• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - STKIP PGRI Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - STKIP PGRI Sumatera Barat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

Indah Permata Sari. (10020034). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tipe Inside- Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar) Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMAN I PAINAN, Skripsi. Program Studi Sejarah, STKIP PGRI Sumatera Barat.

Padang, 2015.

Penelitian ini dilakukan karena rendahnya kemampuan pemahaman menjelaskan prinsip (sebab-akibat) siswa. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya proses pembelajaran sejarah yang masih berupa penyampaian informasi yang membuat siswa hanya mampu mengingat, tujuan dari pembelajaran sejarah salah satunya untuk melatih siswa berfikir kritis melalui Prinsip (sebab-akibat) dalam pembelajaran sejarah. Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan pemahaman menjelaskan prinsip (sebab-akibat) dalam pembelajaran sejarah melalui Model Pembelajaran Tipe Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tipe Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar) Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMAN I Painan. Manfaat penelitian ini adalah mendorong guru sejarah berinovasi dalam menggunakan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa dalam menemukan sendiri inti materi pelajaran.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri I PAINAN. Untuk melakukan penelitian ini diperlukan dua sampel, pengambilan sampel dilakukan sebanyak dua kelas, untuk kelas eksperimen yaitu kelas XI IPS 2 dan kelas kontrol ialah kelas XI IPS 4.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas XI IPS SMA N I Painan hasil belajar siswa ini terlihat dari rata-rata kelas eksperimen 13,00 sedangkan rata-rata kelas kontrol hanya 11,84. Jadi rata-rat kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, dari perbandingan kelas eksperimen dan kelas kontrol di dapatkan hitungan thitung= 1,19 sedangkan ttabel =1,67 dengan demikian thitung < ttabel maka hipotesis (0) diterima.

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Penerepan Model Pembelajaran Tipe Inside-Outside-Circle(Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar) ternyata tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri I Painan. Hal ini disebabkan karena Buku teks yang tidak lengkap, Siswa kurang belajar secara rajin, dan Penjelasan dalam buku teks kurang sehingga siswa tidak memahaminya.

(3)

PENDAHULUAN

Menurut Hamalik (2011: 79) “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. dengan demikian, akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat”.

Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa dan tugas guru yang sebagian besar terjadi dalam kelas yaitu membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. suatu kondisi belajar yang optimal dapat dicapai apabila guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang

menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran.

Berdasarkan pengamatan, anak tidak menjelaskan sebab-akibat yang ditanyakan oleh guru. adapun faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa kelas XI SMA N 1 Painan terjadi dari dalam diri siswa dikarenakan minat pada anak dalam belajar sejarah. apalagi sejarah membahas tentang peristiwa masa lampau itu membuat mereka mengantuk dan tidak berselera untuk belajar.

Berbagai upaya telah dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, namun kenyataan yang terjadi di lapangan hasil belajar sejarah siswa masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). untuk mengatasi permasalahan dan meningkatkan hasil belajar siswa, guru perlu mencari dan mengunakan model pembelajaran yang tepat, menyenangkan dan mendorongkan siswa mengkonstruksi sendiri.

Salah satu model yang dapat diterapkan guru pada siswa adalah model pembelajaran Inside- Outside-Circle (Lingkaran kecil-lingkaran besar).

teknik mengajar Lingkaran kecil-lingkaran besar (Inside-Outside-Circle) dikembangkan oleh Spencer Kagan dalam memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan yang berbeda dengan singkat dan teratur. model ini digunakan dalam rangka mewujudkan penukaran ilmu pengetahuan sesama siswa. tujuan model pembelajaran ini adalah melatih siswa belajar mandiri dan belajar berbicara dalam menjelaskan peristiwa masa lampau kepada orang lain.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tipe Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA N I Painan”.

Batasan Masalah

penerapan diskusi Lingkaran Kecil- Lingkaran Besar dan kemampuan siswa dalam menjelaskan hubungan sebab-akibat terhadap pembelajaran sejarah.

Rumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan hasil belajar sejarah dengan menerapkan model pembelajaran aktif tipe Inside- Outside- Circle dengan hasil belajar sejarah menggunakan konvensional pada siswa kelas XI SMA N I Painan tahun ajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

untuk menyelidiki pengaruh penerapan model tipe Inside-Outside-Circle (Lingkaran kecil- Lingkaran besar) terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas X1 IPS SMA N I Painan.

Manfaat Penelitian 1. Praktis

a. Memperkaya khasanah keilmuan dibidang pembelajaran sejarah di SMA N I Painan 2. Teoritis

a. Untuk masukan bagi guru sejarah dalam memilih model pembelajaran sejarah b. Sebagai bahan masukan dan menambah

khasanah bagi penulis.

Penelitian yang Relevan

Penelitian Isrina Siregar (2011) FIS UNP yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Quick On The Draw Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI SMA N Bangko.

Penelitian Edwin Anshori Pramana (2011) FIS UNP yang berjudul ”Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Co-op Co-op Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA N Pertiwi 2 Padang.

Penelitian Vivaldi (2011) FIS UNP yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Treffinger Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI SMA N I Koto Baru Dharmasraya.

Penelitian Meliza Syafdiana (2010) FIS UNP yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Di SMA N 2 Bayang.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka pemikiran terdahulu dapat diyakini bahwa Model pembelajaran tipe Inside-Outside- Circle (Lingkaran kecil-Lingkaran besar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah Kelas XI IPS SMAN 1 Painan.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, Menurut Arikunto (2013:207) Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan penelitian dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya sesuatu yang dikenakan pada subjek didik. dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab-akibat. caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau

(4)

lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan. pada penelitian ini yang dilakukan pada kelas eksperimen adalah pembelajaran aktif tipe Inside- Outside- Circle, sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran konvensional.

Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas XI SMA N I PAINAN dan waktu penelitian pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA N I PAINAN semester genap, yang terdiri dari 4 kelas yaitu: XI IS I, XI IS 2, XI IS 3, dan XI IS 4.sedangkan Sampelnya dalam penelitian ini diperlakukan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen menggunakan kelas XI IPS 2 dan kelas kontrol menggunakan kelas XI IPS 4.

kelas XI IPS 2 nantinya memakai model Inside- Outside-Circle dan kelas XI IPS 4 memakai metode ceramah. pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Sampling. pada teknik cluster sampling ini, kelas kontrol dan kelas eksperimen ditentukan secara acak yaitu kelas XI IPS 2 sebagai kelas percobaan sedangkan kelas XI IPS 4 sebagai kelas pembanding.

Variabel dan Data

Variabel bebas adalah Pembelajaran tipe Inside- Outside-Circle (Lingkaran kecil-Lingkaran besar) dan Variabel terikat adalah Hasil belajar pada aspek pemahaman prinsip sedangkan variabel kontrol adalah materi pelajaran, buku sumber, media dan jumlah jam pelajaran.

Data

1) Jenis Data

a. Primer yaitu data tentang hasil belajar sejarah siswa yang diperoleh setelah mengadakan eksperimen.

b. Data sekunder yaitu nilai ulangan harian 1 semester genap.

2) Sumber Data

Data yang diperoleh langsung dari sampel data sekunder tersebut adalah data dari guru bidang studi sejarah kelas XI SMA N I PAINAN.

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah formula Control-Group pretest design Validitas Penelitian

Validitas secara harfiah berarti tepat. bila digunakan dalam kaitannya dengan penelitian bermakna ketepatan suatu penelitian sehingga hasil yang ditemukan bisa dipercaya dengan baik.

Validitas penelitian terdiri atas dua kategori yaitu Validitas internal dan eksternal.

Instrumen Penelitian

Menurut Margono (2010: 155) bahwa

“Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya”. Dalam penelitian Tes yang

diberikan sesuai dengan materi yang diajarkan saat proses pembelajaran dan dilaksanakan setelah semua materi sudah habis atau diakhir penelitian, tes yang diberikan dilakukan analisa untuk melihat validitas, tingkat kesukaran, daya beda, uji distaktor, dan uji reliabilisasi tes.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat tercapainya pengaruh penerapan pembelajaran sejarah terhadap hasil belajar siswa, peneliti melakukan tes di dua kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen adalah kelas XI IPS 2 dan kelas kontrol adalah XI IPS 4. jumlah siswa kelas eksperimen adalah 32 siswa dan kelas kontrol adalah 30 siswa.

Kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini diperoleh setelah memilih secara acak (Cluster Sampling) dari 4 kelas, maka terpilihlah kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan XI IPS 4 sebagai kelas kontrol karena kelas XI IPS 2 hasil belajar anak rendah dibawah kelas XI IPS 4 cuma beda sedikit persen yang didapat antara kedua kelas yaitu 67,53 dan 69,97.

Pengolahan data dalam penelitian ini adalah sesuai dengan fokus penelitian yaitu menjelaskan prinsip sejarah, sesuai dengan kisi-kisi soal maka jumlah soal prinsip adalah 20 butir, namun setelah dianalisis maka jumlah soal prinsip yang diolah menjadi 17 butir. setelah dilaksanakan pretest didapatkan data dari hasil analisa nilai pretest soal prinsip kelas eksperimen hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil pretest kelas kontrol, hal ini menunjukkan kelas yang normal. oleh karena itu untuk data yang diolah bukan nilai pretest tetapi nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan statistik pada kedua kelas sampel tersebut sehingga diperoleh rata-rata, standar deviasi dan varians untuk soal prinsip sejarah kelas eksperimen dan kelas kontrol, dari perhitungan tersebut terlihat perbedaan pencapaiannya.

Rata-rata kelas eksperimen adalah 13,00 dan kelas kontrol adalah 11,84. hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih bagus dari kelas kontrol. sedangkan varians lebih bagus pada kelas eksperimen karena semakin kecil varians akan semakin bagus. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini dan pada lampiran 17 (hal. 145).

Tabel 10: Perbandingan Nilai Posttest

Kelas N Rata-

rata

S2 S Eksperimen 32 13,00 1,58 1,25 Kontrol 30 11,84 1,74 1,31 Sumber : Skor soal Prinsip pada tes awal

(Posttest)

Setelah dilakukan analisis ternyata rata-rata kelas eksperimen pada data pretest lebih bagus daripada kelas kontrol sedangkan varians lebih

(5)

1 bagus pada kelas kontrol. dibawah ini dapat dilihat pada tabel dan lampiran 27 (hal. 155).

Tabel 11: Perbandingan Nilai Pretest

Kelas N Rata-

rata

S2 S Eksperimen 32 2,96 2,54 1,59

Kontrol 30 2,67 2,45 1,56

Soal awal masuk yang mempertanyakan tentang menjelaskan prinsip sejarah mengenai Proses Masuk dan Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia.

Setelah dilakukan perhitungan rata-rata kelas eksperimen diketahui lebih baik daripada kelas kontrol sedangkan standar deviasinya lebih bagus dari kelas kontrol daripada kelas eksperimen. hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini pada lampiran 19 (hal. 147).

Tabel 12: Perbandingan Nilai dengan Indikator soal menjelaskan prinsip awal masuk pada materi Proses Masuk dan Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia.

Kelas N Rata-

rata

S2 S Eksperimen 32 6,18 22,4 4,73

Kontrol 30 5,00 1,77 1,33

Soal dengan indikator berkembang yang juga mempertanyakan sebab berkembangnya Proses Masuk dan Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia yang melihat perkembangan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

setelah dilakukan perhitungan rata-rata diketahui bahwa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol sedangkan standar deviasinya lebih bagus kelas kontrol daripada kelas eksperimen. dapat dilihat pada tabel dibawah ini pada lampiran 21 (hal. 149).

Tabel 13:Perbandingan nilai dengan soal indikator menjelaskan prinsip berkembang sejarah pada materi Proses Masuk dan Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia.

Kelas N Rata-

rata

S2 S Eksperimen 32 3,62 1,85 1,36

Kontrol 30 2,50 1,24 1,11

Soal indikator menjelaskan prinsip mundurnya pada Proses Masuk dan Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia yang membahas sebab mundurnya usaha swasta dan munculnya tanam paksa. setelah dilakukan perhitungan rata-rata diketahui bahwa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas control sedangkan variansnya lebih bagus kelas kontrol

daripada kelas eksperimen. dapat dilihat pada tabel dan lampiran 23 (hal. 151).

