• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku manusia memenuhi ke butuhan hidupnya

Pemenuhan Kebutuhan Manusia

B. Perilaku manusia memenuhi ke butuhan hidupnya

Apakah kamu pernah mengamati kegiatan ayah dan ibumu sehari-hari? Apa saja yang mereka laku- kan? Amatilah juga kegiatan orang-orang yang ada di sekitarmu! Kebanyakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan.

Orang memenuhi kebutuhannya dengan beker- ja. Ada beranekaragam jenis pekerjaan. Meskipun demikian, tujuan pokoknya tetap satu yakni men- dapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan bekerja orang mendapatkan uang untuk membeli barang yang dibutuhkan.

Tidak selamanya manusia bergantung pada orang lain dalam pemenuhan kebutuhannya. Se- tiap orang mempunyai cara masing-masing dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam memenuhi kebutuhannya manusia memanfaatkan sumber daya yang ada, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun sumber daya mo-dal. Untuk semua itu manusia harus bekerja. Ada yang menjadi petani dengan menanam padi di sa-wah. Ada yang menjadi pedagang di pasar berjual-an segala kebutuhan hidup. Ada juga yang menjadi pegawai untuk mendapatkan uang.

Terpenuhi atau tidaknya semua kebutuhan itu, tergantung dari kemampuan kita untuk membeli barang-barang kebutuhan hidup tersebut, serta kemampuan masyarakat untuk menyediakan atau menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan. Kadang ada kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi karena kita tidak mempunyai cukup uang untuk membelinya. Ada juga barang yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat namun belum tersedia, karena kita belum mampu menghasilkannya.

Kebutuhan ialah suatu keinginan untuk memi- liki dan menikmati barang atau jasa, yang pemuas- annya bersifat jasmani dan rohani. Setiap orang mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Fak-tor- faktor yang menyebabkan perbedaan kebutuh-an itu adalah:

 Pendidikan

Orang yang berpendidikan tinggi akan memi- liki kebutuhan hidup yang lebih banyak dari-pada orang yang berpendidikan rendah. Misalnya, orang yang berpendidikan sampai dengan tingkat perguruan tinggi (mahasiswa) mempunyai kebutuhan hidup yang berbeda dengan orang yang berpendidikan sekolah da- sar saja.

 Lingkungan

Orang yang hidup di daerah perkotaan mem- punyai kebutuhan yang berbeda dengan orang yang hidup di daerah pedesaan. Ting- kat kebutuhan ini banyak dipengaruhi oleh sarana-sarana yang tersedia, seperti sarana trans-portasi, komunikasi, dan lain-lain.

 Waktu atau musim

Waktu atau musim yang berbeda antara dae-rah yang satu dengan daerah yang lainnya akan menentukan tingkat kebutuhan masyara-kat di daerah tersebut. Orang yang hidup di daerah yang memiliki empat musim akan me-miliki kebutuhan yang lebih banyak pula dari-pada orang yang hidup di daerah yang memiliki dua musim. Kebutuhan orang juga ditentukan oleh musim yang sedang dialaminya. Misalnya, kebutuhan manusia pada musim kemarau ber- beda dengan kebutuhan manusia pada musim penghujan.

 Agama

Aturan agama, kebiasaan, dan sikap hidup orang akan menentukan kebutuhan hidup ma- nusia yang satu dengan yang lainnya. Seorang yang menganut agama secara intensif tentu mempunyai kebutuhan yang berbeda diban- dingkan dengan orang yang menganut agama secara biasa-biasa atau bahkan kurang peduli dengan agamanya.

 Status sosial

Gambar 3.1.5

Perbedaan kelas sosial menentukan perbedaan kebutuhan. Kelompok band Samson ini tentu memiliki kebutuhan yang berbeda dengan masyarakat petani di Gunung Kidul, misal-

nya.

Sumber: h

t

p://www

Kedudukan sosial seseorang di dalam masya- rakat secara tidak langsung berpengaruh pada relasi yang dibangunnya. Hal ini tentu berpe- ngaruh pada kebutuhan hidupnya. Misalnya, seorang pejabat pemerintahan mempunyai ke- butuhan hidup yang berbeda dengan seorang petani, buruh, atau nelayan.

