari individu itu sendiri. Semakin bertambahnya usia individu maka akan semakin baik kemampuan kontrol diri dari individu tersebut.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu. Dalam hal ini, lingkungan keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pembentukan kontrol diri pada individu. 10 e. Fungsi self control
Kontrol diri pada individu memiliki beberapa fungsi yaitu:
1. Membatasi perhatian individu kepada orang lain.
10 Ramadona Dwi Marsela,” Kontrol Diri : Definisi dan Faktor”, jurnal Vol. 03, No. 02, Agustus 2019, hlm. 67.
2. Membatasi keinginan individu untuk mengendalikan orang lain.
3. Membatasi individu untuk bertingkah laku negatif.
4. Membantu individu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara seimbang.
2. Zikir
a. Pengertian zikir
Dzikir dari segi bahasa berasal dari kata dzakara, yadzkuru, dzukr/dzikr yang berarti menyebut, mengingat dan peringatan.
Yang secara istilah berarti mengingat Allah dengan hati, dengan ucapan atau ingatan yang mensucikan dan membersihkan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak untuknya dengan puji-pujian dan sifat yang sempurna yang menunjukkan kebesaran dan kesempurnaan- Nya. Diantaranya dengan membaca Al-Qur’an, Bertasbih (subhanllah), Tahlil (la ilaha illah), Tahmid (alhamdulillah),Takbir (Allah Akbar), Hawqalah (la hawlawala quwwata illa billah), Hasbalah (hasbiyallah), dan membaca do’a- do’a ma’tsur yang diterima Nabi Saw, ataupun dengan menyebut asma-asma Allah. 11
Secara bahasa kata dzikir bisa bermakna menyebut, mengucapkan, mengagungkan, menyucikan, mengingat, mengerti, memperingatkan, memberi nasihat, dan menjaga.
Secara istilah dzikir diartikan dengan menyebut dan
11 Wirayudha Pramana Bhakti,” Pembentukan Kontrol Diri Siswa dengan Pembiasaan Zikir Asmaul Husna dan Shalat Berjamaah”, Jurnla Peurawi Vol. 03, No. 01, 2020, hlm. 84.
mengingatnya seorang hamba pada Allah Azza Wa Jalla dengan cara menyebut, membicarakan, memberitakan, mengingat kebesaran dan kesucian dzat Allah, sifat-sifat-Nya, hukum-hukum- Nya, dengan membaca al-Qur’an atau fenomena alam, berdoa, memuji-Nya, menyucikanya, membaca tahmid, tauhid, bersyukur dan mengagungkan-Nya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dzikir adalah segala aktifitas amal ketaatan, ibadah dan ketakwaan seorang hamba kepada Allah Swt. Hanya saja secara khusus dzikir dimaknai dengan meneyebut dan mengingat Allah dengan bacaan- bacaan tertentu baik yang ma’tsur maupun yang tidak ma’tsur, baik dengan lisan maupun dengan hati atau gabungan dari lisan dan hati baik yang terikat dengan waktu ataupun yang tidak terikat pada tempat, waktu, dan cara cara tertentu.
b. Keutamaan Dzikir
keutamaan bagi orang yang berdzikir kepada Allah SWT antara lain sebagai berikut:
1. Dzikir sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
2. Dzikir sebagai obat penyembuh segala penyakit.
3. Dzikir sebagai penentram bathin
4. Dzikir sebagai pengangkat derajat manusia.
5. Dzikir sebagai tanda seorang hamba cinta kepada Allah.
6. Dzikir sebagai sarana memperoleh syafa’at Rasul SAW.12 c. Bentuk- Bentuk Dzikir
Bentuk bentuk Dzikir di bagi atas empat bagian antara lain sebagai berikut :
1) Dzikir Qalbiyah, yaitu merasakan kehadiran Allah.
2) Dzikir Aqliyah, yaitu kemampuan menangkap bahasa Allah dibalik setiap gerak alam ini.13
3) Dzikir Lisan, buah dari dzikir hati dan akal.
