• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hisyam bin ‘Urwah

Dalam dokumen Erwin Hafid (Halaman 82-88)

ANAK USIA DINI

B. Kritik Hadis

4) Hisyam bin ‘Urwah

Nama lengkapnya Hisy±m bin ‘Urwah bin Zubair, bin al-Aww±m, al-Kurasy³ al-Asad³. gelarannya Abu Mun§ir. Dia juga termasuk tabi’u atba’ Negeri semasa hidupnya yaitu Madinah, dan wafat pada tahun 145 atau 146 H. 150

Diantara gurunya Ibn ‘Ummuhu ‘Ub±dah bin ‘Abdullah bin Zubair, Bakar bin W±il, dan saudaranya Abdulah bin ‘Urwah bin al-Zubair, ‘Abdu al-Ra¥man bin Sa’di al-Madan³, Bapaknya ‘Urwah bin al-Zubair, dan ‘Amru bin Syu’aib. Sedangkan muridnya Ja’far bin ‘Aun, Jun±dah Ibn Salmah, H±tim bin Ism±il, dan ¦ap¡ah bin Maisarah. 151

Penilaian Ulama: Al-Ijli mengatakan £iqah, Ya’kub bin Syaibah tsiqah £abat, Ibnu Sa’d £iqah £abat, Abu Hatim “tsiqah, imam fil hadits”, Ibnu Hibban disebutkan dalam £iqah, dan Ibnu Hajar al

‘Asqalani “ £iqah, faqih”.152 5) ‘Urwah bin al Zuba³r

‘Urwah bin Zubair bin al-A’w±mi bin Khuwa³lid bin As±din153 atau juga dikenal dengan Abµ ‘Abdullah Madinah, dia lahir pada awal masa pemerintahan Usman154 pada tahun 23-36 H,155dan Al Wark}d³

148 Jam±l al-D³n Ab³ al-¦ajj±j Yµsuf Al-Mizz³, Tahz³b al-Kam±l f³ Asm±’ al-Rij±l, juz 7, h 74.

149 Jam±l al-D³n Ab³ al-¦ajj±j Yµsuf Al-Mizz³, Tahz³b al-Kam±l f³ Asm±’ al-Rij±l, juz 1, h 73.

150 Ibnu Hibb±n, ¢iq±h ibnu ¦ibb±n, juz 5, h 502.

151 Ibnu Hajar, Tah§ib al-Tah§ib, juz 11, h 48-49 dan Jam±l al-D³n Ab³ al-¦ajj±j Yµsuf Al-Mizz³, Tahz³b al-Kam±l f³ Asm±’ al-Rij±l, juz 30 h 233.

152 Jam±l al-D³n Ab³ al-¦ajj±j Yµsuf Al-Mizz³, Tahz³b al-Kam±l f³ Asm±’ al-Rij±l, juz 30 h 232.

153 Jam±l al-D³n Ab³ al-¦ajj±j Yµsuf Al-Mizz³, Tahz³b al-Kam±l f³ Asm±’ al-Rij±l, Jilid XX , (Beirut: Mu’assasah al-Ris±lah, 1992, H. 11.

154 Ahmad bin ‘Ali bin ¦ijr Abµ al-Fa«l al-‘Asqal±niy al-Sy±fi’iy, Tah§³b al-Tah§³b, Juz 7,(Beirut: D±r al-Fikr, 1984), h. 165.

155 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Cet. Ke III; Jakarta: Amzah,

mengatakan ‘urwah wafat pada tahun 94 H. menurut Imam Bukhari, dari Harµn bin Muhammad al-Farw³ Beliau wafat pada umur 99 tahun.

