• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

HISTORICAL TOURISM MAPPING IN DISTRICTS OF DHARMASRAYA

By :

Silfia Wahyuni *Erna Juita**AfritalRezki**

*.the geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat.

** the lecturer at geography department of STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This study aims to(1) Knowing the disseminating of historical tourism in Districts of Dharmasraya, (2) Knowing accessibility of historical tourism in Districtsof Dharmasraya and (3) Knowing infrastructure of historical tourism in Districtsof Dharmasraya.

This paper research is a descriptive analysis. The population in this study are all historical tourism Districtsof Dharmasraya totaling 12 historical tourism object. With data collection techniques surveying into the field.

The results showed that(1) Spread historical tourism in Districts of Dharmasraya, where there are 3 sub-districtsin the Districtsof Dharmasraya namely sub-districts Sitiung, sub-districts Pulau Punjung and sub- districts Koto Besar (2) accessibility historical tourism of Dharmasraya know pursuant of transportation using many vehicle 83%. While tourism object pursuant to condition of road street many is the condition of asphalt 67%(3) infrastructure tourism object of Dharmasraya in general booth (42%), place park (33%), while owning place park and booth (25%).

Key Words: mapping, historical tourism

(3)

PENDAHULUAN

Pariwisata dapat dipandang sebagai fenomena geografis.

Kegiatan pariwisata akan senantiasa terpengaruh atau bahkan tergantung pada ciri khas yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata, baik mengenai masyarakatnya ataupun daerahnya (Wardiyanta, 2006).

Daya tarik wisata yang cukup besar banyaknya keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya, dan kehidupan masyarakat (etnik).

Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu penunjang perekonomian yang memiliki prospek yang cerah, tetapi hingga dewasa ini belum memperlihatkan peranan yang sesuai dengan harapan dalam proses pembangunan di Indonesia.

Peran kepariwisataan, sangat terkait antara barang berupa obyek wisata sendiri yang dapat dijual dengan sarana dan prasarana yang mendukungnya yang terkait dalam industri pariwisata. Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor itu terkait lima unsur pokok yang harus ada dalam suatu daerah tujuan wisata, yang meliputi obyek dan daya tarik wisata, prasarana wisata, tata laksana atau infrastruktur serta kondisi dari masyarakat atau lingkungan.

Bintarto dalam Sumadi (2003: 4) memberikan gambaran dan penekanan dalam kajian Geografi yaitu, ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas

mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Pariwisata erat kaitannya pada struktur, bentuk, penggunaan lahan dan perlindungan bentang alam (landscape). Pariwisata menyebabkan berubahnya bentang alam menjadi kawasan budaya dalam bentuk pemanfaatan ruang menjadi lokasi-lokasi daerah tujuan wisata.

Timbulnya berbagai aktivitas yang memberikan dampak yang luas baik secara ekonomi, budaya, sosial, maupun alam. Sehingga peran geografi sebagai ilmu tata guna lahan dapat memberikan solusi bagaimana ruang dapat dimanfaatkan sesuai dengan daya dukung dengan meminimalkan resiko kerusakan.

Melihat hubungan (relationship) dan pengaruh (effect) suatu fenomena terhadap fenomena lain, menunjukkan bahwa pariwisata sangat relevan menjadi kajian geografi (Yusuf, 2015).

Salah satu motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan, ialah ingin melihat sebanyak-sebanyaknya dan keterangan atau informasi selengkap- lengkapnya. Ini jelas menggambarkan bahwa suatu obyek wisata haruslah dapat dinikmati, di lihat serta dilengkapi dengan informasi yang selengkap- lengkapnya tentang objek wisata tersebut (Yusuh, 2015).

Kabupaten Dharmasraya memiliki banyak daya tarik wisata alam dan budayanya yang mempunyai banyak potensi yang bisa diandalkan.Sebenarnya di wilayah Kabupaten Dharmasraya banyak memiliki beberapa objek wisata

(4)

terutama di Sungai Langsat Kenagarian Siguntur Kecamatan Sitiung diuntungkan karena terletak di dekat batang hari sehingga memiliki banyak objek wisata candi yang menarik untuk dikunjungi selain candi Padang Roco, diantaranya Candi pulau sawah 1, dan Candi bukit mombiak. Namun dari keseluruhannya, di wilayah lain masih banyak objek wisata seperti bendungan Batang hari, Gua cigak kampuang surau, Selaju sampan pulai, air terjun timbulun indah dan lainnya. Namun belum dibelum dikembangkan, belum di kelola dengan optimal dan belum ada yang di sentuh objek wisata tersebut.

Disebabkan oleh sarana dan prasarana yang kurang dan aksesbilitas yang belum baik maka dari itu objek wisata ini belum optimal (Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informatika, Pariwisata dan Budaya).

Selain itu, Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan ilmu pengetahuan yang berbasis pada perangkat lunak komputer yang digunakan untuk memberikan bentuk digital dan analisisa terhadap permukaan geografi bumi sehingga membentuk suatu informasi keruangan yang tepat dan akurat (Agus suryantoro, 2013).