4) Dzikir Amaliyah, yaitu takwa sebagai puncak dzikir.
d. Manfaat Dzikir
Adapun manfaat Dzikir kepada Allah SWT di antaranya:14 1) Zikir akan menimbulkan kecintaan kepada Allah SWT.
2) Dzikir merupakan media untuk kembali kepada Allah SWT.
3) Dzikir akan mendekatkan diri kepada Allah.
4) Dzikir akan meningkatkan derajat manusia di sisi Allah.
5) Cahaya dzikir itu akan selalu menyertainya baik ketika hidup di dunia, di alam kubur, maupun kelak saat ia jalan melintasi shirat.
e. Adab atau tata cara berdzikir
1) Berdzikir dalam keadaan suci dan bersih.
12 A. Fatoni, Integrasi Zikir dan Pikiran”, (Lombok Tengah : Forum Pemuda Aswaja, 2020), hlm. 6-19.
13 Syafrudin,” Pendidikan Karakter Melalui Aktivitas Zikir”, jurnal, Vol. 4, No. 3, November 2017, hlm. 293-294.
14 Arman yurisaldi saleh, berzikir untuk kesehatan syaraf, (jakarta: Hikaru Publishing, 2018), hlm.32.
2) Pada waktu berdzikir hendaknya menghadapkan dirinya ke arah kiblat dengan khusu’, penuh ketenangan dan ketundukan.
3) Hendaknya menghadirkan hatinya, memahami maknanya dan merenungkan maknanya.
4) Tidak tergesa-gesa karena mengejar kuantitas banyaknya dzikir.
5) Cukup memperdengarkan pada diri sendiri (kecuali jamaah).15
3. Kedisiplinan
a. Pengertian Kedisiplinan
Kata disiplin berasal dari bahasa latin “discipline” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Disiplin merupakan salah satu dari sekian banyak upaya untuk memperbaiki perilaku individu sehingga taat dan patuh pada aturan, hukum atau norma yang berlaku. Disiplin sering disebut sebagai sikap mental seseorang yang mengandung kerelaan mematuhi, ketentuan, peraturan, dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. Tanggung jawab, baik yang berhubungan dengan waktu maupun terhadap kewajiban dan hak.16
15 Abdul Hafidz,” Konsep Dzikir dan Doa Perspektif Al-Qur’an”, jurnal pendidikan, Vol.
06, No. 01, Juni 2019, hlm. 67.
16 Muhammad Arifin,” Strategi Manajemen Perubahan dalam meningkatkan Disiplin di Perguruan Tinggi”, jurnal, Vol. 3, No. 1, Maret 2017, hlm. 124.
Jadi kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetian, keteraturan, dan atau ketertiban. Maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya.
b. Macam-Macam Kedisiplinan
Uraian diatas, dirumuskan macam-macam kedisiplinan yaitu:
1. Disiplin diri
Disiplin diri yaitu apabila peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan itu hanya berlaku bagi diri seseorang.
2. Disiplin social
Disiplin social adalah apabila ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan itu harus dipatuhi oleh orang banyak atau masyarakat.
3. Disiplin nasional
Disiplin nasional adalah apabila peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan itu merupakan tata laku bangsa atau norma kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus dipatuhi oleh
seluruh rakyat.17
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Beberapa factor yang mempengaruhi disiplin adalah sebagai berikut:
1. Kesadaran diri, berfungsi sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya.
2. Pengikut dan ketaatan, sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya.
3. Alat pendidikan, untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai yang ditentukan dan diajarkan.
4. Hukuman, sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.18
d. Tujuan Kedisiplinan
Adapun tujuan kedisiplinan antara lain sebagai berikut:
1. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
2. Mendorong individu melakukan yang baik dan benar.
17 Ika Ernawati,” Pengaruh Layanan Informasi dan Bimbingan Pribadi Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas XII Ma Cokroaminoto Wanadadi Banjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015,” jurnal, Vol. 1, No. 1, Desember 2016, hlm. 7.