Adapun berkata bahwa beliau wafat pada umur 101 tahun. beliau termasuk dalam tabi’in masa pertengahan. 156

Diantara gurunya Us±mah bin ©aid bin h±ri£, Ali bin Abi ¯alib, Umar bin Salamah, Amru bin ²sh, Qi¡u bin sa’di bin Ubadah, ²isyah Ummul al-Mu’minin.157 Diantara muridnyaTam³mi bin Salamah Sulam³, Ja’far bin A’li bin Husain, Abdullah bin al-Bah³, Abdulah bin Salamah, dan Hisy±m bin Urwah158 dan Mu¥ammad bin Muslim bin Syih±b al-Zuhriyy³.159

6) ²isyah binti Ab³ Bakr al-¢iddiq.

Nama lengkapnya ‘²isyah binti ab³ Bakr al-¢idd³q.160 Dia adalah Ummul Mu’minin, istri dari nabi Muhammad saw.161 Dia wafat pada tahun 57 H.162 Dan diantara gurunya yaitu Al³ Ibn Ab³ °±lib.163 Dan Rasulullah saw.164 Abu Mµsa al-Asy’±ri mengatakan; bila ada yang tidak jelas dari sahabat Rasulullah atas sesuatu maka kami bertanya kepada ‘²isyah.165 Sebagai seorang sahabat maka beliau otomatis dinilai adil.

2013), h. 104.

156 Mu¥amad bin Jal±l al D³n al Mukaram, °abak±tu al Fukah±u, Juz 1, (Cet. I;

Bairut Libanon: D±ru al R±idi al ‘Arab³, 1970), h. 58.

157 Mauki’u Ya’sµb, Ta©kiratu al ¦uf±, Juz 1 h 62. Lihat juga ‘Abdu al Ra¥man ibn Ab³ B±kar Abµ al Fa«li as¡uyµ¯³, Is’±pu al Mub¯ai birij±li al Muwat¯a’ Juz 1 (Mesir;

Al Maktabah Atij±riyah al Kubra: 1969-1389), h. 21.

158 Al-Fa«l A¥mad bin ‘Al³ bin Mu¥ammad bin Hijr al-Kin±niy al-‘Asqal±niy,

°ab±qat al-Mudallis³n, Juz 27, (Al-Ard±n: Maktabah al-Man±r, (t.th), h. 11.

159 Jam±l al-D³n Ab³ al-¦ajj±j Yµsuf Al-Mizz³, Tahz³b al-Kam±l f³ Asm±’ al-Rij±l, Jilid XX, (Beirut: Mu’assasah al-Ris±lah, 1992, H. 15.

160 Amru Ridh± Ka¥±lah, Mu’jam al-Muallif³n, Juz 7 (Beirut: D±r I¥y±u al-Tir±¡, t.th), h. 112. Lihat juga, Ab³ ‘Amru Kh³fah ibnu Khiy±t\, T|abaq±t Kh³fah, Juz 1 (Beirut:

D±r al-Fikr, t.th), h. 624. Lihat juga, Ibnu ¦±jar al-‘Asqal±ni, Al-I£±batu f³ Ma’rifati al-¤ah±bah, Juz 4, h. 27.

161 Al-‘Ajli Ab³ al-¦asan A¥mad ibn ‘Abdullah ibn ¢±lih, Ma’rifah al-¢iq±h, Juz 1, (Cet. I; Maktabah al-D±r bi al-Mad³nah al-Munawwarah, 1405 H), h. 141.

162 Bakr Abµ Zaid, °abaq±t al-Nis±b³n, Juz 1, h. 1.

163 Abµ Is¥±q al-Syair±z³, °abaq±t al-Fuqah±’ Juz 1 (Beirut: D±r al-R±id al-‘Arab³, 1970 M.), h. 47

164 Al-Bist³, ¢iq±h ibnu ¦ibb±n, Juz 3, h. 323.

165 Abµ Is¥±q al-Syair±z³, °abaq±t al-Fuqah±’ Juz 1 (Beirut: D±r al-R±id al-‘Arab³, 1970 M.), h. 93.

Hasil kritik sanad hadis di atas membuktikan bahwa terjadi ketersambungan antara satu rawi dengan rawi yang lain. Berdasarkan keterangan kelahiran, kematian, dan daerah tempat berguru, serta keterangan nama guru dan muridnya.

Paparan kualitas pribadi dan kapasitas intektual masing-masing periwayat juga membuktikan keadilan dan kedabitan periwayatnya.

Dari keterangan ini peneliti menyimpulkan bahwa sanad dari jalur hadis ini memenuhi kriteria kesahihan hadis. Selanjutnya dilakukan kritik matan hadis sebagai proses lanjutan setelah kesahihan sanad didapatkan.

d. Kritik matan

Penelitian matan hadis dilakukan untuk melacak apakah terjadi sya© dan illat. Untuk mengetahui adanya sya© dilakukan pengecekan adanya dalil atau riwayat yang bertentangan dengan hadis yang dikritisi sedangkan illat dengan melihat adanya pertentangan dalam lafal hadis yang terkandung didalamnya.

Untuk meneliti illat pada matan peneliti membandingkan matan-matan hadis. Berikut matan-matan-matan-matan hadis yang didapatkan dari riwayat Musnad A¥mad bin ¦anbal terdapat 2 riwayat, 1 riwayat Syu’ba al-Im±n Li al-Baih±qi, dan 1 Riwayat Musnad Ibn al-Ju’da.

Ahmad

َّزَع ُهَّللا َداَرَأ اَذِإ ٍتْيَـب ِلْهَأِب َّلَجَو َلَخْدَأ اًرْـيَخ

َقْفِّرلا ْمِهْيَلَع

Ahmad

ُهَّللا َداَرَأ اَذِإ ِلْهَأِب َّلَجَو َّزَع اًرْـيَخ ٍتْيَـب ْمِهْيَلَع َلَخْدَأ .َقْفِّرلا

Baihaqi

َّزَع ُهَّللا َداَرَأ اَذِإ ٍتْيَـب ِلْهَأِب َّلَجَو َلَخْدَأ اًرْـيَخ

َقْفِّرلا ْمِهْيَلَع

Ibnu Ju’da

ُهَّللا َداَرَأ اَذِإ ِلْهَأِب َّلَجَو َّزَع َلَخْدَأ اًرْـيَخ ٍتْيَـب .َقْفِّرلا ْمِهْيَلَع

Ketika melihat perbandingan antara matan satu dengan matan yang lain, dari 4 riwayat tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara riwayat yang satu dengan yang lain.

Riwayat ini tidak terjadi maqlµb (terbalik), tidak mudraj (adanya

sisipan), tidak mu¡a¥¥af artinya tidak mengubah suatu kata dalam hadis dari bentuk yang telah dikenal kepada bentuk lain. Juga tidak mu¥arraf artinya tidak berubah hurufnya, meski terjadi perubahan syakal.166 Penulis tidak menemukan terjadinya mu¥arraf dalam hadis yang penulis teliti.

Riwayat ini juga tidak memiliki sya©. Karena tidak bertentangan dengan al Qur‘an, bahkan terdapat ayat yang menganjurkan berlemah lembut dalam Q. S. al-Maa’idah/5: 54:

ُ َّللٱ ِت ۡ أَي َفۡو َسَف ۦِهِنيِد نَع ۡمُكنِم َّدَتۡرَي نَم ْاوُنَماَء َنيِ َّلٱ اَهُّيَأٰٓ َي

َنيِرِفَٰكۡلٱ َ َع ٍةَّزِع َ

أ َينِنِمۡؤُم ۡ لٱ َ َع ٍةَّلِذَأ ٓۥُهَنوُّبِحُيَو ۡمُهُّبِ ُي ٖمۡوَقِب

ِ َّللٱ ُل ۡضَف َكِلَٰذ ٖۚمِئٓ َل َةَمۡوَل َنوُفاَ َي َلَو ِ َّللٱ ِليِبَس ِف َنوُدِهٰ َجُي ٥٤ ٌميِلَع ٌعِسٰ َو ُ َّللٱَو ُۚء ٓاَشَي نَم ِهيِتۡؤُي

