1
1 CAUSE LACK OF DANAU KEMBAR TOURISM OBJECT’S DEVELOP IN KENAGARIAN SIMPANG TANJUNG NAN IV KECAMATAN DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK
By
Musra1 , Drs. Dasrizal, MP.2 , Rozana Eka Putri, S.Pd., M.Si.3 1) Student of STKIP PGRI Sumatera Barat
2) Geography Department
ABSTRACT
This research aims to know what cause lack of Danau Kembar Tourism Object’s Develop in Kenagarian Simpang Tanjung Nan IV Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok, starting from side:
1) Means and infrastructure condition; 2) Sanitation; 3) People participation; 4) Government contribution.
Type of this research is quantitative by using purposive technique sampling. Next, data is collected by observation, interview directive and documentation study. Then, data analyze technique is done with data reduction, data presentation and conclusion drawing.
This research result concludes that: 1) Means and tools in tourism object generally in damaged condition, it is not operates appropriate as usual, and it have long time to renovation and there is no new development; 2) Sanitation condition of tourism object in not clean enough, rubbish is always be scattered around and it is piled in at random spot; 3) People participation in tourism object only try to bargain in tourism object, parking demand, and input demand. However, their problem is they break regulation which have had; 4) Government contribution in tourism object still lack in tourism object development.
Key Words: Cause, Lack development, Tourism object.
2
PENDAHULUAN
Kepariwisataan merupakan bagian yang penting dalam pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional. Hal demikian hendaknya bisa dilakukan dengan perencanaan dan pengembangan berkelanjutan yang baik karena kepariwisataan merupakan salah satu penghasil devisa terbesar di Indonesia.
Seperti halnya dengan perencanaan dan aktivitas pengembangan bidang- bidang lainnya, perencanaan di bidang pariwisata perlu dikerjakan setahap demi setahap menurut cara-cara yang sistematis. Hal ini khususnya penting untuk aktivitas yang kompleks seperti pariwisata, yang harus mencakup pertimbangan-pertimbangan mengenai banyak faktor, antara lain di bidang sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup yang masing-masing mempunyai kaitan dengan sektor ekonomi (Muljadi, 2012:67).
Kata “pariwisata” berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar- putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan atau bepergian yang dilakukan secara berkali- kali atau berkeliling (Muljadi, 2012:8).
Menurut UU No. 10 Tahun 2009 Bab 1, Pasal 1, Ayat 3 pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
Beberapa Objek wisata yang menonjol dengan keindahan alamnya dan menjadi daerah tujuan wisata bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara antara lain Danau Singkarak, Danau Kembar (Danau Diateh dan Danau Dibawah) dan Gunung Talang (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.
Solok tahun 2015).
Karena objek wisata Danau Kembar ini merupakan salah satu andalan Kabupaten Solok hendaknya pengembangan kepariwisataan tentu harus didukung oleh segenap lapisan, baik pemerintah, kalangan swasta ataupun masyarakat, dan di dukung oleh sarana dan prasarana. Objek wisata Danau Kembar ini masih alami, hijau dan asri dikarenakan di sekitar Danau Kembar dimanfaatkan penduduk untuk berladang dan berkebun yang membuat pengunjung merasa nyaman ketika sampai di objek wisata ini, ditambah lagi dengan kondisi suhu dingin khas pegunungan seakan menambah kenikmatan berwisata di daerah ini.
Ditempat objek wisata masyarakat memanfaatkan keberadaan objek dengan cara berdagang yaitunya menjual hasil ladang mereka seperti sayur-sayuran;
buah-buahan khas daerah; kemudian ada juga yang menjual bunga dan makanan yang dapat menambah penghasilan masyarakat disekitar objek wisata. Serta juga ada masyarakat yang menyediakan jasa angkutan air mengelilingi danau yang sejatinya perahu mereka hanya digunakan untuk penyeberangan oleh penduduk kedaerah seberang.
Berdasarkan hasil observsi awal yang dilakukan penulis pada tanggal 7
3
Januari 2016 didapatkan bahwa, objek wisata Danau Kembar jika diamati kurangnya kebersihan objek wisata, fasilitas sarana dan prasarana di objek wisata dalam kondisi yang kurang baik, pos pemungutan karcis terhadap pengunjung kurang terkelola dengan baik dan kurang layak untuk dioperasikan oleh petugas, areal parkir yang kurang memadai, dinding-dinding bangunan dan tempat duduk bagi pengunjung kurang baik dan banyak yang telah dicoret-coret, sehingga hal demikian mengganggu kenyamanan pengunjung di objek wisata.
Beranjak dari fenomena dan masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengungkap permasalahan di atas melalui sebuah penelitian dengan judul
“Penyebab Kurang Berkembangnya Objek Wisata Danau Kembar di Kenagarian Simpang Tanjung Nan IV Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok”.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif seringkali juga dinamakan sebagai pendekatan humanistik, karena di dalam pendekatan ini cara pandang, cara hidup, selera, ataupun ungkapan emosi dan keyakinan dari warga masyarakat yang diteliti, juga termasuk data yang perlu dikumpulkan (Patilima dalam Suparlan, 2011:2).