Sistem Informasi Geografi (SIG) memiliki kemampuan- kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya sehingga banyak orang yang mengaplikasikan Sistem Informasi Geografi (SIG) diberbagai disiplin ilmu misalnya di bidang pendidikan, pariwisata, sumber daya

alam, perencanaan dan

kependudukan.

Sistem Informasi Geografi (SIG) diharapkan akan membantu menangani masalah kepariwisataan yang terdapat di Kabupaten Dharmasraya. Melalui penyajian peta tematik berbasis Sistem Informasi Geografi (SIG) guna mendukung pengembangan inventaris daerah pariwisata dan analisis potensi daerah unggulan pariwisata, dari data kepariwisataan akan dapat lebih maksimal dibandingkan penyajian data secara konvensional. Setelah peta dibuat maka dilakukan deskripsi dan analisis melalui hasil peta yang telah dibuat.

Keberadaan setiap objek wisata alam yang terdapat di suatu wilayah tidak tersaji dalam satu tampilan informasi, tetapi harus dikunjungi terlebih dahulu oleh wisatawan. Sehingga menyulitkan bila tidak memiliki gambaran tentang jarak dan arah objek wisata di wilayah Kabupaten Dharmasraya.

Kepariwisataan menurut Lathar A. Kreck dijelaskan sarana adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan (Bakarudin, 2009).

Oleh kerena itu, diperlukan teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk memetakan kawasan potensi wisata alam secara efektif dan efisien dengan perangkat lunak yang ada, untuk wilayah Kabupaten Dharmasraya yang kita ketahui daerah tersebut masih banyak kawasan wisata budaya yang belum digali dan dikembangkan secara informatif untuk para wisatawan.

(5)

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pariwisata yang ada di wilayah kabupaten Dharmasraya beserta persebarannya.

Oleh karena itu peneliti mengadakan penelitian yang berjudul “ Pemetaan Objek Wisata Sejarah di Kabupaten Dharmasraya “

METODOLOGI PENELITIAN jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwapada masa sekarang.

Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat (Wardiyanta, 2006).

Alat yang digunakan Komputer Software arc view GIS ArcView GPS (Global Positioning System) Kamera digunakan untuk mengambil gambar objek wisata..

Variabel dan indikatornya Aksesbilitas, Jalan dan jalan Transportasi. Sarana dan prasarana, empat parker, Loket, Warung dan Toilet.

Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa keruangan berupa pemetaan persebaran objek wisata sejarah di Kabupaten Dharmasraya dan teknik Analisa Deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, persebaran objek wisata di Kabupaten Dharmasraya:

letak objek wisata di Kabupaten Dharmasraya terdapat pada 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Sitiung

memiliki objek wisata candi pulau sawah I, candi pulau sawah II, candi padang roco, rumah gadang Siguntur, mesjid tua Siguntur, dan makam raja- raja Siguntur, Kecamatan Pulau Punjung memiliki objek wisata rumah gadang rajo Pulau Punjung, pasa lamo Pulau Punjung, tugu Hut RI dan rumah gadang kerajaan Sungai Dareh dan Kecamatan Koto Besar memiliki objek wisata rumah gadang kerajaan Koto Besar dan makam raja-raja Koto Besar disebabkan karena letak yang mudah di jangkau.

Hal tersebut sangat sesuai dengan yang dikatakan Erita (2015) penyebaran objek berdasarkan letak geografi merupakan sarana yang sangat penting dalam perkembangan di sektor pariwisata yaitu mulai dari letak objek wisata, luas, batas, jarak, serta waktu tempuh yang diperlukan apabila berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata (DTW).

Kedua, aksesbilitas menuju objek wisata di Kabupaten Dharmasraya dari segi transportasi menuju objek wisata di Kabupaten Dharmasraya yang paling banyak menggunakan kendaraan (83%) yaitu di objek wisata candi padang roco, wisata rumah kerajaan siguntur, makam raja-raja siguntur, wisata mesjid tua siguntur, wisata rumah gadang rajo pulau punjung, wisata pasa lamo pulau punjung, wisata tugu HUT RI, wisata rumah kerajaan sungai dareh, dan rumah kerajaan koto besar, sedangkan yang paling sedikit menggunakan jalan kaki (17%) yaitu di Objek wisata candi pulau sawah 1 dan wisata candi pulau sawah 2.

Aksesbilitas berdasarkan kondisi jalan menuju objek wisata di

(6)

Kabupaten Dharmasraya yang paling banyak ditemui peneliti dengan kondisi jalan aspal (67%), terdapat di objek wisata rumah kerajaan siguntur, makam raja-raja siguntur, wisata mesjid tua siguntur, wisata rumah gadang rajo pulau punjung, wisata pasa lamo pulau punjung, wisata tugu HUT RI, wisata rumah kerajaan sungai dareh, dan rumah kerajaan koto besar. Sedangkan yang paling sedikit peneliti dengan kondisi jalan non aspal (33%) terdapat di objek wisata candi pulau sawah 1, wisata candi pulau sawah 2, wisata candi padang roco dan wisata makam raja-raja koto besar.

