• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saww±r ibn Abµ Hamzah

Dalam dokumen Erwin Hafid (Halaman 105-111)

ANAK USIA DINI

B. Kritik Hadis

4) Saww±r ibn Abµ Hamzah

Nama lengkapnya Saww±r ibn D±wud al-Mazn³, gelarannya Abµ

¦amzah al-¢³raf³ al-Ba¡ar³. Tidak ditemukan informasi atas kelahiran dan kematiannya, hanya diketahui bahwa beliau berdomisili di kota Bashrah. Diantara gurunya tercatat nama ‘Amr ibn Syu’aib sedangkan diantara muridnya terdapat nama Ism±’il ibn ‘Aliah.

Berkaitan dengan keadilannnya ada beberapa informasi, Abµ

°±lib dari A¥mad menyatakan bahwa beliau adalah seorang Syekh dari Bashrah, ia la ba’sa bihi. Ibnu Hajar menilainya ¡udµqun lahu auh±m, Ibnu Ma’in menyatakannya £iqah, sedangkan Ibnu Hibb±n

228 al-Mizz³, Tah§ib al-Kam±l, juz 29, h. 186-187, dan Zahab³, al-K±syif, juz 2, h. 310.

229 Ibnu Hajar, Tah§ib al-Tah§ib, juz 10, h. 353, dan Ibnu Hibb±n, al-¤iq±t, juz 9, h. 188.

230 Biografi dan penilaian dirinya diramu dari Ibnu Hajar, Tah§ib al-Tah§ib, juz 1, h.

275-279, al-Mizz³, Tah§ib al-Kam±l, juz 24, h. 469-471, Zahab³, S³r A’l±mi al-Nubal±, juz 9, h. 107, Ibnu Hajar, Taqr³b al-Tah§³b, juz 1, h. 135.

memasukkannya dalam daftar rawi £iqah walaupun ia menyatakannya kadang ia keliru, D±raqu¯n³ menilai bahwa hadisnya tidak diikuti.231

5) ‘Amr bin Syu‘aib

Nama lengkapnya ‘Amr ibn Sy‘aib ibn Mu¥ammad ibn ‘Abdull±h bin ‘Amr ibn al-‘²¡ al-Qurasy³ al-Sahm³ (w. 118 H.). Diantara gurunya ayahnya sendiri Syu‘aib ibn ‘Abdull±h dan muridnya adalah Saww±r ibn Abµ Hamzah.

Ya¥y± bin Ma‘³n mengatakan, ‘Amr ibn Syu‘aib £iqah, demikian juga komentar dari al-‘Ijl³ dan al-Nas±’³, mereka berdua menyatakan, bahwa ‘Amr ibn Syu‘aib sebagai seorang yang £iqah. 232

6) Ab³h

Namanya, Syu‘aib ibn ‘Abdull±h bin ‘Amr ibn al-‘²¡ al-Qurasy³ Sahm³ ¦ijaz³ (diduga wafat setelah th. 80 H. pada masa al-Daulah ‘Abd. al-Malik).233 Ia merupakan pemimpin dari orang °±if pada generasi pertama. Dia meriwayatkan hadis dari kakeknya (Jaddihi) ‘Abdull±h bin ‘Amr bin ‘²s, bapaknya (Ab³h) Mu¥ammad ibn ‘Abdull±h ibn ‘Amr ibn ‘²¡, dan Mu‘±wiyah. Sedangkan yang meriwayatkan hadis darinya antara lain, Anaknya, ‘Amr ibn Syu’aib dan ‘Umar ibn Syu’aib.

Ibnu Hajar menilainya ¡udµq, dan dalam Ta¥§ib al-Ta¥§ib diutarakan bahwa ada yang berpendapat bahwa jika Syu’aib meriwayatkan dari kakeknya (‘Abdullah) maka itu sebenarnya lewat ayahnya (Mu¥ammad ibn ‘Abdullah) maka hal itu dibantahnya bahwa benar ia juga meriwayatkan langsung dari kakeknya. Demikian juga yang dikuatkan oleh Al-Mi©©³, dalam Tahzib al-Kamal, bahwa bila hadis yang diriwayatkan dari ‘Amr bin Syu‘aib dari Ab³h dari Jaddih, riwayat tersebut sahih sekaligus muttasil¸hal ini juga diiyakan oleh Bukh±r³, Abµ D±wud dan selain keduanya. Ibnu Hibb±n memasukkannya sebagai rawi

£iqah.234

231 Biografi dan penilaian dirinya diramu dari Ibnu Hajar, Tah§ib al-Tah§ib, juz 4, h.

267-268, al-Mizz³, Tah§ib al-Kam±l, juz 12, h. 236, Ibnu Hibb±n, al-¤iq±t, juz 6, h. 422, Abµ ¦±tim al-R±z³, al-Jar¥ wa al-T’dil, juz 4, h. 272. Zahab³, al-K±syif, juz 1, h. 472.

232 Al-Mi©©³, Tahz³b al-Kam±l f³ Asm±’ al-Rij±l, juz 22, h. 64-74. Al-ªahab³, Siyar, juz 5, h. 165-180.

233 Al-ªahab³, Siyar, juz 5, h.181. Al-Mi©©³, Tahz³b al-Kam±l f³ Asm±’ al-Rij±l, juz 12, h. 534-536.

234 Al-Mi©©³, Tahz³b al-Kam±l f³ Asm±’ al-Rij±l, juz, 12, h. 534, dan Ibnu Hajar,

7) Jaddih

Namanya lengkapnya ‘Abdull±h ibn ‘Amr bin ‘²¡ ibn W±’il bin H±syim ibn Su‘aid bin Sa‘d ibn Sahm bin ‘Amr bin Hu¡ais bin Ka‘b ibn Lu’ay ibn G±lib al-Qurasy³ al-Sahm³, Abµ Mu¥ammad (w. 73 H.).235

Diantara gurumya Abµ Hurairah, dan meriwayatkan hadis langsung dari Rasulullah saw. dan para sahabat, seperti Abµ Bakr

al-¢idd³q, ‘Umar bin al-Khatt±b, Abd. al-Ra¥m±n bin ‘Auf, dan ayahnya

‘Amr bin al-‘²¡, dan salah seorang murid yang meriwayatkan hadis darinya adalah Syu‘aib bin ‘Abdull±h bin ‘Amr bin al-‘²¡ (cucunya).

Abµ Hurairah ra. mengatakan tidak seorangpun yang banyak meriwayatkan hadis Rasulullah saw. melebihi riwayatku, kecuali

‘Abdull±h bin ‘Amr bin al-‘²¡, dia menuliskan hadis, sedangkan aku tidak, dan Syufay bin M±ti‘ mendengar pengakuan dari ‘Abdull±h bin

‘Amr bin al-‘²¡: Aku telah menghafalkan dari Rasulullah saw. ribuan hadis.236 Sebagai seorang sahabat beliau dinilai adil oleh ulama hadis.

Berdasarkan biografi rawi di atas dapat dipastikan terjadinya ketersambungan antara satu rawi dengan rawi yang lain, hal ini didasarkan pada rentang kelahiran dan kematian antara satu rawi dengan yang lain, kemudian pada domisili para rawi ada kesamaan seperti kota Bashrah. Dan informasi guru dan muridnya juga menjelaskan pertemuan tersebut karena saling mengkonfirmasi pertemuan itu.

Adapun penilaian ulama hadis akan hafalan dan keadilan rawinya juga terpenuhi kecuali pada rawi Saww±r ibn D±wud al-Mazn³ terdapat penolakan riwayatnya oleh D±raqu¯n³ tetapi masih banyak yang menerimanya, karena itu berdasarkan kaedah sebelumnya maka ia tetap dinilai adil karena lebih banyak yang menilainya adil. Selanjutnya hadis ini dapat dilanjutkan kritikan matannya.

d. Kritik Matan

Penelitian matan hadis dilakukan untuk melacak apakah terjadi illat sehingga peneliti membandingkan matan-matan hadis. Maka peneliti melakukan pemotongan-pemotongan hadis sebagai berikut:

Ta¥§ib al-Ta¥§ib, juz 4, h. 356.

235 Al-ªahab³, Siyar, juz 3, h. 79. Al-Mi©©³, Tahz³b al-Kam±l f³ Asm±’ al-Rij±l, juz 14, h. 357.

236 Al-Mi©©³, juz 14, h. 357

Musnad A¥mad bin ¦anbal 2 riwayat

اوغلب اذإ ةلصلاب مكنايبص اورم -1 ارشع اوغلب اذإ اهيلع مهوبرضاو اعبس عجاضلما في مهنيب اوقرفو يننس عبسل ةلصلاب مكءانبأ اورم -2 مهنيب اوقرفو يننس رشعل اهيلع مهوبرضاو عجاضلما في

Abu Dawud 1 riwayat

ِعْبَس ُءاَنْـبَأ ْمُهَو ِةَلَّصلاِب ْمُكَدَلْوَأ اوُرُم ِرْشَع ُءاَنْـبَأ ْمُهَو اَهْـيَلَع ْمُهوُبِرْضاَو َينِنِس ِع ِجاَضَمْلا ِف ْمُهَـنْـيَـب اوُقِّرَـفَو َينِنِس

Ketika melihat perbandingan antara matan satu dengan matan yang lain, dari 2 riwayat tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penggunaan lafal ketiga hadis tersebut, namun perbedaan itu tidak merobah arti karena lafal-lafal yang berbeda itu merupakan sinonim untuk satu pengertian, yakni Anak-anak. Ahmad bin Hanbal dari dua hadis riwayatnya, satu menggunakan lafal, مكنايبص dan satu hadis menggunakan lafal, مكئانبأ, sedangkan Abu Dawud menggunakan lafal, مكدلوأ. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hadis ini tidak terjadi maqlµb, mudraj, mu¡a¥¥af, dan mu¥arraf.

Adapun keterhindaran dari syu©µz, sebagai syarat kesahihan matan selanjutnya yaitu dapat dilihat jika hadis ini tidak bertentangan dengan al Qur‘an. Bahkan ada ayat yang berkaitan tentang hadis anjuran memerintahkan Anak-anak untuk mendirikan salat yaitu Q.S. Taha/20: 132:

ۗ َكُقُزۡرَن ُنۡ َّ

ن ۖاٗقۡزِر َك ُلَٔ ۡسَن َل ۖاَهۡيَلَع ۡ ِبَط ۡصٱَو ِةٰوَل َّصلٱِب َكَلۡهَأ ۡرُمۡأَو ١٣٢ ٰىَوۡقَّتلِل ُةَبِقٰ َع ۡلٱَو

Terjemahnya:

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.237

Juga hadis ini tidak bertentangan dengan hadis lain yang lebih kuat, begitu pula tidak bertentangan dengan sejarah, dalam sejarah Islam tidak ditemukan adanya fakta yang menunjukkan bahwa ada

237 Depag R´, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 492.

riwayat yang menjelaskan pertentangan hadis di atas dengan sejarah, bahkan sejarah membuktikan rasulullah sendiri ketika melaksanakan salat sering diikuti oleh cucu-cucunya, Hasan dan Husain pernah naik ke pundak Rasulullah saw. Waktu sujud, dan nabi saw. tidak bangun dari sujudnya sampai cucu-cucunya ini turun dari pundaknya.

Begitu pula dengan akal sehat hadis ini tidak bertentangan. Akal sehat orang yang beriman tidak akan menolak peringatan rasulullah saw dalam hadis di atas. Perintah salat ditujukan kepada orang yang beriman yang terarah kepada hatinya, karena objek perintah salat adalah hati dan akal orang yang beriman. Dengan demikian hadis ini tidak bertentangan sama sekali dengan akal sehat. Berdasarkan kritik matan ini penulis berkesimpulan hadis ini juga sahih matannya.

Setelah melakukan kritik sanad dan matan hadis maka peneliti berkesimpulan bahwa hadis ini memenuhi kriteria kesahihan hadis, karena itu hadis ini menjadi sahih adanya.

c. Bentuk-bentuk Hukuman pada Anak Usia Dini

Pada bagian ini ditemukan hadis sebanyak 4 buah hadis, 2 yang berasal dari Bukhari dan Muslim sedangkan sisanya berasal dari Abu Dawud sebanyak 2 hadis. Kedua hadis tersebut kami takhrij. Adapun hadis yang pertama hadis dari Abu Dawud:

ِنْب ِرِمَتْعُم ْنَع - ٍرْكَب ِبَأ ُظْفَل اَذَهَو - َةَبْيَش ِبَأ اَنْـبا ٍرْكَب وُبَأَو ُناَمْثُع اَنَـثَّدَح

ِبَأ ِّمَع ْنَع ىِتَّدَج ِنْتَـثَّدَح ُلوُقَـي َّىِراَفِغْلا ٍمَكَح ِبَأ َنْبا ُتْعَِس َلاَق َناَمْيَلُس ىلص- ُِّبَّنلا ِب َىِتُأَف ِراَصْنَلأا َلَْن ىِمْرَأ اًمَلُغ ُتْنُك َلاَق ِّىِراَفِغْلا وٍرْمَع ِنْب ِعِفاَر ِمْرَـت َلَف « َلاَق .ُلُكآ َلاَق .»َلْخَّنلا ىِمْرَـت َِل ُمَلُغ اَي« َلاَقَـف -ملسو هيلع للها .

238

»ُهَنْطَب ْعِبْشَأ َّمُهَّللا« َلاَقَـف ُهَسْأَر َحَسَم َُّث .» اَهِلَفْسَأ ِف ُطُقْسَي اَِّم ْلُكَو َلْخَّنلا

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Utsman dan Abu Bakr keduanya adalah anak Abu Syaibah, dan ini adalah lafazh Abu Bakr, dari Mu’tamir bin Sulaiman, ia berkata; saya mendengar Ibnu Abu Hakam Al Ghifari, ia berkata; telah menceritakan kepadaku nenekku, dari paman Abu Rafi’ bin ‘Amr Al Ghifari, ia berkata; dahulu aku adalah anak kecil yang melempari pohon kurma milik orang-orang anshar, kemudian aku dihadapkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi

238 Abµ D±wud, Sunan Abµ D±wud, Juz 3, h. 64.

wasallam. Lalu beliau berkata: “Wahai anak kecil, kenapa engkau melempari pohon kurma?” aku katakan; aku makan, beliau berkata;

Jangan engkau melempari pohon kurma, makanlah yang terjatuh di bawahnya!” kemudian beliau mengusap kepala anak tersebut dan mengatakan: “Ya Allah, kenyangkanlah perutnya!”

a. Takhrij Hadis

Setelah penelusuran terhadap hadis terkait di atas dengan beberapa takhr³j al-¥ad³£ yakni metode lafal pertama matan hadis dengan kitab Masµ‘at A¯r±f al-¦ad³£, metode salah satu lafal matan hadis dengan menggunakan kitab al-Mu‘jam al-Mufahras li Alf±§ al-¦ad³£

al-Nabawiy, metode periwayat pertama atau sanad terakhir dengan menggunakan kitab Tu¥fat al-Asyr±f li Ma‘rifat al-A¯r±f, dengan metode tematik dengan menggunakan kitab Kanz al-‘Umm±l f³ Sunan al-Aqw±l wa al-Af‘±l dan metode status hadis dengan menggunakan kitab ¢a¥³¥ wa ¬a’³f al-J±mi’ al-¢ag³r, maka ditemukan bahwa hadis tersebut diriwayatkan dalam beberapa kitab standar, yaitu dalam kitab Sun±n Abu D±wud, Sunan Al-Turmµzi, Sunan Ibnu Majah, Musnad A¥mad, Mu¡annaf Ibn Ab³ Syaibah, Misyk±t al-Ma¡±b³¥, Mustadrak Al-¦±kim , Al-Mu’jam Al-Kab³r, Al-°abaq±t al-Kubr± dan Al-²¥±d wa al-Ma£±n³y.239

239 Abµ H±jir Mu¥ammad bin Sa’³d Basyµniy Zaglµl, Mausµ‘at A¯r±f ¦ad³£ al-Nabawiy, Juz. XI (Beirut: D±r al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th.), h. 215; A.J. Weinsinck terj.

Mu¥ammad Fu±d ‘Abd al-B±qiy, al-Mu‘jam al-Mufahras li Alf±§ al-¦ad³£ al-Nabawiy, Juz. II, h. 310, h. 477, Juz. III, h. 60, Juz. VI, h. 387; Abµ al-¦ajj±j Yµsuf bin al-Zakiy

‘Abd al-Ra¥m±n al-Mizziy, Tu¥fat al-Asyr±f li Ma‘rifat al-A¯r±f, Juz. IX (Cet. II; Beirut:

al-Maktab al-Isl±miy, 1403 H/1983 M), h. 163-164; ‘Al³ al-Muttaq³ ibn ¦is±m al-D³n al-‘Ind³ al-Burh±n al-Faur³, Kanz al-‘Umm±l, juz 9, h. 263; ‘Al³ al-Muttaq³ ibn ¦is±m al-D³n al-‘Ind³ al-Burh±n al-Faur³, Kanz al-‘Umm±l f³ Sunan al-Aqw±l wa al-Af‘±l, juz 9, h. 266; Mu¥ammad N±¡ir al-D³n Al-Alb±niy>, ¢a¥³¥ wa ¬a’³f al-J±mi’ al-¢ag³r (t.tp: Al-Maktab al-Isl±m³y, t.th), h. 1437; Sulaim±n bin Asy‘a£ Abµ D±wud Al-Sajist±n³ al-‘Azd³, Sunan Abµ D±wud, Juz 2 (t.t.: D±r al-Fikr, t.th.), h. 45; Mu¥}ammad bin

´<s± Abµ ‘´s± Al-Turmµz³y Al-Salam³y, Al-J±mi’ Al-¢a¥³¥ Sunan al-Turmµzi, Juz. III (Beirµt: D±r I¥y± al-Tur±£ al-‘Arab³y, t.th.) h. 584; Mu¥ammad bin Yaz³d Abµ ‘Abd Allah al-Qazw±in³y, Sunan Ibnu M±jah, Juz 2 (Beirµt: D±r al-Fikr, t.th.), h. 771; Abµ

‘Abd Allah A¥mad bin Mu¥ammad bin ¦anbal bin Hil±l bin Asad Al-Syaib±n³, Musnad al-Im±m A¥mad bin ¦anbal, Juz 5 (Cet. I; Beirµt: ‘²lim al-Kutub, 1419 H /1998 M), h. 31; Abµ Bakr ‘Abdullah bin Mu¥ammad bin Ab³ Syaibah Al-Kµfi, Al-Mu¡annaf fi al-A¥±di£ wa al-²£±r, Juz. IV (Cet. I; Riy±«: Maktabah Al-Rusyd, 1409 H), h. 294;

102

Jika takhrij ini dibatasi pada yang terdapat dalam Kutub al-Tis’ah maka ditemukan 4 jalur periwayatan, antara lain, Sun±n Abu D±wud, Sunan al-Turmµ©i, Musnad A¥mad dan Sunan Ibnu M±jah yang masing-masing 1 jalur periwayatan. Jadi jumlahnya secara keseluruhan adalah 4 jalur periwayatan.

b. I’tib±r Sanad

Dari 4 jalur periwayatan yang berasal dari Kutub al-Tis’ah tersebut tidak terdapat sy±hid karena pada level sahabat hanya ada 1 orang sahabat yang meriwayatkan hadis, yaitu R±fi’ bin ‘Amri Al-Gaff±r³y.

sedangkan mut±bi’ ada 2 orang yaitu, Jaddat Ibn Abi ¦akm Al-Gafff±r³y dan Abu ¢±le¥ bin Ab³ Jubair. Adapun lafal periwayatan/¢igat yang digunakan pada tingkatan ini adalah ¡igat ‘an.dan jalurnya bisa dilihat dalam skema sanad berikut.

Skema Sanad 7

Dari 4 jalur periwayatan yang berasal dari Kutub al-Tis’ah tersebut tidak terdapat sya>hid karena pada level sahabat hanya ada 1 orang sahabat yang meriwayatkan hadis, yaitu Ra>fi’ bin ‘Amri Al-Gaffa>ri>y. sedangkan muta>bi’ ada 2 orang yaitu, Jaddat Ibn Abi H{akm Al-Gafffa>ri>y dan Abu S{a>leh} bin Abi> Jubair. Adapun lafal periwayatan/S{ig}at yang digunakan pada tingkatan ini adalah s}igat ‘an.dan jalurnya bisa dilihat dalam skema sanad berikut.

c. Kritik Sanad

Riwayat Abu> Da>wud ini memiliki 7 rawi yaitu: Abu> Da>wud, Us\ma>n dan Abu> Bakr, Mu’tamar ibn Sulayma>n, Ibnu Abi> H{akim al-Gifa>ri>, Jaddati, ‘Ammi Abi> Ra>fi’ ibn ‘Amru al-Gifa>ri>. Berikut biografi dan kritik ulama pada perawinya:

Dalam dokumen Erwin Hafid (Halaman 105-111)