Bentuk data yang digunakan bukan berbentuk bilangan, angka, skor atau nilai; peringkat atau frekuensi; yang biasanya dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematis atau statistik (Gunawan dalam Creswell, 2009).
Jadi penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya
tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Saebani, 2012:56).
Karena penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif maka teknik pengumpulan informan adalah secara purposive sampling. Menurut Sugiyono (2008) Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Data primer adalah data yang diperoleh saat melakukan penelitian dilapangan yang mana data ini didapat dalam bentuk observasi, wawancara, dan dokumentasi lapangan Sedangkan Data sekunder adalah data penunjang yang relevan dengan kajian penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Solok.
Teknik penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Observasi; 2) Wawancara; 3) Pencatatan dilapangan;
dan 4) Pemotretan.
Penelitian ini dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Reduksi Data; 2) Penyajian Data; 3) Penarikan Kesimpulan.
Dalam memperkuat kesahihan data yang diperoleh, menurut Moleong (2010) keabsahan data penelitian kualitatif yang diperoleh dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1) Perpanjang keikutsertaan; 2) Ketekunan pengamatan; 3) Triangulasi; dan 4) Pemeriksaan sejawat melalui diskusi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasi penelitian Penyebab Kurang Berkembangnya Objek Wisata Danau Kembar di Kenagarian Simpang Tanjung Nan IV
4
Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok yang meliputi: 1) Sarana dan Prasarana; 2) Kebersihan; 2) Partisipasi Masyarakat; dan 4) Peranan Pemerintah.
Pertama, keadaan sarana dan prasarana di objek wisata Danau Kembar di Kenagarian Simpang Tanjung Nan IV Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok pada umumnya berada dalam keadaan yang telah rusak, tidak di operasikan sesuai dengan fungsinya dan telah lama renovasi dan pembangunan tidak ada.
Kemudian keadaan sarana dan prasarana yang demikian ada yang telah dibongkar untuk dijadikan bangunan rumah oleh masyarakat sekitar. Dengan keadaan sarana dan prasarana yang demikian tidak terpenuhinya keinginan dan kepuasan pengunjung yang datang sehingga menyebabkan kurang berkembangnya objek wisata Danau Kembar di Kenagarian Simpang Tanjung Nan IV Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok.
Hal ini tidak sesuai sepenuhnya dengan pernyataan Yoeti (2013:8) yang menyatakan bahwa baik prasarana maupun sarana kepariwisataan sesungguhnya merupakan tourist supply yang peru dipersiapkan atau disediakan bila kita hendak mengembangkan industri pariwisata.
Kedua, keadaan kebersihan di objek wisata Danau Kembar di Kenagarian Simpang Tanjung Nan IV Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok dalam keadaan yang tidak bersih, sampah selalu berserakan, dan ditumpuk di sembarangan tempat.
Dengan keadaan yang demikian menyebabkan kondisi lingkungan di
objek wisata berada dalam keadaan kotor sehingga terganggunya kenyamanan pengunjung yang datang dan menyebabkan kurangnya minat pengunjung untuk datang ke tempat objek wisata. Hal demikian menyebabkan kurang berkembangnya objek wisata Danau Kembar di Kenagarian Simpang Tanjung Nan IV Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok.
Hal ini tidak sejalan dengan pernyataan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Solok tahun 2015 yang menyatakan bahwa suatu kondisi lingkungan serta kualitas produk dan pelayanan di destinasi pariwisata/daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan yang sehat/higienis sehingga memberikan rasa nyaman dan senang bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.
Bentuk aksi yang perlu diwujudkan antara lain: a) Tidak membuang sampah sembarangan; b) Menjaga kebersihan lingkungan objek wisata; c) Menjaga lingkungan yang bebas dari polusi udara; d) Menyiapkan sajian makanan dan minuman yang higienis;
e) Menyiapkan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih; f) Pakaian dan penampilan petugas bersih dan rapi.
Ketiga, partisipasi masyarakat di sekitar objek wisata terhadap perkembangan objek wisata Danau Kembar di Kenagarian Simpang Tanjung Nan IV Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok baru sampai pada ikut berdagang di objek wisata, meminta parkir dan meminta uang masuk. Namun masalahnya menjadikan
5
tempat berdagangnya sebagai rumah, lahan kosong juga dijadikan ladang dan petugas pemungut karcis masuk dan petugas parkir meminta tarif masuk dan uang parkir tidak sesuai dengan tarif yang telah ditentukan.
