Implementasi pengenalan nilai-nilai kelas dalam proses pembelajaran di SD Negeri 201 Tammu-Tammu Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penanaman nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran di Kelas IV SD Negeri 201 Tammu-Tammu Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Melihat permasalahan tersebut, penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi Nilai Karakter Dalam Proses Pembelajaran di SD Negeri 201 Tammu-Tammu Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros”.
Manfaat Praktis a) Bagi Guru
Kajian Pustaka
Penelitian Yang Relevan
Hakikat Penanaman Nilai Karakter a) Nilai
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara”. Ciri-ciri setiap individu berguna untuk hidup dan bekerja sama, seperti dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan negara”.
Sikap
Sekadar mengetahui apa yang benar tidak menjamin kita akan melakukan perbuatan baik. Ada enam aspek emosional yang harus dirasakan seseorang untuk menjadi pribadi yang berkarakter.
Emosi
Kepercayaan
Kebiasaan dan kemauan
Konsepsi diri
Penerapan penanaman karakter mengandung komponen-komponen penting yang diperlukan untuk mencapai nilai-nilai yang diharapkan. “Penanaman karakter membedakan budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai budaya bangsa dan karakter bangsa yang bermartabat.”
Penanaman Nilai Karakter Melalui Pendidikan Formal dan Informal Penanaman adalah proses (perbuatan atau cara) menanamkan. Artinya
Guru merupakan salah satu faktor penting yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan pengembangan karakter di kelas bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya siswa dalam mengembangkan kepribadiannya. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di sekolah, kepala sekolah harus mampu merumuskan kebijakan dan program yang mendorong tercapainya penanaman karakter di sekolahnya.
Indikator untuk Sekolah dan Kelas
Kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan proses sosialisasi di sekolah. Zubaedi menyatakan bahwa: “Dengan penataan yang baik oleh kepala sekolah, diharapkan dapat tercipta sekolah yang melaksanakan penanaman karakter sesuai dengan nilai-nilai yang diharapkan, yang nantinya akan menghasilkan generasi penerus yang unggul dan berkarakter.” d) Indikator keberhasilan penanaman karakter di kelas.
Indikator Mata Pelajaran
Indikator Kelas : (1) Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri. h) Demokratis, yaitu cara berpikir, berperilaku dan bertindak yang menghargai hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain secara setara. Petunjuk kelas: (1) Menciptakan suasana kelas yang mengandung rasa ingin tahu. j) Semangat kebangsaan, yaitu cara berpikir, bertindak dan berjiwa besar yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri sendiri dan kelompok.
Proses Pembelajaran a) Pengertian Pembelajaran
Indikator Kelas : (1) Empati terhadap sesama teman sekelas. r) Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk memenuhi tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukannya, terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan karakter), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Indikator-indikator di atas akan dijadikan peneliti sebagai bahan acuan pembuatan instrumen observasi, wawancara dan analisis dokumentasi implementasi pembentukan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri 201 Tammu-Tammu. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar siswa, meliputi kemampuan dasar, motivasi, latar belakang akademik, latar belakang ekonomi, dan lain sebagainya. Kesiapan guru dalam mengenali karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama dalam penyampaian materi pembelajaran dan merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan guru untuk menjadikan siswanya belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang sedang belajar, dimana perubahan tersebut disebabkan oleh perolehan kemampuan-kemampuan baru yang dimilikinya. sah. dalam jangka waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Metode Pembelajaran
Media Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran
Murid
Pendidik/Guru
Lingkungan
Perencaaan Pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran
Penilaian/Evaluasi Pembelajaran
Implementasi Penanaman Karakter di Sekolah menurut Pedoman Kemendiknas
Proses pengintegrasian nilai-nilai karakter ke dalam pengembangan kurikulum merupakan upaya penerapan nilai-nilai karakter ke dalam kurikulum. Pada Kurikulum 2013, penerapan nilai-nilai pendidikan karakter pada setiap mata pelajaran dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam Kompetensi Inti (CoC) dan Kompetensi Inti (CoC). Selain itu, kompetensi inti yang dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai pendidikan karakter dikembangkan dalam Rencana Kurikulum (PKC).
Bagaimana peran seorang guru dalam membiasakan nilai-nilai tersebut melalui kegiatan pembelajaran menjadi poin penting dalam penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran.
Kerangka Pikir
Bagan Kerangka Pikir
Hipotesis Penelitian
Proses Pembelajaran
Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian
- Desain Penelitian
Sugiyono (2010:7) menyatakan bahwa: “ex post facto adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi kemudian menelusurinya kembali untuk menemukan faktor-faktor yang mungkin menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut”. Sugiyono menyatakan bahwa: “Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengilustrasikan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa maksud untuk menarik kesimpulan yang berlaku bagi masyarakat umum atau generalisasi.” Pendekatan deskriptif ini digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan fakta-fakta yang terjadi pada variabel yang diteliti yaitu locus of control, keterlibatan profesional dan kinerja auditor internal.