Tabel 14: Perbandingan nilai dengan indikator menjelaskan prinsip mundur pada materi Proses Masuk dan Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia.

Kelas N Rata-

rata

S2 S Eksperimen 32 0,59 0,26 0,60

Kontrol 30 0,57 0,24 0,48

Pada soal dengan indikator sebab hancurnya Proses Masuk dan Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia. setelah dilakukan perhitungan rata-rata diketahui bahwa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol sedangkan varians lebih bagus kelas kontrol daripada kelas eksperimen. dapat dilihat pada tabel dibawah ini dan pada lampiran 25 ( hal. 153).

Tabel 15: Perbandingan nilai dengan indikator menjelaskan prinsip hancur pada materi Proses Masuk dan Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia.

Kelas N Rata-

rata

S2 S Eksperimen 32 1,50 0,62 0,78

Kontrol 30 1,00 0,45 0,67

Uji hipotesis dilakukan untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian, uji hipotesis secara statistik dengan menggunakan uji t terhadap nilai skor posttest yang diperoleh. uji t ini bertujuan untuk mengetahui apakah pencapaian belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.

Pada taraf nyata 0,05 dan df 60 dari tabel terdistribusi t diperoleh t(0,95, 58) =1,67. kriteria penerimaan H0 jika: thitung < 1,67. karena thitung, 1,19 (thitung < ttabel) berada diluar daerah penerimaan H0. berarti H0 diterima, dengan demikian bahwa tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Hasil analisis nilai posttest pada soal indikator prinsip awal pada materi Proses Masuk Dan Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia, terdapat perbedaan yang signifikan setelah dilakukan uji rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Pada soal indikator awal masuk ini rata-rata kelas eksperimen adalah 6,18 dengan standar deviasinya 4,73 dan rata-rata kelas kontrol adalah 5,00 dengan standar deviasinya 1,33. hasil uji thitung adalah 1,36 dengan taraf nyata 0,05 diperoleh ttabel 1,67 maka thitung <

ttabel yang berarti hipotesis (H0) diterima. dengan demikian penerapan model pembelajaran Tipe Inside-Outside-Circle untuk soal indikator prinsip awal masuk berbeda secara signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

(6)

Perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol juga terlihat pada menjelaskan prinsip berkembang pada materi Proses Masuk Dan Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia. setelah dilakukan perhitungan terlihat rata-rata kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. rata-rata kelas eksperimen 3,62 dengan standar deviasi 1,36 dan pada kelas kontrol 2,50 dengan standar deviasi 1,11. hasil thitung adalah 1,15 (dengan taraf nyata 0,05) diperoleh ttabel 1,67 maka thitung < ttabel dan hipotesis (H0) diterima.

Pada soal indikator menjelaskan prinsip mundur terhadap materi Proses Masuk Dan Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia. setelah dilakukan perhitungan terlihat rata-rata kelas eksperimen 0,59 dan standar deviasinya 0,60 sedangkan rata-rata kelas kontrol 0,57 dan standar deviasinya 0,48. hasil uji thitung

adalah 0,16 dengan taraf nyata 0,05 diperoleh ttabel 1,67 maka thitung < ttabel yang berarti H0 diterima.

Soal indikator hancur menjelaskan prinsip hancur pada materi Proses Masuk Dan Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia. setelah dilakukan perhitungan maka rata-rata kelas eksperimen 1,50 dengan standar deviasinya 0,78 sedangkan rata-rata kelas kontrol 1,00 dengan standar deviasinya 0,67. uji perbedaan memperoleh signifikan pada kedua rata-rata, thitung 0,88 < dari ttabel 1,67 berarti H0 diterima.