18 Deci Nansi,” Hubungan antara Regulasi Emosi dengan Perilaku Disiplin Santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Qodratullah Langkan”, jurnal psikologi islam, Vol. 02, No.
01, hlm. 21.
3. Membantu individu memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkunganya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah.
4. Kedisiplinan diterapkan tanpa menunjukkan kelemahan, tanpa menunjukkan amarah dan kebencian, kalau perlu dengan kelembutan agar para pelanggar kedisiplinan menyadari bahwa disiplin itu diterapkan demi kebaikan dan kemajuan dirinya.
5. Kedisiplinan mesti diterapkan seara tegas, adil dan konsisten.
e. Aspek-aspek Disiplin
Aspek disiplin menurut Hasibuan menekankan disiplin dalam 3 bidang diantaranya19:
1. Ketetapan
Ketetapan merupakan hal yang sangat signifikan dalm mencapai tujuan, karna dengan ketepatan setiap apa yang dilakukan tidak sia-sia dan sesuai dengan yang direncanakan.
2. Mengerjakan Pekerjaan Dengan Baik
Pekerjaan merupakan rangkaian perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang menghasilkan sesuatu yang dapat dinikmati, baik langsung maupun tidak langsung, baik hasil berupa jasa maupun barang.
3. Mematuhi Peraturan Dan Norma Yang Berlaku
Setiap wilayah atau tempat. Baik itu rumah, sekolah,
19 Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1997).
tempat ibadah, tempat kerja, tempat hiburan dan lain sebagainya, pasti memiliki aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi orang-orang yang terlibat di dalamnya, hal ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang tertib demi bersama.
G. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena lebih menekankan pada makna dan proses daripada hasil suatu aktivitas. Untuk melakukan penelitian seseorang dapat menggunakan metode penelitian tersebut. Sesuai dengan masalah, tujuan, kegunaan dan kemampuan yang dimilikinya. Menurut Bagman dan Taylor dalam Sudarto mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.20
1. Pendekatan penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku . Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasi- informasi mengenai keadaan yang ada.21
20 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995), hlm 62.
21 Mardalis, “Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposa”, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), 26.
2. Subjek penelitian
Penelitian dilaksanakan di ASRAMA PUTRA HAMZANWADI PANCOR jl. Tgh. M. Zunuddin Abdul Majid, Pancor, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Subjek dalam penelitian ini adalah santri Asrama Putra Hamzanwadi Pancor.
Subjek penelitian ini berjumlah lima santri.
3. Jenis dan sumber data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif yaitu data yang tidak berupa angka-angka22, melainkan diuraikan dalam bentuk kalimat. Adapun data kualitatif meliputi :
a. Data tentang gambaran umum mengenai objek penelitian b. Data lain yang tidak berupa angka
Adapun jenis-jenis dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari informan yaitu orang yang berpengaruh dalam proses perolehan data atau bisa disebut key member yang memegang kunci sumber data penelitian ini, karena informan benar-benar tahu dan terlibat dalam program meningkatkan kedisiplinan pada santri di Asarama Putra HAMZANWADI Pancor. Adapun yang menjadi informan dalam
22Sutrisno Hadi, “Metodologi Research”, (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM, 1987), hlm 66.
penelitian ini antara lain : Pengasuh Asrama Putra HAMZANWADI Pengurus Asrama dan beberapa santri Asrama Putra HAMZANWADI. Penetapan informan ini dilakukan dengan mengambil orang yang telah terpilih oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel atau memilih sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Hal tersebut dinamakan teknik purposivesampling yaitu sampel dipilih dengan cermat hingga relevan dengan design penelitian. Peneliti akan berusaha agar dalam sampel itu terdapat wakil-wakil dari segala lapisan populasi sehingga dapat dianggap cukup representative.23 Data sekunder yaitu data atau informasi yang di peroleh bukan dari sumber atau responden, tetapi data yang di peroleh adalah dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu dari buku-buku litelature ataupun dokumen-dokumen yang sesuai dengan penelitian yang akan di teliti.