 Penghasilan

Penghasilan bisa dikatakan sebagai faktor yang penting dalam pemenuhan kebutuhan. Sema- kin tinggi penghasilan seseorang, semakin ting-gi pula tingkat kebutuhannya. Seorang majikan atau direktur perusahaan mempunyai kebu-tuhan hidup yang berbeda dengan se- orang kar-yawan atau pegawai rendahan. Kebutuhan manusia yang berupa barang mau- pun jasa itu memiliki sifat yang tidak terbatas. Ar-tinya, bila kebutuhan yang satu telah terpenuhi maka akan menimbulkan kebutuhan lainnya. Se- lain bersifat tidak terbatas, kebutuhan manusia itu bermacam-macam. Kebutuhan manusia atau masyarakat yang satu dengan yang lainnya pun berbeda-beda. Kebutuhan manusia setidak-tidak- nya tergantung pada tiga hal berikut ini.

 Kondisi atau keadaan

Kondisi atau keadaan lingkungan berpenga- ruh terhadap kebutuhan manusia. Misalnya kebutuhan manusia yang hidup di pedesaan akan berbeda dengan mereka yang tinggal di perkotaan. Begitu pula mereka yang tinggal di daerah perkotaan.

 Kehendak atau keinginan

Kebutuhan juga dipengaruhi oleh manusia yang bersangkutan. Kita jangan lupa bahwa ada orang-orang yang telah merasa puas jika kebutuhannya telah dapat dipenuhi walaupun sangat sederhana. Namun, di lain pihak ada juga orang atau masyarakat yang senantiasa belum merasa puas dengan apa yang sudah diperolehnya.

 Tingkat kebutuhan

Masyarakat yang tingkat peradabannya masih rendah pasti memilih kebutuhan-kebutuhan yang berbeda dengan masyarakat yang memi- liki tingkat peradaban yang sudah lebih maju. Setelah kamu mempelajari kebutuhan manusia, apakah yang dapat kamu simpulkan? Kesimpul- annya ialah bahwa pada dasarnya setiap orang adalah homo economicus! Ya, setiap orang adalah makhluk ekonomi. Artinya, manusia senantiasa menciptakan pola, metode, struktur, dan sistem un-tuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Di dalam pemahaman manusia sebagai homo economicus, manusia tidak hanya menyadari kebu- tuhan hidupnya, melainkan juga menyadari bagai- mana caranya agar kebutuhan hidupnya dapat ter-penuhi.

Marilah kita ulangi sekali lagi pengertian me- ngenai manusia sebagai homo economicus. Manusia disebut sebagai homo economicus, karena ia tidak ha-nya tahu dan sadar akan kebutuhan-kebutuhan hidupnya, tetapi juga tahu bagaimana caranya un- tuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya itu. Dengan demikian ia menciptakan suatu pola kegiatan, metode kerja tertentu, struktur berpikir dan bertindak sesuai dengan prioritas, dan sistem nilai-nilai tertentu dalam memenuhi kebutuhan-nya agar dapat melangsungkan hidupnya.

3.1.4 Sikap Moral dalam Meman-

faatkan Sumber Daya Alam

Bacalah kembali kisah Andi di atas! Cuplikan kisah Andi menggambarkan keadaan kita sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk ekonomi. Ber- bagai pilihan Andi sebagai pegawai negeri, sebagai sales di sebuah perusahaan tas, membuka usaha peternakan ayam, dan membuka usaha membuat tas menunjukkan usaha Andi untuk memenuhi ke- butuhan hidupnya (homo economicus).

Sementara itu, ada beberapa tindakan dan pen- dapat Andi yang menunjukkan perilaku manusia sebagai makhluk sosial sekaligus bermoral. Andi keluar dari pegawai negeri karena merasa tidak sesuai dengan keadaan di kantor. Andi menghenti- kan usaha ternak ayamnya karena lingkungan pe-ternakannya semakin padat. Andi berpendapat bahwa dalam berusaha jangan semena-mena dan hanya memikirkan keuntungan bagi diri sendiri saja. Ia juga memperhatikan karyawannya dan menganggap mereka sebagai mitra.

Thomas Robert Malthus (1766-1834), seorang ahli ekonomi, sosiologi dan perintis studi-studi po-pulasi lewat bukunya An Essay on The Principle of Population (1798) berpendapat bahwa kondisi kehi-dupan manusia akan selamanya tidak dapat diper-baiki dan akan terus mengalami kekacauan. Hal ini karena ketersediaan sumber daya alam (ter-utama sumber-sumber makanan) yang sangat ter-batas dibandingkan dengan kecepatan pertum- buhan jumlah penduduk.

Artinya, kebutuhan manusia yang tidak terbatas akan sulit dipenuhi jika laju pertambahan penduduk tidak dapat dikendalikan. Di sini Maltus menunjuk- kan suatu keadaan di mana terdapat ke-langkaan sumber daya alam yang dapat digunakan manusia

untuk memenuhi kebutuhannya. Jika ke-adaan seperti itu tidak teratasi dan terus bertam-bah, bisa saja terjadi kekacauan.

Nah, keadaan semacam ini sudah terjadi di negara kita. Kebutuhan akan Bahan Bakar Minyak dalam negeri yang begitu tinggi tidak diikuti den- gan tersedianya BBM di pasar. Produksi BBM dalam negeri rendah sehingga harus diimpor dari luar negeri. Sementara kebutuhan BBM internasional pun sangat tinggi yang menyebabkan naiknya harga jual BBM di pasar internasional. Pemerintah lalu menaikkan harga jual BBM dalam negeri, dan ini memicu demonstrasi dan protes di mana-mana. Kelangkaan BBM tidak harus terjadi jika kita semua lebih bijak dalam menggunakan BBM dan tidak terlalu tergantung pada BBM. Misalnya, bepergiaan menggunakan kendaraan umum, hemat listrik, menggunakan bahan bakar gas untuk memasak, dan sebagainya.

Pemikiran ini pernah memicu Charles Darwin untuk menyimpulkan bahwa karena sumber daya alam terbatas sementara kebutuhan manusia sela- lu tak terbatas, maka manusia akan saling bersaing satu sama lain untuk memperebutkan sumber da-ya alam yang terbatas tersebut. Dalam pemikiran Dar- win, inilah Struggle for Life, yang kuat akan berta-han hidup, sementara yang lemah akan mati.

Apakah kita akan mengalami hal seperti yang diramalkan kedua pemikir ini? Ya, kalau kita meng- eksploitasi sumber daya alam secara besar-besar-an tanpa mempedulikan keseimbangan alam dan hak orang lain yang juga membutuhkan. Yang be-nar adalah kita memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia dengan memperhatikan keseimbang-an dan kelestarian alam, kebutuhan-kebutuhan orang lain, dan kebutuhan-kebutuhan generasi yang akan datang.

Kesadaran ini membuat kita untuk tidak me- manfaatkan sumber daya alam secara berlebihan. Sebagai makhluk ekonomi kita memang harus ber- tindak ekonomi, namun tindakan tersebut adalah tindakan yang bermoral dengan mempertimbang- kan kelestarian dan keseimbangan alam, hak dan kebutuhan orang lain, serta hak dan kebutuhan ge-nerasi yang akan datang.

Bagaimana perilaku yang bermoral dalam me- manfaatkan sumber daya? Ada tiga kriteria yang sering digunakan untuk menilai perilaku kita me- manfaatkan sumber daya secara bermoral atau tidak. Kriteria itu adalah sebagai berikut.

 Memanfaatkan sumber daya harus memerhati- kan keadilan dan kesejahteraan umum.

 Tindakan kita memanfaatkan sumber daya

memperhatikan hak-hak asasi manusia.

 Tindakan kita memanfaatkan sumber daya memperhatikan kelestarian alam.

Pemanfaatan sumber daya manusia yang ber- moral memperlakukan manusia sebagai pribadi. Manusia bukan hanya tenaga kerja semata. Peman- faatan tenaga kerja manusia untuk proses produksi harus dihargai dengan imbalan yang sesuai. Untuk itu di berbagai negara, termasuk di Indonesia ada undang-undang tentang tenaga kerja yang menen- tukan upah minimum yang harus dipenuhi. Se- bagai individu, kita mempunyai kewajiban moral untuk mengembangkan potensi-potensi kita. Oleh sebab itu kita wajib mengembangkan bakat-bakat yang kita miliki. Selain itu, bekerja dengan tekun, jujur, dan sportif merupakan wujud moralitas me- manfaatkan sumber daya manusia.

Pemanfaatan sumber daya alam yang bermo-ral diwujudkan dengan memperhatikan kelesta-rian alam dan keadilan sosial. Usaha-usaha yang dilaku- kan juga harus ramah lingkungan. Di Indonesia, pemanfaatan kekayaan alam untuk kemak-muran bersama diatur dengan jelas dalam pasal 33 ayat (3) yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan diper- gunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Dibutuhkan sikap hidup yang tidak boros, yang peka dan menyadari bahaya yang akan menimpa atau membahayakan manusia jika alam dirusak hanya demi memuaskan kerakusan manusia. Kebu- tuhan memang tidak terbatas, tetapi pemenuhannya dapat diatur sehingga kita menjadi tuan dan pen- guasa atas kebutuhan kita sendiri, dan bukan malah dikuasai kebutuhan.

Gambar 3.1.6

Salah satu bentuk tindakan manusia yang tidak bermoral yaitu mencemari lingkungan dengan limbah

RANGKUMAN