• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ab³ Sa’³d al-Khudr³

Dalam dokumen Erwin Hafid (Halaman 123-129)

ANAK USIA DINI

B. Kritik Hadis

7) Ab³ Sa’³d al-Khudr³

Nama lengkapnya Sa’ad bin M±lik bin Sin±n bin ‘Ubaid bin

¤a’labah bin ‘Ubaid Aj³r, memiliki nama kunniah Abµ Sa’ad al-Khudr³.305 Beliau meninggal di Madinah tahun 40 H.306

Beliau termasuk sahabat yang banyak meriwayatkan hadis langsung dari Rasulullah saw. Dan diantara murid-muridnya adalah

‘I¯¯±b bin ¦an³n, ‘Urwah bin Zubair, ‘A¯± bin Ab³ Rab³¥, ‘A¯± bin Yaz³d, ‘A¯± bin Yass±r, ‘A¯iyyah bin al-Aufuq.

Beliau termasuk sahabat kaum Ansar yang mulia, dia banyak menghafal hadis dari Rasulullah saw.307 Sebagai seorang sahabat maka ia dinilai adil.

Setelah mengamati secara seksama rangkaian proses periwayatan mulai dari Rasulull±h saw. Sampai Ab³ D±wud, berdasarkan biografi, kelahiran, kematian, domisili, informasi guru dan murid, serta informasi kualitas periwayatnya maka peneliti beranggapan hadis ini sanadnya sahih, walaupun pada rawi Hil±l bin Maimµn al-Juhn³ kualitas rawinya ada yang menilai tidak kuat, tapi mayoritas tetap menganggapnya £iqah, sesuai dengan kaedah yang digunakan bahwa ia tetap akan dinilai adil selama yang menilainya positif lebih banyak.

Berdasarkan penilaian ini maka hadis ini bisa dilanjutkan pada kritik matan.

302 Ibnu Hajar, Tah§ib al-Tah§ib, juz 7, h. 193.

303 A¥mad ibn ‘Abdullah ibn ¢±le¥ Abµ al-¦asan al-‘Ijl³, Ma’rifa al-¢iq±t, juz 2, h. 137.

304 Abµ ¦±tim, al-Jar¥ wa al-Ta’dil, juz 6, h. 338.

305 Yµsµf bin ‘Abd Ra¥m±n bin Yµsµf Mizz³, Tahdz³b Kam±l f³ Asm± al-Rij±l, Juz 10, h. 295. Lihat juga, Abµ al-Q±sim ‘Al³ bin al-¦asan bin Hibah, T±r³kh Dimasq, Juz 20, h.373.

306 Abµ ‘Umar Yµsµf bin ‘Abdill±h bin Mu¥ammad bin ‘Abd al-Bar, al-Isti’±b f³ Ma’rifah al-¢a¥±bah, , Juz 2 (Cet. 1; Beirµt: D±r al-Jail, 1412 H/ 1992 M), h. 602.

Lihat juga, Khair al-D³n bin Ma¥mµd bin Mu¥ammad bin ‘Al³ bin F±ris, al-A’l±m, Cet. 15, h. D±r al-‘Ilm, 2002 M, Juz 3, h. 83.

307 Abµ Bakr A¥mad bin ‘Al³ bin ¢±bit, T±r³kh Baghd±d, juz 1, h. 192.

d. Kritik Matan

Untuk mempermudah dalam mengetahui ‘illah yang ada pada hadis yang ditandai dengan adanya ziy±dah (tambahan), inqil±b (pembalikan lafal), mudraj (sisipan), naq³s (pengurangan) dan al-tahr³f/al-ta¡¥³f (perubahan huruf/syakalnya) yang kemudian dimasukkan dalam kaedah minor dari kaedah mayor tidak terjadinya illat maka peneliti melakukan pemenggalan-pemenggalan lafal matan hadis dalam setiap riwayat.