4. Tekhnik Pengumpulan Data
Pada tahap penelitian ini agar diperoleh data yang valid dan bisa di pertanggung jawabkan, maka data diperoleh melalui :
a. Wawancara
Wawancara sebagai upaya mendekatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada informan. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh
23S. Nasution, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm. 99.
dengan jalan bertanya langsung. Adapun wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak berstruktur, dimana di dalam metode ini memungkinkan pertanyaan berlangsung luwes, arah pertanyaan lebih terbuka, tetap fokus, sehingga diperoleh informasi yang kaya dan pembicaraan tidak kaku.
b. Observasi Langsung
Observasi langsung adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik. Observasi harus dilakukan secara teliti dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang bisa diandalkan, dan peneliti harus mempunyai latar belakang atau pengetahuan yang lebih luas tentang objek penelitian, mempunyai dasar teori dan sikap objektif.24 Observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti bisa direalisasikan dengan cara mencatat berupa informasi yang berhubungan dengan kedisiplinan yang dilakukan di Asrama Putra HAMZANWADI Pancor. Dengan observasi secara langsung, peneliti dapat memahami konteks data dalam berbagai situasi, maksudnya dapat memperoleh pandangan secara menyeluruh. Untuk itu peneliti dapat melakukan pengamatan secara langsung dalam mendapatkan bukti yang terkait dengan objek penelitian.
c. Dokumen
Yaitu proses melihat kembali sumber-sumber data dari dokumen yang ada dan dapat digunakan untuk memperluas data-data yang telah
24Soeratno, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : UUP AMP YKPN, 1995), hal 99.
ditemukan. Adapun sumber data dokumen diperoleh dari lapangan berupa arsip, dan dokumen lain yang berhubungan dengan fokus penelitian.
5. Tekhnik Analisa Data
Tahap menganalisa data adalah tahap yang paling penting dan menentukan dalam suatu penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa dengan tujuan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Selain itu data diterjunkan dan dimanfaatkan agar dapat dipakai untuk menjawab masalah yang diajukan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini berlandaskan pada analisa induktif. Peneliti berusaha merumuskan pernyataan atau abstraksi teoritis lebih umum mendasarkan peristiwa menurut Denzim yang dikutip oleh Dedy Mulyana, induksi analisis yang menghasilkan proposisi-proposisi yang berusaha mencakup setiap kasus yang dianalisis dan menghasilkan proposisi interaktif universal. Salah satu ciri penting induksi analisis adalah tekanan pada kasus negatif yang menyangkut proposisi yang dibangun peneliti.Analisis ini dilakukan berdasarkan pengamatan di lapangan atau pengalaman empiris berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi kemudian disusun dan ditarik kesimpulan.25 Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teori dari Averil yang dikutip dalam Juli Yanti Harahap pada aspek Self
25 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm 145
Control. diantaranya, kontrol perilaku, kontrol kognitif, dan kontrol pengambilan keputusan.26
6. Tekhnik Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memperoleh tingkat keabsahan data, teknik yang digunakan antara lain:
a. Ketekunan pengamatan, yakni serangkaian kegiatan yang dibuat secara terstruktur dan dilakukan secara serius dan berkesinambungan terhadap segala realistis yang ada di lokasi penelitian dan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur di dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau peristiwa yang sedang dicari kemudian difokuskan secara terperinci dengan melakukan ketekunan pengamatan mendalam. Maka dalam hal ini peneliti diharapkan mampu menguraikan secara rinci berkesinambungan terhadap proses bagaimana penemuan secara rinci tersebut dapat dilakukan.
b. Triangulasi data, yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data yang terkumpul untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data tersebut. Hal ini dapat berupa penggunaan sumber, metode penyidik dan teori27. Dari berbagai teknik tersebut cenderung menggunakan sumber, sebagaimana disarankan oleh Patton yang berarti
26 Juli Yanti Harahap, “Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Ketergantungan Internet di Pustaka Digital Perpustakaan Daerah Medan”, Jurnal Vol. 03, No.02, Juli 2017, hlm.139.
27Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualaitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 135.
membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu data yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Untuk itu keabsahan data dengan carasebagai berikut :
1) Membandingkan hasil wawancara dan pengamatan dengan data hasil wawancara
2) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan
3) Membandingkan apa yang dikatakan orang secara umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. Yang ingin diketahui dari perbandingan ini adalah mengetahui alasan-alasanapa yang melatarbelakangi adanya perbedaan tersebut (jika ada perbedaan) bukan titik temu atau kesamaannya sehingga dapat sehingga dapat dimengerti dan dapat mendukung validitas data.
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan skripsi berjudul Self Control dan Zikir dalam Meningkatkan Kedisiplinan Santri (Studi di Asrama Putra Hamzanwadi Pancor) terdiri atas :
BAB I Pendahuluan yang menguraikan tentang : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II Paparan Data dan Temuan yang menguraikan tentang : gambaran umum lokasi penelitian, apa saja factor-faktor penyebab kurangnya disiplin pada santri Asrama Putra Hamzanwadi Pancor dan bagaimanakah self control dan terapi zikir dalam meningkatkan kedisiplinan pada santri Asrama Putra Hamzanwadi Pancor.
BAB III Pembahasan menguraikan tentang : analisis terkait factor- faktor penyebab kurangnya disiplin pada santri Asrama Putra Hamzanwadi Pancor dan bagaimanakah self control dan zikir dalam meningkatkan kedisiplinan pada santri Asrama Putra Hamzanwadi Pancor.
BAB IV Penutup yang menguraikan tentang : kesimpulan dan saran.
37 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis Asrama Putra Hamzanwadi Pancor.
Asrama Putra Hamzanwadi Pancor terletak di kelurahan Pancor Lauk Masjid Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat (NTB). Adapun Letak Geografis Asrama Putra Hamzanwadi Pancor adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Barat : MA Mu’alimin NW Pancor b. Sebelah Timur : MTs NW Pancor
c. Sebelah Utara : Asrama Putri Hamzanwadi Pancor d. Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk
Letak geografis Asrama Putra Hamzanwadi Pancor memang sangat strategis sebagai sebuah lembaga pendidikan, dimana lokasinya terletak di tengah-tengah Dusun Pancor Lauk Masjid sehingga memungkinkan untuk mengembangkan lembaga pendidikan tanpa harus berhadapan dengan permasalahan transportasi, informasi dan teknologi.
a. Visi dan Misi 1. Visi
Menjadikan asrama terkemuka dalam penyelenggaraan pendidikan dan unggul dalam pengamalan ajaran islam.
2. Misi
a) Mengembangkan pembelajaran yang berkualitas dan menumbuhkan keteladanan yang islami.
b) Bersikap santun untuk menuju sikap yang berakhlak mulia.
c) Mengupayakan terbentuknya berbagai kecerdasan kepribadian yaitu tekad tulus tekun tuntas (TETU TETU).
d) Mewujudkan kebiasaan positif yang berlandaskan nilai-nilai islam.
e) Menumbuhkan cara berpikir kreatif dan berwawasan luas.
f) Melaksanakan praktik-praktik ibadah, bimbingan membaca Al- Qur’an, tahfizul qur’an, bimbingan cara membaca kitab kuning, bimbingan kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional sebagai wahana pemahaman terhadap nilai-nilai islam.
b. Program Unggulan
1) Pembinaan Al-Qur’an : Tahfidz, Tafsir, Fahmil, dan Syarhil Al-Qur’an.