Hal ini tidak sesuai sepenuhnya dengan pernyataan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Solok tahun 2015 bahwa masyarakat setempat harus mengawasi atau mengontrol pembangunan pariwisata dengan ikut terlibat dalam menentukan visi pariwisata, mengidentifikasi sumber- sumber daya yang akan dipelihara dan ditingkatkan, serta mengembangkan tujuan-tujuan dan strategi-strategi untuk pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata. Masyarakat juga harus
berpartisipasi dalam
mengimplementasikan strategi-strategi yang telah disusun sebelumnya.
Kemudian keadaan yang demikian ditegaskan oleh pernyataan (Bakaruddin, 2009) bahwa anjuran dan partisipasi masyarakat yang di harapkan antara lain: a) turut serta menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan hidup; b) melestarikan dan mengembangkan kehidupan kebudayaan; c) melestarikan dan mengembangkan seni budaya, seni tarian kerajinan tangan daerah; d) ketertiban umum; e) memelihara keamanan dan ketertiban umum; f) meningkatkan keramah tamahan dan kesopanan, serta suka membantu dengan memberi petunjuk; g) jangan meniru apa yang tidak sesuai dengan kebudayaan kita.
Keempat, peranan pemerintah dalam pengembangan objek wisata Danau Kembar di Kenagarian Simpang
Tanjung Nan IV Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok masih kurang. Hal ini dapat dibuktikan dari sarana dan prasarana yang ada pada umumnya telah rusak, dan renovasi serta pembangunan sarana dan prasarana di objek wisata telah bertahun-tahun tidak pernah dilakukan.
Bagaimana cara dan tingkah laku masyarakat mengelola objek wisata Danau Kembar dan fakta-fakta dilapangan yang membuat citra objek wisata menjadi jelek pemerintah telah mengetahui keadaan tersebut dan belum mengambil suatu tindakan demi berkembangnya objek wisata.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Hengky (2011:142) yang menyatakan bahwa UNWTO menyebutkan paling tidak ada lima kebijakan strategis yang perlu dilakukan pemerintah untuk mengembangkan pariwisata, yaitu membangun kerangka operasional;
memfasilitasi kebutuhan legislasi, regulasi, dan kontrol; membangun infrastruktur transportasi darat, laut, dan udara; memfasilitasi peningkatan kualitas sumber daya manusia; dan menyusun rencana konkrit pengembangan pariwisata.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan tentang Penyebab Kurang Berkembangnya Objek Wisata di Kenagarian Simpang Tanjung Nan IV Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok sebagai berikut : 1. Keadaan sarana dan prasarana di
objek wisata pada umumnya dalam
6
keadaan rusak, tidak di operasikan sesuai dengan fungsinya, dan telah lama renovasi dan pembangunan yang baru tidak ada.
2. Keadaan kebersihan di objek wisata dalam keadaan yang tidak bersih, sampah selalu berserakan dan ditumpuk di sembarangan tempat.
3. Partisipasi masyarakat di sekitar objek wisata baru sampai pada ikut berdagang di objek wisata, meminta parkir dan meminta uang masuk.
Namun masalahnya menjadikan tempat berdagangnya sebagai rumah dan lahan kosong juga dijadikan ladang. Petugas pemungut karcis masuk dan petugas parkir meminta tarif tidak sesuai dengan tarif yang telah ditentukan.
4. Peranan pemerintah di objek wisata masih kurang dalam pengembangan objek wisata hal ini dapat dibuktikan dari pembangunan sarana dan prasarana di objek wisata yang telah telah rusak, dan bertahun-tahun renovasi dan pembagunan tidak ada.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian maka peneliti mengemukakan beberapa saran:
1. Diharapkan para pengelola di objek wisata Danau Kembar memperbaiki bagaiman cara mengelola objek wisata demi kemajuan dan berkembangnya objek wisata Danau Kembar di Kenagarian Simpang Tanjung Nan IV Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok kearah yang lebih baik lagi.
2. Diharapkan pemerintah yang terkait dengan objek wisata Danau Kembar
di Kenagarian Simpang Tanjung Nan IV Kecamatn Danau Kembar Kabupaten Solok lebih meningkatkan peranan lagi di objek wisata Danau Kembar, memperbaiki sumber daya manusia yang mengelola objek wisata.
KEPUSTAKAAN
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Solok. 2015. Laporan
Akhir Rencana Induk
Pembangunan Induk Pariwisata Daerah (RIPPARDA) Kabupaten Solok 2012-2021. Jakarta. PT Properindo Jasatama.
Gunawan Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hermantoro Henky. 2011. Creative- Based Tourism. Dari Wisata Rekreatif Menuju Wisata Kreatif.
Yogyakarta: Galangpress.
Moleong, L.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muljadi, A.J. 2012. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Patilima Hamid. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: C.V Alfabeta.
Undang-Undang No. 10 tahun 2009 Bab 1, Pasal 1, Ayat 3 tentang Kepariwisataan
Yoeti A. Oka. 2013. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.