Sunan Ab³ D±wud

ِهْيَلَع ُللها ىَّلَص َِّبَّنلا َّنَأ َوُهَو ٍم َلُغِب َّرَم َمَّلَسَو

،ًةاَش ُخُلْسَي ِهَّللا ُلوُسَر ُهَل َلاَقَـف :َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُللها ىَّلَص

»َكَيِرُأ َّتَح َّحَنَـت«

ِدْلِْلجا َْينَـب ُهَدَي َلَخْدَأَف

،ِمْحَّللاَو َّتَح اَِب َسَحَدَف

، ِطِبِْلا َلىِإ ْتَراَوَـت ِساَّنلِل ىَّلَصَف ىَضَم َُّث

،ْأَّضَوَـتَـي َْلَو

Sunan Ibn M±jah

ىَّلَص ِهَّللا َلوُسَر َّنَأ

َّرَم َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُللها

،ًةاَش ُخُلْسَي ٍم َلُغِب

ُلوُسَر ُهَل َلاَقَـف

ِهْيَلَع ُللها ىَّلَص ِهَّللا :َمَّلَسَو

»َكَيِرُأ َّتَح ،َّحَنَـت«

ِهَّللا ُلوُسَر َلَخْدَأَف

ِهْيَلَع ُللها ىَّلَص

َْينَـب ُهَدَي َمَّلَسَو

،ِمْحَّللاَو ِدْلِْلجا

َّتَح ،اَِب َسَحَدَف

ِطِبِْلا َلىِإ ْتَراَوَـت

ُم َلُغ اَي« : َلاَقَو

»ْخُلْساَف اَذَكَه ىَّلَصَو ىَضَم َُّث

ْأَّضَوَـتَـي َْلَو ،ِساَّنلِل

¤a¥³¥ Ibn

¦ibb±n

،ِهَّللا َلوُسَر َّنَأ ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ٍم َلُغِب َّرَم ،ملسو

،ًةاَش ُخُلْسَي :ُهَل َلاَقَـف ،َكَيِرُأ َّتَح َّحَنَـت«

ُنِسُْت َكاَرَأ َل ِّنِإَف .»ُخُلْسَت ُلوُسَر َلَخْدَأَف :َلاَق ُهَّللا ىَّلَص ،ِهَّللا ُهَدَي ،َمَّلَسَو ِهْيَلَع

،ِمْحَّللاَو ِدْلِْلجا َْينَـب َّتَح اَِب َسَحَدَف

، ِطْبِْلا َلىِإ ْتَراَوَـت ىَّلَص َلاَق َُّث :َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ُم َلُغ اَي اَذَكَه«

»ْخُلْساَف ،ىَّلَصَف َقَلَطْنا َُّث َْلَو ،ْأَّضَوَـتَـي َْلَو ءام َّسََي

Al-Sunan al-Kubr± li al-Baihaq³

ُللها ىَّلَص َِّبَّنلا َّنَأ

َّرَم َمَّلَسَو ِهْيَلَع

،ًةاَش ُخُلْسَي ٍم َلُغِب

ُلوُسَر ُهَل َلاَقَـف

ِهْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها :َمَّلَسَو

َكَيِرُأ َّتَح َّحَنَـت “

َْينَـب ُهَدَي َلَخْدَأَف

ِمْحَّللاَو ِدْلِْلجا

َّتَح اَِب َسَحَدَف

، ِطْبِْلا َلىِإ ْتَراَوَـت ىَّلَصَف ،ىَضَم َُّث

ْأَّضَوَـتَـي َْلَو ،ِساَّنلاِب

Dari pengamatan peneliti terhadap matan-matan hadis di atas, ditemukan nuq¡±n pada matan hadis yang menjadi objek kajian sebab jika dibandingkan dengan hadis-hadis lain, yaitu kata:

ْخُلْساَف اَذَكَه ُم َلُغ اَي« : َلاَقَو, meskipun juga ditemukan matan hadis

yang tidak menambahkan kalimat tersebut. penambahan ini terdapat pada kitab Sunan Ibn M±jah dan ¢a¥³¥ Ibn ¦ibb±n. akan tetapi jika diperhatikan dengan seksama pengurangan kalimat tersebut tidak berdampak kepada autentitas keseluruhan hadis khususnya pada matan hadis. kemudian di bagian riwayat lain juga dilanjutkan dengan kata:

ءام سي لو tetapi hal ini juga tidak mengurangi authentitas hadis di atas, sebab kalimat sebelumnya telah dijelaskan bahwa Rasulullah saw tidak berwhudu. Adapun kaedah minor illat hadis lainnya tidak terdapat dalam hadis ini.