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan untuk soal prinsip pada materi Proses Masuk Dan Perkembangan Penjajahan Bangsa Barat Di Indonesia, dari soal indikator awal masuk, menjelaskan prinsip berkembang, mundur, dan hancur didapatkan thitung < ttabel, maka hipotesis(H1) ditolak dan hipotesis (H0) diterima. Jadi tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam pencapaian hasil belajar, rata- rata yang didapat pada kelas eksperimen adalah 13,00 sedangkan kelas kontrol adalah 11,84.

namun, demikian terdapat perbedaan yang berarti secara signifikan. hal ini menimbulkan kegagalan karena kebiasaan Guru dalam mengajar berpedoman pada buku teks, sedangkan buku itu tidak ada penyajian prinsip sehingga siswa hanya terpaku/fokus apa yang diterangkan oleh guru dan siswa tidak memahami prinsip (hubungan sebab- akibat). dengan demikian, siswa tidak mempunyai kemampuan pemahaman prinsip sehingga tidak terpecahnya permasalahan yang terjadi, dan menimbulkan kesulitan bagi siswa, karena siswa kurang belajar secara rajin.

Peranan Guru sebagai motivator dan fasilitator tidak lagi berjalan dalam penyelesaian permasalahan yang terjadi pada siswa apalagi peserta didik menganggap guru yang memberi ilmu padanya sesuatu yang baik untuk diterimanya dan dipahami. siswa yang bersifat menerima saja dan tidak tahu apa yang dia lakukan selama proses pembelajaran sejarah serta tidak aktif dalam

kegiatan pembelajaran sejarah diakibatkan ilmu yang dia dapatkan itu sudah cukup bagi mereka.

Selain itu, siswa tidak mandiri hanya saja menunggu guru yang menyelesaikan dalam pembahasan materi. Jadi, ilmu yang didapatkan tidak bertambah dan tidak berkembang serta solusi dari permasalahan yaitu terjadi pemahaman prinsip siswa tidak mendapatkan penyelesaian, karena penjelasan dalam buku teks kurang yang tidak ada menjelaskan hubungan sebab-akibat.

Dalam penelitian, peneliti menerapkan model pembelajaran tipe Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar) pada kelas eksperimen sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah yang sering dilakukan oleh guru. Peranan siswa dalam metode ceramah hanya mendengarkan dan mencatat pokok penting yang dikemukakan oleh guru, setelah itu dilaksanakan tanya jawab.

Siswa yang bertanya hanya sedikit cuma 3 orang saja dari 30 orang sedangkan yang lain malas bertanya jika kurang paham dan jika disuruh bertanya pun tidak banyak mereka yang mau.

Siswa kebanyakan hanya mencatat materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan apa yang ditulis dipapan tulis bagian yang penting dari pembahasan materi tersebut. Jadinya, catatan siswa tidak lengkap dari semua pembahasan materi yang disampaikan oleh guru karena tidak semuanya tertangkap dalam otaknya.

Dalam segi catatan, tidak semua siswa yang mencatat karena bagi mereka itu tidak penting diakibatkan punya buku teks bagi yang memilikinya. Siswa lebih suka disuruh mencatat dan setelah selesai dikumpulkan untuk diperiksa catatan guna pemberian nilai.

Beberapa kesulitan yang dihadapi pada awal penelitian adalah kesulitan dalam mengelola kelas untuk melibatkan anak secara aktif dalam proses pembelajaran, namun penulis terbantu dalam mengkondisikan kelas dengan bantuan guru sejarah pada setiap pertemuan berikutnya, kedua peneliti kekurangan waktu dan tujuan yang dirumuskan dalam RPP juga kurang tercapai secara optimal.

Apalagi kurikulum 2013 mata pelajaran sejarah Indonesia Kelompok Wajib waktunya 2 jam tidak seperti pada penggunaan KTSP.

Selain itu kurikulum 2013, guru tidak lagi terlebih dahulu memulai pelajaran karena disini anak dituntut yang aktif dan mandiri. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa menemukan inti dari materi yang dipelajari dan juga siswa kurang serius dalam menanggapi pertanyaan guru, tetapi pada tahap berikutnya berkat arahan guru sejarah yang mendampingi peneliti dalam menerapkan model pembelajaran sehingga siswa bisa ikut aktif dalam proses pembelajaran sehingga mampu memahami inti dari materi yang dipelajari.

(7)

1 Ketiga, dengan model pembelajaran Inside- Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar) untuk menemukan sendiri inti materi(Prinsip) yang berhubungan dengan materi pelajaran siswa masih kekurangan buku baik buku pegangan maupun buku teks.