Terjemahnya:

“ Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamaNya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.167

Dalam hadis di atas tidak bertentangan dengan hadis yang lain didukung oleh hadis yang berbunyi:

ُهَناَش َّلِإ ٍئْيَش ْنِم ُعَزْـنُـي اَمَو ُهَناَز َّلِإ ٍئْيَش ْ ِفي ُنْوُكَيَل َقْفِّرلا َّنِإ

Artinya:

“Tidaklah kelemah lembutan ada pada sesuatu kecuali akan menghi-asainya dan tidaklah dicabut darinya melainkan akan memper-jeleknya ” (HR. Muslim 2594 dari ‘Aisyah r.a)168

166 Ibnu Hajar al A£qal±n³, Nu§hah al Nazar, Syarh Nukhbah al Fikar f³ Mu¡¯ala¥

ahl al A£ar (Kairo: Maktabah ibnu Ta³miyyah, 199), h. 43.

167 Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 169.

168Muslim bin al-¦ajj±j Abµ al-¦usain al-Kusyari³ al-Naisabµr³, Sa¥³¥ Muslim, (Baerut: D±r I¥ya al-Tit±s³ al-‘Arbaiyah), Juz 5, h. 4000.

Sejarah juga membuktikan bahwa Rasulullah sangat penuh dengan kelembutan. Hadis ini sangat sesuai dengan akal sehat bahwa perlunya menjaga sikap kelembutan, apa lagi jika berkaitan dengan mendidik anak.

Berdasarkan kritik matan yang telah dilakukan, peneliti berkesimpulan bahwa hadis yang menjadi objek kajian berstatus ¡a¥³¥

li ©±tih dengan beberapa alasan sebagai berikut:

a. Hadis tersebut memenuhi unsur kesahihan hadis, baik dari segi sanad maupun matan sebagaimana pemaparan sebelumnya. Hadis ini termasuk periwayata billafzi.

b. Tidak bertentangan dengan Al-Qur’an.

c. Tidak bertentangan dengan Hadis nabi yang lebih Shahih. Tidak bertentangan dengan fakta sejarah dan tidak bertentangan dengan akal.

f. Konsisten dan teladan

Pada sub tema terdapat dua hadis ada Bukhari dan Ahmad, penulis akan mentakhrij hadis yang diriwayatkan oleh Im±m A¥mad yang berbunyi:

َةَرْـيَرُه ِبَأ نَع ٍباَهِش ِنْبا ِنَع ٌلْيَقُع ِنَثَّدَح َلاَق ٌثْيَل اَنَـثَّدَح َلاَق ٌجاَّجَح اَنَـثَّدَح

َُّث َكَاه َلاَعَـت ٍِّبَصِل َلاَق ْنَم « َلاَق ُهَّنَأ -ملسو هيلع للها ىلص- ِهَّللا ِلوُسَر ْنَع

Artinya:

.

169

» ٌةَبْذَك َىِهَف ِهِطْعُـي َْل

Hajj±j, bekata: telah diriwayatkan kepada kami Lay£ ia berkata, berkata padaku ‘Uqayl, dari Iibn Shih±b, dari ’Abµ Hurayrah dari Rasµlullah bahwa beliau bersabda: barang siapa yang berkata pada anak kecil bahwa ke sinilah saya akan memberikanmu sesuatu (sebagai iming-iming) kemudian ia tak menepatinya maka sesungguhnya ia telah berlaku dusta.

a. Takhrij Hadis

Berdasarkan takhrij dengan menggunakan lafal َبِذَك 170 dan وطع 171 pada kitab al-Mu‘jam al-Mufahras li Alf±§ al-¦ad³£ al-Nabawiy, didapatkan informasi bahwa hadis ini hanya terdapat pada Musnad

169 A¥mad bin ¦anbal, Musnad al-Im±m A¥mad bin ¦anbal, Juz 9, h. 623.

170 A.J. Weinsinck terj. Mu¥ammad Fu±d ‘Abd al-B±qiy, al-Mu‘jam al-Mufahras li Alf±§ al-¦ad³£ al-Nabawiy, Juz. V, (Laeden: Maktabah Brill, 1936 M), h. 556.