Selanjutnya untuk membuktikan apakah kandungn hadis tersebut mengandung syaz atau tidak, maka diperlukan langkah-langkah yang dikenal dengan kaidah minor terhindar dari syu©µ© yaitu tidak bertentangan dengan al-Qur’an.

Al-Qur’an telah berbicara tentang binatang yang dihalalkan dan diharamkan dari aspek zatnya dan prosesnya. Hal ini juga melahirkan ijm±’ para ulama dalam memandang perkara ini khususnya mengupas kulit kambing terhadap status wudhu.

Sebagaimana firman Allah swt dalam Q. S. Al-Maidah/5: 96:

َمِّرُحَو ِۖةَراَّيَّسلِلَو ۡمُكَّل اٗعَٰتَم ۥُهُماَعَطَو ِرۡحَ ۡلٱ ُدۡي َص ۡمُكَل َّلِح ُ ٩٦ َنوُ َشۡ ُ أ

ت ِهۡ َلِإ ٓيِ َّ

لٱ َ َّللٱ ْاوُقَّتٱَو ۗاٗمُرُح ۡمُتۡمُد اَم ِّ َب ۡ لٱ ُدۡي َص ۡمُكۡيَلَع

Terjemahnya:

Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.308 Kemudian di ayat lain menjelaskan hal-hal yang membatalkan wudhu pada Q. S. Al-Maidah/5: 6:

308 Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 178.

ۡمُكَهوُجُو ْاوُلِسۡغٱَف ِةٰوَل َّصلٱ َلِإ ۡمُتۡمُق اَذِإ ْآوُنَماَء َنيِ َّلٱ اَهُّي َ أٰٓ َي

ۚ ِ ۡينَبۡع َكۡلٱ َلِإ ۡمُكَلُجۡرَأَو ۡمُكِسوُءُرِب ْاوُحَسۡمٱَو ِقِفاَرَمۡلٱ َلِإ ۡمُكَيِدۡيَأَو

ٞدَحَأ َءٓاَج ۡوَأ ٍرَفَس َٰ َع ۡو َ

أ ٰٓ َضۡرَّم مُتنُك نوَإِ ْۚاوُرَّه َّطٱَف اٗبُنُج ۡمُتنُك نوَإِ

ا ٗديِع َص ْاوُمَّمَيَتَف ٗءٓاَم ْاوُدِ َت ۡمَلَف َءٓاَسِّنلٱ ُمُتۡسَمَٰل ۡوَأ ِطِئٓاَغۡلٱ َنِّم مُكنِّم

َلَعۡجَ ِل ُ َّللٱ ُديِرُي اَم ُۚهۡنِّم مُكيِدۡي َ

أَو ۡمُكِهوُجُوِب ْاوُحَسۡمٱَف اٗبِّيَط

ۡمُكۡيَلَع ۥُهَتَمۡعِن َّمِتُ ِلَو ۡمُكَرِّه َطُ ِل ُديِرُي نِكَٰلَو ٖجَرَح ۡنِّم مُكۡيَلَع ٦ َنوُرُك ۡشَت ۡمُكَّلَعَل

Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.309

Kaedah minor syads lainnya adalah tidak bertentangan dengan hadis lain. Kambing atau domba merupakan binatang yang diberkati oleh oleh Allah swt. dalam memelihara kambing diajarkan untuk memiliki sifat sabar dan setia. Sehingga dalam hal ini bukanlah hal yang langka ditemui kehidupan para nabi dengan kedekatannya pada hewan ini. Sebagaimana hadis nabi Saw.