Dari analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tipe Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil- Lingkaran Besar) ternyata tidak terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa, hasil rata-rata kelas eksperimen yang didapatkan adalah 13,00 sedangkan kelas kontrol 11,84. hal ini terlihat bahwa hasil belajar sejarah kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar sejarah siswa kelas kontrol.

Walaupun demikian, hal ini terjadi tidak terdapat perbedaan yang berarti secara signifikan sehingga menimbulkan kegagalan dalam menerapkan model pembelajaran Tipe Inside- Outside-Circle pada kelas eksperimen (XI IPS 2), karena inti dari materi sejarah adalah prinsip (sebab-akibat). maka tugas seorang guru adalah bagaimana siswa bisa menjelaskan hubungan sebab-akibat antar peristiwa sehingga peristiwa itu mudah untuk dipahami dan diingat, tetapi karena adanya pembiasaan pembelajaran yang salah selama ini maka menjelaskan hubungan sebab- akibat itu tidak pernah terjadi terutama disebabkan guru selalu memakai buku teks sebagai bahan ajar.

Dengan demikian, agar terlaksana jika didukung oleh bahan atau materi ajar yang lengkap seperti buku paket atau buku teks maupun buku penunjang pembelajaran sejarah, sebab dalam proses pembelajaran model Inside-Outside-Circle ini dibutuhkan banyak bahan untuk memahami apa yang dipelajari siswa.

Dalam proses pembelajaran sejarah, diperlukan keterlibatan aktif siswa untuk menemukan sendiri inti dari materi yang dipelajarinya serta bisa menjelaskan sebab-akibat sehingga belajar sejarah memberi makna bagi mereka sendiri dan juga tuntutan kurikulum 2013 terpenuhi. untuk dapat mengaktifkan siswa dalam belajar, guru hendaknya menerapkan variasi dalam model pembelajaran sehingga mampu membawa siswa untuk aktif dalam belajar.

Untuk mengatasi hal ini guru harus merubah cara belajar sejarah dengan membuat bahan ajar dan melatih siswa untuk merangkai hubungan fungsional terhadap berbagai kejadian yang dialaminya sendiri, dengan model ini akan membuat terlatih untuk memahami berbagai prinsip (sebab-akibat) yang telah dibuatnya sendiri dan mengaitkan pada materi yang diajarkan.

Pada kejadian yang terjadi yaitu hanya bergantung pada buku teks sehingga materi menjelaskan hubungan sebab-akibat tidak terlaksana dengan baik apalagi siswa tidak aktif

dan mandiri dalam proses pembelajaran sejarah, karena siswa kurang belajar secara rajin.

Dalam mengatasi hal demikian, Guru memberikan tugas di rumah pada siswa yang menyangkut menjelaskan hubungan sebab-akibat pada materi dan sebelum itu guru harus memberikan contoh terlebih dahulu dalam menjelaskan sebab-akibat sehingga siswa mengerti terhadap tugas yang diberikan. oleh karena itu, siswa akan terlatih dan memahami dalam menjelaskan sebab-akibat maka permasalahan yang terjadi pada pemahaman prinsip sudah terpecahkan serta terlaksana dengan baik.

Buku teks yang selalu dijadikan Guru sebagai bahan ajar maka dari itu penyelesaian dalam menjelaskan sebab-akibat pada materi tidak terlaksana, karena penjelasan dalam buku teks kurang. Solusi dari permasalahan diatas, guru harus menerangkan setiap penjelasan materi terutama menjelaskan hubungan sebab-akibat. upaya yang dilakukan guru adalah membuat bahan ajar sendiri dalam rangka penyempurnaan penjelasan materi yang tidak ada dalam buku teks. dengan diterangkan oleh guru setiap penjelasan maka siswa tahu dan mengerti dalam menjelaskan sebab-akibat pada pembahasan materi yang lain dengan sendirinya. dengan memakai model inilah proses pembelajaran sejarah berlangsung dengan lancar Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian tentang perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran tipe Inside-Outside-Circle(Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar), maka dapat ditarik kesimpulannya yaitu tidak terdapat perbedaan hasil belajar sejarah yang menggunakan model pembelajaran tipe Inside- Outside-Circle(Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar) kelas XI IPS 2 dengan metode pembelajaran ceramah siswa kelas XI IPS 4. Kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 13,00 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata 11,84. walaupun demikian, hal ini terjadi tidak terdapat perbedaan yang berarti secara signifikan.

