Universitas Muhammadiyah Riau
45 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Penerimaan khalayak terhadap sinetron ‘Cinta Suci’ di Desa Pendalian kabupaten Rokan Hulu terbagi menjadi tiga kategori yaitu:
Khalayak Ibu Rumah Tangga Berada di Dominant Hegemonic Position.
Informan yang diketegorikan pada Dominant Hegemonic Position berjumlah 3 orang, pada umumnya yang diketegorikan pada posisi ini adalah Ibu rumah tangga adapun alasan yang membuat mereka sering menonton sinetron ‘Cinta Suci’
adalah nilai positif yang ditampilkan, seperti budaya sosial dalam berkeluarga yang saling tolong menolong, kasih sayang, serta pengorbanan. Pada posisi ini informan menerapkan norma-norma yang diajarkan dalam sinetron ‘Cinta Suci’.
Latar Belakang Pendidikan Tamatan SMA Berada di Negotiation Position Informan pada Negotiation Position berjumlah 4 orang. Umumnya informan yang dikategorikan dalam posisi Negosiasi adalah informan yang memiliki latar belakang pendidikan tamatan SMA. Adapun alasan yang menyebabkan mereka menonton sinetron ‘Cinta Suci’ adalah sebagai hiburan saja dan rasa penasaran sama kelanjutan cerita sinetron ‘Cinta Suci’. Selain itu sinetron ‘Cinta Suci’
memberikan pengaruh negatif mengajarkan suatu perceraian, perkelahian dan sangat tidak mendukung untuk anak-anak zaman sekarang ataupun remaja. Pada posisi ini mereka menerima sinetron ‘Cinta Suci’ namun tidak menolak jika anaknya menonton sinetron ‘Cinta Suci’ dengan pengawasan orang tua.
Informan yang memiliki Pemahaman Etika Dan Budaya Lokal Berada di Oppositional Position. Informan yang dikategorikan pada Oppositional Position berjumlah 3 orang, informan yang dikategorikan dalam Oppositional Position adalah informan yang memiliki ilmu pengetahuan etika dan kebudayaan lokal yang cukup dan dipandang oleh masyarakat Desa Pendalian dan mereka menerima sinetron ‘Cinta Suci’ namun menolak untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Informan menilai sinetron ‘Cinta Suci’ adalah sinetron yang tidak dapat dijadikan contoh atau acuan bagi anak-anak atau remaja Indonesia, karena tidak sesuai dengan etika dan budaya yang ada di Indonesia seperti niali-nilai dan norma-norma yang berlaku di budaya ketimuran Indonesia
Universitas Muhammadiyah Riau
46 terlebih lagi Indonesia terkenal dengan kesopan santunan dan jiwa toleransi yag tinggi. Para informan menolak sinetron ‘Cinta Suci’.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian mengenai penerimaan masyarakat tentang sinetron ‘Cinta Suci’ (Analisis resepsi khalayak di Desa Pendalian Rokan Hulu) maka peneliti dapat memberikan saran atau masukan kepada khayak agar dapat memilih siaran yang bermanfaat dan tidak bermanfaat sehingga tidak menerima begitu saja apa yang disampaikan oleh tayangan televisi, begitupun bagi pembuatan kebijakan dan praktisi televisi dapat memberikan tanyangan atau siaran yang bermanfaat bagi khalayak. Bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian serupa dengan kajian yang berbeda.