ANAK USIA DINI
B. Kritik Hadis
5) Ibn Syih±b
Nama lengkapnya adalah Mu¥ammad bin Muslim bin ‘Ubaidillah bin ‘Abdullah bin Syih±b bi ‘Abdull±h bin al-Hari£ bin Zuhrah bin
D±r ¢ad±r, 1994), h. 127.
179 Mu¥ammad bin Jal±l al-D³n al-Mukarram Ibn Man§µr, °abaq±t al-Fuqah±’, Juz 1, (Cet. I; D±r al-R±id al-‘Arab³, 1970), h. 78.
180 Yµsuf bin al-Zak³ ‘Abdi al-Ra¥m±n Abµ al-¦ajj±j al-Mizzi, Tah©³b al-Ikm±l, Juz 24, (Cet. I; Bairµt: Muassasah al-Ris±lah, 1980), h. 258.
181 ‘Umar bin A¥mad Abµ ¦af¡ al-W±’i§, T±r³kh Asm±’ al-¤iq±t, Juz 1, (Cet. I;
Bairµt: Muassasah al-Ris±lah, 1984), h. 196.
182 Mu¥ammad bin A¥mad bin ‘U£m±n, Ta©kirah al-¦afi§, Juz 1, h. 161.
183 Yµsuf bin al-Zak³ ‘Abdi al-Ra¥m±n Abµ al-¦ajj±j al-Mizzi, Tah©³b al-Ikm±l, Juz 20, h. 224 dan
184 Yµsuf bin al-Zak³ ‘Abdi al-Ra¥m±n Abµ al-¦ajj±j al-Mizzi, Tah©³b al-Ikm±l, Juz 20, h. 224 dan
Kal±b al-Madaniy,185 lahir pada tahun 50 H.186 Kunniyahnya adalah Abµ Bakr,187 sering kali juga disebut al-Zuhriy kadang pula disebut Ibn Syih±b, ia berdomisili di Sy±m dan berada di bukit antara Makkah dan Madinah.188 Beliau adalah salah satu imam besar sekaligus ilmuwan kota ¦ij±z dan merupakan al-Am¡±r Tabi’iy.189 Wafat pada bulan Ramadhan tepatnya tahun 124 H.190 ada pula yang mengatakan 123 H., 125H., namun yang masyhur adalah 124 H.191
Diantara gurunya adalah Abd³ Hurairah, N±fi’ bin Ab³ Anas, dan ¢±li¥ bin Sufy±n. Sedangkan diantara muridnya yaitu ‘Uqail, Yµnus, dan Ma’mar.192
Mu¥ammad ibn Sa’ad menilainya £iqah, ka£ir ¥adi£,
al-‘ilmi, dan riw±yah faq³han. Sa’id ibn al-‘aziz menyatakan bahwa ia mengikuti majelisnya selama 6 tahun. Nasa’i juga menilai bahwa diantara jalur sanad yang terbaik, jalur daru al-Zuhri salah satunya.
Sufyan ibn ‘Iynayah juga menilai hadis riwayat Zuhri paling kuat.
Dan banyak lagi pujian yang didapatkannya.193 6) Abu Hurairah
Telah dijelaskan pada hadis sebelumnya.
Paparan pada kelahiran, kematian, dan daerah tinggal para sanad rawi di atas mengindikasikan adanya pertemuan antara satu rawi
185 Al-Muzrab±niy, Mu’jam al-Syu’ar±’, Juz 1 (t.t), h. 107.
186 Al-¢ufdiy, Al-W±fiy bi al-Wafiy±t, (t.t), Juz 2, h. 99.
187 Ab³ al-¦uy±n Muslim bin al-¦ajj±j al-Naisabµriy, al-°abaq±t (al-‘Arabiyyah Sa’µdiy: D±r al-Hijrah, 1991), h. 261.
188 Ab³ Zakariyy± Ma¥yiy al-D³n bin Sy±rif al-Nawawiy, Tah§³b al-Asm±’, Juz 1 (t.t), h. 113.
189 Syams al-D³n Abµ al-Khair Mu¥ammad bin Mu¥ammad al-Juzriy al-Sy±fi’iy, G±yah al-Nih±yah f³ °ab±q±t al-Qur±’, (t.t), Juz 1, h. 392.
190 Ab³ ¦±tim bin Mu¥ammad bin ¦ibb±n bin A¥mad bin al-Tam³miy, Masy±hir al-‘Ulam±’ al-Am¡±r, (Man¡µrah: D±r al-Waf±’ li al-°ab±’ah wa al-Tauz³’, 1991), Juz 1, h. 392. Lihat juga ¦ammad bin A¥mad Abµ ‘Abdull±h al-¨ahabiy al-Damasyqiy, Al-K±syif f³ Ma’rifah Man Lah al-Riw±yah F³ al-Kutub al-Sittah, Juz 2 (Jeddah: D±r al-Qiblah al-Isl±miyah, 1992), h. 217. Lihat juga Jal±l al-D³n al-Suyµ¯iy, Al-‘Arf al-Wardiy F³ Akhb±r al-Mahdiy, (t.t), Juz 1, h. 110.
191 Mu¥ammad bin Sa’ad bin Man³’ Abµ ‘Abdull±h al-Bi¡riy al-Zuhriy, °abaq±t al-Qubr±, Juz 4, h. 177.
192 Al-Mizz³, Tah©ib al-Kam±l, juz 26, h. 420-422.
193 Al-Mizz³, Tah©ib al-Kam±l, juz 26, h. 430-435.
dengan rawi yang lain. Begitu pula dengan informasi tentang nama guru dan muridnya juga menginformasikan adanyata ketersambungan sanad ini.
Pada aspek ke-£iqah-an para rawi atau keadilannya juga tergambar dari penilaian para ulama hadis yang semua rawinya mendapatkan penilaian £iqah pada seluruh rawi yang ada dalam jalur sana tersebut.
Berdasarkan penilaian tersebut peneliti mensimpulkan kesahihan sanadnya dan bisa dilanjutkan proses kritik matan.
d. Kritik Matan
Berdasarkan penelusuran sebelumnya setelah merujuk pada kitab sumber, penulis hanya memukan dua hadis yaitu pada riwayat Ahmad bin Hanbal dan Nur D³n bin Ab³ Bakrin dalam kitab Majma’ al-Zaw±id. Sehingga dalam kajian matan ini tidak dapat dimasukkan kaedah minor terhindar dari illat karena kedua hadis tersebut mempunyai lafal yang sama. Langkah selanjutnya adalah menilai dari aspek keterhindarnya pada aspek sya©, yaitu tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat.
Salah satu langkah untuk membuktikan bahwa sebuah hadis terhindar dari sy±© adalah tidak bertentangan dengan ayat al-Qur’an.
Hadis yang penulis kaji sama sekali tidak berlawanan dengan ayat al-Qur’an, justru hadis tersebut didukung oleh ayat al-Qur’an walaupun tidak berkaitan secara langsung. Allah swt., berfirman dalam Q. S.
Al-Nahl/16: 105:
ُمُه َكِئٰٓ َلْو ُ
أَو ِۖ َّللٱ ِتٰ َيُأَِب َنوُنِمۡؤُي ل َنيِ َ لٱ َبِذَك َّ ۡلٱ يِ َتۡفَي اَمَّنِإ ١٠٥ َنوُبِذٰ َكۡلٱ
Terjemahnya:
Sesungguhnya orang-orang yang mengadakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.194
Hadis di atas juga tidak bertentangan dengan hadis yang lebih kuat, malah ada hadis dari Muslim yang mendukungnya, yaitu:
َلِئُس ْوَأ َرِئاَبَكْلا َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا ُلوُسَر َرَكَذ َلاَق ٍك
194 Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 418.ِلاَم َنْب َسَنَأ ُتْعَِس
َِبْكَأِب ْمُكُئِّبَـنُأ َلَأ َلاَقَو ِنْيَدِلاَوْلا ُقوُقُعَو ِسْفَّـنلا ُلْتَـقَو ِهَّللاِب ُكْرِّشلا َلاَقَـف ِرِئاَبَكْلا ْنَع
195
ِروُّزلا ُةَداَهَش ُهَّنَأ ِّنَظ ُرَـبْكَأَو ُةَبْعُش َلاَق ِروُّزلا ُةَداَهَش َلاَق ْوَأ ِروُّزلا ُلْوَـق َلاَق ِرِئاَبَكْلا
Artinya:
“Saya mendengar Anas bin Malik berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menyebutkan tentang dosa-dosa besar, atau ditanya tentang dosa-dosa besar, maka beliau bersabda: “Syirik kepada Allah, membunuh jiwa, durhaka terhadap kedua orang tua” lalu beliau bersabda lagi, “Maukah kalian untuk aku beritahukan tentang dosa-dosa terbesar?” beliau bersabda lagi: “Perkataan dusta, “ atau beliau berkata: “Persaksian dusta.” Syu’bah berkata, “Dugaanku yang paling kuat adalah ‘persaksian palsu’.”
Secara logika pastinya berbohong (berdusta) merupakan suatu kelakuan buruk yang merupakan dosa besar yang merusak pribadi dan masyarakat. Karena dusta adalah cacat masyarakat di seluruh zaman, maka ia menyebabkan banyak kehinaan dan keburukan dalam masyarakat itu.
Berdasarkan kritik matan di atas disimpulkan bahwa hadis di atas tidak bertentangan dengan al-Qur’an, hadis yang lebih sahih, fakta sejarah, dan akal sehat. Sehingga dalam kaidah minor yang terhindar dari sy±© dapat terpenuhi, dan hadis ini bisa dinilai sahih pada matannya. Oleh karena itu hadis ini terpenuhi aspek kriteria kesahihan sanad dan matannya yang berarti bisa dinilai sahih.
e) Perhatian
Terdapat dua hadis dalam sub bagian ini, yang mana kedua hadis tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim oleh sebab itu penulis tidak melakukan takhrij hadis pada bagian ini
f) Bijaksana
Hanya terdapat satu buah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dalam sub tema ini karena itu penulis tidak melakukan takhrij hadis
195 Muslim bin al-¦ajj±j Abµ al-¦usain al-Qusyair³ al-Nais±bµr³, ¢a¥³¥ Muslim, Juz 1, (D±r I¥y±’ al-Tur±£ al-‘Arab³, Bairµt, t. th), h. 91.
pada sub tema ini.
2. Hak dan Sifat Bawaan (tabiat) Anak Usia Dini Menurut Hadis