• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

Pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa di SD Inpres 12/79 Bana Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa di SD Inpres 12/79 Bana Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone. Tesis ini berupaya memberikan gambaran dan informasi sejauh mana pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa di SD Inpres 12/79 Bana Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone.

Masalah Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoretis

Manfaat Praktis

Kompetensi Guru

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana dirinci dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No.

Kompetensi Pedagogik

Dari sudut pandang kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu: .. berdasarkan karakteristik peserta didik menentukan kompetensi yang ingin dicapai dan materi pembelajaran; dan menyiapkan kurikulum berdasarkan strategi yang dipilih.

Kompetensi Kepribadian

Kompetensi Sosial

Kompetensi Profesional

Misalnya, guru dapat memberikan informasi kepada orang tua tentang bakat, minat, dan kemampuan siswa. menggunakan konsep-konsep ilmiah dalam proses belajar mengajar. Beberapa ahli mengatakan bahwa konsep kompetensi profesional sebenarnya merupakan “payung”, karena mencakup seluruh kompetensi lainnya, sedangkan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam lebih tepat disebut penguasaan sumber materi pembelajaran atau sering kali merupakan bidang profesional. belajar.

Mengajar dan Mengembangkan Potensi Murid

Gaya guru dalam mengajar di kelas pada umumnya dipengaruhi oleh persepsinya sendiri dalam mengajar. Jika seorang guru mempunyai persepsi bahwa mengajar hanya sekedar menyampaikan ilmu, maka dalam mengajar, guru cenderung memposisikan siswa sebagai wadah yang diisi oleh guru. Ada pula guru yang melibatkan siswa dalam mengajar, memberikan peran besar kepada siswa untuk aktif sehingga guru dapat berperan sebagai fasilitator.

Merancang Pembelajaran yang Menarik

Dalam praktiknya, guru di kelas mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Guru memahami dan memahami keadaan siswa, mengabdikan dirinya sepenuhnya pada kelas, dan di samping itu guru juga memberikan kesempatan kemajuan dan perkembangan kepada seluruh siswa, tidak hanya siswa tertentu saja. Dalam proses pembelajaran, siswa harus bersiap secara positif agar merasa senang dan termotivasi untuk memperhatikan semua materi yang disampaikan oleh guru.

Membangun Pembelajaran Menarik

Rasa hormat dapat dicapai melalui rasa kepedulian yang mendalam terhadap siswa. "saling menghormati". Hubungan antara guru dan siswa inilah yang menjadi dasar terjalinnya tanggung jawab bersama dalam proses pembelajaran. Pembelajaran di kelas tidak akan menarik apabila guru dan siswa tidak menumbuhkan rasa optimis terhadap potensi yang dimiliki siswa.

Memahami Gaya Mengajar Guru adalah Gaya Belajar Murid kondisi umum para murid di sekolah sangatlah unik, perbedaan

Oleh karena itu, guru harus memahami perbedaan kemampuan siswa yang akan belajar sebelum proses pembelajaran, yaitu kecerdasan siswa yang beragam. Guru yang pandai menulis dan menuangkan gagasannya dalam bentuk karya tulis dipastikan banyak membaca, berdiskusi dan mengamati lingkungan sekitar.Menulis merupakan suatu keterampilan yang tidak dapat dipisahkan dari tugas pokoknya sebagai seorang pendidik. Guru yang sejati adalah guru yang tidak hanya memberikan petunjuk dan materi saja, namun guru juga merupakan pendidik yang mendidik kita dan menjadikan kita anak yang bermoral. G.

Hasil Belajar

Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui upaya sadar sistematis yang mengarah pada perubahan positif yang kemudian disebut proses pembelajaran. Penilaian hasil pembelajaran oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi inti) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian hasil belajar siswa tidak boleh dipengaruhi oleh subjektivitas penilaian, perbedaan agama, sosial ekonomi, budaya, bahasa, latar belakang gender dan hubungan emosional.

Penilaian guru terhadap hasil belajar bersifat terbuka, artinya tata cara penilaian dan dasar pengambilan keputusan mengenai hasil belajar siswa dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan. Penilaian pendidik terhadap hasil belajar merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. f) Komprehensif dan berkelanjutan. Penilaian hasil belajar peserta mencakup seluruh aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang tepat untuk memantau perkembangan kemampuan siswa. g) Bermakna.

Penilaian hasil pembelajaran oleh guru hendaknya mudah dipahami, bermakna, bermanfaat dan dapat dipantau oleh semua pihak terutama guru, siswa, orang tua dan masyarakat. h) Sistematis. Evaluasi hasil belajar oleh pendidik berlangsung secara terencana dan bertahap sesuai langkah baku. i) Bertanggung jawab. Penilaian hasil belajar oleh guru dapat diperhatikan baik dari segi teknik, prosedur maupun hasil. j) Berdasarkan kinerja.

Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, metode pembelajaran juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar.

Kerangka Pikir

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar antara lain belajar teratur dan hemat biaya, disiplin dan antusias, mempunyai aturan tentang kapan dan bagaimana membaca buku. Untuk memudahkan memahami alur penelitian ini, penulis membuat kerangka kerja yang disesuaikan dengan langkah dan strategi guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dengan melihat dan membaca kerangka tersebut kita dapat melihat gambaran apa yang dilakukan peneliti dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi peneliti yaitu rendahnya hasil belajar siswa di SD Inpres 12/79 Bana Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone.

Gambar 2.1 bagan kerangka pikirKompetensi guru, meliputi:
Gambar 2.1 bagan kerangka pikirKompetensi guru, meliputi:

Hipotesis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai suatu metode penelitian yang berlandaskan filosofi positivisme, yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu.” Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi, yaitu mengukur tingkat keeratan hubungan yang menentukan antara dua atau lebih individu. lebih banyak variabel yang dijelaskan oleh besar kecilnya koefisien korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa di SD Inpres 12/79 Bana Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone.

Variabel

Desain Penelitian

Penentuan besarnya populasi dalam suatu penelitian merupakan suatu langkah yang penting karena dalam populasi diharapkan akan diperoleh data-data yang diperlukan. Untuk memahami secara jelas populasi yang akan dijadikan objek penelitian, terlebih dahulu penulis memaparkan pengertian populasi berdasarkan rumusan beberapa ahli antara lain. Menurut Sugiyono, populasi adalah suatu wilayah umum yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah kumpulan unsur-unsur yang menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh komponen yang ada di lingkungan sekolah, seperti: kepala sekolah, guru, administrator dan siswa. Dalam penelitian perlu adanya apa yang disebut dengan sampel penelitian atau miniatur populasi sebagai contoh.

Dalam hal ini Sugiyono menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik populasi. Peneliti menetapkan kelas IV dan V sebagai sampel penelitian karena beberapa pertimbangan, antara lain: sampel yang dipilih dianggap paling cocok untuk dijadikan objek penelitian, dalam hal ini untuk menguji pengaruh kompetensi guru terhadap siswa. sedang belajar. hasil di SD Inpres 12/79 Bana. Sampel penelitian tersebut berjumlah 49 orang yang terdiri dari 1 orang guru kelas, 22 orang siswa kelas IV dan 26 orang siswa kelas V.

Tabel 3.2 keadaan populasi
Tabel 3.2 keadaan populasi

Definisi Operasional Variabel

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Angket (kuesioner) adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiono. Kuesioner jenis ini bersifat pilihan ganda yang berkaitan dengan topik yang telah dipelajari dalam pertemuan kelas Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV dan V SD Inpres 12/79 Bana Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian menyangkut perilaku manusia, proses kerja, fenomena alam dan jumlah responden yang diamati tidak terlalu banyak. Temuan penelitian akan lebih kredibel jika didukung oleh foto-foto atau artikel akademis dan karya seni yang ada.

Teknik Analisis Data

Hasil Penelitian

Gambaran Umun SD Inpres 12/79 Bana a. Letak Geografis

Jumlah siswa di SD Inpres 12/79 Bana mengalami penurunan, pada tahun ajaran 2016 tercatat jumlah siswa sebanyak 113 orang, dengan rincian laki-laki 55 orang dan perempuan 58 orang. Sedangkan jumlah pelajar yang tercatat pada tahun 2017 berjumlah 96 orang, laki-laki 46 orang dan perempuan 50 orang.

Tabel  4.1  keadaan  guru  SD  Inpres  12/79  Bana  tahun ajaran 2016/2017 menurut pendidikan dan jabatannya.
Tabel 4.1 keadaan guru SD Inpres 12/79 Bana tahun ajaran 2016/2017 menurut pendidikan dan jabatannya.

Deskripsi Data Penelitian

Guru harus benar-benar bertanggung jawab terhadap tugasnya karena guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mengajar dan mendidik siswanya. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada saat pembelajaran dimulai merupakan hal yang penting dilakukan guru karena akan menjadikan kegiatan belajar mengajar terfokus, jelas dan bermakna bagi siswa. Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 57,1% responden menjawab selalu, 36,7% menjawab sering, 4,1% menjawab kadang-kadang, dan 2% menjawab tidak pernah.

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 61,2% responden menjawab selalu, 28,6% menjawab sering, 8,2% menjawab kadang-kadang, dan sisanya 2% menjawab tidak pernah. Meringkas materi di akhir pembelajaran hendaknya dilakukan oleh seorang guru dengan menyederhanakan bahasa agar pokok-pokok yang ingin dicapai dapat dipahami oleh siswa. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa guru selalu menyelesaikan bahan ajar pada akhir pembelajaran.