2) Pembinaan Kitab Kuning : Nahwu, Sharaf, Balaghah, Qawa’id, Taklim dan Qiro’atul Qutub.
3) Pembinaan Bahasa : Debat, Pidato dan Komunikasi tiga bahasa (Arab, Inggris, Indonesia).
4) Pembinaan Seni Islami : Kaligrafi, Tilawah, Hadroh, Qasidah, Teater dan Puisi.
5) Pembinaan Olahraga : Sepak bola, Futsal, Badminton dan Karate
6) Pembinaan Karakter : Sholat Berjama’ah, Tahajjud, Dhuha dan Pramuka.
7) Pembinaan Akademik : Olimpiade Matematika, Karya ilmiah Remaja (KIR).
c. Fasilitas dan Sarana
1) Tenaga pendidik yang professional.
Tenaga pendidik yang professional bertujuan untuk melaksanakan system pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu dan bertanggung jawab.
2) Ruang belajar yang refresentatif.
Di Asrama Putra Hamzanwadi Pancor terdapat ruang belajar yang refresentatif sehingga santri-santrinya mampu memaksimalkan produktivitas kerja.
3) Asrama bagi santri dan santriwati.
Asrama Putra Hamzanwadi Pancor menyediakan asrama bagi santri-santriwati yang aman dan bersih supaya santri-santriwati nyaman tinggal di asrama.
4) Aula dan Mushalla yang memadai.
Aula dan Mushalla digunakan oleh santri dan santriwati untuk beribadah terutama shalat berjamaah dan kegiatan-kegiatan lainya.
5) Laboratorium Computer (Multimedia).
Terdapat ruangan khusus untuk Laboratorium Computer dan terdapat 30 komputer yang digunakan untuk praktikum komputer bagi santri-santriwati.
6) Perpustakaan.
Perpustakaan bertujuan untuk sarana berbagai macam buku, guna memperluas ilmu pengetahuan santri dan santriwati tentang pengetahuan agama dan umum.
7) Fasilitas Olahraga.
Fasilitas olahraga yang sangat memadai sehingga mempermudahkan santri dan santriwati dalam mengasah bakatnya dibidang olahraga.
8) Koperasi Santri.
Asrama Putra Hamzanwadi Pancor menyediakan koperasi dengan tujuan mempermudah santri dan santriwati melengkapi kebutuhan sehari hari.
9) Dapur.
Di asrama memiliki dapur yang digunakan oleh santri dan santriwati untuk menyiapkan makanan para santri yang disiapkan oleh ibu dapur.
d. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Adapun tujuan secara khusus sesuai dengan visi dan misi sekolah adalah :
1) Beriman dan bertakwa kepada Alloh Swt.
2) Berilmu, beradab, kreatif, onovatif, dan percaya diri.
3) Toleran, demokratis, dan bertanggung jawab.
2. Fasilitas asrama putra Hamzanwadi Pancor.
a. Kamar tidur, di asrama putra Hamzanwadi mempunyai 5 kamar tidur yang sangat luas dan masing-masing kamar terdiri dari 20 santri.
b. Mushalla, mushalla digunakan oleh santri setiap hari untuk kegiatan ibadah seperti : shalat berjamaah, qiro’atul qutub, tahfiz, pidato tiga bahasa dan hadrah.
c. Dapur, asrama putra Hamzanwadi memiliki dapur yang digunakan oleh santri untuk menyiapkan makanan para santri yang disipkan oleh ibu dapur asrama putra Hamzanwadi Pancor.28
3. Hak dan kewajiban santri di asrama putra Hamzanwadi Pancor.
a. Hak Santri di asrama
1) Berhak mendapatkan makan sebanyak 3 kali dalam sehari.
2) Berhak mendapatkan fasilitas asrama seperti, tempat tidur, air bersih dan listrik.
3) Berhak mendapatkan perawatan ketika santri sedang sakit.
4) Berhak mendapatkan istirahat sesuai dengan waktu yang ditentukan di asrama.
28 Dokumentasi 23 Mei 2021.
5) Berhak mendapatkan solusi ketika ada masalah yang di alami oleh santri.29
b. Kewajiban Santri di asrama
1) Santri wajib melaksanakan kegiatan di asrama dengan penuh aktif dan disiplin. Seperti kegiatan ibadah, ta’lim, lughoh, khitobah, nadzofah dan olahraga.
2) Santri diwajibkan memiliki Al-Qur’an, Hizib, Al-Barzanji dan buku Do’a.
3) Santri diwajibkan menggunakan pakain dengan rafi, indah dan berciri khas pondok pesantren seperti baju lengan panjang, baju takwa, jubbah, celana kain panjang, sarung dan peci.
4) Santri diwajibkan menjaga keamanan, kenyamanan, ketenangan, kedamaian serta memelihara asrama dengan baik dan penuh tanggung jawab.
5) Santri diwajibkan mengeluarkan iuran sebesar Rp. 2.000 perbulan guna untuk keperluan santri di asrama.
6) Santri diwajibkan membudayakan ucap salam sesama teman asrama.
7) Santri diwajibkan membawa buku sewaktu tidak ada kegiatan pada sore hari guna melatih kebiasaan membaca.
8) Santri diwajibkan memakai baju taqwa ketika shalat berjamaah.
29 Dokumentasi, 24 Mei 2021.
9) Santri diwajibkan memiliki sandal jepit dengan warna yang telah ditentukan oleh pengurus asrama.
10) Santri diwajibkan berpuasa pada hari senin dan kamis.
c. Larangan santri di asrama putra hamzanwadi pancor.
1) Santri dilarang keluar asrama atau pulang kampong tanpa izin dari pengasuh.
2) Santri dilarang menambah libur atau mendahulukan libur, apabila santri diliburkan dari asrama.
3) Santri dilarang memiliki rambut panjang melebihi dari satu senti.
4) Santri dilarang menginap diluar asrama dengan alasan apapun.
5) Santri dilarang keluar halaman asrama pada waktu istirahat malam.
6) Santri dilarang memasukkan tamu kedalam kamar asrama.
7) Santri dilarang menerima tamu kecuali pada hari yang telah ditentukan yaitu pada hari jum’at.
8) Santri dilarang membawa hand phone, leptop dan senjata tajam.
9) Santri dilarang merokok didalam maupun di luar asrama.
10) Santri dilarang berpacaran.
11) Santri dilarang membawa pakaian ketat bolong tempelan dan celana jean.
12) Santri dilarang mencemarkan nama baik asrama dan madrasah.
13) Santri dilarang beraktifitas ketika sudah masuk sholat lima waktu.
14) Santri dilarang mandi bersama tanpa menggunakan basahan salinan.
15) Santri dilarang sarapan, makan siang, dan makan malam selain waktu yang telah ditentukan.
d. Kegiatan santri di asrama.
1) Kegiatan santri ba’da magrib.
Senin : membaca al-barzanji.
Selasa : tahfidz qur’an.
Rabu : tilawatil qur’an.
Kamis : kajian kitab fathul qorib.
Jum’at : membaca hiziban.
Sabtu : kajian kitab taklim mutallim.
Ahad : kajian kitab al-azkar.
2) Kegiatan santri ba’da isya.
Senin : membaca hadia ulami dan shalat tahajjud.
Selasa : malam pengurus (evaluasi) dan shalat tahajjud.
Rabu : syafaah oleh pengasuh asrama dan shalat tahajjud.
Kamis : kajian kitab tafsir dan shalat tahajjud.
Jum’at : sholat tahajjud.
Sabtu : sholat tahajjud.
Ahad : hadroh dan sholat tahajjud.
3) Kegiatan santri ba’da subuh
Senin : menghafal kosa kata bahasa arab.
Selasa : menghafal kosa kata bahasa inggris.
Rabu : belajar ilmu tajwid.