Populasi dan Sampel 1. Populasi
- Sampel
Dalam penelitian ini teknik penentuan sumber data yaitu teknik purposive sampling digunakan karena adanya rasa ingin tahu peneliti tentang bagaimana penerapan penanaman karakter dalam proses pembelajaran di Kelas IV SD Negeri 201 Tammu-Tammu. Mengingat siswa IV. Kelas yang rata-rata berumur 9-10 tahun berada pada tahap peralihan dari kelas rendah ke kelas tinggi, oleh karena itu pentingnya penanaman karakter diatribusikan pada IV. kelas, karena saat ini mereka sedang mengalami krisis dalam proses pembangunannya. Oleh karena itu peneliti memfokuskan kelas IV sebagai subjek penelitian dalam penerapan nilai-nilai karakter.
Battabron : Kelas IV-Byawaningasrad Van Sda Negeri 201 Tammu-Tamu, Kecamatan Monkangloye, Kabupaten Maros, 2019/2020.
Variabel Penelitian
Lebih lanjut akan dilakukan penelitian yang lebih mendalam terhadap implementasi nilai-nilai pendidikan karakter di kelas IV SD Negeri 201 Tammu-Tammu dan perilaku karakter siswa yang merupakan wujud dari internalisasi nilai-nilai karakter pada diri siswa. yang coba dikembangkan oleh guru. Penerapan nilai-nilai karakter tersebut meliputi proses perencanaan dan pelaksanaannya. Untuk mengetahui tahapan implementasi nilai-nilai pendidikan karakter tersebut, peneliti melakukan wawancara dan mengumpulkan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi kelas selama proses pembelajaran, pedoman wawancara dan angket.
Pedoman Wawancara digunakan untuk mengetahui implementasi nilai-nilai pendidikan karakter di SD Negeri 201 Tammu-Tammu.
Definisi Operasional Variabel
Dimensi nilai karakter diukur dengan angket yang berisi pernyataan tentang tingkah laku atau kebiasaan siswa sehari-hari. Nilai karakter merupakan sesuatu yang abstrak yang diharapkan dapat mengubah atau membentuk watak atau perilaku seseorang menjadi lebih baik. Proses pembelajaran menuntut guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki siswa, meliputi kemampuan dasar, motivasi, latar belakang akademik, latar belakang ekonomi, dan lain-lain. Kesiapan guru dalam mengenali karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian materi pembelajaran dan merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.
Instrument Penelitian
Tabel di atas menunjukkan bahwa pertanyaan positif akan bernilai 5 jika SL, 4 jika SR, 3 jika KK, 2 jika J, dan 1 jika TP. Sedangkan nilai soal negatif adalah 1 jika SL, 2 jika SR, 3 jika KK, 4 jika J, dan 5 jika TP. Hal ini diungkapkan oleh Sugiyono: “Instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur nilai sikap sudah cukup memenuhi validitas konstruk.
Teknik Pengumpulan Data
- Wawancara
- Kuisioner (Angket)
- Dokumentasi
- Observasi
Wawancara dilakukan untuk mengetahui hal lebih mendalam dari responden mengenai proses implementasi penanaman nilai-nilai karakter. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi dari narasumber, wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara umum tahapan proses pelaksanaan penanaman nilai-nilai karakter di kelas IV SD Negeri 201 Tammu-Tammu, meliputi tingkat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Metode ini digunakan untuk memperoleh data terkait tindakan siswa yang berkaitan dengan proses pelaksanaan penanaman nilai nilai.
Angket dalam penelitian ini diberikan kepada siswa untuk mengetahui dan mengukur perilaku nilai-nilai karakter pada diri siswa yang dihasilkan dari upaya guru dalam proses implementasi pembentukan nilai-nilai karakter.