Sangat penting bagi guru untuk mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas sebelum pembelajaran dimulai karena hal ini merupakan cara untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif. Tabel di atas menunjukkan 79,6% responden menjawab selalu, 16,3% menjawab sering, dan 4,1% menjawab kadang-kadang. Penilaian tugas yang diberikan kepada siswa merupakan suatu keharusan bagi guru untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran.

Jadual di atas menunjukkan bahawa 57.1% responden menjawab selalu, 30.6% kerap, 10.2% kadangkala dan 2% tidak pernah.

Table 4.1 penentuan skor nilai penelitian
Table 4.1 penentuan skor nilai penelitian

Pengolahan dan Analisis Data

Hal ini penting karena akan menciptakan suasana hangat dan akrab bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Tabel 4.22 nilai hasil belajar murid SD inpres 12/79 Bana (variabel y)
Tabel 4.22 nilai hasil belajar murid SD inpres 12/79 Bana (variabel y)

Interpretasi Data

Untuk derajat kebebasan 47, pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai sebesar 0,2759 dan pada taraf signifikansi 1% diperoleh nilai sebesar 0,3575. Membandingkan "rxy" dengan "rt" seperti diketahui memberikan nilai 0,6514 sedangkan rt masing-masing adalah 0,2759 dan 0,3675. Dengan demikian rxy atau “r” yang dihitung pengamat (ro) lebih besar dari “r” tabel (rt), maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara kompetensi guru (variabel x) terhadap hasil belajar siswa (variabel y). Kompetensi guru dalam kaitannya dengan hasil belajar siswa secara umum cukup baik berdasarkan hasil angket yang disebar kepada responden, bagaimana guru merancang pembelajaran, menyampaikan materi, bagaimana guru bersikap dan berpenampilan, menggunakan metode pembelajaran dan bagaimana guru memperlakukan siswa secara adil. Kompetensi guru di SD Inpres 12/79 Bana Kecamatan Bontoçani Kabupaten Bone secara umum cukup baik yaitu berdasarkan perhitungan rumus korelasi product moment diperoleh sebesar 0,6514 yang berada pada rentang interpretasi sedang).

Artinya kompetensi guru mempunyai pengaruh yang cukup baik terhadap hasil belajar siswa, hal ini menunjukkan bahwa kompetensi guru berpengaruh terhadap penentuan hasil belajar siswa di sekolah. Hasil belajar siswa SD Inpres 12/79 Bana Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone secara umum cukup baik dalam proses pembelajaran. Dengan demikian hipotesis kerja (Ha) diterima yang artinya “terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa di SD Inpres 12/79 Bana Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone.

Saran

Petunjuk Pengisian

Kemudian berikan jawaban dengan memberi tanda centang (√) pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan tingkat persetujuan Anda, dengan pilihan jawaban sebagai berikut.

Identitas Responden Nama

Pencernaan Makanan Organ yang menghasilkan enzim untuk membantu proses pencernaan kimiawi makanan disebut...

Gambar 1. upacara bendera
Gambar 1. upacara bendera

Gambar

Gambar 2.1 bagan kerangka pikirKompetensi guru, meliputi:
Tabel 3.2 keadaan populasi
Table 3.3 Keadaan Sampel
Tabel  4.1  keadaan  guru  SD  Inpres  12/79  Bana  tahun ajaran 2016/2017 menurut pendidikan dan jabatannya.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data yang didapatkan peneliti dilapangan sebelum melaksanakan penelitian yaitu dari 37 orang murid kelas V terdapat 27 atau 72,9% orang tidak mampu menentukan

Dari hasil tersebut diperoleh bahwa 36 siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Pallangga, siswa yang memperoleh skor kategori sangat rendah sebanyak 36 siswa 100 %, sedangkan skor rata-rata

Sedangkan pada siklus II dimana dari 41 murid terdapat 38 murid atau 92,68% telah memenuhi KKM dan secara klasikal sudah terpenuhi yaitu nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 85 atau

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keterampilan berbicara murid melalui murid kelas V SDN 18 Inpres Bababulo dapat ditingkatkan melalui peningkatan proses penggunaan metode poster

4 skor rata-rata pretest siswa melalui model STAD adalah 38,08 sangat rendah dengan standar deviasi 7,49, diperoleh 100% tidak mencapai ketuntasan individu, berarti ketuntasan secara

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keterampilan berbicara murid melalui murid kelas V SDN No.22 Kalukuang Kabupaten Jeneponto dapat ditingkatkan melalui peningkatan proses penggunaan

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan keluarga terhadap kepatuhan murid pada tata tertib sekolah dan prestasi belajar murid SD Negeri II Sungguminasa

Sangat penting, karna kami atau orang tua yang paling utama dan terutama dalam terbentuknya suatu sifat keagamaan anak yang baik, dan orang tua juga yang menentukan bahwa anak itu akan