• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Pembahasan

4.2.3 Analisis Hasil Penelitian Terhadap Teori

Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif kooperatif tipe

Teams Games Tournament (TGT) berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengeskplanasi dan meregulasi diri. Pada penelitian sebelumnya diperlihatkan: 1) model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT) berbantuan media question card berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS (Novianti, I Ketut dan Gede, 2017), 2) penggunaan model pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) berbasis teka-teki silang

117 berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif (Rosady, Yasinta dan Markus, 2017), 3) terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan metode pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT) berbantuan permainan dadu dengan metode pembelajaran diskusi terhadap pencapaian hasil belajar (Widayanti dan Slameto, 2016). Pembelajaran kooperatif tipe TGT sama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen, dimana pada penelitian ini variabel dependennya adalah kemampuan mengeskplanasi dan regulasi diri. Meskipun demikian, ada unsur baru yang ditemukan melalui penelitian ini yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu 1) adanya populasi penelitian yang merupakan siswa kelas V SD, 2) ada materi baru yang diteliti mengenai sistem pernapasan hewan.

Penelitian ini membuat siswa berusaha memahami pengetahuan melalui pengalaman langsung dan melalui objek yang konkret. Hal ini sejalan dengan teori Piaget pada tahap operasional konkret menyatakan oprasional konkret adalah tindakan mental anak yang bisa bolak balik dan berkaitan dengan objek yang nyata dan konkret. Operasional konkret memungkinkan anak untuk mengkoordinasi beberapa karakteristik daripada berfokus pada suatu sifat benda (Santrock, 2009: 55). Selain itu, perkembangan anak bukan hanya melalui aspek kognitif saja melainkan juga melalui aspek sosial. Vygotsky menyatakan orang lain dan bahasa memainkan peran kunci dalam perkembangan kognitif seorang anak (Santrock, 2009: 62). Sependapat dengan teori Vygotsky, perkembangan kognitif siswa dibantu dengan adanya interaksi dengan orang lain yang lebih berpengetahuan seperti guru dan teman sebaya. Guru mampu mengembangkan kemampuan kognitif siswa tersebut salah satunya melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) memiliki manfaat antara lain di dalam kelas kooperatif siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapat dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi yang di pelajari (Taniredja, Faridli, & Harmianto, 2011: 72). Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT), baik antara siswa dan guru atau siswa dengan siswa yang lain saling berinteraksi. Setiap siswa memiliki tanggung jawab, berperan dalam pembagian tugas dan tercipta interaksi serta komunikasi antar siswa. Interaksi dan

118 komunikasi ini memungkinkan terjadinya pertukaran informasi saat belajar dalam tim pada salah satu langkah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Pada langkah games dan tournament dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini terjadi karena kelompok pada meja

tournament terdiri dari siswa yang berlatar belakang dan kemampuan akademis yang berbeda. Pada penelitian ini siswa berusaha memahami pengetahuan mengenai sistem pernapasan hewan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament (TGT).

Mengeksplanasi adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan masalah, menjelaskan dan memberikan suatu alasan dari hasil pemikiran sendiri maupun orang lain tentang suatu konsep, metode, kriteria dan konteks yang digunakan dalam menarik kesimpulan (Facione, 2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) berpengaruh terhadap kemampuan mengeksplanasi siswa kelas V SD. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) siswa dapat menjelaskan analisis dan penilaian terhadap suatu permasalahan melalui gambar, memaparkan strategi yang digunakan untuk mengambil keputusan secara rasional, dan menuliskan alasan-alasan mengapa mengambil posisi atau kebijakan tertentu.

Meregulasi diri kemampuan yang secara sadar memonitor aktivitas kognitifnya sendiri, unsur-unsur yang digunakan dalam aktivitas tersebut, dan hasil-hasilnya dengan menganalisis dan mengevaluasi proses kognitif yang terjadi sehingga dapat mempertanyakan, menegaskan, atau mengoreksi cara berpikirnya sendiri (Facione, 2015 : 5). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) berpengaruh terhadap kemampuan meregulasi diri siswa kelas V SD. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) siswa dapat merefleksikan cara berpikirnya sendiri, menilai apakah ada kekeliruan dalam cara berpikir sendiri, dan memastikan apakah koreksi-koreksi tersebut dapat mengubah posisi yang dipegang sebelumnya.

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat menjadi salah satu solusi untuk membantu memecahkan masalah pendidikan di Indonesia khususnya pada bidang sains berdasarkan hasil studi

119 PISA. Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) yang bernaung pada Organization Economic Cooperation and Development (OECD). Setiap tiga tahun sekali, PISA melakukan survei untuk mengetahui sistem pendidikan dan hasil belajar siswa di berbagai Negara dengan focus mata pelajaran IPA, membaca dan matematika. Pada tahun 2009, Indonesia menduduki peringkat 57 dari 65 negara di dunia dengan skor IPA 383 (OCED, 2010: 8). Kemudian pada tahun 2012, mutu pendidikan Indonesia mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009. Pada tahun 2012, Indonesia menempati peringkat 64 dari 65 negara dengan skor IPA 382 (OCED, 2013: 5). Pada tahun 2015, Indonesia berada pada urutan ke 62 dari 70 negara dengan skor perolehan IPA 403 (OECD, 2016: 5). Hasil penelitian PISA tersebut menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia mengalami permasalahan khususnya pada mata pelajaran IPA. Hasil ini sangat memprihatinkan karena Indonesia masih berada di peringkat 10 besar terbawah. Dengan demikian, perlu adanya usaha perbaikan dalam pembelajaran IPA di sekolah. Penggunaan model pembelajaran yang membuat siswa aktif bisa menjadi salah satu usaha untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran IPA. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran IPA di Indonesia.

120

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Kesimpulan berisi hasil penelitian yang mengafirmasi hipotesis penelitian. Keterbatasan penelitian berisi kekurangan selama penelitian dilakukan. Saran berisi masukan dari peneliti untuk penelitian selanjutnya.