• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANCAMAN ASTEROID BAGI BUMI Bumi beresiko terkena dampak fenomena alam.

B. Sistem kepercayaan

Kehidupan kepercayaan masa prasejarah baru dimulai pada masa batu muda, sejalan dengan tingkat kehidupan mereka yang telah menetap. Sebelum masa itu, bukti-bukti adanya kehidupan kepercayaan masih sangat samar-samar. Adanya lukisan di gua-gua pada masa akhir batu tengah mungkin merupakan petunjuk adanya kehidupan kepercayaan. Lukisan-lukisan di gua-gua membe- rikan petunjuk, bahwa masyarakat pada waktu itu sudah mengenal adanya kekuatan gaib yang dianggap lebih berkuasa. Petunjuk lain dari masa sebelum kehidupan menetap ialah adanya pengu- buran mayat. Kiranya penguburan ini menunjuk- kan bahwa mereka telah menghargai kehidupan setelah mati. Mereka juga mempunyai anggapan bahwa roh orang yang sudah mati mempunyai pe- ngaruh terhadap kehidupan manusia yang masih ada di dunia ini.

Bukti-bukti tentang penguburan ditemukan di Gua Lawa (Lampung), Sodong, dan di Bukit Kerang (Sumatera Utara). Upacara yang paling mencolok adalah upacara pada waktu penguburan, terutama

bagi mereka yang dianggap tetua (sesepuh) oleh masyarakat. Tradisi mendirikan bangunan mega- litik selalu berkaitan dengan kepercayaan bahwa ada hubungan antara yang masih hidup dan yang telah mati. Bangunan batu didirikan sebagai peng- hormatan kepada roh nenek moyang dan simbol bagi kedatangannya. Bangunan-bangunan ini dite- mukan di daerah-daerah Laos, Nankin, Indonesia, Pasifik sampai Polinesia. Tradisi megalitik yang

masih hidup hingga sekarang antara lain di As- sam, Burma (suku Naga, Khori, dan Ischim), dan Indonesia (Nias, Toraja, Flores, dan Sumba).

C. Pertanian

Pola bercocok tanam dikerjakan dengan amat sederhana dan dilakukan secara berpindah-pindah menurut kadar kesuburan tanah. Hutan yang akan dijadikan tanah pertanian dibakar terlebih dahulu serta dibersihkan, kemudian ditanami umbi-umbian seperti keladi. Mereka sudah menanam suatu jenis padi liar yang terdapat di hutan dan kemudian mengetam dengan menggunakan pisau-pisau batu yang tajam.

Setelah musim panen, tanah pertanian yang sederhana tersebut ditinggalkan. Pola pertanian amat sederhana yang dilakukan secara berpindah- pindah ini ditemukan di daerah Asia Tenggara. Jenis tanam-tanaman itu pada umumnya tumbuh secara liar, tetapi ada juga yang sengaja ditanam dengan jalan memisahkan tunas-tunasnya atau dengan langsung menanam pokok-pokok batangnya.

Tanaman lain yang mungkin sudah dikenal adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang di- tanam di sawah kering yaitu dengan menaburkan biji-bijian. Perlu diingat bahwa, alam tidak sela- manya menyediakan tanah yang subur. Pada suatu ketika semua itu akan berkurang dan tanah-tanah makin habis kesuburannya. Akibatnya, tanah yang kurang subur tersebut ditinggalkan. Kemu-dian, tanah baru dibuka di tempat lain dengan menebangi hutan-hutan dan membakar semak belukar yang telah mengering. Alat-alat yang di-gunakan pada masa itu terbuat dari batu, tulang-tulang binatang, tanduk, dan kayu.

Di tempat-tempat tandus muncul industri- industri lokal yang menghasilkan alat-alat kerja un- tuk kepentingan masyarakat. Bukti-bukti ten-tang hal ini kita temukan di beberapa tempat seperti di Punung, Kendeng, Lembu, Wonogiri, sekitar Bo-gor, Purwakarta, dan di Lahat (Sumatera Selatan).

D. Bahasa

Pada masa berburu dan mengumpulkan ma- kanan, mereka selalu bergerombol. Untuk me- nangkap binatang diperlukan sikap gotong royong, alat-alat berburu, pemikiran, komunikasi, daya

ingat, kemampuan merancang, dan koordinasi otot. Hasil buruan tersebut tentu tidak habis di-makan di tempat, sehingga makanan itu harus di-bawa ke pangkalan (tempat tinggal) dan disimpan. Dalam kegiatan sosial tersebut tentu diperlukan alat ko- munikasi. Ada dugaan bahwa bahasa dalam ben- tuk sederhana sudah dipakai oleh pithecanthropus, walaupun harus dibantu dengan isyarat wajah dan anggota badan.

Timbulnya komunikasi dalam evolusi budaya dicerminkan dalam perkembangan otak dan ben- tuk tenggorokan. Bahasa sebagai alat komunikasi ma-nusia sudah mulai terbentuk pada tingkat berburu. Kemungkinan adanya bentuk-bentuk komunikasi dengan bahasa yang masih sederhana dapat di-buktikan melalui penelitian endokranial pada pi-thecanthropus. Pada tingkat homo sapiens

telah tercipta bahan yang menjadi alat komunikasi utama dalam kehidupan sosial manusia.

Hasil-hasil penyelidikan menunjukkan bahwa bahasa-bahasa yang digunakan di Kepulauan Indonesia termasuk rumpun Melayu Polinesia. Kese-rumpunan ini didasarkan atas penelitian Basic Vocabulary pada berbagai bahasa yang diperguna- kan di Kepulauan Austronesia hingga Polinesia. Bahkan, ciri-ciri keserumpunan itu dijumpai pada bahasa-bahasa Mon Khmer-Thai di daratan Asia Tenggara.

E. Pelayaran

Masyarakat prasejarah Indonesia telah menge- nal astronomi. Ilmu yang sangat membantu pada saat mereka berlayar dari pulau ke pulau dengan memakai perahu yang sangat sederhana. Pem- buatan perahu dilakukan secara gotong royong. Sebatang pohon besar yang ditumbangkan ber- sama-sama untuk keperluan pembuatan perahu dipotong-potong dengan alat batu dan disesuaikan dengan ukuran perahu yang dikehendaki. Setelah potongan batang pohon itu kering, kulitnya diku- pas dengan alat beliung dan belicung. Untuk pem- buatan rongga, dilakukan pembakaran sedikit demi sedikit. Selanjutnya perahu dihaluskan, kemudian disiapkan cadik-cadik di kedua belah sisi badan perahu.

Perahu-perahu cadik merupakan bentuk yang paling umum dikenal pada waktu itu. Perahu cadik merupakan elemen terpenting yang tidak dapat dipisahkan dari penyebaran tradisi beliung persegi dengan segala aspeknya (sosial ekonomi dan keper- cayaan).

Pada masa bercocok tanam telah muncul bentuk perdagangan yang bersifat barter. Barang-barang yang ditukarkan itu dibawa dengan jarak tempuh yang jauh melalui sungai, laut dan darat. Perahu

1. Zaman prasejarah adalah zaman sebelum sejarah atau zaman sebelum manusia me- ngenal tulisan.

2. Para arkeolog menyimpulkan bahwa manu- sia purba meninggalkan jejak berupa fosil dan artefak. Fosil adalah tulang-belulang hewan, manusia, dan tumbuh-tumbuhan yang telah membatu. Artefak adalah benda-benda pen- inggalan manusia purba yang menunjukkan tingkat perkembangan kebu-dayaannya. 3. Secara geologis, sejarah perkembangan

bumi dapat dibagi menjadi 4 periode: zaman

arkaei-kum, palaeozoikum, mesozoikum, dan

neozoikum.

4. Secara arkeologis, sejarah kehidupan manu- sia dibagi menjadi dua, yaitu zaman batu dan zaman logam.

5. Menurut tingkat kehidupan sosial ekonomi- nya, kehidupan manusia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu masa berburu dan me- ngumpulkan makanan, masa bercocok ta- nam, masa perundagian.

6. Jenis manusia purba yang ditemukan di In- donesia antara lain:

a. Meganthropus Palaeo Javanicus

b. Pithecanthropus (Pithecanthropus mojoker- tensis, Pithecanthropus robustus, Pithecan- thropus erectus).

c. Homo Soloensis

d. Homo Wajakensis

5. Para ahli arkeologi dari mancanegara yang pernah meneliti fosil-fosil manusia purba di Indonesia, antara lain: Eugene Dubois, B.D. van Rietschoten, F. Weidenreich, dan G.H.R. von Koenigswald.

6. Tata kehidupan masyarakat prasejarah di Indonesia:

a. Hidup menetap dalam suatu kelompok masyarakat atau suku yang dipimpin oleh kepala suku.

b. Memiliki sikap kegotongroyongan, keru- kunan, dan kekeluargaan. Ini sikap dasar hidup bermasyarakat.

c. Di dalam masyarakat yang lebih luas, ter-dapat kelompok-kelompok kecil yang mengkhususkan diri sebagai petani, nela- yan, pedagang, dan pengrajin.

d. Mereka melaksanakan perdagangan bar- ter untuk memenuhi kebutuhan hidup. e. Mereka percaya akan adanya kekuatan

gaib (dinamisme) dan roh-roh halus (ani- misme).

dan rakit-rakit bambu memegang peranan yang sangat penting sebagai sarana lalu lintas dan seka- ligus sebagai alat penyebaran budaya. Semenjak manusia dapat berlayar dengan perahu, jarak yang jauh dapat ditempuh dengan mudah. Sarana trans- portasi melalui jalan laut lebih menguntungkan da-ripada jalan darat. Sistem perdagangan sudah lebih berkembang menjadi perdagangan antarpu- lau, bahkan antar benua. Hal ini dapat dilihat dari ra-gam benda-benda yang ditemukan di Indonesia. Benda-benda itu memperlihatkan corak budaya dari daratan Asia Tenggara.

F. Budaya

Nilai-nilai budaya masa prasejarah dapat me- numbuhkan kesadaran nasional bagi generasi yang akan datang sehingga perlu dilestarikan. Nilai-nilai itu antara lain, sebagai berikut.

1. Gotong royong. Gagasan gotong royong sudah dikenal oleh masyarakat prasejarah. Dalam

perkembangan masalah gotong royong menja-di salah satu nilai dalam masyarakat Indonesia. 2. Musyawarah dan mufakat. Kebiasaan menda-

hulukan masyarakat untuk memecahkan ber- bagai persoalan yang dihadapi bersama serta mengenal prinsip pemilihan seseorang pemim- pin diantara mereka.

3. Persatuan dan kesatuan. Mereka memiliki rasa cinta terhadap tanah kelahiran. Nilai-nilai ini menjadi dasar bagi tumbuh dan berkembang rasa nasionalisme bagi Bangsa Indonesia. 4. Nilai persamaan. Masyarakat Indonesia telah

mengenal nilai persamaan dan tidak membe- dakan sara. Mereka memberikan bantuan bagi yang memerlukan tanpa membeda-bedakan. Coba kamu pelajari baik-baik tata kehidupan masyarakat prasejarah di atas. Apa yang menjadi keunggulan nenek moyang kita dibandingkan de- ngan tata kehidupan masyarakat zaman sekarang? Bagaimana kamu bisa menunjukkan penghargaan-

RANGKUMAN

I. Jawablah “B” jika pernyataan BENAR dan “S” jika pernyataan SALAH

1. Fosil berasal berasal dari Bahasa Latin fodere

yang artinya menggali.

2. Alat, perkakas, senjata, perhiasan dan benda- benda lainnya digolongkan sebagai fosil. 3. Dinosaurus termasuk binatang raksasa yang

hidup sejak zaman mesozoikum.

4. Daratan yang menghubungkan wilayah Indo- nesia bagian Barat dengan Asia pada zaman plestosin disebut paparan Sahul.

5. Manusia belum hidup menetap pada zaman batu muda (neolithikum).

7. Manusia purba jenis Meganthropus Palaeo Java- nicus ditemukan oleh Von Koenigswald. 8. Zaman logam di Indonesia menerima penga-

ruh dari kebudayaan logam di daratan Austra- lia.

9. Masyarakat prasejarah di Indonesia sudah mengenal astronomi dan pelayaran.

10. Gotong royong merupakan warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia sejak zaman prasejarah.

11. Bangunan megalithikum yang berbentuk ku- bur batu disebut menhir.

12. Zaman besi menandai zaman akhir masa pra- sejarah.

13. Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh Eugene Dubois.

14. Sebagai peninggalan bersejarah, artefak digu- nakan manusia di zaman dahulu sebagai alat pembayaran.

15. Masyarakat prasejarah pada masa bercocok tanam belum mengenal perdagangan barter. II. Salinlah di buku tugasmu kemudian

lengkapi dengan jawaban yang tepat! 1. Kehidupan kepercayaan pada masa praseja-rah

baru dimulai pada masa ... .

2. Fosil manusia purba jenis Pithecanthropus Erec- tus ditemukan oleh ... .

3. Zaman prasejarah adalah ... . 4. Fosil adalah ... .

5. Artefak adalah ... .

6. Secara geologis perkembangan bumi dapat dibagi menjadi 4 periode, yaitu:

a. ... .

b. ... . c. ... . d. ... .

7. Nama lain zaman batu tua adalah ... . 8. Menhir adalah ... .

9. Sarkofagus adalah ... .

10. Gua tempat tinggal manusia prasejarah di- sebut ... .

III. Jawablah dengan singkat dan tepat! 1. Sebutkan tradisi megalitik yang sampai seka-

rang masih ada di luar daerah Indonesia! 2. Sebutkan peranan wanita pada masyarakat

prasejarah!

3. Sebutkan bukti-bukti adanya penguburan mayat pada masyarakat prasejarah!

4. Sebutkan bentuk alat-alat kehidupan yang digunakan pada zaman berikut ini!

a. Logam perunggu b. Mesolithikum c. Megalithikum d. Neolithikum

7. Jelaskan perbedaan pengertian prasejarah de- ngan sejarah!

8. Jelaskan istilah di bawah ini! a. Nomaden b. Sedenter c. Food Gathering d. Fosil e. Dolmen f. Animisme g. Dinamisme h. Lingga IV. Studi Kasus

Bacalah baik-baik artikel di bawah ini dan jawablah perta-nyaan-pertanyaan yang diberikan!

MENGAGUMI KARYA PRASEJARAH