171 A.J. Weinsinck terj. Mu¥ammad Fu±d ‘Abd al-B±qiy, al-Mu‘jam al-Mufahras li Alf±§ al-¦ad³£ al-Nabawiy, Juz. IV, h. 269.

Ahmad juz 2 halaman 254.

Sedangkan penelusuran dengan program Maktabah Sy±mil didapatkan informasi bahwa selain pada Musnad Ahmad, hadis juga ada pada Majma’ al-Zaw±id. 172

b. I’tib±r Sanad

Penelusuran di atas membuktikan bahwa hanya satu ada satu sumber dalam Kutub al-Tis’ah. Kemudian tidak ditemukan sy±hid pada tingkat sahabat dan mut±bi’ pada tingkat t±bi’. Sahabat dan t±bi’

yang meriwayatkan adalah Abµ Hurayrah dan Ibnu Syih±b. Adapun lafal periwayatan yang digunakan ¥adda£an±, dan ‘an. Berikut rentetan sanad hadis yang dimiliki.

Skema Sanad 4 َ�ﲅ َﺳَو ِﻪْﯿَﻠَ� ُ ��ا �ﲆ َﺻ ِ ��ا ِلﻮ ُﺳَر

َةَﺮْ�َﺮُﻫ ِﰊ��

ٍبﺎَﻬ ِﺷ ِﻦْ�ا

ٌﻞْ�َﻘُﻋ

ٌﺚْﯿَﻟ

ٌجﺎ��َﺣ

ﻞﺒ�ﺣ ﻦ� ﺪﲪٔ� ﺮﻜ� ﰊا ﻦ� ﻦ��ا رﻮﻧ ﻦﻋ

ﻦﻋ

ﻦﻋ

لﺎﻗ

ﺎﻨﺛﺪ�

ﺎﻨﺛﺪ�

c. Kritik Sanad

Adapun sanad hadis yang akan dikritisi yaitu yang berasal dari A¥mad, yang terdiri atas 6 rawi yaitu: A¥mad, ¦ujj±j, Lay¡, ‘Uqayl,

172 Nµr al-D³n bin Ab³ Bakrin, Majma’ al-Zaw±id Wa Manbu’ al-Faw±id, Juz 1,(D±r al-Fikr: Bairµt, 1992), h. 170.

Ibnu Syih±b, dan Abµ Hurayrah. Berikut biografi dan kritik ulama pada perawinya:

1) A¥mad ibn ¦anbal

Telah dijelaskan pada hadis sebelumnya 2) ¦ajj±j

¦ajj±j bin Mu¥ammad, nama kunniyahnya ialah Abµ Mu¥ammad, mantan budak Sulaiman bin Muj±lid yang bertempat tinggal di Bagdad173 dan juga pernah berdomisili di Sy±m. Meninggal di Bagdad pada rabiul awal tahun 206 H.174

Diantara gurunya al-Lai£, Su’aibah, dan Yµnus.175 Sedangkan muridnya antara lain adalah Ahmad bin Hanbal, Ibn Mu’³n, dan Yµsuf bin Muslim.176

Imam Ahmad menilainya "Abit dan berkualitas hadisnya, begitu pula Jurayj menilainya ¡a¥i¥ul al-akh©i. Ya¥ya ibn Ma’in juga menilainya lebih ia sukai disbanding Abµ ‘A±¡im. ‘Al³ iibn al-Madin³ dan Nasa’i juga menilainya £iqah. Secara umum ulama menilainya

£iqah, ada pula yang menilainya £iqah £abit dan tidak bercampur hadisnya.177

Dalam dokumen Erwin Hafid (Halaman 82-88)