Tabel Unjuk Kerja Individu
B. Air permukaan
Air permukaan adalah wadah air yang terda- pat di permukaan bumi. Bentuk air permukaan meliputi sungai, danau, dan rawa.
b. Air tanah dalam (air artesis)
Air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di
dalam tanah, di antara dua lapisan batuan kedap
air (impermeable).
Lapisan di antara dua lapisan kedap air terse- but dinamakan lapisan akuifer. Lapisan tersebut da- pat menampung banyak air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut mata air
artesis. Air artesis dapat diperoleh melalui penge-
boran. Sumur pengeborannya disebut sumur artesis. Untuk memahami perbedaan air freatis dan artesis, perhatikan gambar 4.5.2 berikut ini!
Gambar 4.5.3
Air tanah yang muncul sebagai geyser
Sumber: Oxford Ensiklopedi Pelajar
sumur pengeboran Padas permeable padas imper- meable pipa sumur air bawah tanah bertekanan padas impermeable permukaan air air sumur air di padas padas impermeable Gambar 4.5.2
Air dangkal dan air dalam
Ciri umum sungai hujan adalah meluap pada musim hujan dan kering (sedikit air) pada mu- sim kemarau.
Sungai gletser yaitu sungai yang airnya berasal
dari gletser atau bongkahan es yang mencair. Sungai gletser di Indonesia misalnya bagian hulu Sungai Memberamo di Papua. Salju yang mencair berasal dari puncak Jaya Wijaya.
Sungai campuran yaitu sungai yang airnya bera-
sal dari hujan dan salju yang mencair. Contoh sungai campuran di Indonesia adalah bagian hilir Sungai Memberamo di Papua.
Sungai permanen yaitu sungai sungai yang airnya
relatif tetap. Di Indonesia, sungai permanen ter- dapat di Sumatera, Kalimantan, dan Papua Su- ngai permanen dimanfaatkan sebagai sarana transportasi.
Sungai periodik yaitu sungai dengan volume air
tidak tetap. Pada musim kemarau airnya sedi- kit, sedang pada musim hujan airnya banyak. Sungai periodik banyak terdapat di wilayah Nusa Tenggara dan Pulau Jawa.
a. Sungai
Sungai adalah air hujan atau mata air yang me-
ngalir secara alami melalai suatu lembah atau di antara dua tepian dengan batas jelas, menuju tem- pat lebih rendah (laut, danau, atau sungai lain).
1. Bagian-bagian sungai
Sungai terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian
hulu, bagian tengah, dan bagian hilir. Arah aliran sungai adalah dari hulu ke hilir.
Bagian hulu sungai, terletak di daerah yang re-
latif tinggi sehingga air dapat mengalir turun. Derasnya aliran air dari hulu menyebabkan terjadinya pengikisan dasar sungai pada dae- rah yang dilalui sehingga sungai menjadi ter- jal.
Bagian tengah sungai, terletak pada daerah yang
lebih landai. Aliran airnya tidak begitu deras sehingga pengikisan dasar sungai rendah. Pengikisan lebih banyak terjadi pada dinding sungai. Akibatnya pada daerah ini dijumpai kelokan-kelokan (meander) sungai.
b. Danau
Danau adalah lekukan atau cekungan di permu-
kaan bumi yang terisi air. Air danau berasal dari sungai, curah hujan, mata air, dan air tanah.
Menurut terjadinya danau dibedakan menjadi danau tektonik, danau vulkanik, danau karst, da- nau glasial, bendungan, dan danau buatan.
1. Danau tektonik
Danau tektonik terjadi karena peristiwa tekto- nik, berupa penurunan sebagian permukaan bumi sehingga terbentuk cekungan yang kemudian terisi oleh air hujan.
Contoh danau tektonik di Indonesia adalah Da- nau Singkarak dan Danau Ranau di Sumatera ser- ta Danau Poso, Danau Tempe, dan Danau Towuti di Sulawesi.
2. Danau Vulkanik
Danau vulkanik terjadi karena letusan gunung api yang menghilangkan sebagian kerucut atau dinding kawah. Danau vulkanik dibagi dua:
Bagian hilir sungai, terletak di daerah landai dan
sudah mendekati muara sungai (laut/danau). Aliran sungai di daerah hilir relatif lambat. Arah pengikisan ke samping. Pada bagian hilir sebagian hasil pengikisan di daerah hulu dan tengah akan diendapkan dan sisanya terbawa ke laut.
2. Jenis-jenis sungai
Keberadaan sebuah sungai dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Tinggi rendahnya curah hujan serta penguapan oleh sinar matahari memenga- ruhi jumlah air dalam sungai. Jika di daerahmu terdapat sungai, coba perhatikan apakah keting- gian permukaan sungai selalu tetap atau berubah- ubah pada setiap musim.
Menurut asal atau sumber airnya sungai dapat dibedakan menjadi sungai hujan, sungai gletser, dan sungai campuran. Menurut volume airnya, dibe- dakan atas sungai permanen dan sungai periodik.
Sungai hujan yaitu sungai yang airnya berasal
dari hujan, secara langsung atau tidak lang- sung. Sebagian besar sungai di Indonesia ter- golong sungai hujan.
Gambar 4.5.4
Kelokan/meander sungai
Gambar 4.5.5
Sungai Mahakam di Kalimantan
Sumber: Indonesian Heritage
Danau Kawah, terbentuk jika kawah gunung yang mati terisi air hujan dan batuan di dasar kawah tidak dapat ditembus air. Contoh: Danau Gunung Kelud (Jawa Timur) dan Danau Keli- mutu (Flores).
Danau Maar, berasal dari lubang besar yang tim-
bul akibat hebatnya letusan gunung api yang memotong permukaan air tanah sehingga akan terisi air. Contoh: Ranu Klakah di lereng Gu- nung Lamongan.
Danau karst banyak terdapat di daerah kapur, seperti Pegunungan Sewu dan Gunung Kidul (Yog- yakarta).
4. Danau glasial
Danau ini terjadi karena erosi glasial oleh gletser yang massanya terbendung pada suatu cekungan. Contoh: The Great Bear Lake di Kanada, Danau Gene- za, dan Danau Boden di Swiss.
5. Danau hempangan atau bendungan
Danau ini terjadi karena aliran sungai secara alamiah terbendung oleh lava hasil letusan gunung api sehingga airnya menggenang dan membentuk danau. Contoh: Danau Tondano di Sulawesi Utara dan Danau Air Tawar di Aceh.
6. Danau buatan
Danau buatan disebut juga waduk atau dam. Danau ini sengaja dibuat manusia dengan cara membendung sungai, menggali, atau membuat tanggul pada suatu wilayah (area). Waduk ber- fungsi untuk mengairi sawah, pembangkit tenaga listrik, dan sumber air minum.
Contoh: Waduk Jatiluhur, Saguling(Jawa Barat), Gajah Mungkur, Karangkates (Jawa Timur).
c. Rawa
Rawa adalah genangan air daratan pada ce-
kungan yang relatif dangkal dan sering ditutupi tumbuhan air. Rawa terdapat di bagian tengah dan hilir aliran sungai yang mengalir di dataran yang tingginya hampir sama dengan tinggi air sungai. Contoh: Rawa Pening (Ambarawa, Jawa Tengah).
Rawa juga terdapat di sepanjang pantai yang dipengaruhi pasang surut air laut, sehingga dina- makan rawa pantai. Misalnya di pantai timur Su- matera, pantai Selatan Kalimantan dan Papua, serta pantai Utara Pulau Jawa.
3. Danau karst (dolina)
Dolina terjadi karena pelarutan batuan kapur
yang membentuk cekungan bulat. Endapan hasil pelarutan menutupi pori-pori batuan kapur se- hingga kedap air.
Gambar 4.5.8
Terbentuknya danau vulkanik
Sumber: Ilustrasi Bagian Produksi, 2008
Gambar 4.5.10
Terbentuknya danau buatan
Sumber: Ilustrasi Bagian Produksi, 2008 Gambar 4.5.6
Terbentuknya danau tektonik
Sumber: Ilustrasi Bagian Produksi, 2008
Gambar 4.5.7
Danau Ranau di Sumatera Selatan.
Sumber: www
.visitmusi2008
Gambar 4.5.9
Danau Kelimutu di Flores.
Sumber: www
.indonesiaseoul.com
Gambar 4.5.11
Waduk Jatiluhur di Jawa Barat
4.5.3 Perairan Laut
Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah banyak dan luas yang memisahkan daratan/benua. Laut menjadi batas antara daratan/benua satu dan lainnya. Perairan laut atau perairan asin meliputi lautan, laut, selat, dan teluk. Sebagian besar lautan terletak di bumi belahan selatan.
Pengetahuan tentang laut dipelajari dalam ilmu tentang kelautan atau Oceanografi.