َي ِضَر َةَرْـيَرُه ِبَأ ْنَع ،ِهِّدَج ْنَع ، َيَْي ُنْب وُرْمَع اَنَـثَّدَح ،ُّيِّكَلما ٍدَّمَُم ُنْب ُدَْحَأ اَنَـثَّدَح

،»َمَنَغلا ىَعَر َّلِإ اًّيِبَن ُهَّللا َثَعَـب اَم« :َلاَق َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُللها ىَّلَص ِِّبَّنلا ِنَع ،ُهْنَع ُهَّللا

310

َةَّكَم ِلْهَِلأ َطيِراَرَـق ىَلَع اَهاَعْرَأ ُتْنُك ،ْمَعَـن« :َلاَقَـف ؟َتْنَأَو :ُهُباَحْصَأ َلاَقَـف«

309 Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 158.

310 Mu¥ammad bin ‘Ism±’³l al-Bukhar³, J±mi’ al-¢a¥³¥ al-Bukhar³, Cet. I; D±r Tµq al-N±jah, 1422 H, Juz 3, h. 88.

Artinya:

A¥mad bin Mu¥ammad al-Makk³ menceritakan kepada kami, ‘Amrµ bin Ya¥y± dari neneknya dari Abµ Hurairah ra. dari Nabi Saw ia bersabda; tidaklah Allah mengutus nabi kecuali ia akan memelihara kambing. Lalu para sahabat bertanya; engkau juga ya Rasululla¥?

Rasulullah menjawab; iya, aku dulu mengembala kambing dari penduduk Mekkah dengan upah beberapa kirat emas.

Berikutnya tidak bertentangan dengan fakta sejarah dan logika.

Budaya arab sejak dulu dikenal sebagai komunitas pengembala domba atau kambing. Mengingat domba atau kambing termasuk makanan pokok yang selalu dihidangkan di setiap jamuan. Sehingga menuntut masyarakat untuk selalu bersentuhan dengan hewan tersebut, mulai dari pemeliharaannya atau pengembalaannya sampai proses pengolalaanya, sehingga memang domba sering bersentuhan dengan kehidupan Rasulullah saw. Syariat telah menjelaskan tentang kehalalan binatang ini sehingga melihat konteks hadis di atas dianggap tidak bertentangan kandungan atau matan hadis.

Setelah mengamati kandungan teks matan hadis dengan tujuan melacak ‘illah dan sy±©, peneliti tidak menemukan perkara yang kontradiksi dari riwayat lain sehingga kandungan teks matan hadis di atas sa¥³¥ berdasarkan kaidah kesahihan hadis yakni terhindar dari sya© dan ‘illah.

Dengan demikian, dua unsur urgent dalam hadis di atas yakni sanad dan matan dengan kajian penelusuran dari berbagai sumber data yang telah diambil seluruhnya telah memenuhi syarat kesahihan hadis yaitu bersambung sanad, adil, dabit, terhindar dari syadz dan terhindar dari ‘illah. Hal ini juga, didukung oleh pendapat ulama akan

¡a¥³¥nya hadis ini seperti al-B±n³.311

311 Abµ ‘Abd al-Ra¥m±n Mu¥ammad N±¡ir al-B±n³, ¢a¥³¥ Ab³ D±wud, Cet. I;

Kuwait: Muassasah al-Ris±lah, 1423 H/ 2002 M, Juz 1, h. 339. Lihat juga, Mu¥ammad bin ¦ayy±n bin A¥mad bin ¦ayy±n bin Mu’±©, al-Ta’liq±t al-¦ass±n ‘al± ¢a¥³¥ Ibn

¦ibb±n wa Tamy³zi Saq³mih, Juz 2 (Cet. I; Riya«: D±r al-Riy±«, 1424 H/ 2003 M), h. 411.

d. Senantiasa mendorong pada hal-hal positif

Terdapat dua hadis dalam sub bagian ini, yaitu hadis yang berasal dari Ibnu Abi Syaybah dan Ahmad. Kedua hadis telah penulis takhrij, yang pertama hadis dari Abi Syaybah yaitu:

لوسر لاق لاق بعشلا نع قاحسإ نب نحرلا دبع نع ثايغ نب صفح انثدح

312

هرب ىلع هدلو ناعأ ادلاو للها محر ملس و هيلع للها ىلص للها

Artinya:

Telah meriwayatkan kepada kami dari Hafshah ibn Giyats, dari Abdurrahman ibn Ishaq, dari al-Sya’biy berkata, bahwa Rasulullah bersabda: Allah akan menyanyangi orang tua yang senantiasa mendorong anak-anaknya pada kebaikan.

a. Takhrij Hadis

Setelah penelusuran terhadap hadis terkait di atas dengan dengan metode lafal pertama matan hadis dengan kitab dengan menggunakan kitab al-Fath al-Kab³r f³ ¬ammi al-Ziy±dah Il± al-J± mi’ al-¢ag³r

\ dan metode status hadis dengan menggunakan kitab Silsilah al-Ah±d³£ al-¬a’if karangan Mu¥ammad Na¡³r al-D³n al-Alb±ni, maka ditemukan bahwa hadis tersebut tidak terdapat dalam kumpulan Kutub al-Tis’ah, hanya diriwayatkan dalam beberapa kitab standar lain, yaitu dalam kitab Musannaf ibn Ab³ Syaibah dan Al-J±mi’ ibn Wahhab.313

b. I’tib±r Sanad

Dari 2 jalur periwayatan tersebut terdapat mut±bi’ karena dari kalangan tabi’in ada 2 orang yang meriwayatkan yaitu, al-Sya’bi dan A¯±’ bin Rab±h dengan demikian pada hadis ini terdapat mutabi’

sedangkan syahid tidak ditemukan karena dari dua jalur di atas kedua tabi’in tersebut langsung menyandarkan kepada nabi. Adapun

312 Abu Bakr Abdullah ibn Muhammad ibn Abi Syaybah al-Kuufiy, Mushannaf Ibnu Abi Syaybah, Ed. Kamal Yusuf al-Huut, Juz 8 (Cet. I, Maktabah al-Rusydi, Riyadh, 1409), h. 393.

313 Jal±l al-D³n Mu¥ammad al-Suyµ¯³, Fath al-Kab³r f³ ¬amm al-Ziy±dah Il± Jam³’

al-¢ag³r, juz 2 (Beirut: D±r al-Kit±b al-‘Arab³,), h. 128; al-°a¥¥±n, Tays³r Mu¡¯ala¥

Al-¦ad³£, h. 161; Al-Alb±n³, Silsilah ¦adis ¬±’if wa al-Mau«u’ah, Juz 4 (Riyad:

D±r al-Ma’arif, 1992 M), h. 416; Ibn Ab³ Syaibah, Musannaf, juz 5, h. 219; Abµ Muh±ammad Abdullah bin Wahhab, J±mi’ al-¦ad³£ li Ibn Wahhab, (Riyad: R±r ibn al-Jauji, 1995 M), Juz 1, h. 212.

lafal periwayatan yang digunakan yaitu ¥adda£an±, ‘an dan q±l±.

Selanjutnya untuk memperjelas keterangan di atas, maka dapat dilihat pada skema sanad berikut:

Skema Sanad 9

ﺎﻨﺛﺪ�

لﺎﻗ

ﻦﻋ

ِ��ا ُلﻮ ُﺳَر

ٍح َ� َر ِﰊ�� ِﻦْ� ِءﺎ َﻄَﻋ ٍﺐْﻫَو ُﻦْ�ا

ِّ ِﱯْﻌ �ﺸﻟا َقﺎَ ْﲮ ا ِﻦْ� ِﻦَ ْﲪ�ﺮﻟا ِﺪْﺒَﻋ �

ٍثﺎَﯿِﻏ ُﻦْ� ُﺺْﻔَﺣ ﺔ��ﺷ ﰊا ﻦ�ا

ﻦﻋ

c. Kritik Sanad

Adapun riwayat yang ditakhrij ini yaitu kitab Musannaf ibn Ab³ Syaibah terdiri dari 4 periwayat yaitu: Ibn Ab³ Syaibah, ¦af¡ bin Giya£, Abdurrahman bin Ishaq, dan Al-Sya’b³. Berikut biografi dan penilaian ulama atas mereka:

Dalam dokumen Erwin Hafid (Halaman 123-129)