Hal tersebut di atas sangat sesuai dengan yang dikatakan Bintarto yang dikutip oleh Handriyati (2008:7) Aksesbilitas adalah keadaan atau ketersediaan masyarakat, hubungna suatu tempat ke tempat lainnya atau kemudahan seseorang untuk mencapai sesuatu. Aksesbilitas juga merupakan kendaraan untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dengan aman serta dengan kecepatan yang wajar. Suatu wilayah dengan aksesbilitas yang tinggi akan mempunyai arus transportasi yang lancar, dekat dengan pusat pelayanan kota dan menggunakan teknologi yang canggih dibandingkan dengan

daerah yang memiliki aksesbilitas rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Bintarto, dimana transportasi dan kondisi jalan mempengaruhi aksesbilitas.

Ketiga, Sarana prasarana objek wisata di Kabupaten Dharmasraya pada umumnya warung (66,67%), tempat parkir (53,33%) sedangka sarana prasarana warung dan tempat parkir (25%). Analisis tersebut dapat dilihat dari sarana prasarana objek wisata di Kabupaten Dharmasraya banyak terdapat warung dibandingkan dengan sarana prasarana lainnya.

Hal tersebut sangat sesuai dengan yang dikatakan Arianto (2008) fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan mempelancar segala sesuatu usaha. Adapaun yang

dapat memudahkan dan

mempelancar usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana prasarana yang ada di objek wisata.

Selanjutnya Drajat (dalam Arianto, 2008) fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan mempelancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan.

(7)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Persebaran objek wisata di Kabupaten Dharmasraya, berdasarkan letak terdapat di 3 Kecamatan yaitu Pulau Punjung, Sitiung dan Koto Besar.

2. Aksesbilitas menuju objek wisata sejarah di Kabupaten Dharmasraya, dari segi transportasi menuju objek wisata sejarah cukup baik. Kemudian, kondisi jalan menuju objek wisata sejarah juga cukup baik.

3. Sarana Prasarana objek wisata sejarah yang ada di Kabupaten Dharmasraya cukup memadai.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada pemerintah Kabupaten Dharmasraya agar dapat memperbaiki aksesbilitas menuju objek wisata di Kabupaten Dharmasraya.

2. Kepada dinas perhubungan, komunikasi, informatika, pariwisata dan budaya agar dapat bekerja sama dengan masyarakat yang ada di sekitar objek wisata di Kabupaten Dharmasraya tersebut.

3. Kepada masyarakat yang ada di sekitar objek wisata di Kabupaten Dharmasraya dan pihak yang terkait agar dapat menjaga keindahan yang sebagai potensi

objek wisata di Kabupaten Dharmasraya.

DAFTAR PUSTAKA

Bakarruddin, 2008. Perkembangan

dan Permasalahan

Kepariwisataan. UNP Press.

Padang.

Epi Syahadad. 2005. “Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi

Kunjungan Wisatawan Di Taman Nasional Gede Pangrango”. Jurnal Online.

(http://puslitsosekhut.web.id/pu blikasi.php?id=175). Diakses tanggal 15/02/2016/21.00wib.

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta:

Penerbit ANDI.

Yusuf Husni, dkk. 2015. Pemetaan Obyek Wisata Alam

Kabupaten Pesisir Barat

(8)
(9)

Referensi

Dokumen terkait

Pendapatan masyarakat di wilayah pemekaran Kabupaten Muratara di Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara dilihat dari pendapatan tetap masyarakat sangat meningkat dari sebelumnya, karena

Tahap keempat yaitu Historiografi merupakan penulisan sejarah berdasarkan data yang diperoleh menjadi skripsi yang dapat disajikan.12 Pembahasan Perkembangan pariwisata di Kabupaten

Penerapan kreativitas guru di MAS Islamiyah Batahan silaping Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat yang belum di terapkan adalah memperluas wawasan dan pengatahuan, yang belum di

Grup Randai Sinar Tampalo ini telah dikenal oleh banyak orang , baik di dalam Kabupaten Sijunjung maupun di luar Kabupaten, hal ini terbukti dengan beberapa kali mengisi acara yaitu :

Persepsi masyarakat tentang membuang sampah plastik sembarangan di nagari tarung-tarung kecamatan rao kabupaten pasaman karena tidak nyaman di pandang oleh mata dan juga kurangnya

PEMBAHASAN Pertama, Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan peternak hewan ternak kambing di Kenagarian Koto Beringin dari segi upaya masyarakat dalam pengelolaan hewan ternak

Hasil penelitian ini menemukan bahwa objek wisata yang ada di Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan dengan teori Analisis SWOT sebagai berikut: 1 Kekuatan Strengths yang

Terdapat pengaruh yang berarti antara lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial terhadap motivasi belajar siswa di MAN Balai Selasa Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir