ANAK USIA DINI
B. Kritik Hadis
6) Ibnu Umar
Nama lengkap:Abdullah Ibnu Umar Ibnu Khatt±b Kurasyi al-Adawi.216 Riwayat: Wafat pada tahun 73-74 H. dari kalangan sahabat.
Negeri yaitu madina. Kunniyah yaitu Abduh Rahman. Ia adalah saudara Hafsah dan ibunya bernama Zainab bin Mazmµn, dia termasuk orang yang lebih dahulu masuk islam bersama dengan bapaknya ketika ia masih kecil belum balig dan hijrah ke madinah bersama ayahnya pada usia 10 tahun dan ikut serta dalam perang khandak pada usia 15 tahun setelah sebelumnya dia ditolak oleh rasulullah untuk ikut serta dalam beberapa peperangan karena usianya yang masih muda.217 Ia juga digelari oleh sahabat nabi sebagai al-Mukhsiruna fil-Hadis.218 Sebagai seorang shabat beliau sudah dianggap sebagai adil.
Mengamati keterangan-keterangan periwayat di atas, maka dapat disimpulkan adanya ketersambungan periwayat dari sahabat sampai ke mukharrij, hal ini bisa dilihat pada biografi kelahiran dan kematian mereka yang mengindikasikan pertemuan itu, demikian pula dengan domisili para rawi yang sama.
Para rawi juga dinilai adil oleh para kritikus hadis, hal ini mengindikasikan kuat terpenuhinya kriteria kesahihan hadis. Dengan keterangan ini maka hadis di atas bisa dilanjutkan kritik matannya untuk memenuhi unsur kesahihan pada semua aspeknya.
d. Kritik Matan
Berikut 3 redaksi hadis yang dimiliki hadis di atas:
Musnad A¥mad
ِهِدَلَو ْنِم ىَفَـتْـنا ْنَم
ُهَحَضَف اَيْـنُّدلا ِفي ُهَحَضْفَـيِل ىَلَع ِةَماَيِقْلا َمْوَـي ُهَّللا
ٌصاَصِق ِداَهْشَْلأا ِسوُءُر
ٍصاَصِقِب
Mu’jam al-Wasi¯ da-lam kitab al-Tabr±ni
هدلو نم ىفتنا نم ةحضف ايندلا في هحضفيل سوؤر ىلع ةمايقلا موي للها صاصقب صاصق داهشلا
Mu’Jam al-Kab³r dalam kitab Tabrani
هدلو نم ىفتنا نم هحضف ايندلا في هحضفيل سوؤر ىلع ةمايقلا موي للها اصقب صاصق داهشلأا
D±r li al-Mil±y³n, juz 5 h. 278.
216 Mu¥ammad Ibn Ism±’il Abµ Abdillah al-Bukh±r³, al-T±rikh al-Kab³r, juz 5 (t.d.), h. 2.
217 Mu¥ammad Ibn Ism±’il Abµ Abdillah al-Bukh±r³, al-T±rikh al-Kab³r, juz 15, h. 332-340.
218 Syuhudi Ismail, Ulumul Hadis, (Cet.10; Proyek Perkembangan Tenaga Akademis Perguruan Tinggi Agama: Jakarta, 1993), h. 28.
Dari paparan 3 redaksi di atas ditemukan bahwa tidak ada perbedaan antara satu redaksi dengan yang lain, hal ini mengindikasikan bahwa hadis ini diriwayatkan secara lafal/riw±yah bi lafzi, karena tidak memiliki perbedaan lafal pada matannya. Berarti riwayat ini tidak ber-‘illah, yaitu tidak maqlµb (tidak mengalami pemutar balikan lafal), tidak mudraj (tidak mengalami sisipan atau penambahan baik dari matan hadis lain maupun dari periwayat), tidak ada ziy±dah (lafal tambahan), tidak Mu¡a¥¥af (mengubah redaksi suatu kalimat sehingga makna yang dikendaki semula menjadi berubah), dan tidak Muharraf (terjadi perubahan syakal, sedangkan hurufnya masih tetap).
Sedangkan ketiadaaan syaz juga bisa dilihat saat hadis ini tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, seperti al-Qur’an, bahkan hadis tersebut di perkuat dengan dalil dari Q. S. Al-Hujuraat/49: 12, yaitu ;
َو ۖٞمۡثِإ ِّنَّظلٱ َضۡعَب َّنِإ ِّنَّظلٱ َنِّم اٗيرِثَك ْاوُبِنَتۡجٱ ْاوُنَماَء َنيِ َّلٱ اَهُّي َ أٰٓ َي
َلُكۡأَي نَأ ۡمُكُدَحَأ ُّبِ ُيَأ ۚا ًضۡعَب مُك ُضۡعَّب بَتۡغَي َلَو ْاوُسَّسَ َت َل ١٢ ٞميِحَّر ٞباَّوَت َ َّللٱ َّنِإ َۚ َّللٱ ْاوُقَّتٱَو ُۚهوُمُتۡهِرَكَف اٗتۡيَم ِهيِخَأ َمَۡل
Terjemahnya:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.219
Memang pada kenyataannya untuk mencegah perbuatan dan sifat tercela sangat berat godaannya. Tetapi Allah sudah memberikan akal untuk memilih, yang paling penting niat dan ikhtiar merupakan hal
219 Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 847.
yang wajib. Maka dari itu, apabila ada saudara muslim disekeliling yang suka menceritakan kejelekan, maka kewajiban kita mengingatkan dan mencegahnya. Menceritakan aib orang lain adalah termasuk dosa besar dan termasuk maksiat yang paling tersebar dikalangan kaum muslimin.
Juga terdapat hadis mendukung makna hadis di atas yaitu:
ُهُمِلْسُي َلَو ُهُمِلْظَي َل ِمِلْسُمْلا وُخَأ ُمِلْسُمْلا َلاَق َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا َلوُسَر َّنَأ
ُهَّللا َجَّرَـف ًةَبْرُك ٍمِلْسُم ْنَع َجَّرَـف ْنَمَو ِهِتَجاَح ِفي ُهَّللا َناَك ِهيِخَأ ِةَجاَح ِفي َناَك ْنَمَو وُبَأ َلاَق ِةَماَيِقْلا َمْوَـي ُهَّللا ُهَرَـتَس اًمِلْسُم َرَـتَس ْنَمَو ِةَماَيِقْلا ِمْوَـي ِبَرُك ْنِم ًةَبْرُك ُهْنَع
َرَمُع ِنْبا ِثيِدَح ْنِم ٌبيِرَغ ٌحيِحَص ٌنَسَح ٌثيِدَح اَذَه ىَسيِع
Artinya:
“bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzhalimi dan tidak menganiyanya. Barangsiapa yang menolong kebutuhan saudaranya, maka Allah akan senantiasa menolongnya. Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim maka Allah akan menghilangkan kesusahan-kesusahannya pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.” Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih gharib dari Hadits Ibnu Umar.220
Secara fakta sejarah dan logika hadis ini sama sekali tidak bertentangan dengan hal itu. Karena inti dari hadis ini adalah tentang perintah menutupi aib anak dan itu memang cukup baik untuk membantu psikologi anak.
Berdasarkan kritik sanad dan matan yang dilakukan di atas maka hadis ini dinilai sahih karena terpenuhi kriteria kesahihan hadis, dan hal ini sejalan dengan penilaian al-Alb±ni menyebutkan bahwa hadis ini sahih.221
220 Abu Abd. Al-Rahm±n A¥mad Ibn Syu’aib al-Nas±’i, Kit±b al-Sun±n al-Kubr±, Juz 4 (Cet. I; Beirut, Libanon: Muassasat al-Ris±lah, 1491 H/ 2001 M), h.34.
221 Nasr al-D³n al-B±ni, al-Silsilah al-¢¥a¥ihah,} juz 10, h. 23.
b. Tadarruj/berangsur-angsur
Ada satu buah hadis yang telah ditemukan pada sub bagian ini yaitu hadis riwayat Ibnu Dawud yang berkenaan dengan perlunya proses pembinaan yang berangsur-angsur, tidak dengan cara instan, tanpa melalui proses pelatihan. Yaitu:
وُبَأ َلاَق َةَزَْح ِبَأ ٍراَّوَس ْنَع ُليِعَْسِإ اَنَـثَّدَح َّيِرُكْشَيْلا ِنْعَـي ٍماَشِه ُنْب ُلَّمَؤُم اَنَـثَّدَح
ِهيِبَأ ْنَع ٍبْيَعُش ِنْب وِرْمَع ْنَع ُِّفيَرْـيَّصلا ُِّنَزُمْلا َةَزَْح وُبَأ َدُواَد ُنْب ُراَّوَس َوُهَو دُواَد
ْمُهَو ِة َلَّصلاِب ْمُكَد َلْوَأ اوُرُم َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا ُلوُسَر َلاَق َلاَق ِهِّدَج ْنَع
ِع ِجاَضَمْلا ِفي ْمُهَـنْـيَـب اوُقِّرَـفَو ٍرْشَع ُءاَنْـبَأ ْمُهَو اَهْـيَلَع ْمُهوُبِرْضاَو َينِنِس ِعْبَس ُءاَنْـبَأ
ُهاَنْعَمَو ِهِداَنْسِإِب ُّ ِنَزُمْلا ٍراَّوَس ُنْب ُدُواَد ِنَثَّدَح ٌعيِكَو اَنَـثَّدَح ٍبْرَح ُنْب ُرْـيَهُز اَنَـثَّدَح
َقْوَـفَو ِةَّرُّسلا َنوُد اَم َلىِإ ْرُظْنَـي َلَف ُهَي ِجَأ ْوَأ ُهَدْبَع ُهَمِداَخ ْمُكُدَحَأ َجَّوَز اَذِإَو َداَزَو
َثيِدَْلحا اَذَه ُّيِسِلاَيَّطلا َدُواَد وُبَأ ُهْنَع ىَوَرَو ِهِْسا ِفي ٌعيِكَو َمِهَو دُواَد وُبَأ َلاَق ِةَبْكُّرلا
222ُِّفيَرْـيَّصلا ٌراَّوَس َةَزَْح وُبَأ اَنَـثَّدَح َلاَقَـف
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Mu`ammal bin Hisyam Al-Yasykuri telah menceritakan kepada kami Isma’il dari Sawwar Abu Hamzah berkata Abu Dawud; Dia adalah Sawwar bin Dawud Abu Hamzah Al-Muzani Ash-Shairafi dari Amru bin Syu’aib dari Ayahnya dari Kakeknya dia berkata; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya.” Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Waki’ telah menceritakan kepadaku Dawud bin Sawwar Al-Muzani dengan isnadnya dan maknanya dan dia menambahkan; (sabda beliau): “Dan apabila salah seorang diantara kalian menikahkan sahaya perempuannya dengan sahaya laki-lakinya atau pembantunya, maka janganlah dia melihat apa yang berada di bawah pusar dan di atas paha.” Abu Dawud berkata;
Waki’ wahm dalam hal nama Sawwar bin Dawud. Dan hadits ini telah diriwayatkan oleh Abu Dawud Ath-Thayalisi, dia berkata;
222 Abµ D±wud, Sunan Ab³ D±wud, Juz 1, h. 239.
Telah menceritakan kepada kami Abu Hamzah Sawwar Ash-Shairafi.
a. Takhrij Hadis
Takhrij dengan lafal
قرف
223 dengan menggunakan kitab Mu‘jam al-Mufahras li Alf±§ al-¦ad³£ al-Nabaw³ didapatkan informasi bahwa hadis ini berada pada dalam kitab ini Sunan Ab³ D±wud kitab Shalat, bab 26, dan Musnad A¥mad pada juz 11 halaman 6689 dan 6756.Sedangkan melalui 2 aplikasi pencarian hadis pada Kitab 9 Imam Hadits, dan Maktabah Sy±milah didapatkan informasi bahwa selain dari dua kitab sumber di atas juga didapatkan hadisnya pada kitab selain Kutub al-Tis’ah yaitu Sunan Bayh±q³, Daraqu¯n³, dan Ab³ Syaibah.
b. I’tibar Sanad
Pada i’tibar sanad ini hanya mengfokuskan pada sanad hadis yang terdapat dalam Kutub al-Tis’ah. Sebagaimana telah disebutkan di atas, hadis tersebut hanya ditemukan dalam al-Kutub al-Tis’ah sebanyak tiga riwayat. Ketiga hadis ini terdapat dalam Musnad Ahmad bin Hambal dua riwayat, dan satu riwayat ditemukan dalam Sunan Abi Daud.
Dari tiga riwayat tersebut perawi yang meriwayatkan dari Rasulullah hanya satu orang yaitu Abdullah ibn ‘Amar ibn al-‘As ra.
dan level setelah sahabat juga hanya satu perawi yang meriwayatkan yaitu Syu’aib ibn Muhammad ibn Abdullah ibn ‘Amar ibn al-‘As (dia dinasabkan kepada kakeknya, Abdullah ibn ‘Amar ibn
al-‘As). Sehingga hadis ini dianggap tidak memiliki s±¥id dan mut±bi’.
Adapun lafal periwayatan yang digunakan ¥adda£an±, ‘an dan q±l±.
Berikut skema sanad yang dimiliki.
223 A.J. Wensinck Diterjemahkan oleh Mu¥ammad Fu±d ‘Abd. al-Baqi, al-Mu’jam al- Mufahras li al-f±zh al- ¦ad³£ al-Nabaw³, juz 5 (Bar³l; Laedan, 1936), h. 129.
Skema Sanad 6
اوﺮﲻ ﻦ� ﷲﺪﺒﻋ
ﷲﺪﺒﻋ ﻦ� ﺐﯿﻌﺷ ﺐﯿﻌﺷ ﻦ� اوﺮﲻ ةﺰﲪ ﰊٔ� دواد ﻦ� راﻮﺳ ﻢﺴﻘﻣ ﻦ� ﲓﺣﺮ�ٕا ﻦ� ﻞﯿﻋﲈﺳٕا
ﻦﲪﺮﻟاﺪﺒﻋ ﻦ� ﺪﶊ مﺎﺸﻫ ﻦ� ﻞﻣﺆﻣ ﻊﯿ�او
ﺪﲪٔ� دواد ﰊا ﲍﺳ ﺪﲪٔ�
ﲅﺳو ﻪﯿﻠ� ﷲ ﲆﺻ ﷲ لﻮﺳر
ﺎﻧﺛدﺣ ﺎﻧﺛدﺣ
نﻋ لﺎﻗ
نﻋ نﻋ
نﻋ
c. Kritik Sanad
Riwayat Abµ D±wud ini memiliki 7 rawi yaitu: Abµ D±wud, Ma’mal ibn Husy±m, Ism±’il ibn Ibra¥³m, Saww±r ibn D±wud, ‘Amru ibn Syu’aib, Syu’aib ibn ‘Abdullah dan Ibnu ‘Umar. Berikut biografi dan kritik ulama pada perawinya: