• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penampilannya amat bersahaja. Bila bertatap muka dengannya, tidak salah bila anda akan terke-coh. Bisa jadi anda akan menganggap dia sebagai buruh. Padahal dia salah satu orang kaya di Jogja yang mengandalkan sumber pendapatkan dari ker-tas-kertas bekas yang menurut orang lain mungkin dianggap tidak bernilai. Itulah Joko San- tosa. Bapak dua anak ini, memang bos UD Sregep yang secara khusus bergelut dalam bisnis kertas bekas.

Tidak berlebihan rasanya bila menyebut Joko Santosa sebagai pengusaha yang sukses mengge- luti bisnis kertas bekas. Dia memang menjadi salah satu pemasok besar untuk pabrik-pabrik pengolah daur ulang kertas yang berlokasi di Surabaya dan kota-kota lain di Jawa Timur.

Setiap hari. Joko mengaku berhasil meng- umpul-kan puluhan ton kertas bekas, umumnya didapat dari berbagai kantor pemerintah maupun percetakan yang ada di Jogja dan sekitarnya. Ia merasa tidak kesulitan untuk menyalurkan kertas tersebut karena sudah ada beberapa pabrik yang siap menampung-nya. “Saya sudah punya kontrak dengan beberapa pabrik pengolah kertas jadi untuk pema-saran tidak ada masalah,” kata baapak dua anak yang dibantu lebih dari 40 tenaga kerja ini.

Joko tidak mengira kertas bekas bisa men- gubah hidupannya. Sebelum menggeluti bisnis kertas, ia sudah mencoba bisnis lain termasuk penggilingan padi yang akhirnya bangkrut.

Ia mulai menggeluti bisnis kertas daur ulang se-jak tahun 1993 silam. Ia tertarik setelah kenal dengan pengusaha keturunan Tionghoa yang

telah lebih da-hulu mengeluti bisnis kertas bekas. Pengusaha ter-sebut kebetulan sering carter mobil yang dimiliki Joko Santosa untuk mengangkut ker- tas. “Dari sini-lah saya mulai tertarik karena saya lihat gampang,” katanya.

Awalnya, Joko mencari kertas bekas dari pasar ke pasar, lalu dijual ke pengusaha kertas yang telah dikenalnya tersebut. Ia menjual tabungan cincin emas seberat 10 gram yang dimilikinya.

Joko mengaku mengawali bisnis kertas dengan cara gresek dari pasar ke pasar. Ketika itu memang belum banyak yang melihat nilai ekonomi kertas bekas. Kertasa masih dianggap sebagai sampah yang tidak berharga dan harus dimusnahkan. Mak-lum ketika itu belum banyak perusahaan yang men-daur ulang kertas. Tapi seiring langkanya bahan baku bubuk pulp, kertas bekas akhirnya dilirik sebagai bahan baku menggantikan kayu pulp. Apalagi sete-lah dikembangkan teknologi daur ulang yang meng-hasilkan kertas berkualitas dari kertas bekas.

Joko memang bukan pemain pertama dalam bisnis kertas bekas untuk didaur ulang. Tapi, ia me-masuki bisnis ini pada saat yang tepat, karena keti-ka itu mulai bermunculan produsen kertas yang me-manfaat bahan baku dari kertas daur ulang. “Semula saya hanya setor ke juragan yang ada di Jogja, tapi tidak lama kemudian punya akses langsung ke pab-rik,” kata pemilik UD Sregep ini.

Bisnis Joko mulai berbinar ketika ia memiliki ide untuk membeli kertas bekas yang ada di kantor- kantor pemerintah dan swasta. Ia memang melihat potensi pasar yang cukup besar dari lembaga peme-rintah dan swasta tersebut. Kertas memang menjadi kebutuhan pokok untuk kegiatan admin- istrasi mau-pun dokumentasi.

Tapi untuk mendapatkan kertas tersebut dibu- tuhkan teknik dan kesabaran tersendiri. Maklum do-kumen kantor diklasifikasikan sebagai produk yang harus dijaga kerahasiaannya. Karenaa itulah, ba-nyak dokumen yang tidak lagi dipakai biasanya di-musnahkan dengan dengan cara dirajang atau diba-kar. Bahkan setelah dirajang kemudian dibuang ke tempat sampah karena dianggap se-

Sumber: Tabloid Peluang Usaha, 5 November 2007 Gambar 3.2.7

bagai barang yang tidak bernilai ekonomi.

Setelah yakin melihat potensi pasar yang begi-tu besar, Joko Santosa memberanikan diri untuk mendatangi dari kantor ke kantor dengan berbekal sepeda motor. Awalnya banyak kantor yang keberat-an untuk menjual kertas dokumen mereka. “Ditolak sudah biasa bagi saya,” ungkap- nya.

Meski sering ditolak, Joko tidak patah seman- gat. Ia terus mendatangi bagian yang memiliki kewenang-an untuk menjual kertas. Kesabaran ternyata mem-buahkan hasil, setelah beberapa kali ditolak, keber-untungan akhirnya berpihak kepadanya. Sebuah kantor yang biasa mengurus logistik bersedia menju-al kertas-kertas bekas kepada Joko.

Dari sinilah semangatnya terus membara. Ki- sah keberhasilan membeli kertas dari kantor Bulog ter-sebut disebarkan kepada lembaga lain, dan akhirnya ikut-ikutan menjual kertas kepada Joko. “Alhamduli-lah lama kelamaan banyak kantor yang berani men-jual kertas kepada kami,” tandasnya.

Joko mengaku mendapatkan keuntungan yang cukup lumayan dari bisnis ini. Apalagi ketika terjadi krisis moneter tahun 1998 silam. Maklum ia bisa membeli dengan harga murah tapi menjual dengan harga tinggi. Keuntungannya bisa sampai seratu- san persen lebih. Sebagai gambaran, ia membeli kertas seharga Rp 500 /kg, yang kemudian dijual- nya sehar-ga Rp 1000 kepada pabrik pendaur ulang di Suraba-ya. “Awalnya saya nunut jual dari pengusaha kertas yang ada di Jogja, tapi kemudian bisa menjual lang-sung sendiri,” tandasnya.

Tak mengerankan, Joko yang semula hanya ber-modal sepeda motor dan lima karyawan, akhirnya berhasil membeli beberapa unit mobil pengangkut. Saat ini, jumlah karyawannya men- capai 40 orang dengan jumlah kendaraan khusus pengangkut kertas 16 truk. Belum lagi mobil pribadi yang juga berhasil dibeli dari uang kertas terse- but.

Munculnya pesaing tidak membuat pasar Joko menyempit. Hanya saja diakui, banyaknya pelaku bisnis kertas daur ulang telah mengurangi margin keuntungan yang diperolehnya. Ia tidak lagi bisa men-dapatkan keuntungan yang besar, karena harga se-makin kompetitif dan tentu saja pabrik akan memilih harga yang termurah. “Margin ke- untungan tidak lagi besar,” tandasnya.

Meski membuat banyak pesaing, Joko meng- ungkapkan masih bisa menguasai pasar. Maksud- nya masih banyak kantor yang percaya kepadanya untuk menampung kertas bekas. Padahal kalau di-tilik dari harga, ia membeli dengan harga yang lebih murah dengan selisih sekitar Rp 200 diband-

ingkan dengan kompetitor lain.

Menurut Joko, faktor kepercayaan memang menjadi latar belakang kenapa banyak kantor yang menjual kertas bekas kepadanya. Ia memiliki kiat khusus untuk mendapatkan kepercayaan terse- but, dengan memberikan jaminan bahwa kertas bekas yang dibeli dari manapun akan dimasukan ke pabrik untuk didaur ulang, tidak dijual eceran kepada peda-gang lain.

Joko menyadari, kertas bekas yang dibelinya memiliki rahasia yang harus dijaga. Karena itulah ia berani menjamin rahasia tersebut dengan tidak mengobral ke konsumen umum atau pedagang ecer-an. Bukan rahasia lagi, selama ini banyak kertas bekas yang digunakan untuk kertas foto kopi maupun sebagai pembungkus produk makanan.

Masih menurut Joko, saat ini semakin banyak perusahaan besar yang mengandalkan kertas be- kas sebagai bahan baku. Beberapa diantaranya, Supar-ma dan Leces di Jawa Timur. Setiap hari ia mengaku bisa mengumpulkan 10 ton kertas bekas. Harga ker-tas tergantung jenisnya. Untuk Koran ia bisa mem-beli antara Rp1.200-1.300,- sementara kertas HVS bisa lebih mahal lagi karena mencapai Rp 1.500. Belakangan Joko juga dipercaya untuk membeli bu-ku dari beberapa percetakan besar di Jawa Tengah yang sudah tidak terpakai.

Joko menjelaskan, saat ini margin keuntungan yang diperolehnya hanya kisaran belasan persen. Karena itulah, ia lebih senang mengejar omset pen-jualan yang lebih besar. “Saat ini, bisnis kertas ma-sih cukup cerah,” tandasnya. (Sumber: Tabloid Peluang Usaha, 5 November 2007)

A. Menjawab pertanyaan

1. Siapakah Joko Santoso?

2. Apa latar belakang sampai dia memutuskan menjadi seorang pedagang kertas bekas? 3. Apakah tindakan Joko Santoso dapat dikat-

ego-rikan sebagai tindakan ekonomi? Apa alasan-mu menyimpulkan demikian?

4. Apa motif tindakan ekonomi Joko Santoso? 5. Apa prinsip ekonomi yang dipegang teguh

Joko Santoso dalam “mengejar” atau menin- gkatkan keuntungan?

6. Menurut pendapatmu, apakah kamu juga bisa menjadi seorang pengusaha sukses? Apa yang harus kamu persiapkan?

UJI STANDAR KOMPETENSI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Manusia tidak bisa hidup dan berkembang la- yaknya sebagai manusia tanpa bantuan orang lain. Kenyataan ini menunjukkan sifat manusia sebagai makhluk ... .

a. individu c. Tuhan b. sosial d. politik

2. Yang bukan merupakan faktor pendorong ma- nusia untuk hidup bersama orang lain adalah ... .

a. keinginan manusia untuk bergabung de- ngan orang lain

b. dorongan dalam diri untuk mengekspresi- kan diri

c. keinginan untuk mengembangkan ketu- runan

d. dorongan untuk hidup seorang diri 3. Gregariousness artinya ... .

a. naluri untuk bersatu b. naluri untuk berkuasa c. naluri untuk hidup bersama

d. naluri untuk mendapatkan penghargaan 4. Tindakan memenuhi kebutuhan dengan meng-

olah dan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia disebut tindakan ... .

a. politik b. individu c. ekonomi d. sosial

5. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manu- sia tidak sekadar memanfaatkan dan mengolah alam, tetapi juga mempertimbangkan tindakan ekonominya secara matang. Tindakan semacam ini disebut ... .

a. practical rationality

b. homo socialis

c. homo economicus

d. economic rationality

6. Yang bukan merupakan sumber daya manusia berikut ini adalah ... .

a. memikul barang atau benda dengan pun- dak

b. mengangkat dengan kekuatan tangan c. membeli barang dan jasa dengan uang d. menciptakan alat dengan keterampilan dan

kemampuan akal

7. Keinginan untuk memiliki dan menikmati barang dan jasa, yang pemuasannya bersifat jasmani dan rohani disebut ... .

a. kebutuhan b. kenikmatan c. kesejahteraan d. kebahagiaan

8. Di bawah ini yang merupakan kebutuhan sekunder adalah ... .

a. nasi c. baju b. rumah d. mobil

9. Ekonomi berasal dari kata oikos dan nomos. Oikos

artinya ... . a. rumah tangga

b. peraturan rumah tangga c. aturan

d. ilmu rumah tangga

10. Yang bukan merupakan faktor penyebab perbe- daan kebutuhan setiap manusia berikut ini adalah ... .

a. pendidikan b. lingkungan c. waktu dan musim d. minat

11. Manusia menjadikan prinsip ekonomi sebagai pegangan untuk ... .

a. mencapai kesejahteraan bersama b. menekan biaya sekecil mungkin c. yang penting mendapat keuntungan

d. cepat sukses dan kaya

12. Alasan atau keinginan yang mendorong manu- sia melakukan kegiatan ekonomi disebut ... .

a. prinsip ekonomi b. motif ekonomi c. politik ekonomi d. tindakan ekonomi

13. Yang merupakan tindakan atau perbuatan yang dilakukan berdasarkan prinsip ekonomi adalah ... .

a. memberi sumbangan anak yatim

b. membeli semua barang yang ditawarkan c. membelanjakan uang secara efisien

d. membeli barang-barang yang murah 14. Umumnya motif paling dasar yang menyebab-

kan manusia melakukan perbuatan ekonomi disebut motif ... .

a. mencapai kemakmuran b. mendapatkan penghargaan c. berbuat amal/sosial

d. mendapatkan kekuasaan ekonomi

15. Memperoleh hasil semaksimal mungkin dan memperkecil kerugian adalah ... .

a. motif ekonomi b. tindakan ekonomi c. prinsip ekonomi d. prinsip tindakan

16. Mendirikan panti asuhan dengan maksud un- tuk menampung anak yatim-piatu termasuk perbuatan yang didasarkan pada ... .

b. hukum ekonomi c. motif sosial d. politik ekonomi

17. Para pengusaha giat melancarkan iklan pro- duk perusahaannya lewat media cetak dan elektronik. Usaha mereka ini bermotif ... . a. mencari laba

b. kekuasaan dalam bidang ekonomi c. mendapat penghargaan

d. berbuat amal

18. Manusia berusaha memaksimalkan modal dan alat-alat yang ada untuk meraih hasil maksi-mal disebut ... .

a. perbuatan ekonomi b. motif ekonomi c. prinsip ekonomi d. peristiwa ekonomi

19. Seorang nelayan yang menjaring ikan di laut sedang melakukan kegiatan ... .

a. produksi c. produsen b. konsumsi d. distribusi

20. Ani dan Rita yang menonton konser musik kla-sik di Taman Ismail Marzuki (TIM) sedang me-lakukan kegiatan ... .

a. produksi c. distribusi b. rekreasi d. konsumsi

II. Jawablah dengan singkat!

1. Sebutkan 7 faktor pendorong manusia hidup bersama!

2. Mengapa manusia disebut sebagai makhluk ekonomi (homo economicus)?

3. Sebutkan 3 macam sumber daya dan berilah contoh masing-masing!

4. Sebutkan enam (6) faktor yang menyebabkan adanya perbedaan kebutuhan setiap orang! 5. Apa yang dimaksud dengan tindakan ekono-

mi? Jelaskan dan berilah contohnya!

6. Apa yang dimaksud dengan motif ekonomi? Jelaskan dan beri contoh!

7. Sebutkan dan jelaskan aneka macam prinsip ekonomi!

8. Sebutkan lima contoh tindakan ekonomi yang dilakukan secara tidak rasional!

9. Mengapa manusia harus bertindak secara ber- moral dalam memanfaatkan sumber daya alam yang terbatas demi memuaskan kebutuhan hi- dupnya yang tidak terbatas?

10. Sebutkan beberapa prinsip ekonomi yang harus diperhatikan dalam konsumsi! Menurutmu, apakah prinsip-prinsip itu sudah kamu terap- kan dalam hidupmu? Jelaskan!

III. Salinlah dalam lembaran kerja dan lengkapi tabel berikut!

Klasifikasikanlah kegiatan di bawah ini! Jika termasuk motif ekonomi kategori apa? Dan bila termasuk

motif nonekonomi juga kategori apa?

1. Berdagang sayur di pasar sebagai pekerjaan pokok.

2. Membuka bengkel untuk menampung ka- ryawan.

3. Ibu membuka warung sebagai kerjaan sam- bilan.

4. Perusahaan meningkatkan kualitas pro- duksi.

5. Pedagang memborong semua hasil bumi. 6. Seniman mengadakan lelang amal. 7. Siswa membuka usaha koperasi.

8. Menteri Perindustrian dan perdagangan menandatangani kesepakatan bilateral. 9. Les matematika dengan membayar mahal

supaya nilai rapor semakin baik.

10. Pedagang mengambil laba sedikit supaya jumlah penjualan meningkat.

Keterangan Kegiatan

Motif

Ekonomi Nonekonomi

Sumber: Indonesion Heritage

Lingkungan tempat tinggal manusia terdiri dari berbagai aspek yang saling terkait.