Teknik Analisa Data
Kegiatan observasi lebih menitikberatkan pada pengamatan terhadap kesesuaian perilaku guru dan siswa dalam menyesuaikan diri dengan perilaku/budaya karakter yang disebutkan pada saat kegiatan wawancara. Berdasarkan kriteria validasi jika r > maka item tersebut valid dan jika r > maka item tersebut tidak valid. Walaupun teknik analisis data diperoleh melalui wawancara, namun teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif, mengutamakan makna data yang akan dianalisis dan diinterpretasikan dengan cara mendeskripsikan data apa adanya di lapangan berkenaan dengan implementasi nilai-nilai penanaman karakter. di Kelas IV SD Negeri 201 Tammu-Tammu Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Hasil Penelitian
- Hasil Deskriptif Persentase Angket Murid Kelas IV
- Pengujian Hipotesis
Melihat tabel diatas terlihat bahwa indikator guru yang mengenalkan nilai-nilai karakter religius dalam proses pembelajaran di kelas kepada siswa, dari 20 siswa atau responden frekuensi memilih jawaban “selalu” adalah 27 dengan persentase 67,5%, frekuensi memilih “sering” adalah 6 dengan persentase 15%, frekuensi memilih “kadang-kadang” adalah 5 dengan persentase 12,5%, frekuensi memilih “jarang” adalah 2 dengan persentase 5%, dan frekuensi memilih “tidak pernah” adalah 0 dengan persentase 0%. Melihat tabel diatas terlihat bahwa indikator guru yang menanamkan nilai-nilai karakter jujur dalam proses pembelajaran di kelas pada siswa, dari 20 siswa atau responden, frekuensi memilih jawaban “selalu” adalah 20 dengan persentase 50%, frekuensi memilih “sering” adalah 8 dengan persentase 20%, frekuensi memilih “kadang-kadang” adalah 6 dengan persentase 15%, frekuensi memilih “jarang” adalah 2 dengan persentase 5. %, dan frekuensi memilih “tidak pernah” adalah 4 dengan persentase 10%. Melihat tabel diatas terlihat bahwa indikator guru yang menanamkan nilai karakter mandiri dalam proses pembelajaran di kelas pada siswa, dari 20 siswa atau responden frekuensi memilih jawaban “selalu” adalah 20 dengan persentase 50%, frekuensi memilih “sering” sebanyak 6 dengan persentase 15%, frekuensi memilih “kadang-kadang” sebanyak 9 dengan persentase 22,5%, frekuensi memilih “jarang” sebanyak 2 dengan persentase persentasenya sebesar 5,%, dan frekuensi memilih “tidak pernah” sebanyak 3 dengan persentase sebesar 7,5%.
Melihat tabel diatas terlihat bahwa indikator guru menanamkan nilai karakter toleransi dalam proses pembelajaran di kelas pada siswa, dari 20 siswa atau responden frekuensi memilih jawaban “selalu” 26 dengan persentase sebesar 65%, frekuensi memilih 'sering' sebanyak 2 dengan persentase 5%, frekuensi memilih 'kadang-kadang' sebanyak 3 dengan persentase 7,5%, frekuensi memilih 'jarang' sebanyak 2 dengan persentase 5% , dan frekuensi dipilihnya “tidak pernah” adalah 7 dengan persentase 7,5%. g) Nilai-nilai disiplin.
Pembahasan
Hasil pengolahan data dari nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran dengan nilai 0,949 lebih besar dari product moment yaitu 0,444 yang artinya nilai tersebut lebih besar dari atau dijelaskan (0,949 > 0,444. Dengan demikian, hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 201 Tammu – Tammu dapat menyimpulkan variabel tersebut
Untuk lebih memahami tingkat hubungan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri 201 Tammu – Tammu, dapat dilihat pada data yang diperoleh dan dianalisis dengan analisis korelasi dengan menggunakan pengolahan data melalui Microsoft Excel (lampiran 2).
Kesimpulan
Melalui pengaruh penanaman nilai-nilai karakter dapat menjadikan peserta didik berdaya saing, beretika, bermoral, santun, santun, dan interaktif dengan masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika guru menanamkan karakter yang baik maka siswa akan melakukan tindakan sesuai dengan nilai karakter tersebut.
Saran
Penelitian ini dilakukan hanya pada konteks sekolah yang basisnya pada pendidikan karakter yang baik, semoga pada penelitian selanjutnya peneliti juga dapat mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi tercapainya pendidikan karakter yang baik dalam dunia pendidikan. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktis. berjudul “Penerapan Nilai-Nilai Tanda dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV B Min Tempel Ngaglik Sleman”. online) (www.academia.edu/implementasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran tematik), (diakses 9 Februari 2019).
Relegius
Kerja Keras
Mandiri
Jujur
Kreatif
Toleransi
Disiplin
Cinta Damai
- Tanggung Jawab
Bagaimana Anda mendorong siswa untuk menerapkan atau mengadopsi nilai-nilai tersebut? Sehingga terjadi perubahan jadwal keagamaan pada awal pembelajaran beberapa minggu ke depan. Tujuannya agar orang tua lebih membimbing siswa dan anak lebih disiplin dalam belajar.
Saya berharap hal ini dapat terus dilaksanakan, karena memberikan dampak yang luar biasa bagi siswa, baik terhadap karakter siswa di sekolah, di rumah, di lingkungan tempat tinggalnya, dan di tempat ia akan bekerja di masa depan.