Dari penjelasan diatas tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa, hal ini disebabkan karena:

1. Buku teks yang tidak lengkap.

2. Dalam proses pembelajaran sejarah, siswa kurang belajar secara rajin.

3. Penjelasan dalam buku teks kurang sehingga siswa tidak memahaminya.

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka dikemukakan beberapa saran yang bermanfaat bagi peneliti, Guru, Siswa, dan Sekolah sebagai berikut:

1. Guru hendaknya membuat bahan ajar sendiri yang bersifat penyajian prinsip dalam pembelajaran sejarah.

2. Siswa hendaknya dalam proses pembelajaran sejarah belajar dengan rajin.

(8)

3. Guru hendaknya dalam menemukan inti materi (prinsip) diperlukan guru harus menerangkan setiap penjelasan dari materi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA 1. Buku

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Anita, Lie. 2010. Co-operative Learning.

Jakarta: PT Grasindo.

AM. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Anas Sudiyono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Dymyati Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamzah, B. Uno. Nurdin Muhammad. 2012.

Belajar dengan Pendekatan PAILKEM:

Pembelajaran Aktif, Inovatif Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara

Helius, Sjamsuddin. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nana, Sudjana. 2013. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Algensido.

___________, 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ratna, Wilis. 2002. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Quantum Teaching.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung:

Tarsito.

Suharsimi, Arikunto. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

_________, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

__________, 2013. Manajemen Penelitian.

Jakarta: Rineka Cipta.

Syafaruddin, Irwan Nasution. 2005.

Manajemen Pembelajaran. Jakarta:

Quantum Teaching.

Syaiful, Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Oemar, Hamalik. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wahab, Jufri. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta.

2. Skripsi

Isrina Siregar (2011) FIS UNP yang berjudul

Pengaruh Penerapan Model QUICK On

The Draw Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI SMA N Bangko.

Edwin Anshori Pramana (2011) FIS UNP yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Co-op Co-op Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA N Pertiwi 2 Padang.

Vivaldi (2011) FIS UNP yang berjudul

Pengaruh Penerapan Model Treffinger Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI SMA N I Koto Baru Dharmasraya.

Meliza Syafdiana (2010) FIS UNP yang berjudul

Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Di SMA N 2 Bayang.

Referensi

Dokumen terkait

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan dari data hasil penelitian yang telah dipaparkan pada Bab IV baik dari segi prosedur, fasilitas, maupun pelayanan administratif, maka hasil penelitian

Hull dalam Zia 2002 Ketiga, Mata pencaharian sampingan masyarakat pengolah batu bata di Desa Serasi Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman pada umumnya adalah buruh,29 responden

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa persepsi orang tua terhadap pendidikan anaknya di Nagari Durian Seribu Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan, dari tingkat pengetahuan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, Prosedur masyarakat untuk mendapatkan bantuan ternak kambing di kenagarian Tanjuang Kaliang kecamatan Kamang Baru kabupaten Sijunjung, di mana

Kesiapsiagaan dan pengetahuan masyarakat di kawasan pesisir pantai Kota Pariaman dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami sudah tergolong cukup karena sebagian dari mereka sudah

Kelima, strategi peningkatan usaha ikan keramba dengan pemanfaatan lahan untuk membuat keramba ikan yang baru, meningkatkan peran anggota keluarga sebagai tenaga kerja, meningkatkan

Berdasarkan penghitungan perubahan potensi cadangan karbon pada lahan alang-alang dan semak belukar yang di lakukan di Nagari Paninggahan dan Nagari Simarasok pada tahun 2013 dan 2015

Sesuai dengan penelitian yang ditemukan, teknik analisis ini adalah deskriptif dengan penghitungan persentase dengan rumus sebagai berikut: = 100% Sumber : Arikunto: 2006 Kualitas